Pengertian Ekspor Aktifitas Keseluruhan

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekspor

Pengertian ekspor banyak para ahli memberikan definisi tentang ekspor, menurut H.S., Marsono 1999 : 7, ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri daerah pabean, barang dari luar negeri luar daerah pabean, barang bekas atau baru. Menurut Moekijat 1984 : 475 “Prosedur adalah serangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara-cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan. ”Sedangkan pengertian ekspor menurut Amir MS 1990 : 19 “Ekspor adalah menjual barang-barang kepada konsumen di luar negeri atau ke luar batas negara kita.” Menurut Madura 2001 : 183 “Ekspor adalah penjualan barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di negara lain. ”Sedangkan menurut Ball dan Culloch 2000 : 91 “Mengekspor adalah menjual beberapa produksi reguler dalam negeri ke luar negeri.” Menurut Curry 2001 : 195 “Ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada negara asing untuk dipertukarkan dengan produk lain atau uang.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari batas suatu wilayah negara 7 commit to user atau mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean suatu negara dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.

B. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor

1. Proses Pelaksanaan Ekspor

1 Eksportir mengadakan koresponden dengan importir Negosiasi ekspor yang dilakukan antara eksportir dengan importir untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi, dalam surat penawaran kepada importir harus dicantumkan jenis barang, mutu, harga, syarat penyerahan barang, syarat pembayaran dan sebagainya. 2 Eksportir dan importir mengadakan kontrak jual beli Kontrak jual beli akan terjadi apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir, maka kedua belah pihak membuat dan menandatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan hal-hal yang disepakati bersama. 3 Penerbitan Letter of Credit LC Letter of Credit LC akan diterbitkan setelah kontrak dagang ditandatangani kedua belah pihak, maka importir membuka LC melalui Bank Koresponden dinegaranya dan mengirimkan LC tersebut kepada Bank Devisa yang ditunjuk eksportir, kemudian Bank Devisa yang ditunjuk memberitahukan diterimanya LC tersebut kepada eksportir. commit to user 4 Mempersiapkan barang Eksportir mempersiapkan barang yang akan diekspor sesuai dengan yang dipesan importir, keadaan barang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan LC. 5 Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang PEB Eksportir mendaftar Pemberitahuan Ekspor Barang PEB ke kantor Bea dan Cukai dengan melampirkan surat sanggup bayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor. 6 Pemesanan Ruang Kapal Eksportir menghubungi perusahaan pelayaran untuk memesan ruangan pada kapal. 7 Pengiriman Barang ke Pelabuhan Barang dikirim setelah jadwal kapal diperoleh, pengangkutan komoditi ekspor diserahkan kepada Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL untuk mengirimkan barang ke pelabuhan. 8 Pemeriksaan Bea dan Cukai Dokumen-dokumen ekspor diperiksa oleh Bea dan Cukai, apabila barang-barang dan dokumen yang menyertainya telah sesuai dengan ketentuan maka Bea dan Cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB. 9 Pemuatan Barang ke Kapal Pihak Bea dan Cukai menandatangani PEB kemudian barang dimuat diatas kapal, segera setelah barang dimuat diatas kapal, pihak commit to user pelayaran menerbitkan Bill of Lading BL yang kemudian diserahkan kepada eksportir. 10 Surat Keterangan Asal Barang atau disebut SKA Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL memfiatmuatkan barang milik ekspotir dan mengajukan permohonan ke Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan DISPERINDAG untuk memperoleh SKA. 11 Pencairan LC Eksportir sudah dapat mencairkan LC di Bank Devisa, apabila baramg-barang sudah dikapalkan. Dokumen-dokumen yang disertakan adalah BL, commercial invoice, packing list dan PEB kemudian Bank Devisa mengirim dokumen ekspor kepada Bank Importir. 12 Pengiriman Barang ke Importir Barang dalam perjalanan dengan kapal dari negara eksportir ke pelabuhan di negara importir. commit to user Tahap-tahap pelaksanaan ekspor dapat digambarkan sebagai berikut : Luar Negeri Dalam Negeri Gambar 1.1 Sumber : PPEI Jakarta, 2010 IMPORTIR BUYER Bank Luar Negeri Bank Dalam Negeri EKSPORTIR SELLER Produsen Pelayaran BEA dan CUKAI DISPERINDAG H C A D E F G B 12 3 11 4 6 7 9 5 8 10 3 3 commit to user

