UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa
SMP Swasta Trisakti 2” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Bornok Sinaga M,Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Syafari, M.Pd, Ibu Dra. Ida
Karnasih, M.Sc, Ph.D dan Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak. Dr. M Manullang, M.Pd,
selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si,
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan

FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.J. Simanjuntak, selaku
Kepala Sekolah dan Ibu D. Simanjorang, S.Pd selaku guru mata pelajaran di SMP
Swasta Trisakti 2 Medan yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa
penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ibunda Elly Tanova yang
setia berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai
harganya hingga penulis bisa memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Asri Sihotang, Astika Hutagaol,

v

Bethesda Butar-butar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi
Simbolon, Septa A.P. Hutauruk dan semua rekan seperjuangan di Kelas
Matematika Reguler A 2010 serta Cindy Marceline, Winda Veronica, Calvin
Chen dan Andika Purnama yang telah memberikan semangat dan motivasi selama
kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa,
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Anita

2015

ii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA
SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN
Anita (4103111007)
ABSTRAK
Penelitian ini didasari rendahnya kemampuan siswa memahami konsep
dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievment Division dapat meningkatkan

pemahaman konsep matematika siswa pada materi fungsi di kelas VIII SMP
Swasta Katolik Trisakti 2 Medan T. A. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas
VIII-A SMP Katolik Trisakti 2 Medan dan objek penelitian ini adalah upaya
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievment Divisios. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Pada siklus I tes pemahaman konsep
yang diberikan berbentuk uraian yang dinyatakan valid dengan rhitung =
.
Dan pada siklus II tes pemahaman konsep dinyatakan valid dengan rhitung =
0
.
Untuk mengetahui kemampuan memahami konsep siswa maka diberikan
tes awal dan diperoleh skor rata-rata siswa 1.96 atau dalam kategori sangat rendah
dan hanya 21.85% yang mencapai pemahaman konsep kategori sedang. Setelah
diberikan tindakan pada siklus I, maka diberikan Tes Pemahaman Konsep I. Dari
hasil tes diperoleh skor rata-rata siswa 2,45 atau dalam kategori rendah serta siswa
yang telah memahami konsep ada 19 siswa (54,28%). Karena persentase
pencapaian Pemahaman Konsep belum tercapai maka pemberian tindakan
dilanjutkan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka

diperoleh hasil tes dengan skor rata-rata siswa 2,95 atau dalam kategori sedang
serta siswa yang telah memahami konsep ada 29 siswa (82,85%). Dari siklus I ke
siklus II diperoleh peningkatan sebanyak 10 siswa (28,57%) dan skor rata-rata
meningkat sebesar 0,5.
Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematika siswa meningkat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievment Division pada materi fungsi di kelas VIII SMP Swasta Katolik
Trisakti 2 Medan T. A. 2014/2015

ii

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase – fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

20

Tabel 3.1 Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan


38

Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep pada Tes
Pemahaman Konsep I (TPK I)

43

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Memberikan Contoh dan Bukan
Contoh Pada Tes Pemahaman Konsep I (TPK I)

43

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Menyajikan Konsep Dalam
Refresentasi Matematika Pada Tes Pemahman Konsep I

44

Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Menggunakan Konsep
Dalam rpenyelesaian masalah Pada Tes Pemahman Konsep I

Tabel 4.5 Deskripsi Analisis Data Tes Pemahaman Konsep Siklus I

45
46

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran
Pada Siklus I

47

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melaksanakan Pembelajaran
pada Siklus II

48

Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Perbandingan Hasil Tes Awal dan Hasil
Pemahaman Konsep Siswa Siklus I

49


Deskripsi Perbandingan Tindakan pada Siklus I dan Siklus II

50

Tabel 4.10 Deskripsi Nilai Tes Awal, TPK I, Observasi Guru dan Siswa

51

Tabel 4.9

Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep pada Tes
Pemahaman Konsep II (TPK II)

53

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Memberikan Contoh dan Bukan
Contoh Pada Tes Pemahaman Konsep II (TPK I)

53


Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Menyajikan Konsep Dalam
Refresentasi Matematika Pada Tes Pemahman Konsep II

