PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERBAUNGAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI

KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERBAUNGAN Oleh:

Surtiani NIM 4123111082

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Surtiani dilahirkan di Lubuk Juangan, pada tangga l8 September 1994. Ayah bernama Bambang dan Ibu bernama Afrida. Surtiani adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Pada Tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 02 Sungai Aur dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 01 Sungai Aur dan lulus tahun 2009. Setelah itu pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 01 Sungai Aur dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS VIII SMP NEGERI 3

PERBAUNGAN

Surtiani

(4123111082)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persamaan kuadrat di kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan Tahun Ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan dengan jumlah siswa 38 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persamaan kuadrat di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan tahun ajaran 2015/201VIII-6.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tes, wawancara dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa, wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan khususnya materi persamaan kuadrat dan memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sebagai bahan refleksi dalam menentukan tindakan pada siklus II yang dilakukan setelah hasil tes pada siklus I diperiksa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses kegiatan siswa selama pembelajaran.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus. Setiap pertemuan dilaksanakan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes pemahaman konsep matematika siswa. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I rata-rata mencapai 2,7dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II rata-rata mencapai 3,6 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil analisis tes pemahaman konsep yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar siswa (≥ 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 27 siswa (71,05%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 74,16. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa (≥ 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 33 siswa (86,84%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 85,66. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II adalah 15,79%.

Karena hasil tes pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan dan ketuntasan belajar klasikal telah tercapai dan terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa sehingga pelaksanaan tindakan diakhiri. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Perbaungan.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Bambang dan Ibunda Afrida yang menjadi sumber motivasi, senantiasa mendukung, memberikan do’a, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai, juga kepada Adik-adik saya Lili


(6)

v

Herlina dan Ahmad Aqil yang selalu memberikan do’a dan motivasi. Terima kasih juga untuk Paman Makmur dan Bunde Nur Yanti yang sudah menggantikan peran orangtua selama penulis menjalani kuliah di Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tagor, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 3 Perbaungan dan Bapak H.Sarman, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 3 Perbaungan, guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Maisya Fitri Siregar, Yuli Yanti Simatupang, Khairun Niswah, Ruqayyah, Rindia Ali Santi, Nurul Auni Manurung, Nurul Fahma Hasibuan, Emelia Apriani, Listri Pardani, Evitamala Siregar, teman-teman Dik-C 2012, teman-teman PPLT 2015 SMP Negeri 3 Perbaungan, Adik-adik stambuk Ayu Lestari, Eliyana, Sri Murni, dan kakak-kakak stambuk Hafizhah,S.Pd, dan Risma,S.Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk Bang Mukhtar Arif, SE yang pernah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru matematika dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2016 Penulis

Surtiani


(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Operasional 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Tinjauan Pustaka 10

2.1.1.Hakekat Belajar 10

2.1.2.Hakekat Matematika 11

2.1.3.Pembelajaran Matematika 11 2.1.4.Pemahaman Konsep Matematika 13 2.1.5.Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 21 2.1.6.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD 27

2.1.7. Materi Persamaan Kuadrat 28

2.2 Kerangka Konseptual 31

2.3 Penelitian Yang Relevan 33

2.4 Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1 Jenis Penelitian 35

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 35 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 36

3.4 Prosedur Penelitian 36

3.5 Alat Pengumpulan Data 41

3.5.1 Tes Pemahaman Konsep 41


(8)

vii

3.6. Analisi Data 43

3.6.1 Reduksi data 43

3.6.2 Memaparkan Data 43

3.6.3 Kesimpulan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48

4.1 Hasil Penelitian 48

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 48 4.1.1.1 Permasalahan Siklus I 48 4.1.1.2 Perencanaan Tindakan Siklus I 50 4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I 51 4.1.1.4 Observasi Siklus I 55 4.1.1.4.1 Deskripsi Hasil Observasi I 55 4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 59 4.1.1.5.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep 59 4.1.1.6 Refleksi Siklus I 63 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 66 4.1.2.1 Permasalahan Siklus II 66 4.1.2.2 Perencanaan Tindakan Siklus II 66 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II 68 4.1.2.4 Observasi Siklus II 71 4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Observasi Siklus II 71 4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 76 4.1.2.5.1 Hasil Tes Pemahaman Konsep 76 4.1.2.6 Refleksi Siklus II 81 4.1.2.7 Pembahasan Hasil Penelitian 82