2. Dokumen Ekspor Impor

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional ekspor impor, baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lainnya mempunyai arti dan peranan penting. Oleh sebab itu semua dokumen yang menyangkut kegiatan tersebut harus dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen-dokumen dalam perdagangan internasional ekspor impor tersebut dapat dibedakan dalam tiga kelompok yaitu dokumen induk, dokumen penunjang dan dokumen pembantu. a. Dokumen Induk Dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, yang memiliki fungsi sebagai alat pembuktian pelaksanaan suatu transaksi, termasuk dalam dokumen ini antara lain : 1. Letter Of Credit LC Surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan. 2. Bill Of Lading BL Surat tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang commit to user dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui laut. 3. Faktur Invoice Dokumen yang penting dalam perdagangan, data-data dalam invoice akan dapat diketahui berapa jumlah wesel yang akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelesaian segala bea masuk. Faktur invoice dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu : a Proforma Invoice Proforma Invoice adalah penawaran dari bentuk faktur biasa dari penjual kepada pembeli yang potensial juga tawaran kepada pembeli untuk menempatkan pesanannya yang pasti dan sering dimintakan oleh pembeli supaya instansi yang berwenang di negara importir akan memberikan izin impor. Faktur ini biasanya menyatakan syarat-syarat jual beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan telah menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti. b Commercial Invoice Nota perincian tentang keterangan jumlah barang- barang yang dijual dan harga barang-barang tersebut serta perhitungan pembayaran. Faktur ini oleh penjual eksportir ditujukan kepada pembeli importir yang nama dan commit to user alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam LC dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani. c Consular Invoice Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaan atau konsulat. Faktur ini terkadang ditandatangani oleh konsul negara pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara sahabat dari negara pembeli. Peraturan-peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu dengan yang lainnya tentang faktur ini, tetapi yang jelas kegunaan faktur ini antara lain untuk memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar yang sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi dumping , selain itu juga diperlukan untuk menghitung bea masuk ditempat importir. 4. Dokumen Polis Asuransi Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan perusahaan asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim. Dokumen asuransi ini penting karena dapat membuktikan bahwa barang- barang yang disebut didalamnya telah diasuransi. Jenis-jenis resiko yang ditutup juga disebutkan dalam dokumen ini. Dokumen ini menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan. Setiap asuransi wajib dibayar dengan valuta yang sama dengan LC kecuali syarat- syarat LC menyatakan lain. Besarnya asuransi tidak perlu sama commit to user dengan besarnya LC, dapat lebih besar atau lebih kecil tergantung pada jumlah penarikan, syarat-syarat pengapalan, atau syarat-syarat LC. Penggantian kerugian apabila terjadi kerusakan atau kehilangan akan dibayarkan senilai yang dinyatakan dalam dokumen asuransi tersebut kepada eksportir juga kepada importir apabila telah di endorsee . Dokumen asuransi dapat dibuat atas nama pengasuransi, atas order bank, atas nama pembawa. b. Dokumen Penunjang Dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur invoice . Termasuk dalam dokumen ini antara lain : 1. Daftar Pengepakan Packing List Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan. Uraian barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya. Dengan adanya packing list maka importir atau pemeriksa barang tidak akan keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama seperti tercantum dalam commercial invoice . commit to user 2. Surat Keterangan Asal Certificate of Origin Surat pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal suatu barang, digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk atau sebagai alat penghitung kuota di negara tujuan dan untuk mencegah masuknya barang dari negara terlarang. 3. Surat Keterangan Pemeriksaan Certificate of Inspection Keterangan tentang keadaan barang yang dimuat oleh independen surveyor , juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional, berfungsi sebagai jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang, pengepakan barang ,banyak isi pengepakan. Laporan yang dibuat atas pemeriksaan kualitatif dan analitis didasarkan pada pemeriksaan sampling 2 dari berat yang sebenarnya, dan merupakan dokumen yang disyaratkan LC. 4. Sertifikat Mutu Certificate of Quality Keterangan yang dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang-barang di laboratorium perusahaan atau badan peneliti independen yang menyangkut mutu barang yang diperdagangkan. Dalam hubungannya dengan hal tersebut di Indonesia berlaku peraturan yang mengharuskan adanya standarisasi dan pengendalian mutu untuk barang-barang ekspor, yaitu dengan menerbitkan sertifikat mutu certificate of quality . commit to user Sertifikat ini wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan apabila diminta oleh pembeli. 5. Sertifikat Mutu dari Produsen Manufacture’s Quality Certificate Dokumen ini lazimnya dibuat oleh produsen atau pabrik pembuat barang yang di ekspor atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang-barang, termasuk penjelasan tentang baru atau tidaknya barang dan apakah memenuhi standar barang yang ditetapkan. Dokumen ini juga menunjukkan keterangan mengenai barang yang diproduksi oleh produsen yang membawa merek dagangnya trade mark . 6. Keterangan Timbangan Weight Note Catatan yang berisi tentang keterangan berat dari tiap- tiap kemasan yang tercantum dalam commercial invoice . Keterangan berat dari barang-barang yang dikapalkan atas dasar suatu LC haruslah sama dengan yang tercantum pada dokumen-dokumen pengapalan. Dokumen ini disamping untuk mengetahui berat barang, juga diperlukan untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut barang pada saat pemeriksaan barang. 7. Daftar Ukuran Measurement List Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap-tiap kemasan seperti panjang, tebal, garis tengah, serta volume barang. Ukuran dalam dokumen ini haruslah sama dengan syarat-syarat yang tercantum dalam LC. Volume pengepakan setiap barang commit to user tersebut diperlukan untuk menghitung biaya angkut atau untuk keperluan persiapan barang. 8. Analisa Kimia Chemical Analysis Pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia yang berisi komposisi kimiawi dari suatu barang. Dokumen ini juga menjelaskan tentang bahan-bahan dan proporsi serta kandungan bahan yang terdapat pada barang yang diharuskan pemeriksaannya. Penelitian tersebut dilakukan oleh badan analisis obat-obatan, dan bahan-bahan kimia. 9. Wesel Bill of Exchange Sebuah alat pembayaran yang memberikan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis, yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam wesel antara lain : a drawer adalah yang menandatangani wesel penarik b drawee adalah membayar tertarik c payee adalah yang menerima pembayaran d endorsee adalah pihak yang menerima perpindahan atau pengalihan wesel Dalam sebuah wesel juga terdapat jangka waktu pembayaran yang dikenal dengan istilah tenor wesel , yaitu jangka waktu pada saat dimana sebuah wesel dapat dibayarkan yang tercantum pada setiap wesel. Tenor dalam sebuah wesel dapat dibedakan menjadi: commit to user 1 Sight Draft Wesel yang dibayarkan pada saat diperlihatkan atau saat diminta pembayarannya. 2 Time termusance Draft Wesel berjangka yang dibayarkan setelah beberapa waktu kemudian, dibedakan atas : a time sight draft wesel yang pembayarannya dilakukan pada waktu tertentu setelah wesel diajukan. b time date draft wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang telah ditetapkan.

