commit to user 32
1. Bersifat pajak dan bukan retribusi.
2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah KabupatenKota
yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah Daerah KabupatenKota yang
bersangkutan. 3.
Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi danatau objek pajak
Pusat. 5.
Potensinya memadai. 6.
Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. 7.
Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. 8.
Menjaga kelestarian lingkungan.
B. PEMBAHASAN
a. Perkembangan Pendapatan Sektor Kantin selama 2 DuaTahun
Terakhir Di Lihat Dari Laju Pertumbuhannya
Rasio pertumbuhan digunakan untuk mengetahui prospek atau peluang ke depan.Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan sektor kantin
menggunakan rumus penghitungan sebagai berikut Halim,2001.
commit to user 33
Rtn – tn-1
G = X 100 tn-1
Keterangan :
G : Laju Pertumbuhan
Rtn : Realisasi Tahun ke-n
tn-1 : Realisasi Tahun sebelumnya
Tabel II.1 Realisasi Penerimaan Sektor Kantin
Kota Surakarta Tahun Anggaran 2009
– 2011
Tahun Realisasi
Tahun ke-n Rtn
Realisasi Tahun
sebelumnya tn-1
Selisih Rtn
– tn-1 Laju
Pertumbuhan
2009 34.543.210
- -
- 2010
43.174.819 34.543.210
8.631.609 24,9
2011 42.928.675
43.174.819 246.144
0,57
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penerimaan dari sektor kantin mengalami penurunan.Terbukti dengan selisih 2009-2010
yang sebesar 8.631.609,tahun 2010-2011 terjadi selisih yang menurun drastis menjadi sebesar 246.144.Hal ini dikarenakan karena jumlah WP yang
membayar pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada
commit to user 34
tahun 2010,sehingga akan berpengaruh pada prosentase laju pertumbuhan penerimaan sektor kantin.Prosentase laju pertumbuhan pada tahun 2010
sebesar 24,9 mengalami penurunan pada tahun 2011 tercatat menjadi 0,57.
b. Kontribusi Pertahun Penerimaan Sektor Kantin Terhadap Pajak
Restoran
Menurut Kamus Ekonomi T Guritno:1994,76 kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau
kerugian tertentu atau bersama.Untuk mengetahui besarnya kontribusi penerimaan kantin terhadap pajak restoran dapat menggunakan rumus
penghitungan sebagai berikut
Realisasi Penerimaan sektor kantin Kontribusi =
X 100 Realisasi Pajak Restoran
Kontribusi 2009 =
X 100 =
0,38
Kontribusi 2010 = X 100
= 0,41
commit to user 35
Kontribusi 2011 =
X 100 =
0,35
Tabel II.2 Kontribusi Penerimaan Sektor Kantin Terhadap Pajak Restoran
Kota Surakarta Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Realisasi Sektor
Kantin Realisasi Pajak
Restoran Ratio
2009 34.543.210
9.044.588.060 0,38
2010 43.174.819
10.465.742.922 0,41
2011 42.928.675
12.436.538.746 0,35
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di kota Surakarta mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011.Tercatat tahun 2009
sebesar 9.044.588.060 meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 10.465.742.922 dan pada 2011 sebesar 12.436.538.746,sedangkan penerimaan
sektor kantin pada 2009 sebesar 34.543.210 mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi sebesar 43.174.819,tetapi pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi sebesar 42.928.675.Rasio kontribusi mengalami kenaikan pada tahun 2009-2010 dikarenakan bertambahnya jumlah wajib pajak yang
membayar sehingga pendapatan sektor kantin bertambah. Realisasi pada tahun 2011 mengalami penurunan yang mengakibatkan ratio kontribusinya
juga mengalami penurunan,selain
commit to user 36
jumlah wajib pajak yang membayar menurun,kelangsungan usaha kantin juga merupakan
salah satu
penyebab turunnya
penerimaan sektor
kantin.Menurunnya jumlah omzet penjualan juga menjadi salah satu factor yang mengakibatkan penurunan penerimaan sektor kantin.Alasan lain adalah
saat petugas UPTD mendatangi tempat usaha wajib pajak seringkali yang bersangkutan tidak ada di tempat atau kantin tutup karena pemiliknya sedang
ada keperluan.Karakteristik wajib pajak yang berbeda-beda membutuhkan penanganan yang lebih intensif dari pihak UPTD,tetapi jumlah karyawan yang
ada di UPTD yang terbatas juga menjadi kendala dalam pemungutan.
c. Aturan-aturan yang Mengatur Pajak Restoran