dapat terkontrol. dalam
kelompoknya dapat diketahui, sesuai
dengan sifat dari nilai tersebut
yang tidak
mutlak
Kelemahan kurang
memperhatikan bahwa pada hakekatnya
setiap penilaian
itu bersifai relatif
tingkat penguasaan siswa terhadap materi tes tidak
dapat diketahui, sehingga kualitas
hasil belajar
siswa tidak
dapat terkontrol
kombinasi dari sistem PAP dan sistem PAN.
1. Rerata
dari hasil perhitungan sistem PAP dan sistem PAN, dan
2. Batas lulus passing grade untuk menjaga
kualitas lulusan,
kemudian dilakukan
perhitungan dengan sistem PAN.
B. Teknik Pengolahan Skor
1. Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf
a. Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan mean
dan deviasi rata-rata DR. Penggunaan mean dan Deviasi Rata-rata DR dalam penjabaran
skor mentah menjadi nilai huruf, terutama diperlukan jika data atau skor mentah yang akan dijabarkan itu jumlahnya kecil kurang dari 30,
sehingga untuk menghitung Mean daan DR dari data tersebut kita tidak perlu menyusun tabel distribusi frekuensi. Berikut ini sebuah contoh:
Misalkan seorang Dosen memperoleh skor mentah dari hasil tes yang telah diberikan kepada 20 orang mahasiswanya, sebagai berikut:
73, 69, 68, 68, 67, 67, 65, 64, 62, 61, 60, 59, 59, 57, 54, 53, 51, 48, 47, 40
Skor mentah tersebut akan dijabarkan menjadi nilai huruf, A, B, C, D, TL, dengan menggunakan mean dan DR serta sekaligus penentuan nilai
hurufnya, kita membuat tabel seperti berikut: Skor Mentah
X Deviasi skor dari
Mean X - M Penentuan Nilai
Huruf 73
69 68
68 67
67
65 64
62 61
60 59
59 57
54 53
51 48
47
40 13
9 8
8 7
7
5 4
2 1
1 1
3 6
7
9 12
13
20 73
69 68
B 68
67 67
65 64
62 61
C 60
59 59
57 54
53
D 51
48 47
40 TL 1192
∑ X 136
∑ [ X – M ] Langkah-langkah penyusunan table:
1 Masukan skor mentah kedalam kolom 1 menurut urutan besarnya
rangking, kemudian jumlahkan.
2 Hitunglah Mean dengan membagi jumlah skor mentah itu dengan
N banyaknya mahasiswa yang dites. Rumus Mean =
N X
= 20
192 .
1 = 59,6 dibulatkan = 60
3 Isilah kolom dua dengan selisih deviasi tiap-tiap skor dari Mean,
kemudian jumlahkan pula dalam menjumlahkan, tanda - pada kolom dan dihilangkan.
4 Hitunglah Deviasi Rata-ratanya DR dengan membagi X – M
dengan N = 136 : 20 = 6,8. Dengan demikian sekarang kita telah mendapatkan dari skor
mentah tersebut Mean M = 60
DR = 6,8 Penjabaran nilai huruf:
1 Pertama-tama kita tentukan besarnya Skala Unit Deviasi SUD.
Misalnya dalam penjabaran ini kita pergunakan seluruh jarak Range
– 3DS sd + 3 DS = 6 DS. Karena nilai huruf yang berarti = 4 unit, maka dalam hal ini kita tentukan besarnya SUD =
4 6DS
= 1,5 DS
Oleh karena dalam penjabaran ini kita menggunakan DR sebagai pengganti DS, jadi SUD = 1,5 DR = 1,5 x 6,8 = 10,25 ;
dibulatkan = 10. 2
Titik-tengah C terletak pada Mean = 60, karena C merupakan nilai tengah pada skala penilaian A
– B – C – D – TL. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut:
Oleh karena itu SUD = 6 DS : 4 =1,5 DS Titik tengah C terletak pada Mean = 60.
