2 Cagar Alam Pegunungan Arfak termasuk dalam kawasan hutan hujan tropis
dan hutan heterogen sehingga membentuk keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna yang tinggi Petocz 1987. Selain itu, kawasan ini juga memiliki
topografi bergunung dan berbukit Hastanti dan Yeni 2009.
Keanekaragaman dan penyebaran jenis tumbuhan paku di Cagar Alam Pegunungan Arfak masih bersifat penafsiran karena data habitat dan rincian
persebaran yang tersedia sedikit. Selain itu, publikasi keanekaragaman jenis tumbuhan paku di Papua New Guinea hanya terdapat dalam buku Flora Malesiana
ser II Parris 2006.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilihat dari aspek ekologi dan taksonomi. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Menjelaskan struktur komunitas tumbuhan paku yang meliputi kekayaan
taksa, keragaman, jenis-jenis dominan, pola sebaran setiap jenis dan kesamaan komposisi jenis pada tiga zona ketinggian tempat.
2. Membuat kunci determinasi dan deskripsi suku, marga dan jenis tumbuhan
paku di plot penelitian di Gunung Arfak
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pelengkap informasi dasar tentang tumbuhan paku dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengelolaan kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk menambah data koleksi tumbuhan
paku di daerah Papua. 1.5
Kerangka Pemikiran
Keberadaan Cagar Alam Pegunungan Arfak berperan penting sebagai sumber genetik dan habitat bagi berbagai hidupan liar. Kawasan ini memiliki
keanekaragaman jenis baik flora maupun fauna yang tinggi. Tumbuhan paku belum terdokumentasi secara lengkap dan dipublikasikan di kawasan ini.
Selain itu, dengan karakteristik ekosistem dari dataran rendah ketinggian 15 m hingga pegunungan ketinggian 2.940 dan memiliki ciri hutan hujan tropis
merupakan faktor pendukung tingginya keanekaragaman tumbuhan paku. Terbatasnya informasi dan publikasi tentang tumbuhan paku di Cagar Alam
Pegunungan Arfak merupakan alasan dilakukan penelitian tumbuhan paku di daerah ini. Penelitian ini difokuskan pada keanekaragaman jenis tumbuhan paku
yang meliputi kekayaan taksa suku, marga dan jenis, keragaman, jenis-jenis dominan, pola persebaran jenis, kesamaan komposisi jenis, dan penyediaan kunci
determinasi dan deskripsi suku, marga dan jenis tumbuhan paku di dalam plot penelitian di Gunung Arfak.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keadaan Umum Gunung Arfak
Gunung Arfak merupakan salah satu gunung dari Cagar Alam Pegunungan Arfak. Kawasan Pegunungan Arfak terletak di sebelah Barat Kota Manokwari
wilayah kepala burung Vogelkoop Propinsi Papua Barat. Secara geografis kawasan ini membentang antara 01° 00 sampai 01° 29 LS dan 133° 53- 134° 15
BT dengan kondisi daerah bergunung dan berbukit-bukit dengan ketinggian tempat 30-2.980 m. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.820KptsUmII1982
Pegunungan Arfak ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas 68.320 Ha dengan status cagar alam Hastanti dan Yeni 2009.
Gunung Arfak merupakan daerah berbukit dan bergunung dengan ketinggian tempat dari 100 m hingga 2.500 m. Gunung Arfak terbagi dalam tiga
zona ketinggian tempat yaitu dataran rendah dan perbukitan 100-1.000 m, basah pegunungan 1.100-2.000 m dan sub alpin 2.100-2.500 m. Masing-masing zona
memiliki karakteristik ekosistem yang dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan aktifitas manusia. Adapun karakteristik tiga zona ketinggian tempat di Gunung
Arfak sebagai berikut :
Zona I merupakan daerah dataran rendah dan perbukitan. Daerah ini sebagian besar merupakan hutan sekunder bekas perladangan. Terdapat
perkebunan kelapa sawit di ketinggian 200 m. Jenis pohon yang mendominasi zona I adalah jenis pohon hutan sekunder seperti Macaranga spp., Ficus spp.,
Pometia pinnata, Elaeocarpus sp. Kondisi suhu dan kelembapan di zona I, diperoleh rataan suhu 22,5
C dengan kisaran suhu 21,63 C-22,97
C dan rataan kelembapan 84,8 dengan kisaran kelembapan 82,65-86,95.
Zona II merupakan daerah hutan basah pegunungan. Daerah ini sebagian merupakan hutan sekunder bekas perladangan dan sebagian merupakan hutan
tertutup primer. Jenis pohon yang mendominasi zona II hutan sekunder adalah Macaranga spp., Ficus spp., Elaeocarpus sp. dan jenis pohon di hutan primer di
zona II adalah Castanopsis argentea, Dodonea viscosa, Kondisi suhu dan kelembapan di zona II, yaitu rataan suhu 19,5
C dengan kisaran suhu 18,97 C-
20,03 C dan rataan kelembapan 88 dengan kisaran kelembapan 87,06-
88,94. Zona III merupakan daerah hutan sub alpin. Daerah ini sebagian merupakan
hutan primer tertutup dengan komposisi pohon seperti Castanopsis argentea, dan diselumuti lumut yang tebal dan sebagian daerahnya merupakan hutan primer
terbuka dengan komposisi semak kecil yang menyebar luas seperti Rhododendron spp. Kondisi suhu dan kelembapan di zona III, yaitu rataan suhu 17
C dan kisaran suhunya 17
C dan rataan kelembapan 93,4 dengan kisaran kelembapan 92,51- 94,29.
2.2 Struktur Komunitas