Penyediaan pendidikan menengah berkualitas relevan dengan perubahan kebutuhan remaja dan masyarakat pada umumnya menjadi perhatian secara
universal. The UIS Pembaca Digest 2005 melaporkan bahwa data 144 dari 183 negara memiliki pendidikan wajib menengah dengan pengecualian Asia Selatan
dan Barat dengan tingkat partisipasi masing-masing 51.9 persen. Untuk tingkat partisipasi sekunder, kedua wilayah tersebut tertinggal dengan tingkat partisipasi
hanya 40 persen sedangkan tingkat partisipasi universal 90 persen atau lebih di sebagian besar negara-negara di wilayah ini.
2.1.5.4. Kebijakan Pendidikan Menengah Universal PMU
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam memajukan dan meningkatkan kualitas SDM di indonesia.
Peranan masyarakat sebagai pelaku utama pendidikan.Kesadaran masyarakat bahwa pendidikan bukan sekedar formalitas belaka namun mengerti dan
memahami dengan benar bagaimana berinvestasi pada pendidikan. Peranan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan pendidikan tidak akan maksimal tanpa
partisipasi masyarakat didalamnya, mengingat adanya pemikiran yang berkembang dikalangan masyarakat untuk investasi didunia kerja bekerja atau
lainnya daripada investasi pendidikan. Mungkin masih dapat diterima jika mengacu pada masyarakat yang kurang mampu.
Pendidikan sendiri telah didefinisikan sebagai sebuah upaya yang direncanakan untuk mendirikan suatu lingkungan belajar dan proses kegiatan
pendidikan sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi nya yang ada pada dirinya sendiri untuk mendapatkan tingkat religius dan spiritual,
kesadaran, kepribadian, kecerdasan, perilaku dan kreativitas untuk dirinya sendiri, lainnya warga negara dan untuk bangsa. Konstitusi juga telah mencatat kalau
pendidikan di Indonesia secara garis besar telah dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan formal dan non-formal. Selanjutnya pendidikan formal juga masih
dibagi lagi menjadi tiga level yaitu, tingkat primer, sekunder dan pendidikan tinggi.
Sebagai langkah awal kebijakan PMU, siswa SMASMK juga bakal mendapat kucuran dana bantuan operasional sekolah seperti yang selama ini
diberikan kepada siswa jenjang pendidikan dasar. Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta ”Dalam beberapa tahun ke depan, kenaikan
anggaran pendidikan nasional cukup tinggi. Untuk BOS pendidikan dasar tahun 2012 sudah terpenuhi. Jadi, pemerintah mulai merintis BOS untuk
SMASMKMA agarwajib belajar 12 tahun terwujud”. Menurut mantan rektor ITS, rintisan BOS untuk SMASMKMA ini harus dimulai karena sampai tahun
2014 salah satu fokus kebijakan pendidikan nasional adalah mengatasi masalah keterjangkauan. Pendidikan di jenjang SMASMK dirasakan masih sulit
dijangkau karena masalah biaya sekolah. Hal ini, terlihat dari angka partisipasi kasar APK pendidikan menengah tahun 20092010 yang baru mencapai 69,6
persen. Jika wajib belajar 12 tahun telah siap, pemerintah akan menetapkan usia wajib belajar hingga SMASMKMA. Untuk pendidikan dasar, usia wajib belajar
ditetapkan 7-15 tahun.
2.1.5.5. Konsep PMU di Indonesia