LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

commit to user 18

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam struktur pendapatan Negara,pendapatan pajak memiliki peran yang sangat penting dan menjadi sumber pendapatan utama suatu negara untuk menopang pembiayaan kegiatan pemerintah dan pembangunan nasional. Ditinjau dari lembaga pemungut pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah.Pajak pusat meliputi i Pajak Penghasilan,ii Pajak Pertambahan Nilai,iii PPnBM,iv PBB,v BPHTB,vi Bea Materai. Pajak Daerah meliputi pajak yang dipungut oleh propinsi maupun yang dipungut oleh Kabupaten Kota ,yang terdiri atas Pajak Hotel,Pajak Reklame,Pajak Restoran,dan lain-lain. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah ,Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal. commit to user 19 Pajak Daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat penting untuk membiayai daerah dalam memantapkan otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis, dan bertanggung jawab. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah, Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah mencakup semua aspek yaitu aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan. Sebagai ukuran yang lazim mengenai masalah otonomi daerah adalah otonomi dalam bidang keuangan atau serta kemandirian suatu pemerintah daerah dalam rangka membiayai kegiatan pembangunan di wilayahnya. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA Kota Surakarta merupakan kantor instansi pelayanan yang berfungsi sebagai pengelola sumber pendapatan daerah yang bertugas memantau penerimaan pendapatan daerah berupa pajak dan retribusi. Oleh karena itu, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA Kota Surakarat selaku perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaan Pajak Restoran perlu mengupayakan optimalisasi dalam pemungutan guna memperoleh pendapatan daerah yang cukup besar untuk pembangunan daerah.Salah satu jenis pajak yang dikelola oleh DPPKA Surakarta adalah pajak restoran.Pajak restoran diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 sebagaimana merupakan salah commit to user 20 satu sumber pandapatan asli daerah yang cukup berpotensial dalam rangka mebiayai kegiatan pembangunan di wilayah kota Surakarta Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan danatau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa bogakatering. Menggeluti bisnis makanan memang tidak ada matinya. Selain menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang. Jadi, dimanapun, kapanpun, kita membutuhkan makanan sebagai sumber pokok kehidupan. Salah satu bidang yang bisa digeluti dari bisnis makanan adalah usaha kantin.Kantin di wilayah Surakarta telah mampu menyediakan berbagai macam makanan ataupun minuman sesuai keinginan konsumen. Konsumen utama bisnis kantin adalah pelajar, mahasiswa, sampai karyawan sebuah perusahaan. Biasanya kantin dibuka di komplek sekolah, kampus serta di lingkungan kerja seperti pabrik, hotel, dan perusahaan – perusahaan lainnya.Jumlah kantin yang ada di wilayah Surakarta sendiri sekarang telah banyak dari mulai sekolah,rumah sakit,pusat perbelanjaan,dan perkantoran banyak yang menyediakan kantin. Segi positif dari hal ini,kantin bisa mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan daerah.Bagi sekolah-sekolah kantin memiliki dampak yang sangat postif yaitu memudahkan siswa,guru,dan karyawan sehingga tidak commit to user 21 meninggalkan lokasi sekolah pada saat jam istirahat. Namun,tidak sedikit usaha kantin yang gulung tikar atau dipindah tangankan karena tidak mencukupi biaya operasionalnya. Berdasarkan uraian diatas,penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai realisasi pendapatan pajak restoran yang berasal dari Kantin.Oleh karena itu penulis mengambil judul “KONTRIBUSI PENDAPATAN SEKTOR KANTIN TERHADAP REALISASI PAJAK RESTORAN DI KOTA SURAKARTA “.

C. PERUMUSAN MASALAH