Yang mendapat nilai C, skor 45 – 75
= 26 orang. Yang mendapat nilai B, skor 76
– 105 = 14 orang. Yang mendapat nilai A, skor di atas 105 = tidak ada.
Bandingkan hasil tersebut di atas dengan hasil perhitungan yang diperoleh pada pasal B di muka.
2. Mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10
Untuk mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10, kita perlu
mencari mean angka rata-rata dan DS. Untuk itu skor mentah tersebut kita susun ke dalam tabel distribusi frekuensi. Langkah-langkah
menyusun tabel frekuensi adalah sebagai berikut: a.
Kita tentukan dulu banyaknya kelas interval dengan jalan: 1
Mencari range R, dengan mengurangi skor maksimum dengan skor minimum range = selisih antara skor maksimum dan skor
minimum. 2
Bagian range kedalam interval-interval yang sama sedemikian rupa sehingga jumlah kelas interval antara 6
– 15 atau 11 – 19. Rumus untuk mencari kelas interval:
3 Cara lain untuk mencari atau menentukan besarnya kelas interval
dapat juga menggunakan rumus Sturges sebagai berikut: K = 1 + 3,3 log n
K = banyaknya kelas yang dihendaki atau dicari. 1 = merupakan bilangan tetap.
N = banyaknya skor jumlah siswa yang dites. b.
Mengisi kolom dua kolom interval didalam tabel yang telah tersedia, mulailah dari skor minimum berturut-turut dari interval yang
telah ditemukan dan sejumlah kelas yang ditentukan pada langkah pertama.
c. Membuat tally pada kolom 3 menabulasikan tipa-tiap skor kedalam
kelasnya. d.
Mengisikan angka jumlah tally kedalam kolom 4 lajur frekuensi = f.
e. Menentukan deviasi pada lajur d dengan menetapkan letak mean
dugaan M dengan angka nol pada kelas tertentu. Untuk menduga letak nol tersebut dapat kita pilih kelas yang mengandung frekuansi
yang paling tinggi. Selanjutnya kita letakan angka-angka deviasi itu dari nol keatas dan kebawah. Angka-angka diatas nol kita beri tanda
+ plus dan angka-angka dibawah nol kita beri tanda – minus.
f. Mengisi lajur fd dengan mengalikan angka-angka pada lajur f dan d,
kemudian hasilnya dijumlahkan pada bagian bawah dari tabel = fd. Sampai dengan kolom 6 ini lajur fd kita telah dapat menghitung
besarnya mean yang sebenarnya dari tabel tersebut. Akan tetapi, karena kita masih memerlukan mencari DS Deviasi Standard, kita
perlu menambah satu kolom lagi untuk mencari fd². g.
Mengisi lajur fd², kemudian dijumlahkan pula pada bagian bawah dari tabel sehingga kita peroleh Σfd² yang diperlukan dalam rumus
untuk mencari DS. Contoh:
Umpamakan seorang guru memperoleh skor mentah dari hasil ulangan sejarah di kelas III SMK yang berjumlah 50 orang siswa
sebagai berikut: 16
64 87 36 65 42 43 45 47 51 77
55 68 42 40 47 42 46 45 50 20 57 28 7 44 51 40 39 39 57
28 39 21 48 46 37 41 43 49 71
29 44 34 50 45 35 44 52 56 45
Untuk mengolah skor mentah di atas menjadi nilai 1 – 10, kita perlu
mencari mean dan DS. Untuk itu skor mentah tersebut kita susun ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Skor maksimum = 87 Skor minimum
= 7 Range
= 87 – 7 = 80
Banyaknya kelas interval: +
Jadi, interval i = 8, kelas interval = 11 Kelas
Interval f
d fd
Fd² 1
87 - 94 1
+ 6 6
36 2
79 – 86
+ 5 3
71 – 78
2 + 4
8 32
4 63
– 70 3
+ 3 9
27 5
55 – 62
4 + 2
8 16
6 47
– 54 11
+ 1 11
11 7
39 – 46
18 8
31 – 38
4 - 1
- 4 4
9 23
– 30 3
- 2 - 6
12 10
15 – 22
3 - 4
- 9 27
11 7
– 14 1
- 4 - 4
16 Jumlah
N = 50 + 19
∑fd 181
∑fd² Dengan melihat pada tabel distribusi frekuensi maka:
Dari tabel tersebut juga kita sekarang mencari DS:
= =
= 8 X 1,89 = 15,12 dibulatkan = 15
3. Mengolah skor mentah menjadi skor standar Z