PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

(1)

i

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

SKRIPSI

OLEH: DESI AMBARSARI

201210430311026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH: DESI AMBARSARI

201210430311026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena

hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Pemahaman Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

2. Dr. Wahyu Prihanta M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.

3. Musaffak, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

4. Kepala Sekolah SDN Kebakalan Porong Kota Sidoarjo, Serta Guru wali kelas IV SDN Kebakalan yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Ayah, ibu, adik, dan teman-teman tercinta yang senantiasa mendoakan penulis serta memberikan motivasi dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.

Malang, 29 Juli 2016


(5)

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Peryataan ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Tujuan Pembelajaran Matematika SD ... 9

2.1.1.1 Rencana Pembelajaran Matematika SD ... 12

2.1.1.2 Kemampuan Pemahaman Matematika SD ... 13

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 15

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.1.2.3 Model-Model Pembelajaran Kooperatif ... 16


(6)

vi

2.1.3 Pengertian Student Team Achivement Division (STAD) ... 18

2.1.3.1 Ciri-Ciri Pembelajaran STAD ... 19

2.1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STAD ... 20

2.1.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran STAD ... 21

2.1.4 Bangun Ruang dan Bangun Datar ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Pikir ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Prosedur Penelitian ... 33

3.4 Populasi dan Sample ... 33

3.5 Variabel Penelitian ... 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6.1 Tes ... 34

3.6.2 Dokumentasi ... 35

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 35

3.7.1 Lembar Soal Tas ... 35

3.8 Validitas Dan Reliabilitas ... 36

3.8.1 Validitas ... 36

3.8.2 Reliabilitas ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Uji prasyarat ... 38

3.9.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test ... 39


(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ... 41

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Analisis Parametrik Uji Berpasangan (Paired Samples T-Test) ... 44

4.3 Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 23

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 23

Tabel 3.1 Desain Pre Test Post Tes Control Groub Design ... 33

Tabel 3.2 Indikator Pemahaman Matematika Siswa ... 36

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Tes ... 37

Tabel 3.4 Klasifikasi Reabilitas Tes ... 38


(9)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 30


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 55

Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Pre Test-Post Test ... 66

Lampiran 3 Soal Pre Test-Post Test ... 67

Lampiran 4 Tabel Rubrik ... 70

Lampiran 5 Tabulasi Nilai Hasil Uji Coba ... 74

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 76

Lampiran 7 Tabulasi Nilai Hasil Pre Test ... 77

Lampiran 8 Tabulasi Nilai Hasil Post Test ... 78

Lampiran 9 Output Hasil Uji Prasarat ... 79

Lampiran 10 Output Hasil Uji Hipotesis ... 81


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Alam, Burhan Iskandar. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), Jurusan Pendidikan Matematika : 149-164. Yogjakarta: UNY.

Amri, Sofan & Amadi, 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bani, Asmar, 2011.Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing, SPS, UPI, Bandung, Jurnal Edisi Khusus No.1 : 12-20.

Dwi Frena(2010 ). Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaranmatematika Kelas V SD Muhammadiyah 01 Pataan (skripsi)

Heruman, 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2011. Pembelajaran Mateamatika SD. Jakarta: Universitas Terbuak.

Nasional Council of Teacher of Mathematics (NTCM). (2000). Principles standards For School Mathematich. Virginia: Http://www.nctm.org/ Priyanto, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Media Kom:

Yogyakarta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengebangkan Profesionalismen Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pratama.

Sari, Novi Triana, Dkk. 2014. Implementasi Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bernuasa Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa MTsN. Jurnal disaktif Matematika : 46-60. Banda Aceh: USK.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(12)

xii

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuanlitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Arkasa.

Sukestiyarno. 2014. Statistika Dasar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka..

Undang-undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti kegiatan dari pendidikan. Belajar mengajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk untuk membantu murid-murid agar bisa belajar dengan baik. Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagaimfasilitator. Dalam PBM sebagai besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh guru.

Pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif. Pendidikan disebut berkualitas apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua Komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, pendidik dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi atau metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi

Kurikulum yang dipakai di SDN kebakalan yaitu menggunakan kurikulum KTSP masih belum banyak menggunakan metode, model dan strategi dalam pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah


(14)

2

sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Kunandar, 2007:133). Pada pelaksanaan KTSP, guru ditempatkan sebagai fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berlangsung dengan baik. Fungsi guru sebagai fasilitator yaitu; (1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan dan proses; (2) menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa berfikir secara produktif; (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berkembang atau tidak.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan yang meiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika disekolah, undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, orangtua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika disekolah dasar merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang berikutnya, selain itu penguasaan matematika yang kuat sejak dini diperlukan untuk penguasaan dan penciptaan teknologi di masa depan.