4.1.2.7.1 Pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajara Kooperatif

Tipe STAD 82

4.1.2.7.2 Pemahaman Konsep Matematika Siswa 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90

5.1 Kesimpulan 90

5.2 Saran 91


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20 Tabel 2.2 Fase – Fase Pembelajaran Kooperaatf Tipe STAD 24 Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 25 Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 26 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep 42 Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan 44 Tabel 3.3 Kriteria Pencapaian Indikator 47 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 49 Tabel 4.2 Deskripsi Menyatakan ulang sebuah konsep dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 59

Tabel 4.3 Deskripsi Memilih dan Membedakan Mana Contoh dan Bukan

Contoh Konsep dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 60 Tabel 4.4 Deskripsi Menyajikan Konsep dalam Berbagai

Representasi Matemamatika dengan Kriteria Ketuntasan Belajar

Siklus I 60

Tabel 4.5 Deskripsi Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma Pemecahan Masalah dengan Kriteria Ketuntasan Belajar

Siklus I 61

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa

Dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 61 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus I 62 Tabel 4.9 Deskripsi Menyatakan ulang sebuah konsep dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 77

Tabel 4.10 Deskripsi Memilih dan Membedakan Mana Contoh dan Bukan

Contoh Konsep dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 77 Tabel 4.11 Deskripsi Menyajikan Konsep dalam Berbagai

Representasi Matemamatika dengan Kriteria Ketuntasan Belajar

Siklus II 78


(10)

x

Pemecahan Masalah dengan Kriteria Ketuntasan Belajar

Siklus I 78

Tabel 4.13 Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 79 Tabel 4.14 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 79


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 2 5

Gambar 1.2 Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 5 6

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas 40

Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-rata Tes Pemahaman Konsep Siswa 86

Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa 87


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) 94 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) 104 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) 113 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (RPP IV) 122 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I 131 Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian LAS I (Siklus I) 134 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I 135 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS II(Siklus I) 139 Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III Siklus II 141 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS III(Siklus II) 144 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa IV Siklus II 146 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS IV (Siklus II) 149 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal 151 Lampiran 14. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Awal 152

Lampiran 15. Tes KemampuanAwal 154

Lampiran 16. Alternatif PenyelesaianTes KemampuanAwal 156 Lampiran 17. Kisi-kisiTes Pemahaman Konsep I 159 Lampiran 18. Pedoman PenskoranTes Pemahaman Konsep I 160 Lampiran 19. Tes Pemahaman Konsep I 162 Lampiran 20. Alternatif PenyelesaianTes Pemahaman Konsep I 164 Lampiran 21. Kisi-kisiTes Pemahaman Konsep II 167 Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep II 168 Lampiran 23. Tes Pemahaman Konsep II 170 Lampiran 24. Alternatif penyelesaian Tes Pemahaman Konsep II 172 Lampiran 25. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 174 Lampiran 26. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 176 Lampiran 27. Lembar Validasi Soal Tes KemampuanAwal 178 Lampiran 28. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 180 Lampiran 29. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 182 Lampiran 30. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I 184 Lampiran 31. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 186 Lampiran 32. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 188 Lampiran 33. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II 190

Lampiran 34. Daftar Validator 192

Lampiran 35. Lembar Observasi Guru 193

Lampiran 36. Lembar Observasi Guru 195

Lampiran 37. Lembar Observasi Guru 197

Lampiran 38. Lembar Observasi Guru 199

Lampiran 39. Lembar Observasi Siswa 201 Lampiran 40. Lembar Observasi Siswa 203 Lampiran 41. Lembar Observasi Siswa 205


(13)

xii

Lampiran 42. Lembar Observasi Siswa 207 Lampiran 43. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran 209 Lampiran 44. Nilai Pemahaman Konsep Siswa pada Setiap Siklus 215 Lampiran 45. Analisis Tes Kemampuan Awal 217 Lampiran 46. Analisis Tes Pemahaman Konsep I 219 Lampiran 47. Analisis Tes Pemahaman Konsep II 221 Lampiran 48. Dokumentasi Penelitian 223


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses pembelajaran di sekolah, baik sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Perguruan Tinggi( PT) yang masing-masing memiliki visi, misi dan tujuan yang spesifik. Proses pendidikan itulah yang akan banyak dinilai karena pendidikan sebagai salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan bangsa.

