PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG

(1)

ABSTRACT

INCREASING MOTIVATION AND RESULTS OF STUDENT LEARNING THROUGH CONTEXTUAL TEACHING LEARNING IN LESSONS IPS

CLASS VIII IN SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG

By Maslien

This research is a classroom action research aims to know the effectiveness of contextual teaching learning to increasing motivation and learning achievement in SMP Negeri 2 Sekampung.

The research method used was classroom action research. The number of respondents in this research was 35 students. The tool collection is covering observation data, scale sheets, and tests. Technical data processing include reviewing all the data has been collected, data reduction, data inference, and interpretation.

The results of this study indicate that (1) There is increased motivation to learn through contextual teaching learning with high motivation predicate reached 29% in the cycle I, increasing to 40% in cycle II, and increasing again to 80% in cycle III. (2) There is increased student learning outcomes through contextual teaching learning, with an average rating of 50.7 Students results' with 31% completeness. After applying to become contextual teaching learning 60.1 with 51% classical completeness in cycle 1, then increased to 70.1 with classical completeness 69% in cycle II, and increasing again to 80.4 with 91% classical completeness in cycle III. (3) There is a proper contextual teaching learning with problem-based learning strategies that have been able to improve motivation and learning outcomes, from the observations obtained as following results: (a). Students have a sense of team work together in groups, and results from 67.1 5 on the first cycle, to 82.8% in cycle II, and be 88.5% in cycle III. (b) Students have a passion in studying seen from the observations 74.3% in the cycle I, to 82.8% in cycle II, and a 87.2% in the cycle III, (c), Student has seen critical and creative thinking from 44.3% in cycle I, be 52.8% in cycle II, and be 67.1% in cycle 3, (d) Students have been independent in learning visible from 80% in cycle I to 82.8% in cycle II, be 84.4% in the cycle III, (e). Students have a responsibility to learn and results from 82.8% in cycle I, be 95.7% in cycle II, and be 98.5% in cycle III.


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS

VIII DI SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG Oleh

Maslien

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar di SMP Negeri 2 Sekampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini adalah 35 siswa. Adapun alat penggumpulan data meliputi: observasi, lembar skala, dan tes. Teknik penggolahan data meliputi menelaah seluruh data yang telah terkumpul, reduksi data, penyimpulan data, dan intepretasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ( 1) Terdapat peningkatan motivasi belajar melalui pembelajaran kontekstual dengan predikat motivasi tinggi mencapai 29 % pada siklus I, meningkat menjadi 40 % pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 80 % pada siklus III. ( 2 ) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual, dengan nilai rata- rata hasil belajar siswa 50,7 dengan ketuntasan 31 %. Setelah penerapan dengan model pembelajaran kontekstual menjadi 60,1 dengan ketuntasan klasikal 51 % pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 70,1 dengan ketuntasa klasikal 69 % pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 80,4 dengan ketuntasan klasikal 91 % pada siklus III. (3) Terdapat pembelajaran kontekstual yang tepat yaitu pembelajaran kontektual dengan strategi belajar berbasis masalah. dengansil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikkut (a). Siswa telah memiliki rasa kerja sama dalam kelompok, terlihat dari hasil 67,1 5 pada siklus I , menjadi 82,8% pada siklus II, dan menjadi 88,5 % pada siklus III. (b) Siswa telah memiliki gaerah dalam belajar terlihat dari hasil pengamatan 74,3 % pada siklus I, menjadi 82,8 % pada siklus II, menjadi 87,2 % pada siklus III, (c), Siswa telah berpikir kritis dan kreatif terlihat dari hasil 44,3 % pada siklus I, menjadi 52,8 % pada siklus II, menjadi 67,1 % pada siklus 3, (d) Siswa telah mandiri dalam belajar terlihat dari 80 % pada siklus I menjadi 82,8% pada siklus II, menjadi 84,4 % pada siklus III, (e). Siswa telah memiliki tanggung jawab dalam belajar terlihat dari hasil 82,8% pada siklus I, menjadi 95,7 % pada siklus II, menjdai 98,5 % pada siklus III.