C. Peran dan Tanggung jawab

Freight Fowarding

1. Pengertian Perusahaan

Fowarding Perusahaan fowarding berfokus pada kegiatan pengiriman barang baik ekspor maupun impor. Perusahaan ini bekerja dengan menjembatani perusahaan yang ingin melakukan pengiriman barang dengan konsumen yang ada di luar negeri dengan perusahaan pelayaran shipping line . Perusahaan ini mendapat potongan harga dan kerjasama dari perusahaan pengiriman yang kompeten sehingga mempunyai harga bersaing dibandingkan dari harga yang didapatkan dari perusahaan pengiriman sendiri. Fowarding merupakan usaha jasa pengurusan transportasi pengangkutan barang yang menengahi antara shipper pengirim barang dengan shipping line perusahaan yang mempunyai alat commit to user transportasi. Fowarding memiliki keunggulan dalam jasa yang ditawarkan kepada shipper yang lebih daripada langsung kepada shipping line atau air line . Fowarding juga memiliki beberapa agen di semua tujuan yang ditawarkan, karena perusahaan fowarding ini bisa terhubung dengan banyak perusahaan shipping line atau air line. Kelebihan perusahaan fowarding dalam melayani shipper adalah harga yang ditawarkan perusahaan fowarding kepada shipper cukup murah, jika shipping line dan air line memberikan jasanya langsung kepada shipper maka harga yang diberikan akan lebih mahal daripada kepada perusahaan fowarding yang telah lebih sering memakai jasa shipping line atau air line . Service kontrak adalah perusahaan fowarding memesan tempat kepada shipping line atau air line dan mampu menjualkan sejumlah tertentu kontainer dengan harga yang disepakati dalam waktu tertentu. Jika perusahaan fowarding tidak bisa menjualkan kontrak tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, maka perusahaan fowarding akan terkena denda dan harus membayarkannya kepada shipping line atau air line wawancara dengan Bp. Ali pemilik ASA CARGO.