54

Tabel4.14Tingkat Kemampuan Siswa Menggunakan Konsep
Dalam rpenyelesaian masalah Pada Tes Pemahman Konsep II
Tabel 4.15 Deskripsi Analisi Data Tes pemahaman Konsep Siklus II

55
56

xi

Tabel 4.16 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran
Pada Siklus II

58

Tabel 4.17 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus II

59

Tabel 4.18 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal, TPK I
dan TPK II

61

Tabel 4.19 Deskripsi Peningkatan Pemahaman Konsep Siklus I dan Pemahaman
Konsep Siklus II

61

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Hasil Tes Awal


3

Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas

33

Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa pada TPK I

45

Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siklus II

47

Gambar 4.3 Deskripsi tingkat pemahaman konsep siswa pada TPK II

55

Gambar 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Siklus II


57

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Silabus kelas VIII

71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

73

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

81

Lampiran 4. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I

90

Lampiran 5. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep II

91

Lampiran 6. Kisi – Kisi Soal Tes Pemahaman konsep I

92

Lampiran 7. Kisi – Kisi Soal Tes pemahaman Konsep II

93

Lampiran 8.

94

Tes Awal

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Tes Awal

95

Lampiran 10. Test Pemahaman Konsep I

97

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Test pemahaman Konsep I

98

Lampiran 12. Test Pemahaman Konsep II

100

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes pemahaman Konsep II

101

Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa 1.1

105

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 1.1

108

Lampiran 16. Lembar kerja Siswa 1.2

110

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 1.2

114

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa 2.1

116

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 2.1

120

Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa 2.2

123

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 2.2

127

Lampiran 22. Lembar Observasi Kegiatan Guru I

130

Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru II

134

Lampiran 24 Tabulasi Nilai tes Awal

138

Lampiran 25 Perhitungan Validitas

139

Lampiran 26 Perhitungan Reabilitas

143

Lampiran 27. Tabulasi Nilai TPKM I

147

Lampiran 28. Tabulasi Nilai TPKM II

150

xiii

Lampiran 29. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

153

Lampiran 30. Dokumentasi

160

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu hal yang paling penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Sejalan dengan itu, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi menutut manusia untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang berarti diperlukan peningkatan mutu pendidikan. John
Dewey (Sagala, 2009 : 3) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir
atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan
kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah
lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika adalah segala sumber dari
ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan
perkembangannya bergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar
yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan seharihari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga
matematika perlu diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga
perguruan tinggi, bahkan TK.
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah
bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan
diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubunganhubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat
di dalam matematika itu. Jadi, belajar matematika berarti belajar tentang konsepkonsep dan struktur-struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta

2

mencari hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut
(Hudojo, 2005 : 107).
Hudojo (2005:3) mengemukakan bahwa, “konsep – konsep matematika
harus di pahami lebih dulu sebelum memanipulasi simbol – simbol sebagaimana
matematika merupakan ide – ide abstrak yang diberi simbol – simbol.” Oleh
karena itu, pemahaman konsep matematika itu perlu ditanamkan kepada peserta
didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku sekolah dasar
maupun bagi siswa sekolah menengah pertama. Mereka dituntut mengerti tentang
definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengeoperasian matematika
secara benar.
Berdasarkan hasil wawancara dan obeservasi

di mana peneliti telah

melakukan observasi di SMP Trisakti 2 Medan. Dalam observasi, peneliti
mewawancarai guru bidang studi Matematika (D Simanjora, 26 April 2014 )
yang mengatakan bahwa:
Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal
– soal yang diberikan dan kurang mengusai berbagai konsep dan prinsip
matematika khususnya pada subpokok bahasan Fungsi yang
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, terdapat kenyataan
bahwa siswa tidak mampu memahami konsep dari materi tersebut , sehingga
terjadi siswa sulit menyelesaikan soal yang diberikan guru. Masalah yang
berikutnya adalah bahwa para siswa kurang tertarik untuk menjawab pertanyaan
dari gurunya, para siswa lebih senang untuk berbicara terhadap teman-temannya.
Selain itu peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan kepada siswa
kelas VIII – A sebanyak tiga soal dan dari 35 siswa hanya terdapat 7 orang yang
pemahaman konsep matematika baik sedangkan sisanya masih rendah. Hal ini
menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman konsep matematika siswa
dalam menyelesaikan soal.

