41 tolok ukur yang diamati termasuk genotipe yang memiliki nilai lima terbesar
kecuali pada tolok ukur panjang kecambah dan panjang akar. Tabel 15. Lima Genotipe Padi Sawah dan Padi Gogo dengan Daya
Berkecambah Terbesar pada Pengujian V
DS
dan Tolok Ukur Lainnya pada Pengujian V
KT kekeringan ketinggian
Genotipe
V
DS
V
KT kekeringan ketinggian
DB DB
BKKN g
PK cm
PP cm
PA cm
Padi Sawah
B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN-3-1
82.67
26.27
0.047 13.7 3.6 10.1 B12653-MR-8-2-PN-3-1
81.33 57.78
0.010
13.2
3.4
9.9
B11742-RS2-4-MR-16-3-2-SI-4-4- MR-3-PN-2-4
73.33 20.00 0.003 13.3
3.1
10.2
B12512-18-SI-2-2-MR-3-PN-3-2
68.00 46.67 0.030 11.6
3.4 8.3
B12653-MR-8-2-PN-2-3
62.67
35.56
0.017
12.9 3.6
9.4
Padi Gogo
B12154D-MR-22-8 82.67
44.45 0.023
13.9 3.3
10.6 B12165D-MR-8-1
80.00 35.56
0.013 11.3
3.0 8.3
B12492C-MR-21-2-5 73.33
4.45 0.000
13.2 2.75 10.4
B12492C-MR-21-2-4 70.67
2.22 0.000
13.0 2.5 10.5 B11604E-TB-2-4-1-5
66.67
17.78 0.007
13.6 3.2
10.4
Tabel 16 menunjukkan hasil yang sama dengan pengujian V
KT kekeringanPEG
dan V
KT kekeringanketinggian
. Pada pengujian V
KT salin NaCl
dengan konsentrasi NaCl 4000 ppm menunjukkan bahwa secara keseluruhantidak ada hubungan antara V
DS
dan V
KT salinNaCl
berdasarkan data daya berkecambah lima genotipe terbesar benih padi rawa.
Tabel 16. Lima Genotipe Padi Rawa dengan Daya Berkecambah Terbesar pada Pengujian V
DS
dan Tolok Ukur Lainnya pada Pengujian V
KT salin NaCl
Genotipe V
DS
V
KT salin NaCl
DB DB
IV
BKKN g
PK cm
PP cm
PA cm
B13109-5-MR-3-KA-1
57.33 77.33 8.00
0.09 12.8 4.2 8.6
B13120-19-MR-2-KA-1
44.00 86.67 28.00 0.08
14.3 4.93 9.4
B13100-3-MR-1-KA-2
41.33 54.67 4.00
0.09 12.9 3.8 9.0
B13109-5-MR-KA-2
37.33 77.33 12.00 0.09
13.0 4.8 8.2
B13100-2-MR-1-KA-2
37.33 78.67 16.00 0.08 13.1 4.7 8.5
42 Hipotesis awal menduga adanya korelasi positif antara V
DS
dengan V
KT
tetapi hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan tidak ada korelasi. Hasil dari uji lanjut membandingkan antara lima genotipe tertinggi hasil pengujian V
DS
dengan hasil pengujian V
KT
juga tidak menunjukkan adanya kesamaan, sehingga diperlukan adanya penelitian lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Waktu pengusangan dalam pengujian vigor daya simpan V
DS
benih dengan metode pengusangan cepat fisik pada genotipe padi sawah, padi gogo, dan
padi rawa adalah 40 jam, 61 jam, dan 48 jam. Pengujian vigor kekuatan tumbuh V
KT
pada kondisi kekeringan benih padi sawah dan padi gogo dapat digunakan dengan perlakuan V
KT kekeringan PEG
dan V
KT kekeringan ketinggian
. Diantara kedua metode tersebut, metode V
KT kekeringan ketinggian
lebih mudah dan cepat dalam aplikasi serta secara ekonomis lebih murah dibandingkan metode V
KT kekeringan PEG
. Metode V
KT kekeringan ketinggian
yang dapat digunakan adalah jumlah media kertas stensil daur ulang 1-1 lembar dengan ketinggian posisi tanam benih 30 cm dari
permukaan air. Metode pengecambahan yang digunakan Uji Kertas Digulung UKD dan diletakkan dengan posisi vertikal pada wadah berisikan air setinggi 2
cm yang dijaga konstan. Konsentrasi NaCl dalam pengujian V
KT salin NaCl
pada genotipe padi rawa menggunakan NaCl 4000 ppm.
