3.1.2 Kondisi Umum Bendungan Sutami
Bendungan Karangkates atau yang sekarang biasa disebut dengan Bendungan Sutami terletak di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Daerah tangkapan air DTA Bendungan sutami merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai DAS Brantas. Daerah tersebut
terbentang antara 07⁰44’20” hingga 08⁰17’45” Lintang Selatan dan antara 112⁰57’55” Bujur Timur Sub BRLKT, 1996. Secara geografis terdiri atas Sub-
sub DAS : Bango, Sumber Brantas, Amprong, Lesti dan Metro. Batas administrative sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lumjang dan
Kecamatan Ampelgading dan Donomulyo; di sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kanupaten Blitar dan Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang;
sedangkan secara geografis, DTA Bendungan Sutami dikelilingi gugusan gunung. Sebelah timur terbentang pegunungan Tengger dengan puncaknya Gunung
Bromo dan pegunungan Semeru dengan puncaknya gunung Mahameru; wilayah selatan terdapat gugusan Pegunungan Kendeng Selatan; di bagian barat
terbentang gugusan Gunung Kawi dan Butak; serta di wilayah Utara terdapat gugusan Gunung Arjuno dan Anjasmoro
Bendungan yang airnya berasal dari Sungai Brantas ini mulai dibangun oleh pemerintah antara tahun 1975-1977 dengan dana sekitar US37,97 juta atau
Rp.10.093 milyar untuk dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. Untuk dapat mencapai Bendungan Karangkates relatif mudah menggunakan
kendaraan umum, karena lokasinya berada di tepi jalan raya Malang-Blitar, sekitar 35 kilometer di sebelah selatan Kota Malang atau 16 kilometer arah barat
obyek wisata Gunung Kawi. Berikut merupakan gambaran DAS Brantas
24
Gambar 3.2 Lokasi Bendung Sutami di DAS Brantas
Gambar 3.3 Tampak Atas Bendungan Sutami
Bendungan dan bendungan Karangkates yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I PJT I yang berkedudukan di Kota Malang ini mempunyai luas keseluruhan
sekitar 6 hektar. Air bendungannya hanya berasal dari Sungai Brantas yang semakin hari bertambah keruh dan kotor karena polusi. Hal ini menyebabkan
beberapa tahun yang lalu banyak ikan di Bendungan Karangkates mati karena kekurangan oksigen. Menurut Ir Tjoek Walujo Subijanto Direktur Pengelolaan
Sungai Brantas, oksigen yang menipis itu merupakan dampak dari polusi limbah cair berbahaya yang berasal dari deterjen dan limbah industri yang merangsang
berkembang biaknya tumbuhan algae.
25
Pusat Listrik Tenaga Air PLTA Sutami merupakan dua diantara sebelas unit kegiatan usaha inti dari Unit Pembangkitan UP Brantas. UP Brantas secara
keseluruhan mempunyai 25 unit pembangkit turbin dengan daya total sebesar 274.88 MW yang dapat menyediakan energi listrik 1 200 GWh per tahun. PLTA
yang dikelola UP Brantas tersebar di tujuh daerah tingkat II wilayah Propinsi Jawa Timur. Dari susunan organisasi, UP Brantas dibawah PT Pembangkitan Jawa
Bali PT PJB. UP Brantas berperan sebagai pengoperasi pembangkit untuk menghasilkan energi listrik, sedangkan harga daya listrik ditetapkan oleh PT PJB.
PT PJB selain mengelola PLTA juga mengelola Pusat Listrik Tenaga Uap PLTU. Produksi daya listrik yang dikelola oleh PT PJB untuk memenuhi permintaan
konsumen akhir di setengah wilayah Pulau Jawa dan keseluruhan wilayah Propinsi Bali. Ditinjau dari penguasaan sumberdaya untuk menghasilkan output
daya listrik dan sebaran wilayah konsumen akhir. Selanjutnya lepas dari masalah itu, yang jelas Bendungan Karangkates
memiliki tiga turbin dengan kapasitas terpasang 3x35 megawatt MW dan mampu memproduksi listrik sekitar 400 juta kwh per tahun. Selain itu,
Bendungan Karangkates saat ini juga dijadikan sebagai sarana rekreasi dan olahraga, terutama bagi masyarakat yang berasal dari Malang dan Kediri. Konon,
hijaunya pepohonan serta suasananya yang tenang, membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung ke sana, walau terkadang harus diselingi oleh bau tak
sedap dari sampah yang mengapung di bendungan.
3.1.3 Profil Bendungan Sutami A. Informasi Umum