3 Langkah selanjutnya kita menentukan batas-bawah lower limit
dan batas-atas upper limit dari masing-masing nilai huruf. Dari langkah b di atas sudah diketahui bahwa:
Titik tengah C = M = 60. Dengan demikian maka:
Batas-bawah C = M
– 0,5 SUD = 60
– 0,5 X 10 = 55 Batas-atas
C = M + 0,5 SUD = 60 + 0,5 X 10 = 65
Batas bawah D = M
– 1,5 SUD = 60
– 1,5 X 10 = 45 Skor dibawah 45 = TL
Batas-atas B = M + 1,5 SUD
= 60 + 1,5 X 10 = 75 Skor di atas
75 = A. 4
Berdasarkan hasil perhitungan pada langkah c tadi di atas, kita mentransfer skor-skor mentah tersebut kedalam nilai huruf, seperti
terlihat dalam kolom tiga pada table yang telah kita buat terdahulu: a
Skor 76 ke atas = A
= tidak ada b
Skor 66 – 75 = B
= 6 orang c
Skor 55 – 65 = C
= 8 orang
-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 = 6 DS
= 4 Unit N
2 1
3 4
D TL
C B
A
d Skor 45 – 54
= D = 5 orang
e Skor 44 – ke bawah = TL = 1 orang.
Cara penjabaran seperti tersebut diatas ternyata bahwa hasilnya lebih baik. Kita melihat bahwa yang tidak lulus TL hanya satu
orang, meskipun yang memperoleh A ternyata tidak ada. Hal ini dimungkinkan karena dalam penjabaran tersebut kita menggunakan
seluruh Range antara – 3 DS sampai dengan + 3 DS, sehingga titik
tengah C = M dan batas-lulus batas-bawah D terletak jauh dibawah Mean M
– 1,5 SUD atau – 2,25 DS. b.
Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Dengan Batasan Lulus = Mean
Misalkan seorang dosen memperoleh skor dari hasil ujian semester dari 50 orang mahasiswanya sebagai berikut:
97, 93, 92, 90, 87, 86, 86, 83, 81, 80, 80, 78, 76, 76, 75, 74, 73, 72, 72, 71,
69, 67, 67, 67, 64, 63, 63, 62, 62, 60, 58, 57, 57, 56, 56, 54, 52, 50, 47, 45,
43, 39, 36, 36, 32, 29, 27, 26, 20, 16. Skor mentah ini akan kita olah menjadi nilai huruf A, B, C, D, dan TL.
Untuk mencari Mean dan DS kita susun skor mentah tersebut ke dalam tabel frekuensi. Kita cari dulu range untuk menentukan besarnya
interval dan kelas interval. Range = 97
– 16 = 81 Kelas interval = Ri + 1 = 8110 + 1 = 9
Jadi, dengan menentukan besarnya interval = 10, kita peroleh kelas interval = 9
= 60,5 + 2,2 = 62,7 dibulatkan 63
= 10 = 10
= 10 x 1,9 = 19 Selanjutnya, jika kita akan mengubah skor mentah yang diperoleh
dosen itu menjadi nilai huruf A, B, C, D, dan TL dengan batas lulus = mean. Caranya adalah sebagai berikut:
Telah ditentukan bahwa batas lulus = mean = 63. Jadi, skor mentah dari 63 keatas kita bagi menjadi nilai huruf A, B, C, D, dan skor
dibawah 63 dinyatakan Tidak Lulus TL. Perhatikan gambar berikut : Kelas
Interval f
d fd
fd² 1
96 – 105
1 + 4
+ 4 16
2 86
– 95 6
+ 3 + 18
54 3
76 – 85
7 + 2
+ 14 28
4 66
– 75 10
+ 1 + 10
10 5
56 – 65
11 6
46 – 55
4 - 1
- 4 4
7 36
– 45 5
- 2 - 10
20 8
26 – 35
3 - 3
- 9 27
9 16
– 25 3
- 4 - 12
48 Jumlah
50 N
+ 11 Σfd
207 Σfd²