Secara keseluruhan tidak ada korelasi antara V
DS
dan V
KT
. Hasil uji lanjut tentang kesamaan lima genotipe yang memiliki nilai V
DS
tertinggi dan nilai V
KT
yang dihasilkan, menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan antara keduanya. Genotipe dengan V
DS
tertinggi berturut-turut untuk padi sawah, padi gogo, dan padi rawa adalah B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN-3-1, B12154D-MR-22-8, dan
B13109-5-MR-3-KA-1. Genotipe dengan V
KT kekeringanPEG
dan V
KT kekeringanketinggian
tertinggi adalah Sintanur dan B12653-MR-8-2-PN-3-1 pada padi sawah, B12154D-MR-22-8 pada padi gogo, sedangkan genotipe tertinggi V
KT salin NaCl
pada padi rawa adalah B13120-19-MR-2-KA-1.
Saran
Diperlukan pengujian
lanjut untuk mengetahui hubungan antara V
DS
dan V
KT
dengan menambahkan genotipe yang digunakan serta tolok ukur yang diamati. Pada pengujian V
KT kekeringan
diperlukan pengujian lanjut dengan berbagai
tingkat ketinggian air dalam wadah dan berbagai macam jenis media.
DAFTAR PUSTAKA
Asfiruka, C.K. 2010. Priming untuk Meningkatkan Viabilitas Benih Padi Gogo pada Kondisi Optimum dan Sub-optimum. Skripsi.Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.
Association of Official Seed Analysts. 1983. Seed Vigor Testing Handbook. The seed vigor test committee of the association of official seed analysts.
Contribution No. 32. Badan Pusat Statistik. 2010. Produksi dan produktivitas tanaman pangan.
http:www.bps.go.id. [25 November 2010]. Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 2001. Principles of Seed Science and
Technology. Fourth Edition. Kluwer Academic. London. Fatimah, S. 2010. Pengujian Toleransi Genotipe Padi Oryza sativa L. terhadap
Salinitas pada Fase Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 41 hal.
Ferdianti, H. 2007. Uji Vigor Daya Simpan dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada Beberapa Galur Gandum Triticum aestivum L.. Skripsi. Program Studi
Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 38 hal.
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian diterjemahkan dari: Statistical Prosedures for Agricultural
Research, penerjemah: E. Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 698 hal.
Harjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 195 hal.
Kustianto, B., A. Hairmansis, Supartopo, dan Suwarno. 2008. Galur Harapan Padi Rawa Lebak Berpotensi Hasil Tinggi. Prosiding Simposium V Tanaman
Pangan Inovasi Teknologi Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Deptan. Bogor. Jilid 2:297-311l.
Lestari, E.G. dan Mariska, I. 2006. Identifikasi somaklon padi Gajahmungkur, Towuti dan IR 64 tahan kekeringan menggunakan Polyethelene Glycol.
Bul. Agron. 342:71-78. Lestari, E.G. dan D. Sukmadjaja. 2006. Uji toleransi kekeringan pada galur
somaklonal IR 64 dan Towuti hasil seleksi in vitro. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 252:85-90.
Madyasari, I. 2011. Pengujian Toleransi Kekeringan terhadap Padi Gogo pada Fase Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 71 hal. Mattjik, A.A. dan I.M. Sumertajaya.2006. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab.Jilid 1.IPB Press. Bogor. 276 hal. Michel, B.E. and M.R. Kaufmann. 1973. The osmotic potential of polyethylene
glycol 6000. Plant Physiol. 51:914-916. Mugnisjah, W.Q., A. Setiawan, Suwarto, dan C. Santiwa. 1994. Panduan
Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 264 hal.
Prasetyo, Y.T. 2008. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penebar swadaya. Jakarta. 72 hal.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 144 hal.
Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 145 hal.
Sadjad, S., E. Murniati, dan S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komparatif ke Simulatif. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
185 hal. Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta.
319 hal. Suardi, D. 2000. Kajian metode skrining padi tahan kekeringan. Buletin AgroBio
32:67-73. Sulaiman, S. 1980. Penyaringan Varietas Padi Sawah bagi Penyesuaian terhadap
Tanah Berkadar Garam Tinggi.Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal.
Suwarno dan S. Solahuddin. 1983. Toleransi varietas padi terhadap salinitas pada fase perkecambahan. Buletin Agronomi 143:1-16.
