Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :

sebagai aliran darah kesermbi yang disteni. Murmur dapat menunjukkan Inkompetensistenosis katup. 3 Palpasi nadi perifer Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan. 4 Pantau TD Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi danhipotensi tidak dapat norml lagi. 5 Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer ekunder terhadap tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapt terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena peningkatan kongesti vena. 6 Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasalmasker dan obat sesuai indikasi kolaborasi Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksiaiskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :

1 Ketidak seimbangan antar suplai okigen. 2 Kelemahan umum 3 Tirah baring lamaimmobilisasi. Ditandai dengan : 1 Kelemahan, kelelahan 2 Perubahan tanda vital, adanya disrirmia 3 Dispnea, pucat, berkeringat. Hasil yang diharapkancriteria evaluasi, klien akan : 1 Berpartisipasi pad ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri sendiri. 2 Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan. Intervensi 1 Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta. Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat vasodilasi, perpindahan cairan diuretic atau pengaruh fungsi jantung. 2 Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan pucat. Rasional : Penurunanketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan. 3 Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas. Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas. 4 Implementasi program rehabilitasi jantungaktivitas kolaborasi Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantungkonsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali, c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus menurunnya curah jantungmeningkatnya produksi ADH dan retensi natriumair. Ditandai dengan : 1 Ortopnea, bunyi jantung S3 2 Oliguria, edema. 3 Peningkatan berat badan, hipertensi 4 Distres pernapasan, bunyi jantung abnormal. Hasil yang diharapkancriteria evaluasi, klien akan : 1 Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan danpengeluaran, bunyi nafas bersihjelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema. 2 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual. Intervensi : 1 Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi. Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring. 2 Pantauhitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tibaberlebihan hipovolemia meskipun edemaasites masih ada. 3 Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut. Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis. 4 Pantau TD dan CVP bila ada Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung. 5 Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi. Rasional : Kongesti visceral terjadi pada GJK lanjut dapat mengganggu fungsi gasterintestinal. 6 Pemberian obat sesuai indikasi kolaborasi 7 Konsul dengan ahli diet. Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

d. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan menbran kapiler-alveolus.

Dokumen yang terkait

Analisis BUN Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Gagal Jantung RSUP Haji Adam Malik

2 39 64

Gambaran Penerapan Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung European Society of Cardiology Terhadap Pasien Gagal Jantung Periode Januari 2013 – Juni 2014 di RSUP H. Adam Malik

5 55 118

Karakteristik Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Riwayat Rawat Inap Ulang di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

3 57 92

Gambaran Hematologi pada Penderita Gagal Jantung yang Dirawat di Bangsal Penyakit dalam Di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011 Sampai 2012

2 42 111

Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Dirawat Di Unit Rawat Kardiovaskular RSUP H.Adam Malik Pada Tahun 2011

0 85 63

Hubungan derajat gagal jantung kronis dengan derajat anemia pada di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

0 40 45

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di RSU Herna Medan Tahun 2009-2010

0 42 100

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

2 50 132

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gagal Jantung Kongestif - Hubungan antara Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Kejadian Low T3 Syndrome

0 0 12

HUBUNGAN KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA GAGAL JANTUNG

0 1 12