Dewey (Sagala, 2012:3) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, setiap lapisan dari dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, misalnya dalam mencapai hasil belajar. Dalam dunia pendidikan hasil belajar merupakan tolak ukur yang paling mendasar yaitu semakin baiknya hasil belajar yang dicapai dalam dunia pendidikan maka semakin besar kemungkinan tercapainya tujuan pendidikan, misalnya saja dalam pembelajaran matematika.

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Matematika adalah segala sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan perkembangannya bergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir, karena itu


(15)

2

matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga matematika perlu diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi, bahkan TK.

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu. Jadi, belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut (Hudojo, 2005:107).

Hudojo (2005:108) mengemukakan bahwa:

Suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa serta mengklasifikasikan apakah objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk ke dalam ide abstrak tersebut.

Jadi, seorang peserta didik dikatakan telah mempunyai kemampuan memahami konsep atau materi apabila peserta didik tersebut dapat menjelaskan suatu konsep tertentu dengan kata-kata sendiri, dapat membedakan dan mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh dan non contoh.

Dalam mempelajari matematika, pemahaman konsep matematika sangat penting untuk siswa. Karena konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa telah memahami konsep-konsep matematika maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih kompleks.

Dalam laporan hasil belajar siswa, aspek-aspek yang dilaporkan kepada orang tua siswa tentang hasil belajar siswa adalah (1) pemahaman konsep, (2) penalaran dan komunikasi, (3) pemecahan masalah. Berarti pemahaman konsep disini sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi


(16)

3

yang telah diajarkan. Oleh karena itu, pemahaman konsep matematika itu perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini yaitu mulai dari siswa duduk di bangku sekolah dasar maupun siswa sekolah menengah pertama. Mereka dituntut mengerti tentang defenisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara benar.

Pada kenyataannya, masih banyak peserta didik yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami bahkan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mereka. Hal ini juga di dukung oleh Winarsih (2015:1-2) yang menyatakan bahwa:

Pelaksanaan di lapangan, saat proses pembelajaran masih dijumpai berbagai kendala dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami suatu konsep tertentu. Sebagian siswa menganggap mata pelajaran matematika sangat menakutkan, tidak menyenangkan, sangat sulit, dan membosankan. Hal ini terlihat di sekolah kami, bahwa hasil ulangan harian mata pelajaran matematika kelas VIIC pada semester satu yang lalu di dapat persentase siswa yang berhasil melampaui KKM pada ulangan harian ke-1 ada 59%, ulangan harian ke-2 ada 60% dan ulangan harian ke-3 ada 60%.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Perbaungan khususnya kelas VIII-6, diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan lebih terpusat pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Hampir sebagian besar siswa justru mengaku bahwa mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru. Sebagian siswa hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan.Terlebih lagi jika mereka diberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih. Hanya beberapa siswa yang mampu menjawab dengan benar, itupun siswi yang memang tergolong lebih pandai dari siswa-siswi yang lain di kelasnya.

Selain itu, banyak juga siswa yang mengaku bahwa ketika guru menjelaskan suatu pokok bahasan yang baru, terkadang mereka lupa akan inti dari pokok bahasan yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.


(17)

4

Beberapa kejadian yang telah dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.

Berdasarkan informasi dari Pak Sarman selaku guru matematika yang mengajar di kelas VIII-6 menyatakan bahwa sebagian siswa memiliki pemahaman konsep matematika yang kurang, hal ini terlihat pada sebagian besar materi yang diajarkan dalam matematika. Saat pembelajaran berlangsung siswa tidak berani untuk menanyakan kesulitan dalam memahami materi maupun dalam mengerjakan soal yang diberikan guru. Inisiatif siswa kurang, hal tersebut nampak ketika guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya maupun berpendapat tidak dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.

Dari tes awal yang sudah diberikan kepada siswa yang berjumlah 35 siswa, hanya 17,14 % yang mampu menyelesaikan soal sesuai dengan konsep matematika tentang materi persamaan kuadrat dan 82,86 % masih gagal dalam menyelesaikan soal. Sehingga kriteria ketuntasan siswa masih tergolong sangat rendah.

Dapat dilihat pada soal no. 2 tentang memilih dan membedakan contoh dan non contoh siswa masih melakukan kesalahan.