Sutami. 2004. Potensi hasil galur-galur padi pasang surut terpilih pada kondisi lahan pasang surut sulfat masam. Jurnal Agrosain 62:53-57 hal.
Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Revisi ke-6. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 238 hal.
Toha, H.M. 2005. Padi Gogo dan Pola Pengembangannya. Balai Penelitian Tanaman Padi. Subang. 48 hal.
Wafiroh, S. 2010. Pengujian Vigor Benih Menggunakan Metode Pengusangan Cepat Terkontrol dan Korelasinya terhadap Daya Tumbuh dan Vigor Bibit
Wijen Sesamum indicum L.. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal.
Wahyuni, S. 2008. Hasil padi gogo dari dua sumber benih yang berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 273:135-140.
Wahyuni, S., T.S. Kadir, dan U.S. Nugraha. 2006. Hasil dan mutu padi gogo pada lingkungan tumbuh berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan
251:30-37.
LAMPIRAN
48 Lampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan
Pendahuluan VarietasGenotipe
Padi Sawah Padi Gogo
Padi Rawa Aek Sibundong
Batu Tegi B11586F-MR-11-2-2
B11283-6c-PN-5-MR-2-3-Si-1-2- 1-1
Jati Luhur Inpara 2
B11844-7-17-3 Inpago 5
IR-42 BP-1002E-MR-2 Limboto
B10553E-KN-6-1 Ciherang Situpatenggang
B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1
Lampiran 2. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Utama
Padi Sawah Padi Gogo
Padi Rawa B12328D-PN-49-3-2-4 B12799E-TB-1-1-4 B13134-4-MR-1-KA-1
CIHERANG B11592F-MR-23-2-7 B13135-1-MR-2-KA-1
B11742-RS2-4-MR-16- 3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4
B11592F-MR-14-3-6-1 B13135-1-MR-2-KA-2
B12512-18-SI-2-2-MR-3-PN- 3-2
BP1351D-1-5-2-PK-3-3-7
B13136-3-MR-2-KA-1
B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN- 3-1
B11604E-TB-2-4-1-5 B13136-3-MR-2-KN-2 B12653-MR-8-2-PN-2-2 SMD9-1D-MR-9
B13144-1-MR-2-KA-1 B12653-MR-8-2-PN-2-3 SMD9-5D-MR-9
B13144-1-MR-2-KA-2 B12653-MR-8-2-PN-3-1 B11908F-TB-1-16-3 B13100-2-MR-1-KA-1
B12653-MR-8-2-PN-3-3 B11592F-MR-16-1-5-6 B13100-2-MR-1-KA-2 SINTANUR B11787E-MR-2-9-6 B13100-3-MR-1-KA-2
B11787E-MR-2-9-7 B13109-5-MR-3-KA-1 B12492C-MR-21-2-1 B13109-5-MR-KA-2
B12492C-MR-21-2-4 B13117-5-MR-2-KA-1 B12492C-MR-21-2-5 B13117-5-MR-2-KA-2
B12165D-MR-8-1 B13120-19-MR-2-KA-1 B12154D-MR-22-8 B13120-19-MR-2-KA-1
B12160D-MR-11-3-3 B13121-4-MR-1-KA-1 B12161D-MR-1-4-2 B13144-1-MR-3-KA-7
B12490C-MR-24-4-4
BP1031F-PN-25-2-4-KN-2
B12476E-MR-19-2 B10528P-KN-35-2-2
49 Lampiran
3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Larutan Polyethylene Glycol PEG-6000
Rumus perhitungan kebutuhan larutan PEG-6000 Michel dan Kaufman, 1973 :
Y = - 1.18 x 10
-2
C – 1.18 x 10
-4
C
2
+ 2.67 x 10
-4
CT + 8.39 x 10
-7
C
2
T
Keterangan : Y = Tekanan osmotik Bar; 1 Bar = 0.1 MPa
C = Konsentrasi gram L
-1
T = Suhu
o
C ; suhu yang dipakai 29 C
• Kebutuhan PEG-6000 untuk 1 liter larutan -1.5 bar, yaitu 106.73 gramliter
-1.5 = - 1.18 x 10
-2
C – 1.18 x 10
-4
C
2
+ 2.67 x 10
-4
CT + 8.39 x 10
-7
C
2
T -1.5 = - 1.18 x 10
-2
C–1.18 x 10
-4
C
2
+ 2.67 x 10
-4
C x 29 +8.39 x 10
-7
C
2
x 29 -1.5 = - 1.18 x 10
-2
C – 1.18 x 10
-4
C
2
+ 77.43 x 10
-4
C + 243.31 x 10
-7
C
2
-1.5 x 10
5
= -4.057 x 10
2
C + -9.3669C
2
…….. x 10
5