2. Dokumen dalam service

Freight Fowarding Dokumen merupakan salah satu bagian dari usaha freight forwarding yang sangat fital, untuk itu dibutuhkan pemahaman yang cukup mengenai seluk beluk dokumen, agar usaha freight commit to user forwarding menjadi lebih lancar, tanpa melakukan kesalahan- kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Semua kesalahan bisa saja terjadi hanya karena ketidak mengertian kita tentang dokumen- dokumen freight forwarding . Untuk membatasi pokok bahasan ini tentang dokumen, yaitu dokumen-dokumen yang berhubungan secara langsung dengan service freight forwarding, jadi dokumen-dokumen lainnya, seperti packing list atau invoice, tidak termasuk dalam pokok bahasan ini. Secara umum, dokumen freight forwarding dibagi dua. a. Dokumen-dokumen yang diterima dari customer ada dua macam : 1 FIATA Forwarding Instructions – FFI atau Shipper’s Instructions Kita mengenal adanya sebuah dokumen yang disebut sebagai Shipping Instructions, yang merupakan instruksi dari customer kepada forwarder untuk melaksanakan pengangkutan barang miliknya. Bentuk Shipping Instructions tersebut sangat beragam, dimana masing-masing customer memiliki kebebasan untuk membuatnya. FIATA Forwarding Instructions ini dibuat oleh FIATA untuk menyeragamkan bentuk bagi semua anggota asosiasi Freight Forwarding diseluruh dunia, disamping itu untuk meningkatkan standard profesionalitas sebagai forwarder . commit to user Kegunaan : Customer menerbitkan dokumen ini kepada forwarder , sehingga timbul hubungan kontraktual antara forwarder dengan customer untuk mengatur pengangkutan dari point A ke point B. Customer diharapkan untuk dapat melengkapi semua data yang diperlukan sehubungan dengan rencana pengiriman barang miliknya, termasuk dokumen-dokumen pendukung lainnya, yang dibutuhkan. Forwarder bisa membantu customer dalam pengisian FIATA Forwarding Instructions. 2 FIATA SDT – Shipper’s Declaration of Dangerous Goods Customer wajib mengisi, menandatangani dan mengembalikan dokumen pengiriman ini kepada freight forwarder yang ditunjuknya untuk melaksanakan pengiriman barang, apabila barang yang akan dikirimnya termasuk dalam kategori barang berbahaya. Dokumen ini berisi informasi yang mendetail, termasuk didalamnya informasi mengenai klasifikasi barang berbahaya sesuai dengan peraturan pengangkutan barang. Isi dari dokumen FIATA SDT adalah sebagai berikut : a Nama shipper dan alamat. b Nama forwarder. c Marking , jumlah dan jenis kemasan nama teknis dari barang yang bersangkutan. d Berat kotor dan berat bersih. commit to user e Klasifikasi atau karakteristik barang yang akan dikirim dll. Freight forwarder wajib membantu customer untuk mengisi dokumen FIATA – SDT ini. b. Dokumen-dokumen yang diterbitkan untuk customer ada lima macam : 1 FIATA FCR – Forwarder’s Certificate of Receipt Kegunaannya : Dokumen ini merupakan penyataan secara resmi dari pihak freight forwarder bahwa ia sudah mengambil alih penguasaan atas barang-barang. Tanggung jawab forwarder : Freight Forwarder dianggap bertanggung jawab untuk menerima dan mengirimkan barang-barang kepada pihak yang dikehendaki oleh consignee . Catatan khusus: 1. FIATA FCR bukan surat berharga, karena pengiriman barang-barang kepada consignee tidak tergantung kepada penyerahan dokumen ini. 2. Dibagian belakang dokumen ini mencantumkan Standard Conditions dari negara dimana dokumen ini diterbitkan. 3. Ketika menerbitkan dokumen ini, freight forwarder harus yakin, bahwa : commit to user a. Barang-barang yang bersangkutan telah diterima olehnya atau agen yang ditunjuknya dan pelaksanaan pengiriman barang tersebut diperuntukkan semata-mata untuknya. b. Barang-barang tersebut sesuai dan kelihatan dalam keadaan baik. c. Data-data yang tercantum dalam dokumen sudah sesuai dengan instruksi yang diterima. d. Kondisi-kondisi dalam dokumen-dokumen pengapalan, misalnya BL, tidak bertentangan dengan tanggung jawabnya sehubungan dengan FCR. Isi informasi yang ada dalam dokumen FCR : 1 Nama prinsipal dari supplier atau forwarder . 2 Nama dan alamat consignee . 3 Merek dan nomer. 4 Jumlah dan jenis kemasan. 5 Keterangan tentang barang. 6 Berat Kotor. 7 Ukuran barang. 