3

Terlihat dari soal no 1 yang dikerjakan oleh siswa, terlihat bahwa siswa
belum memahami konsep, sehingga tidak mampu mengerti dengan baik konsep
yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Sedangkan pada soal no 2 siswa hanya dapat mengerti 2 dari 3 pertanyaan
yang diajukkan dan cara menyatakan ulang konsepnya masih kurang tepat.

Pada soal ke 3 tampak siswa tidak mengerjakannya sesuai dengan konsep,
sehingga terjadi kesalahan dalam menjawab soal tersebut.

4

Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di
dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru dalam memperbaiki
kemampuan

pemahaman konsep matematika

para

siswa

yaitu

dengan

menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini
materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih
gampang mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Relasi dan Fungsi merupakan materi pelajaran di kelas VIII SMP/Mts.
Materi ini merupakan materi yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari – hari.
Misalnya relasi antara penjual dan pembeli, relasi antara pemerintah dan
masyarakat, relasi antara siswa dan guru, dan lain sebagainya. Akan tetapi masih
banyak siswa yang kurang memahami konsep relasi dan fungsi. Pada umumnya
metode yang digunakan untuk mengajarkan relasi dan fungsi adalah ceramah
sehinggan mengakibatkan pemahaman siswa mengenai relasi dan fungsi sangat
minim.
Berdasarkan sebab – sebab di atas, maka peneliti perlu melakukan suatu
penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division), guna meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep, melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran dan mendorong pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa
dimana guru hanya sebagai fasilisator. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin

5

(Trianto, 2011: 56), “Belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
peserta didik belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu
untuk menyelesaikan tugas – tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.”
STAD (Student Teams Achievment Division) adalah model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri atas lima komponen utama yaitu
presentasi kelas, pembentukkan kelompok, pemberian kuis, pencatatan skor
kemajuan individual dan rekognisi tim atau penghargaan kelompok.
Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika terutama untuk
konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa.
Berkaitan dengan hal itu makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kelas VIII SMP
Swasta Trisakti 2 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika.
2. Kecenderungan siswa menghapal konsep – konsep matematika.
3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep – konsep matematika
dalam penelitian ini pada materi relasi dan fungsi.
4. Masih kurangnya inovasi guru dalam proses belajar mengajar.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus
mengingat luasnya aspek yang diteliti maka batasan masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada Upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada

6

relasi dan fungsi. Dan strategi yang diterapkan dibatasi pada pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD).

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-A SMP TRISAKTI 2 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep matematika siswa kelas VIII-A SMP TRISAKTI 2 Medan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment
Division (STAD).

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang
sesuai dalam memahami berbagai konsep matematika yang dipelajari.
2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika untuk memilih model
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa
3. Bagi sekolah
Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya model
pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti

7

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan
profesi yang akan ditekuni sebagai pendidik sehingga nantinya dapat
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

1.7 Defenisi Operasional
Adapun beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Konsep adalah ide atau gagasan yang dinyatakan dalam sebuah definisi yang
dapat disusun dengan kata, simbol atau tanda. Konsep dalam matematika
adalah

abstrak

yang

memungkinkan

kita

untu

mengelompokkan

(mengklasifikasikan) objek/kejadian.
2. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep –
konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Seseorang dikatakan memahami
suatu konsep jika ia dapat memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih
rinci tentang konsep yang telah dipelajari, mampu memberikan contoh konsep
dan bukan konsep serta mampu menerapkan konsep dalam pemecahan
masalah.
Adapun indikator pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah:

 Kemampuan menuliskan konsep yang telah dipelajari dalam bahasa
sendiri.

 Kemampuan mengkalsifikasikan objek – objek berdasarkan dipenuhi atau
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

 Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma

 Kemampuan memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang
dipelajari

 Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam

bentuk

representasi matematika

 Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
3.