-3 -2 -1 0 +1 +2 +3
TL
D C B A
0,75 1,5 2,25
Bahwa : SUD = 0,75; DS = 0,75 x 19 = 14,25
Dengan demikian, selanjutnya kita dapat menghitung dengan mudah batas atas dan batas bawah dari masing-masing nilai huruf itu sebagai
berikut: Batas bawah D atau batas lulus = mean = 63
Skor di bawah 63 = TL Batas atas D = M + 1 SUD = M + 0,75 DS =
= 63 + 14,25 = 77 dibulatkan Batas atas C = M + 2 SUD = M + 1,5 DS =
= 63 + 28,5 = 92 dibulatkan Batas atas B = M + 3 SUD = M + 2,25 DS =
= 63 + 42,75 = 106 dibulatkan Skor di atas 106 = A
Dengan perhitungan tersebut maka hasil kelulusan dari 50 mahasiswa itu adalah sebagai berikut:
Yang tidak lulus TL, skor di bawah 63 = 23 orang
Yang mendapat nilai D, skor 63 – 77
= 15 orang Yang mendapat nilai C, skor 78
– 92 = 10 orang
Yang mendapat nilai B, skor 93 – 106
= 2 orang Yang mendapat nilai A, skor di atas 106
= tidak ada Jika skor mentah yang diperoleh 50 orang mahasiswa itu kita
jabarkan menjadi nilai 1 – 10 dengan menggunakan mean dan DS aktual
dengan batas-lulus M + 0,25 DS = 63 + 4,75 = 68 dibulatkan, maka yang dapat dinyatakan lulus = 21 orang, dan yang tidak lulus = 29 orang.
c. Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan Mean
Ideal dan DS Ideal Berikut ini akan penulis uraikan bagaimana mengolah skor mentah
menjadi nilai huruf A, B, C, D, TL, dengan menggunakan Mean Ideal dan DS Ideal. Dibandingkan dengan cara seperti yang telah diuraikan
pada pasal B di muka, cara berikut lebih mudah karena tidak perlu menyusun tabel distribusi frekuensi. Jika skor maksimum ideal dari tes
yang diberikan kepada 50 orang mahasiswa tersebut = 120, maka Mean Ideal
2 1
x skor max. Ideal =
2 1
x 120 = 60. Dan DS Ideal dari tes tersebut =
3 1
x 60 = 20. Dengan cara penjabaran yang diuraikan dalam pasal B, yakni
dengan ketentuan titik-tengah C = Mean, dan SUD = 1,5 DS, maka kita peroleh perhitungan sebagai berikut:
Mean = 60. DS = 20. SUD = 1,5 DS = 1,5 x 20 = 30. Titik tengah C = Mean = 60
Batas-bawah C = M – 0,5 SUD = 60 – 15 = 45 Batas-atas
C = M + 0,5 SUD = 60 + 15 = 75 Batas-bawah D = M – 1,5 SUD = 60 – 45 = 15
Batas-atas B = M + 1,5 SUD = 60 +45 = 105
Skor di bawah 15 = TL, dan Skor di atas 105 = A.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini: Jika skor mentah yang diperoleh 50 orang mahasiswa itu kita
transfer ke dalam nilai huruf sesuai dengan perhitungan di atas, kita peroleh hasil seperti berikut:
Yang tidak lulus TL, skor di bawah 15 = tidak ada. Yang mendapat nilai D, skor 15
– 44 = 10 orang.
Yang mendapat nilai C, skor 45 – 75
= 26 orang. Yang mendapat nilai B, skor 76
– 105 = 14 orang. Yang mendapat nilai A, skor di atas 105 = tidak ada.
Bandingkan hasil tersebut di atas dengan hasil perhitungan yang diperoleh pada pasal B di muka.
2. Mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10