8 Tempat dan tanggal penerbitan FCR. 2 FIATA FCT – Forwarder’s Certificate of Transport Kegunaannya : Dengan menerbitkan FCT kepada pengirim barang, fowarder dianggap bertanggung jawab untuk mengirimkan barang-barang ke tujuan melalui agen yang ditunjuk olehnya. commit to user Tanggung jawab fowarder : Fowarder dianggap bertanggung jawab atas pengiriman barang-barang ke tujuan, melalui agen yang ditunjuk olehnya, kepada pemegang dokumen sesuai dengan kondisi-kondisi yang tercantum dalam FCT. Catatan khusus : 1. FIATA FCT adalah surat berharga dan penyerahan barang- barang hanya dapat berlaku apabila ditunjukkan dokumen FCT asli. 2. Dibagian belakang dokumen ini mencantumkan Standart Training Conditions dari negara dimana dokumen ini diterbitkan. 3. Ketika menerbitkan FIATA FCT, freight fowarding harus yakin bahwa : a. Barang-barang sudah sesuai dan kelihatan dalam keadaan baik. b. Data-data yang tercantum dalam dokumen sudah sesuai dengan instruksi yang diterima. c. Kondisi dalam dokumen-dokumen pengapalan, misalnya BL, tidak bertentangan dengan tanggung jawabnya sehubungan dengan FCT. d. Tanggung jawab untuk menutup asuransi dari pengiriman barang tersebut sudah disepakati. commit to user e. Dengan jelas disebutkan jumlah dokumen original yang telah diterbitkan. 4. Freight fowarding biasanya mengenakan biaya atas penerbitan dokumen FIATA FCT kepada customer . Isi dari informasi yang terdapat dalam FIATA FCT : 1 Nama prinsipal . 2 Nama consignee . 3 Nama pihak ke tiga yang ikut diberitahu. 4 Pelabuhan muat. 5 Pelabuhan tujuan. 6 Merek dan nomer. 7 Jumlah dan jenis kemasan. 8 Keterangan tentang barang. 9 Berat Kotor. 10 Ukuran barang. 11 Asuransi. 12 Freight dan biaya-biaya dibayarkan kepada. 13 Tanggal dan tempat penerbitan FIATA FCT. 3 FBL – Negotiable FIATA Combined Transport Bill of Lading Kegunaannya : FBL merupakan dokumen lanjutan Through Document yang dipergunakan oleh Internasional Freight Forwarding yang bertindak sebagai Multimodal Transport Operator MTO. commit to user Tanggung Jawab Forawarder : Dengan menerbitkan FBL, maka forwarder bertanggung jawab tidak hanya terhadap pelaksanaan kontrak angkutan barang saja, dan penyerahan barang ditempat tujuan tetapi juga terhadap tindakan dan kesalahan dari carrier dan pihak ketiga lainnya yang terkait. Catatan Khusus : 1. FBL itu negotiable kecuali dinyatakan sebaliknya. 2. Diterima oleh Bank untuk pengurusan LC Documentary Credit . 3. Dapat juga dipergunakan sebagai marine BL Ocean BL. 4. Ketika menerbitkan FBL, freight forwarder harus yakin, bahwa : a. Dia atau agennya telah mengambil alih pengapalan barang yang tercantum didalamnya dan hak dari pengirimannya semata-mata tergantung pada dirinya saja. b. Barangnya kelihatan dalam keadaan baik. c. Data-data yang tercantum dalam dokumen sesuai dengan instruksi yang telah diterima. d. Tanggung jawab mengenai asuransi barang telah disepakati. e. Dengan jelas disebutkan jumlah dokumen asli yang harus diterbitkan. commit to user 5. Dengan menerbitkan FBL, maka forwarder menerima kewajiban-kewajiban SDRs perkilo dari barang yang hilang atau rusak. Bila harapan dari terjadinya kehilangan atau kerusakan barang dapat diketahui, maka tanggung jawabnya akan ditentukan sesuai dengan pembagian yang relevan dari Hukum Nasional atau Konvensi Internasional yang berlaku. 6. Sangat dianjurkan agar freight forwarding yang menerbitkan FBL, untuk menutup tanggung jawabnya dengan asuransi. Isi dan informasi yang terdapat dalam FBL : 1 Nama shipper . 2 Nama consignee . 3 Nama pihak ketiga yang ikut diberitahu. 4 Tempat penerimaan barang. 5 Nama kapal. 6 Pelabuhan muat. 7 Pelabuhan pembongkarantujuan. 8 Tempat penyerahan barang. 9 Merek dan nomer. 10 Jumlah dan jenis kemasan. 11 Perincian barang. 12 Berat kotor. 13 Ukuran barang. 14 Jumlah freight dibayar di ... 15 Freight dibayar di ... commit to user 16 Asuransi muatan. 17 Jumlah FBL asli. 18 Nama agen yang akan melaksanakan penyerahan barang. 