Gambar 1.1 Kesalahan siswa pada soal no. 2

Kemudian pada indikator tentang mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah, terjadi juga kesalahan pada siswa seperti yang terlihat pada no. 5


(18)

5

Gambar 1.2 Kesalahan siswa pada soal no.5

Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelasdengan menerapkan model pembelajaran yang belum pernah diterapkan di sekolah tersebut sebelumnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) guna meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa karena melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan mendorong pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif (Slavin, 2008:143). Dalam STAD, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat atau lima peserta didik secara heterogen. Pendidik menjelaskan materi secara singkat dan kemudian peserta didik di dalam kelompok itu memastikan bahwa anggota kelompoknya telah memahami materi tersebut. Setelah itu, semua peserta didik menjalani kuis secara individu tentang materi yang sudah dipelajari. Skor hasil kuis peserta didik dibandingkan dengan skor awal peserta didik yang kemudian akan diberikan skor sesuai dengan skor peningkatan yang telah diperoleh peserta didik. Skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok, dan kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu akan mendapatkan penghargaan.

Berdasarkan analisis situasi pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Perbaungan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, makapeneliti tertarik untuk melakukan


(19)

6

penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Materi Persamaan Kuadrat Di Kelas VIII SMP N 3 Perbaungan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya pemahaman konsep matematika pada siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

2. Siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru.

3. Masih banyak siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan yang kurang berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD belum pernah diterapkan di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada usaha perbaikan atau sebuah tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan pada materi Persamaan Kuadrat


(20)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD) di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan .

2. Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Persamaan Kuadrat di kelas VIII-6 SMP Negeri 3 Perbaungan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD).

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Memberikan gambaran kepada guru mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Membantu dalam memilih dan menentukan alternatif metode pembelajaran apa yang sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran agar sasaran pencapaian penanaman konsep matematika benar-benar tepat dan efektif.

2. Bagi Siswa

Membantu dan mempermudah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan dalam memahami suatu konsep matematika. Membantu dan


(21)

8

melatih siswa agar membiasakan diri dalam kerja kelompok, dengan berdiskusi siswa dapat berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat dan menyumbangkan pikiranya untuk memecahkan masalah bersama.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar secara umum. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungannya dengan menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika peserta didik.


(22)

9

1.7 Definisi Operasional

Adapun beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep adalah ide atau gagasan yang dinyatakan dalam sebuah definisi yang

dapat disusun dengan kata, simbol atau tanda. Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasikan) objek/kejadian.

2. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep jika ia dapat memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang konsep yang dipelajari, mampu memberikan contoh konsep dan bukan konsep serta mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah.

Adapun indikator pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep secara verbal atau tulisan.

b. Dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh.

c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. d. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah. 3. Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif salah satu diantaranya

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD). STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif.


(23)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika adalah sebagai berikut: a. Guru mengelompokkan siswa menjadi 9 kelompok menurut prosedur

STAD, tujuh kelompok beranggotakan 4 orang siswa dan dua kelompok beranggotakan 5 orang siswa.

b. Guru menyampaikan presentasi kelas dengan memberikan materi pelajaran secara singkat.

c. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan LAS. d. Siswa menuliskan hasil diskusi kelompok mereka di papan tulis.

e. Guru bersama siswa melakukan pembahasan alternatif jawaban yang digunakan siswa dalam menjawab pertanyaan.

f. Guru dan siswa menyimpulkan masalah yang telah siswa diskusikan dalam kelompoknya maupun hasil dari presentasi kelas.

g. Dilaksanakan kuis sebanyak 4 kali, kuis dikerjakan secara individu.

h. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi

2. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,16 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,66 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 11,5. Selain itu, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 6 orang (15,79%), yaitu dari 27 orang siswa (71,05%) pada siklus I meningkat menjadi 33 orang siswa (86,84%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 86,84% sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai tes


(24)

91

pemahaman konsep 70. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I sebesar 2,49 meningkat pada siklus II menjadi 3,7.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan diharapkan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan pemahaman konsep siswa dapat meningkat.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar di setiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(25)

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.(2013).Prosedur penelitian. Jakarta : rineka cipta

Arikunto, Suharsimi dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan,FMIPA Unimed, Unimed.

Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,Bandung: Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran Matematika.Malang: Universitas Negeri Malang I Made Suriant.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana, Medan.

Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban),Grasindo, Jakarta. Retnowati, Aprilia, (2013), Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan

Pemahaman Konsep Matematika melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD, Jurnal Pendidikan Arupalakka Vol 1. No 1

Sagala,Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajardan Mengajar. Bandung : Alfabeta Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, Robert E., (2005),Cooperative Learning ,Penerbit Nusa Media, Bandung: Nusa Media

Sudijono, Anas, (2011),Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grasindo Persada

Sudjana, N., (2009),Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman. (2003). Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA


(26)

93

Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Winarsih, (2015), Penerapan Model STAD Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Materi Segitiga, Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah, Vol. 5 Nomor 3, ISSN 0854-2172


(1)

melatih siswa agar membiasakan diri dalam kerja kelompok, dengan berdiskusi siswa dapat berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat dan menyumbangkan pikiranya untuk memecahkan masalah bersama.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar secara umum. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungannya dengan menyediakan fasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika peserta didik.


(2)

1.7 Definisi Operasional

Adapun beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep adalah ide atau gagasan yang dinyatakan dalam sebuah definisi yang

dapat disusun dengan kata, simbol atau tanda. Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasikan) objek/kejadian.

2. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep jika ia dapat memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang konsep yang dipelajari, mampu memberikan contoh konsep dan bukan konsep serta mampu menerapkan konsep dalam memecahkan masalah.

Adapun indikator pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep secara verbal atau tulisan.

b. Dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh.

c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. d. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah. 3. Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif salah satu diantaranya

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD). STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika adalah sebagai berikut: a. Guru mengelompokkan siswa menjadi 9 kelompok menurut prosedur

STAD, tujuh kelompok beranggotakan 4 orang siswa dan dua kelompok beranggotakan 5 orang siswa.

b. Guru menyampaikan presentasi kelas dengan memberikan materi pelajaran secara singkat.

c. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan LAS. d. Siswa menuliskan hasil diskusi kelompok mereka di papan tulis.

e. Guru bersama siswa melakukan pembahasan alternatif jawaban yang digunakan siswa dalam menjawab pertanyaan.

f. Guru dan siswa menyimpulkan masalah yang telah siswa diskusikan dalam kelompoknya maupun hasil dari presentasi kelas.

g. Dilaksanakan kuis sebanyak 4 kali, kuis dikerjakan secara individu.

h. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi

2. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,16 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,66 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 11,5. Selain itu, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 6 orang (15,79%), yaitu dari 27 orang siswa (71,05%) pada siklus I meningkat menjadi 33 orang siswa (86,84%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 86,84% sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai tes


(4)

pemahaman konsep 70. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I sebesar 2,49 meningkat pada siklus II menjadi 3,7.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Perbaungan diharapkan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan pemahaman konsep siswa dapat meningkat.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar di setiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.(2013).Prosedur penelitian. Jakarta : rineka cipta

Arikunto, Suharsimi dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan,FMIPA Unimed, Unimed.

Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,Bandung: Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran Matematika.Malang: Universitas Negeri Malang I Made Suriant.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana, Medan.

Nurhadi, (2004),Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban),Grasindo, Jakarta. Retnowati, Aprilia, (2013), Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan

Pemahaman Konsep Matematika melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD, Jurnal Pendidikan Arupalakka Vol 1. No 1

Sagala,Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajardan Mengajar. Bandung : Alfabeta Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, Robert E., (2005),Cooperative Learning ,Penerbit Nusa Media, Bandung: Nusa Media

Sudijono, Anas, (2011),Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grasindo Persada

Sudjana, N., (2009),Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman. (2003). Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA


(6)

Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Winarsih, (2015), Penerapan Model STAD Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Materi Segitiga, Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah, Vol. 5 Nomor 3, ISSN 0854-2172


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII

0 4 178

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII

0 12 94

Penerapan Model Pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Stad Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 )

1 4 9

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN.

0 5 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD Penerapan Model Pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Stad Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika (Ptk Pada Siswa Kelas Viii C Smp Negeri 3

0 1 17

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Berbantuan CD Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Persamaan Garis Lurus untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Boja.

0 0 2

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 13 Tahun 2016

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 SIGI PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT

0 0 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 2 CILONGOK

0 0 12