9.3669 C
2
+ 405.7 C – 1.5 x 10
5
= 0 C
1.2
= -b± b
2
-4ac 2a
C
1.2
= -405.7 ± 405.7
2
-4 9.3669 -1.5 x 10
5
2 9.3669 C
1.2
= - 405.7 ±2405.147
18.7334 C
1
= 106.73 gramliter; C
2
= -150.04 gramliter
• Kebutuhan PEG-6000 untuk 1 liter larutan -2.0 bar , yaitu 126.96 gramliter • Kebutuhan PEG-6000 untuk 1 liter larutan -2.5 bar, yaitu 143.14 gramliter
50 Lampiran 4. Daya Berkecambah Awal Benih Padi Sawah, Padi Gogo, dan
Padi Rawa pada Percobaan Pendahuluan Padi Sawah
DB Padi Gogo
DB Padi Rawa
DB
Aek Sibundong 92
Batu Tegi 92
B11586F-MR-11-2-2 84
B11283-6c-PN-5- MR-2-3-Si-1-2-1-1
88 Jati Luhur
89 Inpara 2
95 B11844-7-17-3
93 Inpago 5
90 IR-42 85
BP-1002E-MR-2 87 Limboto
91 B10553E-KN-6-1 89
Ciherang 95 Situpatenggang
93 B10891B-MR-3-KN-
4-1-1-MR-1 89
Rataan 91 Rataan 91 Rataan 88.4
Lampiran 5. Daya berkecambah Awal Benih pada Genotipe Padi Sawah Genotipe Padi Sawah
Daya Berkecambah B12328D-PN-49-3-2-4 94.67
CIHERANG 86.67 B11742-RS2-4-MR-16-3-2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4 84.00
B12512-18-SI-2-2-MR-3-PN-3-2 86.67 B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN-3-1 93.33
B12653-MR-8-2-PN-2-2 93.33 B12653-MR-8-2-PN-2-3 88.00
B12653-MR-8-2-PN-3-1 85.33 B12653-MR-8-2-PN-3-3 90.67
SINTANUR 85.33
Nilai Tengah 88.73
51 Lampiran 6. Daya Berkecambah Awal Benih pada Genotipe Padi Gogo dan
Padi Rawa Padi Gogo
Padi Rawa Genotipe
DB Genotipe
DB B12799E-TB-1-1-4 90.67
B13134-4-MR-1-KA-1 94.67
B11592F-MR-23-2-7 82.67 B13135-1-MR-2-KA-1 92.00
B11592F-MR-14-3-6-1 80.00 B13135-1-MR-2-KA-2 92.00
BP1351D-1-5-2-PK-3-3-7 84.00 B13136-3-MR-2-KA-1 89.33
B11604E-TB-2-4-1-5 88.00 B13136-3-MR-2-KN-2 92.00
SMD9-1D-MR-9 81.33 B13144-1-MR-2-KA-1
94.67 SMD9-5D-MR-9 88.00
B13144-1-MR-2-KA-2 85.33
B11908F-TB-1-16-3 82.67 B13100-2-MR-1-KA-1
92.00 B11592F-MR-16-1-5-6 86.67
B13100-2-MR-1-KA-2 86.67 B11787E-MR-2-9-6 82.67
B13100-3-MR-1-KA-2 84.00
B11787E-MR-2-9-7 88.00 B13109-5-MR-3-KA-1
81.33 B12492C-MR-21-2-1 85.33
B13109-5-MR-KA-2 90.67 B12492C-MR-21-2-4 86.67
B13117-5-MR-2-KA-1 88.00 B12492C-MR-21-2-5 81.33
B13117-5-MR-2-KA-2 89.33 B12165D-MR-8-1 82.67
B13120-19-MR-2-KA-1 89.33
B12154D-MR-22-8 80.00 B13120-19-MR-2-KA-1
93.33 B12160D-MR-11-3-3 85.33
B13121-4-MR-1-KA-1 82.67 B12161D-MR-1-4-2 81.33
B13144-1-MR-3-KA-7 89.33
B12490C-MR-24-4-4 89.33 BP1031F-PN-25-2-4-KN-2
90.67 B12476E-MR-19-2 80.00
B10528P-KN-35-2-2 82.67
Nilai Tengah 84.33
Nillai Tengah 89.00
52 Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Metode Pengusangan Cepat Fisik terhadap
Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Sawah
Sumber Keragaman
Derajat Bebas DB
Jumlah Kuadrat JK
Kuadrat Total KT
F-Hitung Pr F
Daya Berkecambah Ulangan
2 5.32
2.66 0.74
tn
0.49 Genotipe
9 118.92
13.21 3.69
0.009 Galat
18 64.45
3.58 Umum 29
188.68 KK 27.44
t
Indeks Vigor Ulangan
2 1.51
0.76 0.26
tn
0.77 Genotipe
9 28.59
3.18 1.1
tn
0.41 Galat 18
51.88 2.88
Umum 29 81.97
KK 66.24
t
Berat Kering Kecambah Normal g Ulangan
2 0.0005
0.0003 0.28
tn
0.76 Genotipe
9 0.02
0.002 1.85
tn
0.13 Galat 17
0.02 0.001
Umum 28 0.03
KK 4.10
t
Keterangan: = berpengaruh sangat nyata, tn = tidak berpengaruh nyata,
t
= data hasil transformasi
0.5
.
53 Lampiran 8. Sidik Ragam Pengaruh Metode Pengusangan Cepat Fisik terhadap
Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Gogo
Sumber Keragaman
Derajat Bebas DB
Jumlah Kuadrat JK
Kuadrat Total KT
F-Hitung Pr F
Daya Berkecambah Ulangan
2 7.44
3.72 2.28
tn
0.12 Genotipe
19 265.39
3.72 8.55
.0001 Galat
38 55.51
1.63 Umum 59
328.34 KK
19.16
t
Indeks Vigor Ulangan
2 4.34
2.17 2.12
tn
0.13 Genotipe
19 67.20
3.54 3.46 0.0006
Galat 38 38.86
1.02 Umum
59 110.40
KK 62.80
t
Berat Kering Kecambah Normal g Ulangan
2 0.003
0.002 5.26
0.01 Genotipe 18 0.03
0.001 4.54
0.0001 Galat
31 0.01
0.0003 Umum 51
0.04 KK
2.41
t
Keterangan: = berpengaruh sangat nyata, tn = tidak berpengaruh nyata,
t
= data hasil transformasi
0.5
.
54 Lampiran 9. Sidik Ragam Pengaruh Metode Pengusangan Cepat Fisik terhadap
Daya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Berat Kering Kecambah Normal Genotipe Padi Rawa
Sumber Keragaman
Derajat Bebas DB
Jumlah Kuadrat JK
Kuadrat Total KT
F-Hitung Pr F
Daya Berkecambah Ulangan
2 60.94
30.47
10.72 0.0009
Genotipe 19
89.93 4.73
1.67
tn
0.14
Galat 38 51.14
2.84 Umum
59 202.01
KK 27.69 Indeks Vigor
Ulangan 2
9.79 4.89
4.20
0.02
Genotipe 19 14.40 0.76 0.65
tn
0.84
Galat 38 44.26
1.16 Umum 59 68.45
KK 92.57
t
Berat Kering Kecambah Normal g Ulangan
2 0.009
0.004 5.55
0.01
Genotipe 19
0.02 0.0008
1.08
tn
0.43
Galat 18
0.01 0.0008
Umum 39
0.04 KK 3.73
t
Keterangan: = sangat nyata, = nyata, tn = tidak nyata,
t
= data hasil transformasi
0.5
.