(3)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang sesuai dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kontekstual, di simpulkan:

5.1.1. Terdapat peningkatan motivasi belajar melalui pembelajaran kontekstual, hal ini dapat terlihat dari peningkatan kreteria nilai siswa pada motivasi tinggi, dengan membandingkan nilai sebelum dengan setelah tindakan model pembelajaran kontekstual. Motivasi merupakan pendorong utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar dengan giat dalam mencapai tujuan.. Hal ini terlihat pada peningkatan motivasi belajar siswa pada predikat motivasi tinggi yaitu mencapai 29% pada siklus 1, meningkat menjadi 40% pada siklus II, kemudian meningkat lagi menjadi 80% pada siklus ke III. Meningkatnya motivasi belajar siswa terlihat dari data hasil lembar skala yang disebarkan kepada siswa. Dari hasil di atas dapat simpulkan bahwa pembelajaran kontekstual telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang mencakup kegairahan dan semangat siswa dalam belajar, siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar, siswa belajar lebih menyenangkan, siswa belajar lebih bermakna karena siswa dengan sendirinya dapat merekontruksi ilmu pengetahuannya melalui pengalamannya sendiri. sehingga dikatakan pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centred) dan cocok untuk mata pelajaran IPS.


(4)

5.1.2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual. Pernyataan ini dapat dilihat dari data nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan 50,7 dengan ketuntasan 31%, dan setelah penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual menjadi 60,1 dengan ketuntasan klasikal 51% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 70,1 dengan ketuntasan klasikal 69% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 80,4 dengan ketuntasan klasikal 91% pada siklus III. Dengan demikian dari data hasil belajar per siklus di atas dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran kontekstual telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

5.1.3. Terdapat pembelajaran kontektual yang tepat adalah pembelajaran kontekstual dengan menggunakan strategi belajar berbasis masalah. Model pembelajaran ini adalah pembelajaran dimana siswa dihadapkan masalah yang harus diselesaikan pada materi pembelajaran. Melalui pembelajaran ini siswa mampu merekontruksi pengetahuan sendiri melalui pemecahan masalah yang ada pada materi pelajaran.

Adapun scenario yang dilaksanakan pada pembelajaran ini adalah: - Guru melakukan pree test kepada siswa

- Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab dan mencoba merumuskan tentang pengertian dan macam-macam kebutuhan

- Peserta didik membentuk kelompok menjadi 9 kelompok, masing masing beranggotakan 4 orang

- Setiap kelompok menerima wacana dan kartu tugas


(5)

cara mengatasinya)

* Kelompok II, V, dan VIII : Kebutuhan (Pengertian dan macam-macam kebutuhan) * Kelompok III, VI, dan IX : Prioritas kebutuhan ( Menyusun skala prioritas kebutuhan dimulai dari yang paling mendesak)

- Peserta didik menyelesaikan tugas melalui diskusi Kelompok

- Setelah kelompok menyelesaikan diskusi, masing- masing kelompok meyampaikan hasilnya secara bergiliran , sedangkan yang lain memberikan tanggapan terhadap kelompok yang tampil

- Guru memberikan klarifikasi terhadap pernyataan yang disampaikan peserta didik - Peserta didik bersama guru menyimpulkal materi Pembelajaran

Data pembelajaran kontekstual ini dapat terlihat dari hasil lembar observasi, baik tindakan guru maupun aktivitas yang dilakukan siswa saat pembelajaran. Adapun hasil pengamatan siswa saat pembelajaran adalah; (a) siswa telah memiliki rasa kerjasama dalam kelompok, terlihat dari hasil 67,1 pada siklus 1, menjadi 82,8 pada siklus 2, dan menjadi 88,5 pada siklus 3. (b) siswa telah memiliki gairah dalam belajar, terlihat dari hasil 74,3 pada siklus 1, menjadi 82,8 Pada siklus 2, menjadi 87,2 pada siklus 3. (c) Siswa telah berpikir kritis dan kreatif, terlihat dari hasil 44,3 pada siklus 1, menjadi 52,8 pada siklus 2, menjadi 67,1 pada siklus 3. (d) Siswa telah mandiri dalam belajar, terlihat dari hasil 80 pada siklus1, menjadi 82,8 pada siklus 2,menjadi 84,4 pada siklus 3. (e) Siswa telah memiliki tanggung jawab dalam belajar, terlihat dari hasil 82,8 pada siklus 1, menjadi 95,7 pada siklus 2, menjadi 98,5 pada siklus 3.


(6)

Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru adalah; tehnik kemampuan guru bertanya, kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, sehingga siswa banyak yang aktif, kemampuan guru dalam mengelola waktu, kemampuan guru dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi, kemampuan guru dalam menyimpulkan hasil diskusi secara runtun sehingga siswa merasa senang dalam menguasai materi pembelajaran.

5.2. IMPLIKASI

5.2.1. Secara teoritis, bahwa pembelajaran kontekstual dengan menggunakan strategi belajar berbasis masalah adalah model pembelajaran yang kegiatan belajarnya melalui penyelesaian masalah pada materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa dengan cara diskusi kelompok. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk materi pelajaran IPS, sebab pembelajaran kontekstual ini mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis dan kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan nyata siswa.

