1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan berpembuluh yang memiliki jumlah jenis yang cukup tinggi. Keanekaragaman tumbuhan paku
di muka bumi diperkirakan sekitar 12.000 jenis Stace 1980. Keanekaragaman jenis tumbuhan paku di daerah tropis lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
subtropis Linnera et al. 2005; Bhattarai et al. 2004; Watkins et al. 2006. Kawasan Malesia merupakan daerah tropis yang terdiri atas wilayah Brunei,
Filipina, Indonesia, Malaysia dan Timor Leste, memberikan sumbangan keanekaragaman tumbuhan paku sekitar 4.400 jenis atau 30 dari total jenis
tumbuhan paku di dunia Roos 1996. Di Indonesia sedikitnya terdapat 1.500 jenis tumbuhan paku Backer dan Posthumus 1939; Winter dan Amoroso 2003.
Beberapa jenis tumbuhan paku persebaranya terbatas dan sebagian persebarannya luas. Beberapa jenis hanya dapat hidup di daerah terbuka dan
sebagian hanya dapat hidup di daerah tertutup Holttum 1966. Tumbuhan paku juga dapat hidup hampir di semua tipe ekosistem mulai dari ekosistem pantai
sampai ke pegunungan, namun penyebarannya lebih banyak di tipe ekosistem pegunungan dibandingkan dataran rendah Sastrapradja et al. 1979; Moran 2002.
Indonesia merupakan daerah yang memiliki keanekaragaman tumbuhan paku yang cukup tinggi, namun penelitian masih sangat terbatas. Tumbuhan paku
di Pulau Jawa diperkirakan sekitar 313 jenis Backer dan Posthumus 1939 hingga 500 jenis Kato 1992. Informasi tumbuhan paku untuk pulau-pulau lain di
Indonesia belum diketahui dengan baik.
Salah satu pulau di Indonesia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan cukup tinggi adalah Papua. Letak Pulau Papua di daerah tropis dan memiliki
jajaran pegunungan yang banyak merupakan faktor pendukung keanekaragaman jenis tumbuhan paku. Penelitian tumbuhan paku di Pulau Papua telah dilakukan
mulai tahun 1827 hingga tahun 2000, namun publikasi tentang keanekaragamnya masih belum lengkap Parris 2006. Selain itu, pengetahuan keanekaragaman dan
penyebaran tumbuhan pakunya masih bersifat penafsiran karena data habitat dan rincian persebaran yang tersedia sedikit.
Untuk melengkapi data keanekaragaman jenis dan menambah koleksi tumbuhan paku di Pulau Papua, maka penelitian mengenai tumbuhan paku di
Gunung Arfak dilakukan. 1.2
Perumusan Masalah
Gunung Arfak termasuk dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak terletak di wilayah Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Dengan
karakteristiknya, Pemerintah RI di tahun 1992 telah menetapkannya menjadi kawasan Cagar Alam CA Pegunungan Arfak dengan keputusan Menteri
Kehutanan No. 783Kpts-II1992 tertanggal 11 Agustus 1992. Kawasan P
egunungan Arfak membentang seluas 68.325 hektar pada koordinat 133°460’ - 134°150′ E, 1°00′ - 1°30’ S, dengan ketinggian tempat antara 15 meter hingga
2.940 meter diatas permukaan laut dpl.
2 Cagar Alam Pegunungan Arfak termasuk dalam kawasan hutan hujan tropis
dan hutan heterogen sehingga membentuk keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna yang tinggi Petocz 1987. Selain itu, kawasan ini juga memiliki
topografi bergunung dan berbukit Hastanti dan Yeni 2009.
Keanekaragaman dan penyebaran jenis tumbuhan paku di Cagar Alam Pegunungan Arfak masih bersifat penafsiran karena data habitat dan rincian
persebaran yang tersedia sedikit. Selain itu, publikasi keanekaragaman jenis tumbuhan paku di Papua New Guinea hanya terdapat dalam buku Flora Malesiana
ser II Parris 2006.
1.3 Tujuan Penelitian