4 FWR – FIATA Warehouse Receipt Kegunaannya : Dipergunakan oleh freight forwarder yang mengoperasikan pergudangan. Ini berhubungan dengan perincian pembagian hak dan pemegangnya, dengan endorsement pada dokumen, pemindahan hak, dan perjanjian bahwa penyerahan barang dengan menyerahkan dokumen FWR senilai barang yang diserahkan oleh pedagang. Tanggung Jawab Forwarder : Di Negara-negara dimana STC mencantumkan tentang aktivitas pengoperasian pergudangan, maka peraturan itu akan berlaku pada FWR yang diterbitkan dinegara itu. Catatan Khusus : Dokumen ini tidak negotiable kecuali dinyatakan sebaliknya. Apabila disuatu negara diberlakukan secara legal adanya warehouse receipt sesuai dengan hukum nasional yang berlaku, maka FIATA FWR tidak perlu dipergunakan lagi di negara tersebut. Isi dan informasi yang terdapat dalam FIATA FWR : 1 Nama pemasok supplier . 2 Nama depositor. commit to user 3 Nama pengelola pergudangan. 4 Nama gudang. 5 Alat pengangkut. 6 Asuransi. 7 Merek dan nomer. 8 Jumlah dan jenis kemasan. 9 Perincian barang. 10 Berat kotor. 11 Apakah barang diterima dalam keadaan baik? Oleh siapa? 12 Indikasi berat kotor, dilakukan oleh siapa? 13 Tempat dan tanggal penerbitan. 5 House Bill of Lading House Airway Bill Kegunaannya : Apabila freight forwarder bertidak sebagai carrier dengan melakukan cargo consolidation atau groupage dengan angkutan laut atau angkutan udara, maka freight forwarder tersebut menerbitkan Bill of Ladingnya sendiri kepada masing- masing shipper . Tanggung Jawab Freight Forwarder : Tidak ada keseragaman isi atau kondisi dari House Bill of Lading , karena freight forwarder menikmati ‘Kebebasan Berkontrak’. commit to user Ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Beberapa forwarder tidak menerima tanggung jawab terhadap hilang atau rusaknya barang yang terjadi, apabila barang itu berada dibawah kekuasaan atau pengawasan actual carrier . 2. Yang lainnya bertanggung jawab sebagai agen meskipun mereka bertindak sebagai principal dan menerbitkan Bill of Lading sendiri. 3. Beberapa freight forwarder menerima pertanggung jawaban, dalam hal ini membayar kerugian kepada shipper , sebagaimana dia juga menerima ganti rugi dari carrier yang bertanggung jawab. 4. Beberapa freight forwarder yang menerbitkan HBL bertanggung jawab secara penuh seperti yang tercantum dalam FBL. Isi dan informasi yang terdapat dalam FBL : Tidak ada keseragaman dalam isi dokumen yang diterbitkan oleh forwarder , tetapi pada umumnya, berisi data-data sebagai berikut : 1 Nama shipper . 2 Nama consignee . 3 Pihak ketiga yang turut diberitahu. 4 PelabuhanAirport pemuatan. 5 Tanggal keberangkatan. commit to user 6 Tanggal tiba. 7 Pelabuhan pembongkaran. 8 Tujuan akhir. 9 Freight dibayar di ... 10 Jumlah BL asli. 11 Merek dan nomer. 12 Jumlah dan jenis kemasan. 13 Berat kotor. 14 Kondisi penyerahan. 15 Keterangan tentang keadaan barang. 16 Tempat dan tanggal penerbitan HBL. 17 Nama dan alamat agen penyerahan barang. Selain data-data tersebut di atas, dapat juga dicantumkan kode keagenan, nomer rekening, juga nomer rekening shipper consignee , route , jenis valuta untuk pembayaran freight , nilai barang yang diberitahukan untuk kepentingan pengangkut maupun untuk kepentingan pabean. 3. Freight Fowarding dalam Konsolidasi Muatan Konsolidasi barang cargo consolidation adalah pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa shipper untuk beberapa consignee di suatu tempat dan dari tempat dikirim sebagai suatu satu unit ke tempat penerima. Di tempat penerima oleh agen dari commit to user konsolidasi baru dibagikan kepada consignee yang bersangkutan. Perusahaan yang melakukan ini dinamakan freight forwarding . Dalam istilah perpetikemasan, petikemas LCL dikirim sebagai FCL untuk kemudian dijadikan atau dipecah menjadi LCL lagi. Biasanya dilakukan di CFS atau premises dari freight forwarding . Keuntungan dari konsolidasi barang untuk eksportir dan shipper adalah pembayaran freight lebih rendah daripada bila langsung berhubungan dengan pengangkut carrier terutama untuk shipper dengan muatan sedikit atau lemah akan sangat menghemat biaya. Pengiriman lebih mudah berhubung dengan freight forwarding yang akan mengurus langsung ke berbagai tujuan daripada shipper mencari informasi sendiri ke berbagai perusahaan pelayaran. Konsolidasi memberikan door to door service yang tidak dilakukan oleh perusahaan pelayaran. Untuk perusahaan pelayaran juga ada keuntungan karena kebanyakan