5.2.2. Secara praktis, perlunya seorang guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan kontekstual dalam upaya pembaharuan pembelajaran dikelas agar mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

5.2.3. Pembelajaran kontekstual hendaknya diterapkan guru pada pembelajaran karena berorientasi kepada siswa, sebab siswa secara aktif berperan serta dalam


(7)

pembelajaran, sehingga imformasi yang diperoleh akan lebih member makna pada siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.

5.3. SARAN

5.3.1. Guru bila ingin melaksanakan pembelajaran kontekstual, sebaiknya di gunakan waktu belajar agak awal atau pagi hari, karena pagi adalah kosentrasi siswa masih penuh dalam belajar.

5.3.2. Guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual pada kegiatan

Pembelajaran hendaknya menggunakan alat atau obyek langsung untuk mendorong siswa terbiasa berpikir kritis dan kreatif dalam belajar, mandiri dan mampu memberi makna bagi hasil belajar siswa

5.3.3. Guru hendaknya dalam menggunakan pembelajaran kontekstual dengan strategi berbasis masalah harus menyiapkan berbagai masalah dari materi yang akan dipelajari oleh siswa dan dikaitkan dengan kondisi nyata pada kehidupan siswa.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan kegiatan pembelajaran mengarah pada proses pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu masalah pokok dalam proses pembelajaran pada pendidikan formal adalah masih rendahnya hasil belajar siswa atau daya serap siswa dalam pelajaran tertentu. Rendahnya hasil belajar siswa dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor siswa maupun faktor guru. Faktor guru, dinyatakan bahwa guru sebagai tenaga pengajar di sekolah yang terlibat secara langsung dalam upaya mencerdaskan siswa baik di bidang ilmu pengetahuan maupun dalam penguasaan sikap dan ketrampilan. Sedangkan siswa itu sendiri merupakan pelaku dalam pembelajaran yang memiliki motivasi (dorong) baik dari dalam diri maupun dari luar yang ikut mempengaruhi dalam penguasaan materi pembelajaran.

Peranan guru disamping sebagai pendidik dalam pembentukan kepribadian siswa yang baik, juga sebagai pengajar dan fasilitator di kelas dalam penguasaan ilmu pengetahuan tertentu. Sehingga guru merupakan motivator sekaligus fasilitator siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai pengajar guru harus pandai menciptakan suasana pembelajaran yang afektif dan kondusif,


(9)

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Guru yang baik adalah guru yang selalu memperhatikan kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran, yang merupakan penghambat bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga guru perlu berupaya dalam memperbaiki berbagai aspek yang berkenaan dengan proses pembelajaran, misalnya strategi guru, metode guru, pendekatan guru, alat, maupun tehnik yang digunakan guru dalam penyampaian materi pelajaran.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal maka perlu adanya pembaharuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini adalah sebagai upaya dalam mengatasi masalah- masalah yang dialami guru dalam proses pembelajaran, seperti yang dialami oleh peneliti sebagai guru di SMP N 2 sekampung. Selama ini pembelajaran IPS di SMPN 2 Sekampung masih memperoleh hasil yang kurang maksimal, terutama hasil belajar siswa. Ini terlihat pada keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pelajaran. Hasil belajar siswa di SMP N 2 sekampung masih mayoritas di bawah KKM yang telah ditentukan sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SMP N 2 Sekampung, bahwa di samping hasil belajar siswa yang masih kurang maksimal, juga terlihat bahwa siswa kurang serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh proses pembelajaran yang selama ini masih berpusat pada guru (teacher centered) artinya guru sebagai pusat sumber belajar. Pada pembelajaran guru sering mendominasi kelas, siswa hanya menerima saja


(10)

apa-apa yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat atau gagasan sangat kurang, siswa terlihat pasif dalam belajar, sehingga pembelajaran yang dialami oleh siswa kurang memberikan makna bagi siswa, sebab kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi, siswa jarang menganalisa materi secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang untuk menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi seperti kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep.

Salah satu dampak dari pembelajaran konvenswional ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa, hal tersebut terlihat banyak siswa malas belajar, banyak mengantuk di kelas, kurangnya kemauan bertanya, kurangnya semangat belajar, kurang minat membaca, rendahnya respon menjawab pertanyaan, penyelesaian tugas latihan dan pekerjaan rumah tidak tepat waktu, dalam proses pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan baik sebagai contohnya kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, sering membuat keributan dengan mengajak teman untuk berbicara. Ini semua merupakan faktor dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun faktor dari luar diri siswa (ektrinsik) yang merupakan penggerak (motivasi) yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

Pada rendahnya motivasi belajar siswa ini, dimungkinkan juga sebagai salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yang selama ini dirasakan oleh peneliti. Hal terlihat dari hasil ulangan harian kelas VIII pada tabel berikut ini.


