7. Keselamatan Kerja
a. Kesehatan Lingkungan Kerja
Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari
faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisis yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik.
Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable
Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded
metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan
penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap Fume dari Zn, Mg, atau Oksida-nya.
Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu resiko kulit terbakar, zat kimia yaitu terkontaminasi zat-zat kimia pada benda logam dan benda berukuran kecil saat bekerja,
tenaga mekanis bila zat kimia ini mengakibatkan alergi pada pekerja yang memiliki efek iritasi pada kulit.
Radiasi ionisasi mempunyai cukup energi untuk mengionisasi semua materi yang dilaluinya, dan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tidak terdapatnya radiasi pengion terhadap
pekerjaan dari seorang ”Tukang Las”. Radiasi dari non-ionisasi yaitu elektromagnet yang energinya tidak cukup untuk
mengeluarkan elektron dari orbit atomnya. Radiasi non pengion terhadap pekerjaan dari seorang ”Tukang Las” akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut :
i. Kerusakan pada retina akibat cahaya dengan intensitas tinggi.
ii. Kerusakan pada kornea dan katarak akibat radiasi IR.
iii. “Arc eye” atau “welders’ flash” akibat radiasi UV.
iv. Mata seperti berpasir, pandangan kabur, mata berair, mata sepertiterbakar dan sakit kepala.
Temperatur pada lingkungan kerja PD.Mulya berkisar di 37±5 C yang dapat
dikategorikan normal. Dari hasil wawancara pekerja sering merasakan kondisi panas ekstrim saat tengah hari dan sedang mengelas. Pekerjaan mengelas sendiri dapat menghasilkan panas hingga
150 C-250
C. Hal ini dapat menimbulkan efek stress dan stroke, luka serius pada mata akibat ampas panas, kepingan logam, percikan dan elektroda panas. Panas yang tinggi dan percikan api
dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika di sekitarnya terdapat bahan-bahan yang mudah dibakar. Menurut wawancara pekerja tukang las PD.Mulya panas yang dihasilkan dari las
terkadang menimbulkan luka kecil. Efek yang paling sering dirasakan adalah ketika suhu udara sedang panas dan di atas normal. Pekerja sering merasakan kelelahan akibat panas yang
ditimbulkan. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menangani material yang mudah terbakar dan alat pengaman diri.
Terdapat beberapa metoda pengamanan umum yang dilakukan terhadap pekerjaan dari seorang ”Tukang Las”, tetapi untuk keamanan diri secara standard adalah penggunaan Personal
Protective Equipment Standar yang mudah dioperasikan yang terdiri atas:
i. Helm dengan filter cahaya
ii. Topi
iii. Kacamata Google
iv. Baju keselamatan
v. Celemek
vi. Sarung tangan
vii. Sepatu dengan cap baja
viii. Proteksi pendengaran
b. Perlengkapan Keselamatan Las