yang sangat besar sehingga membuat nilai MOE
usn
yang didapatkan cenderung lebih besar dari nilai sesungguhnya.
Jika dilihat berdasarkan jenis glulam, nilai MOE pada GC adalah yang terkecil. Namun hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan nilai
MOE yang nyata untuk semua jenis glulam, baik pada MOE
def
, MOE
UTM
, MOE
sn
, maupun MOE
usn
. Akan tetapi, sepintas dapat dikatakan bahwa kecenderungan nilai MOE-nya menurun pada jenis ketebalan lamina penyusun yang semakin
besar, terutama pada ketebalan lamina penyusun 2 cm GC. Hal ini juga dikarenakan nilai kerapatan rata-rata GC lebih kecil daripada GA dan GB
sehingga berimbas pada nilai MOE-nya yang juga menurun.
4.3. Perbandingan Nilai Kekakuan MOE Lamina dan Balok Laminasi
Grafik perbandingan rata-rata nilai kekakuan MOE lamina dan balok laminasi pada setiap alat uji dapat dilihat pada gambar 8, gambar 9, gambar 10
dan gambar 11.
Gambar 8. Perbandingan MOE lamina dan glulam pada deflektometer
148 145
125
71 67
42 50
100 150
200
LA-GA LB-GB
LC-GC
M O
E
d e
f
1 ³
k g
c m
²
Gambar 9. Perbandingan MOE lamina dan glulam pada UTM
Gambar 10. Perbandingan MOE lamina dan glulam pada metriguard®
149 151
138 101
74 56
50 100
150 200
LA-GA LB-GB
LC-GC
M O
E
U T
M
1 ³
k g
c m
²
147 145
129
71 67
42 50
100 150
200
LA-GA LB-GB
LC-GC
M O
E
sn
1 ³
k g
c m
²
Gambar 11. Perbandingan MOE lamina dan glulam pada sylvatestduo® Berdasarkan keempat gambar tersebut gambar 8, gambar 9, gambar 10
dan gambar 11, terlihat bahwa pada semua alat uji non destruktif nilai MOE balok laminasi selalu lebih rendah dari nilai MOE lamina. Hal ini disebabkan nilai
MOE pada balok laminasi tidak hanya dipengaruhi oleh sifat mekanis dari kayu itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh bahan tambahan yang ada di dalamnya
berupa perekat isosianat. Dalam hal ini perekat isosianat yang berada di dalam balok laminasi diduga memiliki nilai kekakuan yang lebih rendah dari bahan dasar
kayu yang dipakai, dalam penelitian ini adalah kayu Eukaliptus. Pada gambar 8 deflektometer, nilai rata-rata MOE lamina adalah 133
lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata MOE glulam. Pada gambar 9 UTM nilainya 90 lebih tinggi, gambar 10 sonik nilainya 7 lebih tinggi, dan gambar
11 ultrasonik nilainya 9 lebih tinggi. MOE
sn
dan MOE
usn
memiliki selisih nilai yang sangat kecil dikarenakan pengujian non destruktif metode gelombang
berbeda prinsipnya dengan metode defleksi. Pengujian menggunakan metode gelombang cenderung tidak memberikan hasil yang berbeda untuk bahan yang
berbeda. Sedangkan pada pengujian menggunakan metode defleksi sangat besar pengaruhnya untuk bahan yang berbeda. Penyebabnya diduga metode gelombang
menggunakan getaran yang merambat pada bahan sebagai parameter pengukuran
182 181
166 174
158 152
50 100
150 200
LA-GA LB-GB
LC-GC
M O
E
u sn
1 ³
k g
c m
²
dimana hal ini mengabaikan sifat bahan lainnya seperti perekat yang juga mempengaruhi kekakuan dari contoh uji. Pada metode defleksi, penggunaan
perekat akan sangat berpengaruh besar terhadap nilai MOE-nya. Sebaliknya pada metode gelombang, penggunaan perekat hanya berpengaruh sangat kecil terhadap
nilai MOE-nya.
4.4. Nilai Kekuatan Lentur Maksimum MOR Balok Laminasi