(11)

Tabel. 1.1. Nilai ulangan harian kelas VIII.4

No Nilai F % Katagori

1 Kurang dari 65 24 68,57 Rendah

2 65 - 75 7 20,00 Sedang

3 Lebih dari 75 4 11,42 Tinggi

Jumlah 35 100 Sumber: Daftar nilai guru IPS Terpadu

Data di atas, dinyatakan siswa yang mencapai tingkat KKM yang telah ditentukan oleh sekolah untuk bidang studi IPS yaitu 65 hanya 11 siswa yang mencapai tingkat KKM atau hanya mencapai 31,42 % dan siswa yang tidak mencapai tingkat KKM adalah 24 siswa dari jumlah seluruh siswa kelas VIII.4 atau mencapai 68,57 %.

Berdasarkan uraian data di atas maka peneliti ingin berupaya memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMP N2 Sekampung. Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan mengkaitkan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan kondisi ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan dirinya sendiri yang


(12)

memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya

Pada kurikulum KTSP selain dituntut adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan ruang lingkup dan tujuan mata pelajaran. Pada penelitian ini mata pelajaran yang akan dikaji adalah mata pelajaran IPS. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP berdasarkan kurikulum KTSP (2006: 97) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) manusia, tempat, dan lingkungan, (b) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (c) sistem sosial dan budaya, (d) prilaku ekonomi dan kesejahteraan. Selain ruang lingkup, mata pelajaran IPS di SMP juga memiliki tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum KTSP (2006: 98) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. 3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. memiliki kemampuan untuk berkomunikasi bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.


(13)

Peneliti memiliki keyakinan bahwa, tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai hanya dengan melalui pembelajaran kontekstual, karena dengan pembelajaran kontektual, siswa akan mampu merekontruksi ilmu pengetahuan secara mandiri dari pengalamannya sendiri. Peneliti berharap, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual ini, akan mampu memotivasi belajar siswa, sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada masa mendatang pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 2 Sekampung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas, terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran di SMPN 2 Sekampung yang teridentifikasi sebagai berikut:

1.2.1. Belum adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran yang bersifat teacher centre ke student centre

1.2.2. Rendahnya kreatifitas guru

1.2.3. Pembelajaran selama ini belum memanfaatkan media 1.2.4. Rendahnya motivasi belajar siswa.

1.2.5. Rendahnya hasil belajar siswa 1.2.6. Rendahnya aktivitas belajar siswa


(14)

1.3. Fokus Masalah

Mengingat luasnya permasalahan seperti tersebut di atas, maka peneliti membatasi kajian ini hanya pada pembelajaran yang menggunakan model kontektual sebagai tindakan, sedangkan motivasi belajar dan hasil belajar sebagai obyek yang dikenakan tindakan.

1.4 Perumusan Masalah.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitiaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.4.1. Apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPN 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.4.2. Apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.4.3. Bagaimana pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011


(15)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.5.1. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPN 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.5.2. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.5.3. Untuk mengetahui pembelajaran kontekstual yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.6. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan teoritis maupun praktis bagi guru, siswa dan sekolah yang bergerak dalam bidang pendidikan.

1.6.1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bagi guru dalam rangka memperbaiki pembelajaran dengan model kontekstual pada guru IPS dengan lebih mengoptimalkan pembelajaran yang mampu memotivasi belajar siswa serta memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan tingkat perkembangan siswa.


(16)

1.6.2. Bagi siswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPS sehingga mampu meningkatkan Hasil belajar.

1.6.3. Bagi Sekolah.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang diikuti dengan adanya perubahana paradigma model pembelajaran yaitu kontekstual. Jika pembelajaran kontekstual baik, prestasi siswa menjadi baik, sehingga diharapkan untuk meningkatkan citra sekolah.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi.

1.7.1. Ruang lingkup ilmu yaitu IPS, adalah suatu program pendidikan yang merupakan fusi dan penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia, pokok persoalannya manusia dan lingkungan sosialnya, bahan pembelajarannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti giografi, sejarah, ekonomi, sosiologi yang diorganisasikan secara terpadu (integrated), disajikan secara ilmiah dan psykologis untuk tujuan pendidikan. Penelitian ini memfokuskan pada Standar Kompetensi (SK), (4) Memahami Kegiatan Pelaku Ekonomi di Masyarakat.