(15)

3

Menurut Depdiknas (2006), salah satu tujuan dari pembelajaran matematika hendaknya mampu mengembangkan kemampuan pemahaman matematika siswa. Bani (2011:13) mengungkapkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Pemahaman matematika merupakan faktor yang sangat penting karena kemampuan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran yang merupakan alat ukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan guru. Siswa mampu mencapai kemampuan pemahaman matematika yang baik diperlukan suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan kondusif untuk merangsang siswa agar mampu menyerap materi dengan optimal.

Pra riset telah dilakukan, sebagian kelas IV SDN Kebakalan masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru kelas, bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika masih rendah, akibatnya nilai matematika yang diperoleh siswa selalu kurang dari KKM. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh yang diberikan oleh guru, sehingga jika siswa diberikan soal yang berbeda dimana soal tersebut memerlukan pemahaman yang lebih dalam terutama pada soal uraian. Hal ini menyebabkan siswa merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika semakin rendah. Selain itu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang diberikan guru, sehingga proses belajar-mengajar monoton dan kurang inovatif.


(16)

4

Pendidik mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena pendidik merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu, pendidik harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponen-komponen pengajaran. Pendidik yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal, oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta didik merupakan komponen pokok dan subyek didik.

Pembelajaran dengan sistem klasikal kurang memperhatikan perbedaan individu, oleh karena itu untuk mendapatkan pembelajaran pendidikan yang maksimal diperlukan beberapa pendekatan, strategi, metode dan model dalam pembelajaran maka dari itu model dalam suatu pembelajaran sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa agar tidak mudah bosan dan agar dapat mencapai kegiatan pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pikirannya juga. Siswa yang merasa bahwa dirinya sulit mengerjakan soal dan sulit memecahkan masalah dalam soal akan merasa malas mengerjakan, seringkali senang menganggu teman yang lain dan tidak meneruskan mengerjakan soal yang diberikan oleg guru. Maka dari itu pembelajaran dengan menggunakan model sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam memecahkan soal, disini saya menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) agar siswa bisa saling bertukar fikiran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas diperoleh data bahwa banyak peserta didik kelas IV SDN


(17)

5

Kebakalan siswa masih kurang konsentrasi dan mengalami kesulitan dalam mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif hal ini bisa dilihat dari siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung banyak siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran seperti contoh guru bertanya siswa hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan yang guru berikan dan masih ada siswa yang hanya bermain dan mengobrol dengan temannya tidak mendengarkan guru.

Mempelajari matematika akan lebih efektif dan menyenangkan dengan menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman anak, sehingga dipilih skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap

Pemahaman Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.


(18)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, adapun manfaat secara teorioritis dan manfaat secara praktis yaitu sebagai berikut:

1) Secara Teoretis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengguna model Student Team Achivement Division (STAD) untuk pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang interaktif untuk siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Secara Praktis a) Bagi Peneliti

Dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Bagi Guru

Dari hasil peneliti ini diharapkan dapat memberi masukan dalam proses belajar mengajar agar lebih menekankan pada model pembelajaran yang interaktif untuk siswa.

c) Bagi Sekolah

Manfaat bagi SDN Kebakalan Porong yaitu sekolah memiliki dokumentasi laporan penelitian. Laporan penelitian tersebut dapat menambah bacaan di perpustakaan. Tidak hanya itu, laporan penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan guna meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.


(19)

7

1.5 Batasan Masalah

Demi terarahnya penelitian eksperimen ini, peneliti memberikan batasan masalah yaitu:

1) Peneliti melakukan eksperimen pengaruh model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar mengambil fokus materi bangun ruang dan bangun datar pada kelas IV

2) Tempat penelitian eksperimen ini di SDN kebakalan kecamatan porong dengan mengambil populasi kelas IV dengan jumlah siswa 20 dimana siswa laki-laki 7 dan siswa perempuan 13.

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yaitu digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional.

1) Model Student Team Achivement Division (STAD), model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Student Team Achivement Division (STAD), salah satu tipe dari cooperative learning dimana model pembelajaran yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,membentuk kelompok, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

2) Pemahaman Matematika

Pemahaman matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami materi matematika denga baik yang diajarkan oleh guru dan bukan hanya sekedar menghafal (Bani, 2011:13). Kemampuan tersebut


(20)

8

diukur dengan jawaban terhadap banyaknya kemungkinan jawaban terhadap soal matematika yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman matematika.