muatan dikirim dengan cara FCL sehingga tidak begitu banyak memerlukan pegawai untuk mengerjakan muatan seperti status LCL. Penarikan freight juga lebih mudah karena diselesaikan oleh freight forwarding saja dan tidak oleh beberapa shipper consignee. a. Keuntungan Konsolidasi 1 Bagi shipper dan consignee commit to user a Mendapatkan freight yang lebih rendah, utamanya bagi shipper kecil yang kurang memiliki pengetahuan tentang angkutan, baik laut maupun udara. b Shipper cukup berhubungan dengan fowarding yang mampu mengirim barang ke berbagai penjuru dibandingkan dengang actual carrier yang hanya menawarkan jasa angkutan sesuai dengan rute masing-masing. c Fowarding konsolidasi mampu menawarkan door to door service. 2 Bagi actual carrier a Tidak perlu mengurusi muatan kecil-kecil yang berarti penghematan dokumen, waktu dan tenaga kerja. b Muatan intensif karena hanya menerima FCL shipment. c Hemat biaya karena tidak menyediakan peralatan, ruang dan tenaga untuk meng handle LCL. d Tidak ada resiko pembayaran dari actual shipper , tetapi cukup berhubungan dengan fowarding konsolidasi. 3 Bagi freight fowarding a Mendapat keuntungan dari selisih freight. 4 Bagi ekonomi nasional a Karena fowarding konsolidasi memberikan tarif murah, maka barang ekspor memiliki daya saing tinggi membantu pemasukan devisa. commit to user b. Pertanggung Jawaban Liability Konsolidasi Dengan menerbitkan BL-nya sendiri, fowarding mengambil peran sebagai pengangkut, dan bertanggung jawab atas seluruh proses pengangkutan barang sejak menerima barang dari shipper sampai dengan menyerahkan barang kepada consignee ditempat tujuan. Dengan kata lain dia bertanggung jawab liable atas kehilangan, kerusakan yang mungkin terjadi pada saat barang berada didalam kekuasaan custody dari pengangkut actual carrier . Tetapi ada fowarding yang menolak atas tanggung jawab tersebut, dalam hal ini dia berperan sebagai agen, dan dicantumkan secara jelas didalam BL-nya. Fowarding yang menerbitkan FIATA Bill Of Lading FBL menerima tanggung jawab liable sesuai dengan “ terms” dari FBL, apabila tahapan saat terjadinya stage kehilangan dan kerusakan barang diketahui, pertanggung jawabannya terbatas pada 2 SDRs Special Drawing Right perkilogram atas barang yang hilang atau rusak. Dalam hal keterlambatan, pertanggung jawabannya terbatas dua kali freight atau harga barang, mana yang lebih kecil. c. Peran Freight Fowarding sebagai Pengangkut Freight fowarding bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan pengangkutan meskipun tidak memiliki kapal sendiri. commit to user Freight fowarding juga bertindak sebagai : 1 Vessel-operating multimodal transport operator Secara penuh yang melaksanakan berbagai jenis pengangkutan dengan cara door to door dengan satu dokumen intermodal berbentuk FBL. 2 Non-vessel operator NVO Operator muatan yang mengurus pengangkutan lewat laut dari pelabuhan ke pelabuhan dengan menggunakan satu House Bill of Lading atau Ocean Bill of Lading yang juga dapat mencakup transport darat dan berfungsi sebagai non-vessel operating multimodal transport . 3 Non-vessel operating common carrier NVOCC Mempunyai jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan atau melayani multimodal transport dengan House Bill of Lading HBL atau Bill Of Lading dari FIATA The International Federation of Freight Fowarder Association . d. Persyaratan Freight Fowarding yang Melaksanakan Konsolidasi Bagi freight fowarding yang melaksanakan konsolidasi, harus memiliki : 1 Harus memiliki fasilitas : CFS, gudang, kontainer dan perlatan baik di tempat keberangkatan maupun di tempat tujuan gudang dalam hal ini adalah gudang di bawah pengawasan bea cukai atau yang berfungsi sebagai ICD inland containers depot . commit to user 2 Memiliki partner atau agen di luar negeri yang melaksanakan fungsi break bulk agen . 3 Memiliki tenaga experts di bidang keuangan, asuransi liability insurance . 4 Memiliki karyawan yang ahli di bidang packaging , stuffing yang mampu memanfaatkan penggunaan ruangan space kontainer. 5 Memiki kontrak jangka panjang dengan actual carrier sehingga mampu menjamin adanya space di kapal atau pesawat udara serta mendapatkan freight yang murah.