55 Lampiran
10. Sidik Ragam Tolok Ukur yang Diamati pada Pengujian V
KT salinNaCl
Genotipe Padi Rawa Sumber
Keragaman Derajat
Bebas DB Jumlah
Kuadrat JK Kuadrat
Total KT F-Hitung
Pr F Daya Berkecambah
Ulangan 2
1955.73 977.87
6.88 0.003
Genotipe 19
4591.73 241.67
1.7
tn
0.08 Galat 38
5404.27 142.22
Umum 59
11951.73 KK 15.54
Indeks Vigor Ulangan
2 89.65
44.82 45.05
.0001 Genotipe
19 76.64
4.03 4.05
0.0001 Galat
38 204.10
0.99 Umum
59 37.81
KK 34.63
t
Berat Kering Kecambah Normal g Ulangan
2 0.0003
0.0002 0.56
tn
0.58 Genotipe
19 0.02
0.0009 3.45
0.0006 Galat
38 0.03
0.0003 Umum
59 0.01
KK 2.16
t
Panjang Kecambah cm Ulangan
2 47.88
23.94 18.55
.0001 Genotipe
19 28.72
1.51 1.17
tn
0.329 Galat
38 125.63
1.29 Umum
59 49.03
KK 8.42 Panjang Plumula cm
Ulangan 2
28.22 10.11
58.46 .0001
Genotipe 19
9.80 0.52
2.98 0.002
Galat 38
6.57 0.17
Umum 59 36.60 KK 9.08
Panjang Akar cm Ulangan
2 8.07
4.03 3.18
0.05 Genotipe 19 24.81 1.31
1.03
tn
0.45 Galat 38
48.17 1.27
Umum 59 81.05 KK 12.61
Keterangan: = sangat nyata, = nyata, tn = tidak nyata,
t
= data hasil transformasi
0.5
.
56 Lampiran 11. Lima Genotipe Padi Sawah dengan Daya Berkecambah Terbesar
pada Pengujian V
DS
dan Tolok Ukur Lainnya pada Pengujian V
KT kekeringan PEG
Genotipe V
DS
V
KT kekeringan PEG
DB DB
IV
BKKN g
PK cm
PP cm
PA cm
B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN- 3-1
82.67a 17.33bc
0.00d 0.01b
11.6b 3.3b
8.3ab
B12653-MR-8-2-PN-3-1 81.33a
5.33c 0.00d
0.01b 11.5b
3.0b 8.5ab
B11742-RS2-4-MR-16-3-2- SI-4-4-MR-3-PN-2-4
73.33ab 32.00b
6.67c 0.04b
13.5ab 3.3b
10.2a B12512-18-SI-2-2-MR-3-
PN-3-2
68.00ab 32.00b
0.00d 0.04b
11.5b 3.6ab
8.9b
B12653-MR-8-2-PN-2-3 62.67a-c 25.33bc
0.00d 0.02b
11.8ab 3.2b
8.6ab B12653-MR-8-2-PN-3-3
54.67a-d 24.00bc
0.00d 0.02b
12.1ab 3.2b
9.0ab
B12653-MR-8-2-PN-2-2 42.67a-d 29.33bc
0.00d 0.03b
12.3ab 3.5ab 8.9ab
B12328D-PN-49-3-2-4 33.33b-d 61.33a 18.67b
0.09a 14.1a 4.2a 9.9ab
Sintanur 22.67cd
72.00a
0.00d
0.08a
11.9ab 3.2b 8.8ab Ciherang 12.00d
65.33a 37.33a 0.08a 13.2ab
3.6ab 9.6ab
Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5, angka yang dibold
menunjukkan urutan genotipe yang memiliki nilai tolok ukur terbesar.
57 Lampiran 12. Lima Genotipe Padi Sawah dengan Daya Berkecambah Terbesar
pada Pengujian V
DS
dan Tolok Ukur Lainnya pada Pengujian V
KT kekeringan ketinggian
Genotipe V
DS
V
KT kekeringan ketinggian
DB DB
BKKN g
PK cm
PP cm
PA cm
B12539-7-SI-1-1-MR-2- PN-3-1
82.67a 26.27cd
0.047a 13.7a-c 3.6 10.1a-c
B12653-MR-8-2-PN-3-1 81.33a 57.78a 0.010cd
13.2b-d 3.4
9.9bc B11742-RS2-4-MR-16-3-
2-SI-4-4-MR-3-PN-2-4
73.33ab 20.00d 0.003d 13.3b-d
3.1 10.2a-c
B12512-18-SI-2-2-MR-3- PN-3-2
68.00ab 46.67ab 0.030b 11.6de
3.4 8.3de
B12653-MR-8-2-PN-2-3 62.67a-c
35.56b-d
0.017b-d
12.9b-e 3.6
9.4cd B12653-MR-8-2-PN-3-3
54.67a-d 24.44cd
0.010cd 12.3c-e
3.0 9.3cd
B12653-MR-8-2-PN-2-2 42.67a-d 37.77b-d
0.010cd 11.4e 4.0
7.4e B12328D-PN-49-3-2-4 33.33b-d
40.00bc 0.023bc 15.3a 3.9 11.4a
Sintanur 22.6 cd
53.33ab 0.027bc 12.6b-e
3.6 9.0cd