(1)

Menurut Depdiknas (2006), salah satu tujuan dari pembelajaran matematika hendaknya mampu mengembangkan kemampuan pemahaman matematika siswa. Bani (2011:13) mengungkapkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Pemahaman matematika merupakan faktor yang sangat penting karena kemampuan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran yang merupakan alat ukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan guru. Siswa mampu mencapai kemampuan pemahaman matematika yang baik diperlukan suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan kondusif untuk merangsang siswa agar mampu menyerap materi dengan optimal.

Pra riset telah dilakukan, sebagian kelas IV SDN Kebakalan masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru kelas, bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika masih rendah, akibatnya nilai matematika yang diperoleh siswa selalu kurang dari KKM. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh yang diberikan oleh guru, sehingga jika siswa diberikan soal yang berbeda dimana soal tersebut memerlukan pemahaman yang lebih dalam terutama pada soal uraian. Hal ini menyebabkan siswa merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika semakin rendah. Selain itu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang diberikan guru, sehingga proses belajar-mengajar monoton dan kurang inovatif.


(2)

Pendidik mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena pendidik merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu, pendidik harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponen-komponen pengajaran. Pendidik yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal, oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta didik merupakan komponen pokok dan subyek didik.

Pembelajaran dengan sistem klasikal kurang memperhatikan perbedaan individu, oleh karena itu untuk mendapatkan pembelajaran pendidikan yang maksimal diperlukan beberapa pendekatan, strategi, metode dan model dalam pembelajaran maka dari itu model dalam suatu pembelajaran sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa agar tidak mudah bosan dan agar dapat mencapai kegiatan pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pikirannya juga. Siswa yang merasa bahwa dirinya sulit mengerjakan soal dan sulit memecahkan masalah dalam soal akan merasa malas mengerjakan, seringkali senang menganggu teman yang lain dan tidak meneruskan mengerjakan soal yang diberikan oleg guru. Maka dari itu pembelajaran dengan menggunakan model sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam memecahkan soal, disini saya menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) agar siswa bisa saling bertukar fikiran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas diperoleh data bahwa banyak peserta didik kelas IV SDN


(3)

Kebakalan siswa masih kurang konsentrasi dan mengalami kesulitan dalam mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif hal ini bisa dilihat dari siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung banyak siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran seperti contoh guru bertanya siswa hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan yang guru berikan dan masih ada siswa yang hanya bermain dan mengobrol dengan temannya tidak mendengarkan guru.

Mempelajari matematika akan lebih efektif dan menyenangkan dengan menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman anak, sehingga dipilih skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap Pemahaman Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, adapun manfaat secara teorioritis dan manfaat secara praktis yaitu sebagai berikut:

1) Secara Teoretis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengguna model Student Team Achivement Division (STAD) untuk pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang interaktif untuk siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Secara Praktis a) Bagi Peneliti

Dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Bagi Guru

Dari hasil peneliti ini diharapkan dapat memberi masukan dalam proses belajar mengajar agar lebih menekankan pada model pembelajaran yang interaktif untuk siswa.

c) Bagi Sekolah

Manfaat bagi SDN Kebakalan Porong yaitu sekolah memiliki dokumentasi laporan penelitian. Laporan penelitian tersebut dapat menambah bacaan di perpustakaan. Tidak hanya itu, laporan penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan guna meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.


(5)

1.5 Batasan Masalah

Demi terarahnya penelitian eksperimen ini, peneliti memberikan batasan masalah yaitu:

1) Peneliti melakukan eksperimen pengaruh model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar mengambil fokus materi bangun ruang dan bangun datar pada kelas IV

2) Tempat penelitian eksperimen ini di SDN kebakalan kecamatan porong dengan mengambil populasi kelas IV dengan jumlah siswa 20 dimana siswa laki-laki 7 dan siswa perempuan 13.

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yaitu digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional.

1) Model Student Team Achivement Division (STAD), model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Student Team Achivement Division (STAD), salah satu tipe dari cooperative learning dimana model pembelajaran yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,membentuk kelompok, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

2) Pemahaman Matematika

Pemahaman matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami materi matematika denga baik yang diajarkan oleh guru dan bukan hanya sekedar menghafal (Bani, 2011:13). Kemampuan tersebut


(6)

diukur dengan jawaban terhadap banyaknya kemungkinan jawaban terhadap soal matematika yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman matematika.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Bangun Datar Melalui Strategi Student Team Heroic Leardership Dan Guided Note Taking Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

0 0 13

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 36

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DI KELAS VII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 20

0 0 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DI KELAS VII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 20

0 0 82

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Bangun Datar Di Kelas VII MTsN Watulimo Trenggalek Tahun Ajaran 2016 2017 - Institutional Repository of

0 0 3

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA KELAS 4 SDN KARANGPURI 1 MATERI BANGUN DATAR TAHUN 20142015

0 0 15