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah STAD. STAD
merupakan suatu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan
baik untuk guru yang baru memulai pendekatan kooperatif di dalam kelas.
Menurut Slavin, STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran

8

kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Selain itu, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran
kooperatif yang efektif dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

67

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKS melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa kelas VIII-A SMP Trisakti 2 Medan, dimana peningkatan
diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Pada tes awal, diperoleh
rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah 1,96 dalam kategori sangat rendah
dan siswa yang tuntas hanya 7 orang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep 2,45 dalam kategori rendah dengan 19
siswa atau 54,28% dari seluruh siswa telah tuntas dalam memecahkan masalah.,
tapi dari empat indikator yang digunakan peneliti dua indikator sudah dalam
kategori tuntas yaitu indikator menyatakan ulang konsep dan memberikan contoh
dan bukan contoh konsep. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan pada siklus II
diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep matematika 2,95 dalam kategori
sedang dengan 29 siswa atau 82,85% dari seluruh siswa, dengan adanya
peningkatan dan penurunan masing – masing indikator. Indikator yang menurun
adalah memberikan contoh dan bukan contoh dan indikator yang meningkat
secara drastis adalah indikator menyatakan konsep dalam bentuk refresentasi
matematika.

5.2.

Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:
1.

Kepada guru, khusunya guru matematika pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi
salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa, yaitu dengan lebih membiasakan siswa untuk menemukan konsep

67

matematika dengan sendirinya dengan memberikan contoh – contoh
matematika yang ada dalam kehidupan sehari – hari khususnya pada
materi fungsi dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.
2.

Peneliti juga menyarankan agar guru lebih sering menggunakan LKS
dalam pembelajaran terutama dalam model – model kooperatif karena
dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri konsep matematika.
Dan soal yang diberikan merupakan soal yang ada dalam kehidupan
sehari – hari sehingga siswa dapat mudah memahaminya agar
pemahaman konsep matematika siswa akan meningkat.

3.

Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di kelas VIII-A SMP Trisakti 2 Medan Tahun Ajaran
2014/2015.

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S, dkk., ( 2008 ), Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Keenam, Bumi
Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta
Bambang R, (2008), membangun Keterampilan Komunikasi Matematika,
http://rbaryans.wordpress.com/2008. (Diakses tanggal 20 Juli 2014)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem, Bandung: Bumi Aksara.
Hudojo, H, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Matematika.
Malang: IKIP Malang.
Istarani. (2011). 58 Model Pembelejaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kilpatrick dan Findell, 2001,
Adding it Up: Helping Children Learn
Mathematics. http://repository.upi.edu (Diakses 24 Juli 2014)
Peraturan
Dirjen
Dikdasmen
Nomor
506/C/Kep/PP/2004
http://www.docstoc.com/myoffice (Diakses 30 Juli 2014)
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabetha.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Soedjadi,(2003), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstansi Keadaan
Masa
Kini
Menuju
Harapan
Masa
Depan
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29442-Jurnal
(diakses tanggal 30 Juli 2014)
Sudijono, Anas, (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grasindo Persada.

70

Sudjana , Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono , A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,
Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Trianto,

(2009).
Model-Model
Pembelajaran
Kontruktivisme, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Inovatif

Berorientasi

ii

RIWAYAT HIDUP
Anita adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir di T. Balai tanggal
28 Februari 1992. Ayah bernama Ramu Krisna dan Ibu bernama Elly Tanova.
Pada tahun 1998 penulis masuk SD Katolik Yos Sudarso Karawang, Jawa Barat.
Kemudian pindah ke SD Katolik Budi Murni 1 pada tahun 2000 dan lulus pada
tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Katolik Budi
Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan
sekolah di SMA Katolik Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada
tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERBAUNGAN.

0 2 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP TRISAKTI 2 MEDAN T.A 2012/2013.

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams–Achievement Division (STAD

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams–Achievement Division (STAD

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KETRAMPILAN SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 1 Karanganyar).

0 0 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP.

1 1 35

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 13 Tahun 2016

0 0 6