(17)

1.7.2. Ruang lingkup penelitian yaitu.

a. Peningkatan motivasi belajar adalah meningkatnya keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberi arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

b. Peningkatan hasil belajar adalah meningkatnya taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran IPS di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran .

c. Pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka.

1.7.3. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP

1.7.4. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMPN 2 Sekampung Kabupaten Lampung Timur.


(1)

memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya

Pada kurikulum KTSP selain dituntut adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan ruang lingkup dan tujuan mata pelajaran. Pada penelitian ini mata pelajaran yang akan dikaji adalah mata pelajaran IPS. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP berdasarkan kurikulum KTSP (2006: 97) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) manusia, tempat, dan lingkungan, (b) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (c) sistem sosial dan budaya, (d) prilaku ekonomi dan kesejahteraan. Selain ruang lingkup, mata pelajaran IPS di SMP juga memiliki tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum KTSP (2006: 98) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. 3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. memiliki kemampuan untuk berkomunikasi bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.


(2)

Peneliti memiliki keyakinan bahwa, tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai hanya dengan melalui pembelajaran kontekstual, karena dengan pembelajaran kontektual, siswa akan mampu merekontruksi ilmu pengetahuan secara mandiri dari pengalamannya sendiri. Peneliti berharap, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual ini, akan mampu memotivasi belajar siswa, sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada masa mendatang pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 2 Sekampung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas, terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran di SMPN 2 Sekampung yang teridentifikasi sebagai berikut:

1.2.1. Belum adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran yang bersifat teacher centre ke student centre

1.2.2. Rendahnya kreatifitas guru

1.2.3. Pembelajaran selama ini belum memanfaatkan media 1.2.4. Rendahnya motivasi belajar siswa.

1.2.5. Rendahnya hasil belajar siswa 1.2.6. Rendahnya aktivitas belajar siswa


(3)

1.3. Fokus Masalah

Mengingat luasnya permasalahan seperti tersebut di atas, maka peneliti membatasi kajian ini hanya pada pembelajaran yang menggunakan model kontektual sebagai tindakan, sedangkan motivasi belajar dan hasil belajar sebagai obyek yang dikenakan tindakan.

1.4 Perumusan Masalah.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitiaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.4.1. Apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPN 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.4.2. Apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.4.3. Bagaimana pembelajaran kontekstual yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011


(4)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.5.1. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPN 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.5.2. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.5.3. Untuk mengetahui pembelajaran kontekstual yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMP N 2 Sekampung tahun pelajaran 2010/ 2011

1.6. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan teoritis maupun praktis bagi guru, siswa dan sekolah yang bergerak dalam bidang pendidikan.

1.6.1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bagi guru dalam rangka memperbaiki pembelajaran dengan model kontekstual pada guru IPS dengan lebih mengoptimalkan pembelajaran yang mampu memotivasi belajar siswa serta memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan tingkat perkembangan siswa.


(5)

1.6.2. Bagi siswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPS sehingga mampu meningkatkan Hasil belajar.

1.6.3. Bagi Sekolah.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang diikuti dengan adanya perubahana paradigma model pembelajaran yaitu kontekstual. Jika pembelajaran kontekstual baik, prestasi siswa menjadi baik, sehingga diharapkan untuk meningkatkan citra sekolah.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi.

1.7.1. Ruang lingkup ilmu yaitu IPS, adalah suatu program pendidikan yang merupakan fusi dan penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia, pokok persoalannya manusia dan lingkungan sosialnya, bahan pembelajarannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti giografi, sejarah, ekonomi, sosiologi yang diorganisasikan secara terpadu (integrated), disajikan secara ilmiah dan psykologis untuk tujuan pendidikan. Penelitian ini memfokuskan pada Standar Kompetensi (SK), (4) Memahami Kegiatan Pelaku Ekonomi di Masyarakat.


(6)

1.7.2. Ruang lingkup penelitian yaitu.

a. Peningkatan motivasi belajar adalah meningkatnya keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberi arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

b. Peningkatan hasil belajar adalah meningkatnya taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran IPS di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran .

c. Pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka.

1.7.3. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP

1.7.4. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMPN 2 Sekampung Kabupaten Lampung Timur.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/201

0 3 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/20

0 3 16

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRUNUH Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Trunuh Kec

0 1 15

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp Negeri 3 Saw

0 2 16

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS EKONOMI Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp

0 2 15

HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Lingkungan Sekolah Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2

0 0 14

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI DEEP DIALOGUE Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran IPS Melalui Strategi Deep Dialogue SD Negeri 01 Gondangmanis Tahun Pelaja

0 1 14

145 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RA’AS

0 0 24