4. Hubungan

Freight Fowarding dengan Pihak Ketiga dalam Multimodal Transport Dalam dunia transportasi angkutan barang dikenal istilah multimodal transport. Multimodal Transport adalah transportasi yang melibatkan lebih dari satu macam moda angkutan, apakah transportasi tersebut terjadi hanya dalam satu macam moda angkutan, apakah transportasi tersebut terjadi hanya dalam satu negara saja ataupun lebih dari satu negara. 1 Pihak Pengangkut a. Operator angkutan darat b. Jasa kereta api c. Pemilik kapal d. Angkutan udara commit to user 2 Non Pengangkut a. Terminal petikemas b. Perdagangan c. Container Freight Stations CFS atau konsolidasi muatan d. Pemilik petikemas e. Organisasi yang usahanya khusus untuk mengepak, penyelesaian dokumen eksporimpor, transaksi penukaran valuta asing, dan pengurusan dokumen terkait 3 Pihak lain a. Bank b. Pihak asuransi c. Pelabuhan lautpelabuhan udara d. Bea dan Cukai

D. Aktifitas Keseluruhan

Freight Fowarding sebagai Mata Rantai dalam Kegiatan Ekspor Sesuai dengan posisinya sebagai jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, freight fowarding mempunyai aktivitas antara lain : 1. Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkutan yang sesuai, kemudian memesan ruang muat space . 2. Melaksanakan penerimaan barang, mensortir, mengepak, menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang. commit to user 3. Mempelajari letter of credit barang, peraturan negara tujuan ekspor, negara transit, negara impor kemudian mempersiapkan dokumen- dokumen lain yang diperlukan. 4. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan lautudara, mengurus izin bea dan cukai, kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan. 5. Membayar biaya-biaya handling serta membayar biaya angkut freight . 6. Mendapat bill of lading atau air way bill dari pihak pengangkut. 7. Mengurus asuransi transportasi barang dan mengajukan klaim kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang. 8. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari pihak pengangkut dan agen fowarder di negara transit tujuan. 9. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut. 10. Mengurus izin masuk pada bea dan cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transittujuan. 11. Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan barang di gudang. 12. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee , dan melaksanakan pendistribusian barang bila diminta. BAB III commit to user DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan