profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya
memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi.
77
Penjelasan mengenai pengembangan dapat disimpulakan bahwa pengembangan adalah kegiatan, cara atau proses untuk meningkatkan dan
memajukan potensi dan keadaan untuk menjadi lebih baik. Adapun keterkaitan dalam dunia pendidikan khususnya pengembangan profesionalitas guru adalah
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan lembaga, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan agar menjadi lebih
baik. Segala bentuk kebutuhan dan tuntutan perubahan zaman, menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitasnya agar mampu mengimbangi segala
perubahan yang ada.
6. Konsep Pengembangan Profesionalitas Guru
Konsep pengembangan profesionalitas menurut para ahli dapat didefinisikan bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Alba dan
Sandberg dalam Diah Riana M sebagai berikut. “The concept of professional development is not clearly delimited. A
profession traditionally is defined as being based on systematic, scientific knowledge. Preliminary development of professional skill has occurred
largely through designated higher education programs, with sussequent
development taking various forms”.
78
Inti dari pendapat Alba dan Sandberg bahwa suatu profesi digambarkan sebagai dasar pengetahuan sistematis dan pengetahuan ilmiah, untuk itu
diperlukan pengembangan profesional yang dirancang luas melalui program- program pendidikan lebih tinggi dengan berbagai bentuk pengembangan.
Hal lain dalam kaitannya dengan konsep pengembangan profesionalitas guru menurut Sudarwan dalam Mujtahid adalah;
77
Oerip dan Uetomo, Mengunggah mentalis profesional dan pengusaha Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2000, h. 264-265.
78
Diah Riana M. Manajeman Pengembangan Profesionalisme Guru di SMP Muhammadiah Ngemplak Sleman, Tesis, tidak diterbitkan Yogyakarta: UNY, 2009, h.
40-41.
“Pengembangan profesional tenaga pendidik dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan, pertama, kebutuhan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk menyusun kebutuhan-kebutuhan sosial.
kedua, kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membant staf pendidikan dalam rangka mengembangkan pribadinya secara luas. Dengan
demikian tenaga pendidik dapat mengembangkan potensi sosial dan potensi akademik generasi muda dalam interaksinya dengan alam
lingkungannya. ketiga, kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan tenaga pendidik untuk menikmati dan mendorong keinginan
pribadinya, seperti halnya dia membantu peserta didiknya
‟.
79
Menurut Idrus Pembinaan tenaga pendidik oleh Perguruan Tinggi mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memperdalam dan memperluas kemampuan dalam ilmu kognitif
Secara konvensional, upaya tersebut sasaran vartikel berupa; 1 Pendidikan Pascasarjana, 2 Pendidikan jangka pendek.
b. Meningkatkan kemampuan psikomotorik dan Afektif.
1 Kemampuan menuangkan produk berfikir atau karya kedalam
tulisan ilmiah. 2
Kemampuan menjelaskan tulisan ilmiah secara lisan dalam perkuliahan, dan forum ilmiah profesional.
3 Kemampuan dalam menyampaikan pendapat dalam forum ilmiah.
4 Kemampuan mengerjakan pekerjaan dalam ruang lingkup bidang
ilmu yang ditekuninya. 5
Pemahaman dan kebiasaan menerapkan etika akademik. 6
Naluri keingintahuan, menghargai waktu, inovatif, kecintaan terhadap bidang ilmu dan profesi, keteladanan.
80
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengembangan profesionalitas guru adalah usaha memberi bantuan pada guru untuk memperluas pengetahuan,
meningkatkan keterampilan mengajar dan menumbuhkan sikap profesional sehingga guru ahli dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dalam
membelajarkan peserta didik.
79
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru Malang: UIN-Malang Press, 2009, h. 27.
80
Saudagar dan Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, h. 101-103.
7. Tujuan Pengembangan Profesioanlitas Guru