PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENI 001

  

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG WAKTU

  Studi ini dengan pendekatan Penelitian Tingkat Kelas pada siswa di kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak

  Tahun Pelajaran 2014-2015 semester ganjil Proposal Penelitian

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang proposal penelitian Disusun oleh:

  SURNAEBAH 0381121007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014

  BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian integral dari pendidikan nasional, dan tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Matematikan juga merupakan ilmu dasar yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

  Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk siswa yang berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu yang sangat logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pembelajaran dan salah satu usaha yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas pembelajaran matematika sehingga hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan.

  Faktanya pembelajaran matematika di sekolah masih banyak melaksanakan pembelajaran konvensional, padahal seharusnya dalam proses pembelajaran guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber belajar, selain itu penggunaan media sebagai sumber belajar harus dimaksimalkan.

  Pembelajaran matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional kurang menarik minat dan perhatian siswa, sehingga sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit. Akibat kurangnya minat dan perhatian siswa pada pelajaran matematika membuat prosentase belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar matematika siswa pada kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten pada tahun pelajaran 2013/2014 semester genap.

  Dari 30 siswa dengan nilai rata-rata siswa = 66,7. Prosentase dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hanya 62 % yang berarti masih ada 38 % siswa yang belum mencapai ketuntasan dari standar KKM yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 66.

  Hasil pengamatan dan pengalaman penulis sebagai guru kelas di kelas 2 SDN 1 Cibarani Kecamatan Cirinten dapat disimpulkan bahwa prosentase belajar siswa yang kurang memuaskan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat, (2) strategi pembelajaran masih bernuansateacher center dan penyampaian informasi yang bersifat satu arah sehingga siswa kurang diberdayakan, (3) karena siswa tidak dilibatkan secara aktif maka siswa susah dalam menyerap materi yang dipelajari, (4) hasil pembelajaranpun masih rendah dan masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM.

  Berdasarkan data tersebut, maka perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pembelajaran bermakna yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga akan menarik minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika yang pada akhirnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan alat peraga jam yang terbuat dari karton. Penggunaan alat peraga dianggap sesuai dengan keadaan siswa yang pada akhirnya siswa akan tertarik pada hal-hal yang konkret sehingga dapat memahami sesuatu hal jika mereka melihat objeknya secara langsung.

  B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh suatu pengamatan dan analisis mengenai apa yang menyebabkan prosentase belajar pada pokok bahasan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu pada siswa di kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten sehingga muncul identifikasi masalah diantaranya sebagai berikut : 1. Pada saat belajar mengajar berlangsung sebagian siswa tidak aktif selama pembelajaran, 2. penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat, 3. siswa kurang dapat menguasai kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu yang disebabkan oleh salah satu faktor yaitu kurangnya penggunaan metode demonstrasi, dan

  C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini data terarah dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran, maka penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan permasalahan saja yakni sebagai berikut: 1. Bagaimana agar seluruh siswa dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran? 2. Apa strategi yang tepat agar siswa dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran? 3. Metode demonstrasi apa yang harus digunakan dalam proses pembelajaran? D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

  1. Mengapa sebagian besar siswa tidak aktif

  pada saat proses belajar berlangsung? 2. Strategi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga harus diterapkan agar siswa aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung! 3. Alat peraga yang harus digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung adalah simulasi jam yang terbuat dari karton! E. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dengan alat peraga jam di kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten.

  F. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

  Manfaat penelitian merupakan hasil yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, terutama kemajuan pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi siswa a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pokok bahasan pengukuran waktu.

  b. Agar siswa termotivasi untuk mempelajari dan memperdalam pelajaran matematika.

  2. Bagi guru

  a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga jam. b. Mempermudah penyampaian pokok bahasan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu bagi kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menunjang perbaikan mutu pembelajaran tematik di sekolah.

  3. Bagi sekolah a. Diperoleh panduan inovatif alat peraga jam diharapkan dapat dipakai di luar sekolah.

  b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM tenaga pendidikan yang ada.

  c. Sebagai reverensi atau kajian ilmiah bagi lembaga pendidikan dalam hal perbaikan pembelajaran.

  4. Bagi pembaca Dapat memberikan informasi kepada pembaca dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. bujur sangkar, garis sejajar dan sisi, sedangkan beberapa keterampilan yang terlibat yaitu keterampilan mengukur, menjumlahkan , dan mengalikan. Dalam dunia pendidikan matematika di Indonesia dikenal adanya matemaatika modern pada sekitar 974 matematika modern mulain diajarkan di SD sebagi pengganti penghitungan, matematika modern lebih menekankan pada pemahaman setruktur dasar system bilangan dari pada mempelajari ketrampilan fakta-fakta hafalan pelajaran matematika modern lebih menekankan pada mengapa fdan bagaimana matematika melalui penemuan dan eksplorasi. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang paling padat dan tidak mendua arti, karna itu istilah symbol, notasi dan semacamnya yang pada matematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam matematika modern hal tersebut diperjelas, misalnya saja, beda antar bilangan dan kambangnya, beda antara garis dan ruas garis, beda antar sisi yang sama dengan sisi eksivalen, beda antar bentuk geometri dengan bendanya, beda antara notasoi garis dengan notasi ruas garis, beda antar konsep dan peragaan ya dan lain-lain demikian itu dalam matematika lama tidak dianggap penting, sehngga membingunkan dan dapat berarti ganda. Pengajaran matematika modern bertujuan untuk meluruskan dan mempermuadah siswa belajar berhitung dan cabang-cabang matematika lainnya, bukan sebaliknya. Jika orang tua kita mendapat kesukarandalam mempelajarinya, apakan hal tersebut berlaku juga pada siswa sekarang? Atau mungkinkah kesulitan yang orang tua hadapi tersebut karena cara mempelajarinya yang sekarang ini lain dari yang telah dimiliki sej berpuluhan tahun? Misalnya saja kita cepat sekali menyebut abjad dari a sapai z, sekarang coba di balik dari z sampai a, pastilah kita akan mengalami kesukaran itu karena kita tidak biasa, bukan karna kita lebih sukar, dahulu di SD diberitahu bahwa luas bola adalah 4 x 3,14 x r2, sekarang dalam matematika modern siswa diminta menemukan sendiri rumus tersebt keaktifan siswa dan menimbulkan pengertian baik dalam matematika lama maupun matematika modern, konsep-konsep matematika sifatnya abstrak, yang kongkrit adalah pengajaranya. Bila dalam pengajarannya itu kurang atau tanpa alat-alat pengajarannya menjadi abstrak karena dalaam pengajaran matematika lama terlalu abstrak (banyak hapalan, kurang pengertian dan deduktif) maka dalam pelajaran matematika modern menerapkan teori mengajar baru yaitu pieget dan dienes, dimana teori tersebut menekankan pada pentingnya belajar matematika yang menarik dan dapat di pahami olehsiswa, sehingga dalam pembelajaran matematika modern diperlukan alat peraga.

  5. Belajar Matematika Matematika penting peranannya dalam usaha meningkatkan kesejahtraan umat manusia, sehingga manusia dianggap perlu untuk menguasai atau memahami matematika. Beranjak dari tujuan ini, maka sedikit orang yang ingin atau dianjurkan belajar matematika. Matematika juga di kenal tidak hanya berhubungan dengan bilangan dan oprasi-oprasinya, melaikan jga berkenaan den ide-ide, struktur-struktur dan hubungan yang teratur secara logis, serta dalam matematika digunakan proses deduktif. Proses deduktif digunakan untuk membuat dugaan-dugaan atau permasalahan berdasarkan pengamatan pada kasus. Mempelajari matematika memerlukan kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berpikir hitung dan kemampuan menganalisa persoalan (permasalahan). Oleh karena itu, individu yang ingin mempelajari matematika harus senantiasa berpartisipasi aktif dalam proses belajar matematika. Menurut manangkasi (1987) menyatakan bahwa belajar matematika adalah suatu kegiatan mental dari lambing-lambang dan cara mempelajari lambing tersebut yang kompleks menjadi sederhana berdasarkan asumsi dasar aksioma, dalil-dalil dan teorema yang dibuktikan sebelumnya.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindkaan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti kelas tidak tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi:2005). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Tujuan ini tidak terlepas dari adanya interaksi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, keadaan kelas dan materi sehingga dalam penelitian ini yang diteliti adalah proses dan hasil belajar (Tim Pelatih Proyek PGSM Depdikbud, 1996:10). Sebelum melakukan tindakan, penulis melakukan tahap orientasi lapangan terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan nyata yang muncul di lapangan, khususnya dalam pembelajaran matematika. Setelah melakukan orientasi lapangan, sesuai dengan alur penelitian Perencanaan/planning, (2). Tindakan/action, (3). Observasi/Observation, (4). Refleksi/reflection. Lebih jelasnya penulis gambarkan dalam bagan alur penelitian tindakan kelas model Kemmis di bawah ini: Tabel 3.1 Dari bagan alur penelitain di atas, maka ada empat tahap penting dalam penelitian tindakan kelas. Empat tahap tersebut adalah: a .1. Tahap Perencanaan atau Planning G. Mengidentifikasi masalah H. Menganalisis dan merumuskan masalah I. Merancang langkah-langkah pembelajaran J. Mendiskusikan penerapan langkah-langkah pembelajaran K. Menyiapkan instrument. A .2. Tahap Tindakan/pelaksanaan atau action Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Menerapkan metode dan teknik serta motivasi dalam pembelajaran Melakukan pengamatan atau mengobservasi kelemahan penerapan langkah-langkah pembelajaran Mengantisipasi kendala dalam tindakan a .3. Tahap Evaluasi atau Evaluation Mendiskusikan dengan teman sejawat dan kepala sekolah mengenai kelebihan dan kekurangan tindakan pembelajaran Menganalisis semua temuan dalam tindakan/pelaksanaan pembelajaran Melakukan diskusi untuk siklus berikutnya a .4. Tahap refleksi atau reflection Mengkaji ulang kekurangan dalam siklus sebelumnya Menaganalisis temuan-temuan dalam siklus sebelumnya Menyusun scenario pembelajaran untuk siklus berikutnya

  B. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum penelitian, kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini adalah menurus perijinan dan mencari tahu kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran serta menentukan target penelitian,

  2. Identifikasi masalah,

  3. Studi literature dan pemotretan kondisi objektif lapangan,

  4. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas,

  5. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal bidang studi matematika di kelas 2, hal ini dilakukan untuk tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung secara rutin (rutinitas). Pelaksanaan pembelajaran memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: Menerapkan langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, Pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana, dan Alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan . 6. Observasi Tindakan

  Peneliti meminta bantua untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan meliputi: Melakukan diskusi dengan guru lain dan Kepala Sekolah, Pengamatan terhadapa penerapan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media, latihan, dan motivasi siswa,  Mencatat kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penerapan langkah-langkah pembelajaran, dan  Membahas kelemahan langkah-langkah pembelajaran . 7. Refleksi Refleksi merupakan tahap pengevaluasian dari setiap siklus untuk menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dalam siklus. Kegagalan dan kekurangan dalam siklus menjadi bahan perbaikan pada siklus selanjutnya.

  C. Teknik Pengumpulan Data Jenia data dalam penelitian ini berupa: 1. Data tentang pelaksanaan pembelajaran, 2. Data tentang perilaku belajar siswa di kelas, dan 3. Data tentang hasil belajar siswa tentang materi waktu.

  Dengan demikian, teknik pengumpulan datanya berupa: 1. Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran, 2. Observasi tentang perilaku belajar siswa, dan 3. Tes penguasaan tentang materi waktu.

  D. Instrumen Pengumpulan Data Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENGAJARAN (Siklus I dan II)

  Materi Ke Siklus ke : Hari / Tanggal : Waktu : Materi :

  Petunjuk : Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

  Apabila ada kegiatan lain yang dianggap penting yang berkaitan dengan indikator yang telah ditentukan, catatlah pada tempat yang tersedia.

  Jenis kegiatan Indikator Penilaian Komentar / catatan 1 2 3 4 Pendahuluan 1. Membuka pelajaran 2. Menginformasikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 3. Memotivasi/membangkitkan minat siswa 4. Mengemukakan tujuan yang akan dicapai 5. Menggali pengetahuan prasyarat Kegiatan inti Tahap Persiapan 1. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan 2. Mengetes alat peraga yang akan digunakan 3. Tahap Kegiatan Utama 4. Mengenalkan konsep waktu melalui hal- hal konkrit atau dari sekitar siswa 5. Memulai dari masalah-masalah realistic atau masalah dalam kehidupan sehari-hari 6. Mengemukakan masalah realistic/kontekstual yang sederhana secara jelas 7. Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah realistik denagn car dan gaya bahasanya sendiri 8. Memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah realistik 9. Membimbing siswa untuk menemukan konsep-konsep tentang waktu 10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan ide-idenya 11. Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam aktivitas belajarnya 12. Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam aktivitas belajarnya 13. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa 14. Merespon keluhan-keluhan siswa pada saat berlangsung pembelajaran 15. Merespon keluhan-keluhan siswa pada saat berlangsung pembelajaran 16. Memantau aktifitas siswa selama pembelajaran 17. Menggali penguasaan konsep dengan memberi masalah realistik yang lebih kompleks Kegiatan pemantapan 1. Memberika evaluasi kepada siswa 2. Memberi penilaian pada hasil pekerjaan siswa 3. Menyimpulkan materi pembelajaran Kegiatan Akhir

  1. Memberikan himbauan-himbuan dan saran kepada anak 2. Menutup pelajaran

  H. Jadwal Penelitian Penelitian dilaksanakan bulan januari sampai maret 2014. Lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk table di bawah ini. Tabel 3.2 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan Bulan Pelaksanaan Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 Persetujuan Proposal 2 Persiapan Penelitian 3 Tindakan Kelas 4 Pengolahan Data 5 Analisis Hasil 6 Laporan hasil Penelitian

  DAFTAR PUSTAKA Agung, (1984). Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan As’ari, A.R., (2000). Pembelajaran Matematika yang Demokratis . Universitas Negeri Malang Bahri, Jamara Syaiful. (2000). Keunggulan Metode Demokrasi. Jakarta:Bina Aksara. Cenei Basuki Wibawa, (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan. Jakarta. Budiarto, Mega Teguh, dkk (2004). Matematika Buku I . Dirjen Depdiknas. Jakarta Budiarto, Mega Teguh, dkk (2004). Matematika Buku 3 . Dirjen Depdiknas. Jakarta Dimyati dan Mujiono, (1990). Belajar dan Pembelajaran . Rineka Cipta. Jakarta Djamamarah, S.B., (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif . Rineka Cipta. Jakarta Hoedoyo, Herman, (1988). Belajar Mengajar Matematika . P2LPTK. Jakarta Hoedoyo, Herman, dan Surawidjaja A., (1990). Matematika . Bagian P3GSD Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta. Moleong, Lexy, (2002) Metode Penelitian Kualitatif . Bandung. PT.Remaja Rosda Karya N.K.Roestiyah, (1991).

  Strategi Belajar Mengajar . Rineka Cipta. Jakarta. Russefendi, (1991). Macam-macam Metode . Jakarta. Bina Aksara Slameto, (1987). Belajar dan Faktor-faktor yang Memepengaruhinya

  Prinsip Belajar dan Pembelajaran . Bahan Ajar Pekerti P2LPTKI. Jakarta. Soekamto T., dan Winatapura, U.S., (1997). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran . Bahan Ajar Pekerti P2LPTKI. Jakarta. Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Usman, M.U. dan Setiawati L., (2001). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar . Cetakan Kedua. Remaja Rosdakarya. Bandung. Winarno S., (1980). Pengertian Metode Demonstrasi . Jakarta. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar . (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h.30 Daryanto, Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102-124. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005), h. 22

  