BAHAN DAN METODE Pengaruh Pupuk Anorganik Dan Pupuk Organik Terhadap Produksi Dan Kualitas Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) Dan Sifat Kimia Podsolik Jasinga

III. BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai November 2009. Penelitian ini dilakukan di demplot BPN RI, Desa Setu, Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas lahan 1800 m 2 . Analisis Tanah dilakukan di Balai Besar Penelitian Tanah, Bogor. Analisis Kualitas Ubi Jalar dilakukan di Laboratorium Technopark, Institut Pertanian Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan antara lain stek ubi jalar, dan yang digunakan sebagai pupuk dasar adalah kapur CaCO 3 Alat yang digunakan antara lain alat-alat untuk penanaman seperti cangkul, garpu, ember, kored, bambu, timbangan, meteran, label, plastik, karung. Alat-alat untuk analisis tanah seperti alat-alat gelas, mesin pengocok, Atomic Absorption Spectrofotometer AAS, Flame Photometer, pH-meter, dan lain-lain, sedangkan alat-alat untuk analisis kualitas ubi jalar seperti kleser, vibrating screen, dan oven. , sebagai bahan perlakuan adalah pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk majemuk 15-15-15 Phonska dan pupuk P rock phosphate, dan pupuk organik dalam bentuk humat. Untuk analisis tanah, bahan-bahan kimia yang umum dipakai untuk analisis tanah dalam penentuan pH, C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd, KTK, dan Al-dd. Selanjutnya untuk analisis kualitas ubi jalar bahan yang digunakan yaitu ubi jalar segar dan air. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk anorganik yang terdiri dari phonska 15-15- 15 dan rock phosphate. Faktor kedua adalah pupuk organik cair humat. Adapun perlakuan pupuk anorganik yang diberikan adalah P P : tanpa phonska 1 : 200 kgha phonska 30 kg N, 30 kg P 2 O 5 , 30 kg K 2 P O 2 : 400 kgha phonska 60 kg N, 60 kg P 2 O 5 , 60 kg K 2 O R 1 R : 100 kgha rock phosphate 2 selanjutnya perlakuan pupuk organik adalah : 400 kgha rock phosphate H H : tanpa humat 1 : 40 literha humat Setiap perlakuan terdiri dari 2 ulangan. Dengan demikian jumlah satuan percobaan adalah 5 pupuk anorganik x 2 pupuk organik x 2 ulangan = 20 satuan percobaan. Adapun kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Perlakuan P P P 1 R 2 R 1 2 H P H P 1 H P 2 H R 1 H R 2 H H P 1 H P 1 1 H P 1 1 H R 1 1 H R 1 2 H 1 Model linier dari rancangan acak kelompok lengkap dua faktor secara umum dituliskan sebagai berikut: Y ij = µ + α i + β j + αβ ij + ε ijk Keterangan : Y ijk µ, = Nilai pengamatan pada faktor pupuk anorganik ke-i faktor pupuk organik ke- j dan ulangan ke k α = Komponen aditif dari rataan i β = Pengaruh utama faktor pupuk anorganik j αβ = Pengaruh utama faktor pupuk organik ij = pupuk organik Komponen interaksi dari dua faktor pupuk anorganik dan ε ij = Pengaruh acak y ang menyebar normal ο, σ 2 Mattjik dan Sumertajaya, 2002 Pelaksanaan Penelitian Persiapan Tanam. Persiapan tanam dimulai dengan mengolah tanah. Pengolahan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, garpu, kored dan peralatan budidaya lainnya. Pengolahan tanah dimulai dengan membersihkan gulma, alang-alang, dan rumput, kemudian dibuat guludan dengan lebar dasar 70 cm, tinggi 40 cm, jarak antar guludan 40 cm dengan panjang guludan 700 cm pada masing-masing petak percobaan. Penanaman. Stek ubi jalar ditanam pada tengah guludan dengan jarak tanaman dalam guludan 25 cm. Stek yang digunakan adalah stek pucuk dengan panjang 20-25 cm. Stek ditanam miring adapun bagian batang yang tenggelam saat ditanam sebanyak 23 bagian 3 ruas, sedangkan 13 bagian lagi tersembul. Pemupukan. Pemberian kapur CaCO 3 Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi : penyiangan, pembubunan, dan pembalikan batang. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dan dikhususkan pada saat menjelang akan diaplikasikannya pemupukan. Pembubunan dilakukan pada 6 MST dengan memotong secara vertikal kedua sisi guludan dimaksudkan agar tanah menjadi gembur sehingga merangsang akar-akar umbi agar dapat tumbuh dengan baik sekaligus sebagai upaya pengendalian gulma. Saat 6 MST tanaman ubi jalar sebagian besar sudah mulai berumbi sehingga pembubunan dilakukan secara hati-hati dimana penurunan guludan dilakukan mulai dari bagian dasar guludan kemudian tanah hasil penurunan guludan diangkat keatas guludan. Pembalikan batang dilaksanakan pada 8 MST dan 12 MST dimaksudkan untuk mengurangi terbentuknya umbi-umbi kecil yang sebagai pupuk dasar 1.7 tonha diberikan satu minggu sebelum penanaman. Pupuk anorganik phonska dan rock phosphate diberikan satu minggu setelah tanam. Untuk keperluan pemupukan dibuat alur di puncak bedengan 7-12 cm, pupuk diberikan sepanjang alur lalu ditutup secara merata dengan tanah. Pemupukan dengan humat diencerkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada tanaman, setiap 10 ml humat pekat ditambahkan air sebanyak 1 liter, dan pemberian humat per tanaman adalah 100 ml humat yang telah diencerkan. Untuk pemberian humat dilakukan dua kali, pertama, satu minggu setelah tanam dan kedua, sebulan setelah pemberian humat yang pertama. tumbuh pada ruas-ruas batang sehingga air dan zat tanaman akan tersalurkan ke umbi yang diinginkan. Panen . Dilakukan serempak pada umur 150 hari. Mula-mula batang tanaman dipotong dengan sabit, guludan yang telah tampak gundul selanjutnya dibongkar dengan cangkul. Pengamatan Pengamatan peubah vegetatif dilakukan terhadap 5 tanaman contoh dari setiap stek petak percobaan dan dilaksanakan setiap minggu yang meliputi : 1. Panjang batang diukur pada 2 sampai 10 MST, yaitu panjang batang utama mulai dari permukaan tanah sampai ujung batang. 2. Jumlah cabang diukur pada 3 sampai 10 MST, yaitu banyaknya cabang yang tumbuh dari setiap batang utama. 3. Jumlah daun dihitung pada 2 sampai 8 MST, yaitu meliputi jumlah helaian daun yang masih aktif berwarna hijau. Pengamatan parameter produksi diamati pada saat panen, meliputi: 1. Bobot umbi tiap perlakuan. 2. Bobot brangkasan tiap perlakuan. 3. Kadar pati dengan metode fisik yaitu sebagai berikut : a. Timbang sampel ubi jalar segar seberat 3 kg b. Lalu ubi jalar dicuci, diparut, disaring dan diperas. Air perasan tersebut diendapkan tiga jam, kemudian airnya dibuang sehingga diperoleh pati basah. c. Selanjutnya pati tersebut dikeringkan dengan penjemuran sampai kadar air 14 selama dua hari. d. Pati kering kemudian ditimbang Ciptadi, 1983 dalam Suismono, dkk., 1993 dan dihitung dengan Perhitungan : Berat pati kering Kadar Pati = x 100 Berat awal ubi jalar segar Diagram alir pembuatan pati disajikan pada Gambar 2. Ubi jalar Umbi busukrusak Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Pati Ubi Jalar Ambarsari, 2009 Ubi jalar Sortasi dan pembersihan Pencucian Pemarutan dan tambahkan air secukupnya Penyaringan Pengendapan pati Penjemuran pati Pati ubi Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah untuk analisis pendahuluan diambil secara komposit dari 3 titik yang berbeda dengan kedalaman 0-20 cm, sedangkan contoh tanah untuk analisis setelah panen ubi jalar diambil secara komposit dari 5 titik yang berbeda dengan kedalaman 20 cm pada setiap perlakuan. Analisis Tanah Analisis pendahuluan tanah dilakukan terhadap : pH H 2 O dan KCl dengan metode pH 1:5; C-Organik dengan metode Walkey and Black; N-Total dengan metode Kjeldahl; P-tersedia dengan metode Bray-1; KTK; K-dd; Na-dd; Ca-dd; Mg-dd; Al-dd; KB; dan tekstur dengan metode pipet, sedangkan setelah panen dilakukan terhadap : pH H 2 O dan KCl dengan metode pH 1:5; C-Organik dengan metode Walkey and Black; N-Total dengan metode Kjeldahl; P-tersedia dengan metode Bray-1; KTK; K-dd; Al-dd.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN