Pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa - Repository UIN Sumatera Utara Tesis Ari Irwan PDF

(1)

PELAKSANAAN KOMUNIKASI KEPALA MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI LANGSA

TESIS Oleh:

ARI IRWAN NIM: 92215033590

PROGRAM STUDI

S2 PENDIDIKAN ISLAM (PEDI)

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK Nama : ARI IRWAN

NIM : 92215033590

Judul : PELAKSANAAN KOMUNIKASI KEPALA

MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI LANGSA

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrsah Aliyah Negeri Langsa, komunikasi apa yang dibangun oleh kepala madrasah dengan para guru, staf dan komite madrasah, serta bentuk-bentuk komunikasi yang dibangun oleh kepala madrasah dengan para guru, staf pimpinan dan komite madrasah.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan staf pimpinan dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa, 2) untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa. 3) untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Komite dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif ini bagaimana membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif ini dilakukan karena berkaitan dengan proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam penelitian ini sumber data diambil dari hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Madrasah memang melaksanakan komunikasi dengan para guru, staf dan komite madrasah dalam meningkatkan profesionalitas di Madrasah Aliyah Negeri Langsa. Sedangkan bentuk komunikasi yang dilaksanakan kepala madrasah dengan para guru, staf, serta komite madrasah melalui komunikasi internal dengan menggunakan dua bentuk, pertama kepala madrasah melaksanakan komunikasi ke bawah (dawnward communication) yaitu komunikasi yang datangnya dari kepala madrasah kepada para guru, staf dan komite madrasah. Kedua kepala madrasah juga melaksanakan komunikasi ke atas (upward communication) yaitu komunikasi yang datangnya dari para guru, staf dan komite madrasah kepada kepala madrasah.


(3)

ABSTRACT

Name : ARI IRWAN

NIM : 92215033590

Title : THE IMPLEMENTATION OF

COMMUNICATION BY THE SCHOOL

PRINCIPAL IN IMPROVING TEACHERS

PROFESSIONALISM IN MADRASAH

ALIYAH NEGERI LANGSA

This research was about the implementation of communication in improving the professionalism of teachers in Madrsah Aliyah Negeri Langsa, what kinds and the forms of communication that was built by the school principal toward the teachers, the staffs and the school committee.

The purpose of this study were: 1) to find out the implementation of the the principal communication toward the staff leader in increasing the teachers‟ professionalism in Madrasah Aliyah Negeri Langsa, 2) to examine the implementation of the principal communication toward the teachers in improving the teachers‟ professionalism in Madrasah Aliyah Negeri Langsa. 3) to find out the implementation of the the principal communication toward the school committee in improving the teachers‟ professionalism in Madrasah Aliyah Negeri Langsa. This research was a qualitative approach in which the data source was taken from the observation, interviews, and documentation of the parties associated with.

The results showed that the School Principal has been carry out communication toward the teachers, the staff leader and the school committee in improving the professionalism in Madrasah Aliyah Negeri Langsa. While the forms of communication which was implemented by the School Principal was an internal communication which was divided into two; the first was a downward communication that was done by the school principal toward the teachers, staff leader, and the committee. The second was an upward communication that was done by the teachers, the staff leader, and the committee toward the school principal.


(4)

صخلم

ةلاسرلا

مساا

:

فاوريإ يرآ

ديقلا مقر

:

92215033590

عوضوملأ

:

ذيفنت

تااصتاا

ريدم

ةسردملا

يف

نيسحت

ؼارتحاا

ملعملا

يف

ةيموكحلا ةطسوتملا ةسردملا

ؿ

اسجن

تااصتاا ذيف ت ةيفيك لوح ثحبلا اذ ي ترثأ يلا لكاش ا

ريدم

ةسرد ا

فارحاا نسح ي

ي ملع ا

ةطسوت ا ةسرد ا

و نملع ا عم ةسرد ا ريدم ا ا ب يلا تااصتاا ام ،اسج ل ةيموك ا

نلماعلا

،ةسرد ا ناجللاو نفظو ا

و نملع ا عم ةسرد ا ريدم ا ؤا ب م يلا لاصتاا لاكشأو

نلماعلا

نفظو ا

ةسرد ا ناجللاو

.

ةيساردلا ذ نم ضرغلا ناكو

:

١

)

تااصتاا ذيف ت مييقتل

ريدم

ةسرد ا

عم

نلماعلا

ي نفظو ا

ي ملع ا فارحاا نسح

ةطسوت ا ةسرد ا

اسج ل ةيموك ا

.

٢

)

تااصتاا ذيف ت مييقتل

ريدم

ةسرد ا

عم

ي ملع ا فارحاا نسح ي نملع ا

ةيموك ا ةطسوت ا ةسرد ا

ل

اسج

.

٣

)

تااصتاا ذيف ت مييقتل

ريدم

ةسرد ا

عم

ي فارحاا نسح ي ةسرد ا ناجللا

ةيموك ا ةطسوت ا ةسرد ا

ل

اسج

.

يعو لا ثحبلا جه م مادختساب ةيساردلا ذ تيرجأ دقو

.

نم ةفرع ا ءا ب ةيفيك ةيعو لا ةيساردلا ذ ذيف ت ي

فاشكتسااو ثحبلا لاخ

.

م افتلاو ثحبلا ةيلمع تلص ثيح نم يعو لا ثحبلا جه م مادختسا م دقو

ةيعامتجاا لكاش او ر اوظلا ققح يلا ةيجه ا ساسأ ىلع

سا لا

.

تانايبلا ردصم ذخأ متي ،ةيساردلا ذ ي

ثحبلا اذه ةطبتر ا فارطأا نم قئاثولاو تاباق او ةظحا ا نم

.

ريدم نأ جئات لا ترهظأو

ةسرد ا

و نملع ا عم لصاوتلا نم عقاولا ي لمح

نلماعلا

نفظو ا

فارحاا نسح ي ةسرد ا ناجللاو

ةيموك ا ةطسوت ا ةسردم

ل

اسج

.

ريدم ذف تو لاصتاا لئاسو نأ نح ي

و نملع ا عم ةسرد ا

نلماعلا

،نلكش نم ةدافتسال ةيلخادلا تااصتاا لاخ نم ةسرد ا ناجللاو نفظو ا

وز لا تااصتاا ذيف ت ةسرد ا ريدم وأا

ة

(

وز لا تااصتاا

ة)

ةسرد ا ريدم نم يأت يلا تااصتاا و

و نملع ا ة

نلماعلا

و نفظو ا

ا

ناجلل

، ةسرد ا

ةيناثلا

اضيأ لمح ةسرد ا ريدم

اا

تااصت

لا

ةيدعاصت

(

اا

تااصت

لا

ةيدعاصت

)

و نملع ا نم يأت يلا تااصتاا و

نلماعلا

ةسرد ا ريد ةسرد ا ناجللاو نفظو ا

.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat, kasih sayang dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Salawat dan salam bagi Rasulullah saw. yang telah membawa perubahan besar di alam semesta ini, dari alam kegelapan kepada alam yang terang benderang oleh peradaban dan ilmu pengetahuan.

“Pelaksanaan Komunikasi Kepala Madrasah dalam meningkatkan profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa” merupakan judul tesis yang penulis ajukan sebagai tugas akhir guna melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar M.Pd (Master Pendidikan) dalam bidang konsentrasi Menejemen Pendidikan Islam. Dalam proses penyelesaian tesis ini penulis menyadari akan keterbatasan diri dalam mengerjakan penyelesaiannya, maka dalam kesempatan ini sudah selayaknyalah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rektor UIN Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd selaku Pembimbing I penulis dalam penyelesaian tesis ini, yang telah memberikan banyak masukan dan bantuan kepada penulis demi kesempurnaan tesis ini.

3. Bapak Dr. Anzizhan, MM selaku Pembimbing II penulis yang juga telah banyak memberikan masukan dan bantuan terkhusus dalam hal metodologi penulisan tesis ini.

4. Seluruh bapak/Ibu Dosen dan Staf administrasi UIN Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. 5. Kepala Madrasah, seluruh Staf dan Guru Madrasah Aliyah Negeri Langsa

yang telah memberi bantuan kepada penulis dalam memberikan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian tesis ini.


(6)

6. Ayahanda tercinta M. Yaqub Siregar dan Ibunda Agustilawati tersayang yang telah mendidik dan membesarkan serta selalu mendoakan ananda agar selalu berada dalam lindungan Allah swt.

7. Bapak Mertua Ir. Sukardi dan Ibu Mertua Yusmaniar, S.Pd yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil dan doanya hingga terselesaikan tesis ini.

8. Istri Tercinta Dessy Kurniasy, M.Hum dan Anak ku tersayang Khanzun Al-Ghifari yang selalu mendampingi dan mendoakan penulis agar selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam penulisan tesis ini.

9. Seluruh teman sejawat dan seperjuangan khusus MPI Pascasarjana UIN Sumatera Utara Tahun 2015, yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan, karenanya penulis sangat mengharapkan berbagai masukan dan kontribusi yang konstruktif. Semoga tesis ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Manajemen Pendidikan Islam. Semoga Allah swt. memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal ʻalamin.

Medan, 8 Mei 2017 Penulis

Ari Irwan


(7)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 158 th. 1987 Nomor : O543bJU/1987

Transliterasi adalah pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi Arab-Latin ini berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543bjU/1987.

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sustem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam translitrasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan translitrasinya dengan huruf Latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif A tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)


(8)

د Dal D De

ذ al zet (dengan titik di atas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy es dan ye

ص ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

ط a te (dengan titik di bawah)

ظ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع „ain „ Koma terbalik di atas

غ gain G Ge

ؼ Fa F Ef

ؽ Qaf Q Qi

ؾ Kaf K Ka

ؿ Lam L El


(9)

ف N n N En

و Waw W We

ػه Ha H Ha

ء hamzah ` Apostrof

ي Ya Y Ye

2. Vokal

Vokal bahasa Arab adalah seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal dalam bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama

ــــــ fatḥah a A

ــــــ kasrah i I

ــــــ ḍammah u U

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan huruf Nama Gabungan huruf Nama

ي ـــــ Fatḥah dan ya ai a dan i


(10)

Contoh:

بتك : kataba

لعف : fa„ala

ركذ : akara

ب ذي : Ya habu

لئس : Su‟ila

فيك : Kaifa

لو : Haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan

huruf Fathah

Huruf dan

tanda Nama

ا ـــ Fatḥah dan alif atau ya ā a dan garis di atas

ي ـــــ Kasrah ī i dan garis di atas

و ـــــ ḍammah u dan garis di atas

Contoh:

Qāla : لاق

Ramā : امر

Qīla : ليق

Yaq lu : لوقي

4. Ta marbūṭah


(11)

a. Ta marbūṭah hidup

Ta marbūṭah yang hidup atau mendapat ḥarkat fatḥah, kasrah dan ḍammah, translitrasinya adalah /t/

b. Ta marbūṭah mati

Ta marbūṭah yang mati atau mendapat ḥarkatsukun, translitrasinya adalah /h/. c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbūṭah itu ditranslitrasikan dengan h (h). Contoh:

Rauḍah al-afāl – rauḍatul atfāl : لافطأا ةَضور Al-madīnah al-Munawwarah : ةرو ا ة يد ا

alḥah : ةحلط

5. Syaddah (Tasydīd)

Syiddah atau tasydīd yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syiddah atau tanda tasydīd, dalam translitrasi ini tanda syiddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syiddah itu.

Contohnya:

- Rabbanā : اّبر - Nazzala : لّزن - Al-birr : ّللا - Al-ḥajj : ّج ا - Nu„„ima : مّعن

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: لا namun dalam translitrasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.


(12)

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah huruf lam /ل/ ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /ل/ tetap berbunyi /l/.

Contoh:

- Al Qalamu : ُمَلَقلا - Al-Badī„u : ُعْيِدَبلا - Al-JalClu : ُلَاَ ا

b. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah huruf /ل/ ditranslitrasikan sesuai dengan bunyi huruf setelahnya, yaitu diganti dengan huruf yang mengkuti kata sandang itu.

Contoh:

- Ar-rajulu : لجرلا - As-sayyidatu : ةديسلا

7. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif

Contoh:

- Ta‟khu na : َنْوُذُخْأَت - An-Nau‟u : ُءْوََلا - Syai‟un : ٌءْيَش - ‟Umirtu : ُتْرِمُأ

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi„il (kata kerja), ism (kata benda) maupun ḥarf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya:


(13)

- Wa innallāha lahua khir ar-rāziqīn : َْنِقِزَرلاُرَْيَخ َوَُ َاا َنِاَو

- Wa innallāha lahua khirurrāziqīn : َْنِقِزَرلاُرَْيَخ َوَُ َاا َنِاَو - Fa auf al-khaila wa al-mīzāna : َناَزَْيِمْلاَو َلْيَكْلا ْوَُفْوَأَف - Fa auful-khaila wal-mīzāna : َناَزَْيِمْلاَو َلْيَكْلا ْوَُفْوَأَف - Ibrāhīm al-Khalīl :لْيِلَ ا ُمْيِاَرَْبِا - Ibrāhīm ul-Khalīl :لْيِلَ ا ُمْيِاَرَْبِا - Bismillāhi majrehā wa mursāhā : َاهَسْرُمَو َا اَرَْ ِاا ِمْسِب - Walillāhi „alan-nāsi ḥijju al-baiti : ِتْيََبلا ُجِح ِسَا لا َىلَع ِلِلَو - Manistaā„a ilaihi sabīlā : ًاْيِبَس ِْيَلِا َااَطَتْسا ْنَم - Walillāhi „alan-nāsi ḥijjul-baiti : ِتْيََبلا ُجِح ِسَا لا َىلَع ِلِلَو - Man istaā„a ilaihi sabīlā : ًاْيِبَس ِْيَلِا َااَطَتْسا ْنَم

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

Wa mā Muḥammadun illā Ras l

Inna awwala baitin wuḍi„a linnāsi lalla i bi Bakkata mubārakan Syahru Ramaḍāna al-la i unzila fīhi al-Qurān

Syahru Ramaḍānal-la i unzila fīhil-Qurān

Wa laqad ra‟āhu bil-ufuqil-mubin Al-ḥamdu lillāhi Rabbil-„alamīn

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya herlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital yang tidak dipergunakan

Contoh:


(14)

Lillāhi al-amru jami„an Lillāhil-amru jami„an Wallāhu bikullai sya‟in „alīm

10. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan ilmu tajwid. Karena itu, peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan ilmu tajwid.


(15)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ………... i

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

TRANSLITERASI ……… viii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 11

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Kegunaan Penelitian... 12

E. Sistematika Pembahasan... 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Komunikasi... 15

1. Pengertian dan Tujuan Komunikasi... 15

a. Pengertian Komunikasi... 10

b. Tujuan Komunikasi... 16

c. Fungsi Komunikasi... 17

2. Unsur-unsur Komunikasi... 18

3. Prinsip Dasar Berlangsungnya Komunikasi... 20

4. Jenis Komunikasi... 22

B. Pengertian Organisasi dan Komunikasi Organisasi... 25

1. Pengerian Organisasi... 25

2. Pengertian Komunikasi Organisasi... 26

3. Pola Komunikasi dalam Organisasi... 27

C. Komunikasi dalam Pesfektif Islam... 28


(16)

2. Etika Komunikasi Menurut Ajaran Islam... 29

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Profisionalitas Guru... 32

1. Hakekat Kepemimpinan... 32

2. Pendekatan Studi Kepemimpinan... 33

E. Guru Sebagai Tenaga Profesional... 35

1. Guru sebagai Profesi... 35

2. Kualifikasi Guru Profesional... 36

3. Kompetensi Guru... 40

4. Standar Kompetensi Guru... 43

5. Pengembangan Profesional Guru... 48

6. Konsep Pengembangan Profesionalitas Guru... 49

7. Tujuan Pengembangan Profesioanlitas Guru... 51

8. Upaya Guru dalam Pengembangan Profesionalitas Guru... 52

F. Kajian Terdahulu... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 57

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 58

C. Subjek Penelitian... 58

D. Sumber Data... 59

E. Teknik Pengumpulan Data... 60

F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data... 63

G. Tehnik Analisis Data... 65

BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Temuan Umum... 68

1. Sejarah Singkat Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 68

2. Visi, Misi, Tujuan dan Target Madrasah Aliyah Negeri Langsa. 69

3. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 71

4. Keadaan Sarana dan Prasarana... 73


(17)

B. Aktivitas Harian Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 77

1. Kegiatan Harian... 77

2. Pengembangan diri Guru dan Siswa... 79

C. Temuan Khusus... 82

1. Pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Staf Pimpinan dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 82

2. Pelaksanaan Komunikasi Kepala Madrasah dengan Guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 85

3. Pelaksanaan Komunikasi Kepala Madrasah dengan Komite dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 92

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 95

1. Pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Staf Pimpinan dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 95

2. Pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 98

3. Pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Komite Madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 108

B. Saran-saran... 109

DAFTAR PUSTAKA ……… 110


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pimpinan yang pernah bertugas di Madrasah Aliyah Negeri Langsa .. 2. Status Guru Madrasah Aliyah Negeri Langsa ... 3. Kualifikasi Akademik Guru ... 4. Keadaan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Langsa Tahun Pelajaran

2014/2015 s/d 2016/2017... 5. Jumlah Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Negeri Langsa Tahun

Pelajaran 2016/2017 ... 6. Kondisi Meubilair Madrasah Aliyah Negeri Langsa ... 7. Prestasi-prestasi siswa Madrasah Aliyah Negeri Langsa ... 8. Prestasi-prestasi siswa guru Madrasah Aliyah Negeri Langsa ...

69 72 73

73

74 75 76 77


(19)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

9. Gambar Peta Konsep Komunikasi Kepala Madrasah Dengan Staf Pimpinan Dalam Meningkatkan Profesionalitas żuru…... 10. Gambar Peta Konsep Komunikasi Kepala Madrasah Dengan Guru Dalam Meningkatkan Profesionalitas żuru…... 11. Gambar Peta Konsep Komunikasi Kepala Madrasah Dengan Komite Dalam Meningkatkan Profesionalitas żuru…...

84

91


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

12. Daftar Hadir Rapat Bulanan Madrasah Aliyah Negeri Langsa... 13. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian ...

127 137


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

F. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di sekolah sebagai proses bimbingan yang terencana, terarah dan terpadu dalam membina potensi siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan sangat menentukan corak masa depan suatu bangsa. Di sekolah, siswa dengan segala potensi yang dimilikinya dikembangkan untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul, sehingga melahirkan bebagai kreatifitas untuk dapat berkembang dan bertahan hidup.

Terwujudnya hal tersebut seorang guru harus memiliki profesional dalam kinerjanya hal demikian ada kaitaannya dengan produktifitas suatu sekolah. Guru yang profesional merupakan guru yang memiliki kontribusi nyata terhadap keberhasilan sekolah yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Guru profesional dapat di buktikan dengan kewewenangan dan tanggung jawab kerja terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi program sekolah, pengolahan kurikulum, pengolahan ketenagaan, pengolahan peralatan, dan perlengkapan, pengolahan keuangan, pelayanan siswa, dan pengolahan iklim sekolah.

Guru yang memiliki kinerja yang tinggi harus terus berusaha meningkatkan kompetensinya dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal.1 Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru bertindak sebagai: organisator, pengelola dan fasilitator. Kedudukan guru seperti ini menunjukkan bahwa mengajar merupakan mekanisme untuk pengembangan kecakapan intelektual siswa dengan didasari interaksi antara guru, siswa dan lingkungan.

1E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi


(22)

Realitanya, pendidikan yang telah dibangun saat ini, ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini merupakan fokus pembinaan masih menjadi masalah yang paling menonjol dalam dunia pendidikan kita.

Hal ini semakin penting mengingat bahwa proses pemberdayaan fungsi sekolah bukanlah persoalan yang ringan. Untuk pemberdayaan ini harus dimulai dari pola manajemen yang baik, karena manajemen yang baik hanya akan terbentuk jika kepemimpinan kepala sekolah dapat berjalan dengan efektif.

Untuk mewujudkan siswa yang memiliki out put yang baik serta guru yang profesional dalam kinerjanya, semua itu bermuara kepada kepemiminan seorang kepala sekolah, karena kepala sekolah sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi sekolah. Hal ini juga tidak terlepas dari komunikasi yang baik kepala sekolah terhadap guru dan tenaga kependidikan, komunikasi memiliki peran penting bagi kehidupan organisasi termasuk organisasi sekolah. Proses interaksi komunikasi yang intensif antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan anak didik menjadi sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah dapat melakukan proses transformation value dan knowledge transformation pada para guru atau pendidik. Termasuk melalui komunikasi, kepala sekolah dapat memberi motivasi/semangat kepada para guru untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Komunikasi yang terjadi di sekolah, terutama antara kepala sekolah dengan guru, jika dilakukan secara baik dan intensif maka akan mempengaruhi sikap guru dalam mengemban tugasnya sehari-hari, yang berujung pada terjadinya frofesioalitasnya di sekolah. Sebaliknya, apabila proses interaksi komunikasi yang terjadi di sekolah itu kurang baik, maka akan melahirkan sikap yang apatis. Terutama ketika terjadi perbedaan pendapat atau konflik diantara mereka. Jika terjadi, maka dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Diantara kedua belah pihak perlu terjalin komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik yang intensif. Sehingga saling memiliki keterbukaan dan kerjasama yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru, agar tujuan yang


(23)

ingin dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai. Pada umumnya, komunikasi berlangsung secara timbal balik dan menghasilkan feedback secara langsung dalam menanggapi suatu pesan. Komunikasi yang dilakukan dengan dua arah dan feedback secara langsung akan sangat memungkinkan untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hakikat dari hubungan interpersonal ini adalah ketika berkomunikasi, kepala sekolah bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga membangun relationship baik kepada komunikan (guru) maupun pihak-pihak yang terkait di sekolah.

Terkait dengan proses penyampaian informasi tersebut, komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila terdapat proses pemahaman makna dari satu orang kepada orang lain. Maka, diharapkan bagi kepala sekolah dan para guru untuk melakukan interaksi komunikasi secara efektif.

Apabila seorang guru mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik, maka bukan tidak mungkin profesionalitas sang guru juga akan meningkat. Sebab melalui komunikasi tersebut diharapkan dapat terbentuk adanya saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang dan saling pengertian. Melalui komunikasi yang baik, masalah yang timbul akan dapat diselesaikan dengan baik dan dipecahkan secara bersama-sama.

Setiap organisasi termasuk sekolah tidak terhindar dari konflik organisasi. Untuk menghindari dan memecahkan konflik ini perlu adanya komunikasi yang efektif, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Dengan adanya komunikasi ini maka diharapkan dapat memaksimalkan segala aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam jurnal Komunikasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SMA Negeri 1 Geumpang Kabupaten Pidie menjelaskan bahwa komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan profesional guru yaitu menyampaikan pesan kepada guru dan guru dapat melaksanakan informasi itu kepada anak didik. Kepala sekolah sebagai guru harus mampu memberikan bimbingan kepada semua warga sekolah dan mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran melalui supervisi kelas, membina dan memberikan saran positif kepada guru. Tugas guru profesional,


(24)

yakni mampu melaksanakan: tugas administrasi kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta didik, personel, sarana dan prasarana, keuangan, layanan khusus, dan hubungan sekolah masyarakat. Komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru yaitu mengarah pada kegiatan mendidik guru untuk patuh terhadap aturan sekolah dengan cara memanggil yang bersangkutan secara personal untuk dinasehati, sehingga tidak berdampak negative terhadap guru lain, dan diajak bersama-sama untuk meningkatkan disiplin supaya dapat dicontohi oleh siswa. Bentuk komunikasi kepala sekolah yaitu berkomunikasi dari hati ke hati dalam momen dan tempat tertentu, di samping melakukan pertemuan mingguan. Sedangkan bentuk disiplin guru yang diharapkan kepala sekolah ialah kehadiran tepat waktu, mengajar sesuai dengan perencanaan pembelajaran, dan menyusun perangkat pembelajaran. Komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab guru yaitu komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam memecahkan masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Bentuk tanggung jawab guru dalam pembelajaran, meliputi: sebagai pengajar, pembimbing, administrator kelas, pengembangan kurikulum, pengembangan profesi dan membina hubungan masyarakat. Guru juga bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, amalan anak didik, tanggung jawab terhadap dirinya, teman sekerjanya, kepala sekolah, orang tua peserta didik maupun dengan yang lainnya.2

Senada dengan jurnal yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, dijelaskan bahwa: 1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam perannya sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah bertanggungjawab terhadap semua kegiatan pengelolaan sekolah dan melibatkan guru-guru yang kompeten di bidangnya untuk melaksanakan tugas yang diberikan seperti kesiswaan, keuangan,

2Fatimah, Djailani, Khairuddin. Komunikasi Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sma Negeri 1 Geumpang Kabupaten Pidie (Jurnal Administrasi PendidikanPascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0156) page. 11, pp. 149-159.


(25)

administrasi, dan lain-lain, 2) Perannya sebagai penghubung antar pribadi terjadi antara kepala sekolah dan guru-guru terjalin dengan baik dan harmonis. Begitu juga dengan orang-orang di luar sekolah, seperti orang tua siswa, komite sekolah, pengawas, masyarakat, dan instansi yang terkait, hubungan ke semua stakeholder ini telah terjalin dengan baik, 3) Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan berdasarkan peraturan yang berlaku dan secara musyawarah mufakat, 4) Profesionalisme guru berupa peningkatan peranan guru baik dalam penguasaan bidang studi maupun fungsi guru sebagai pembimbing bahkan hingga pada memonitor perkembangan anak didiknya serta mengarahkan potensi yang dimiliki kearah sesuatu yang dapat menghasilkan sebuah karya dibidang akademik maupun non akademik. Profesionalisme guru juga terlihat dari respon para guru terhadap berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan tugasnya, 5) Dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah selaku pemimpin melakukan kegiatan yang mengarah pada pembinaan guru berkualitas, dengan mengikutsertakan guru dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan kompetensi keguruaannya, seperti ikut serta dalam MGMP, pelatihan-pelatihan, studi banding dan kegiatan ilmiah, serta memberikan peluang bagi setiap guru yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, 6) Tantangan yang dihadapi yaitu berupa dana dan partisipasi masyarakat, terbatasnya fasilitas yang mampu mendukung terlaksananya proses belajar mengajar, perbedaan persepsi untuk membangun suatu tujuan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, kurangnya kesadaran pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengoptimalisasikan tugas dan tanggungjawabnya, terbatasnya daya tamping siswa, terkait dengan program sertifikasi guru ada beberapa guru mata pelajaran yang kekurangan jam mengajar sehingga harus mencari tambahan jam mengajar di luar,

7) Faktor pendukung yaitu letak geografis sekolah yang strategi merupakan faktor pendukung guru dalam menjalankan tugas, serta kepercayaan


(26)

dan dukungan masyarakat terhadap sekolah dalam menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah disepakati bersama.3

Hal yang sama juga pada jurnal yang berjudul Pengaruh Komunikasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Di SMU Kota Bandung memaparkan Kecenderungan kinerja guru SMU di Kota Bandung adalah tinggi sejauh dipersepsikan dan dihayati secara subyektif oleh guru. Secara signifikan dapat diramalkan bahwa kinerja guru antara lain tergantung atas efektivitas komunikasi yang dibinanya dengan kepala sekolah di lingkungan sekolah. Iklim organisasi sekolah sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Komunikasi kepala sekolah terhadap guru dengan cara mengontrol tingkat efektivitas komunikasi, ada tiga cara yang digunakan kepla sekolah dalam melaksanakan komunikasi yang efektif yaitu; 1) telling style, komunikasi yang dilakukan kepala sekolah secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru tingkat rendah. 2) participating style, komunikasi yang dilakukan kepala sekolah secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru tingkat rendah. 3) delegating style , komunikasi yang dilakukan kepala sekolah secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru tingkat tinggi. Hasil penelitian ini mendukung teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang melihat frame of reference sebagai faktor yang sangat penting dalam menentukan efektivitas komunikasi. Begitu pula dengan ditemukannya pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi sekolah dengan kinerja guru telah mendukung teori-teori sebelumnya yang mengatakan bahwa iklim organisasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi.4

Hasil temuan yang dikemukakan pada jurnal diatas memberikan penjelasan bahwa pentingnya pelaksanaan komunikasi kepala madrasah kepada staf pimpinan, guru dan komite sekolah dalam suatu organisasi di sekolah untuk meningkatkan profesionalitasnya, terutama guru sebagai pendidik terhadap

3Yuliana, Masluyah Suib, Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 1 Mempawah Hilir,(Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3, No 4, April 2014).

4Suwatno, Pengaruh Komunikasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru

di SMU Kota Bandung, (Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor 3, September-Desember 2009).


(27)

siswa, komunikasi yang baik dilakukan kepala madrasah kepada stakeholder akan membangun keberhasilan dalam menwujudkan profesionalitas guru di sekolah.

Dalam pelaksanaan komunikasi yang efektif dalam organisasi sekolah yang melibatkan banyak orang dari berbagai tingkatan, menurut Laws dan Smith ada prinsip-prinsip komunikasi yang baik yaitu: komunikasi harus terjadi dengan penuh keterbukaan dan kepercayaan, bukan berarti menceritakan segalanya atau menyampaikan hal tidak relevan dengan situasi kerja. Sikap dapat dipercaya ini sangat penting dalam membangun komunikasi yang baik antar manajer dengan staf, manajer dengan masyarakat, manajer dengan siswa, ataupun dengan pihak lain.

Dalam sekolah yang hubungan antar personalnya kurang harmonis, acuh tak acuh satu sama lain, sukar mencari titik temu dan jalan ke luar dalam berbagai masalah pendidikan karena setiap personal menghadapi masalah pekerjaannya masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-sendiri, tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil masing-masing tersebut bisa berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan organisasi. Karena itu, kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru serta semua warga sekolah mau dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.

Upaya membina komunikasi tidak sekadar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian, setiap personil dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

Menurut Law dan Smith dalam Turney tujuan utama dari peran berkomunikasi yang baik adalah:

a. Membangkitkan dan mendukung sistem dan tehnik komunikasi yang efektif di dalam sekolah sehingga membangun dan memelihara kepaduan organisasi.

b. Mengembangkan kecakapan komunikasi dari semua personal sekolah untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang telah digariskan.

c. Memaksimalkan pertukaran informasi diantara semua seksi dari semua komunitas yang ada di sekolah, juga dengan organisasi pendidikan yang


(28)

lainnya, sehingga ada pengertian dan pemahaman secara umum tentang rencana dan tujuan sekolah.5

Hal utama lainnya dalam proses komunikasi di sekolah sangat erat hubunganya dengan perasaan dan emosional dari orang yang terlibat di dalamnya, karena sikap emosional dari pendengar akan terlihat ketika mereka merespon informasi tertentu. Keterbukaan memacu tumbuhnya kepercayaan dalam berkomunikasi, dapat menumbuhkan sikap berpartisipasi dan perasaan keterlibatan dari si pendengar, dengan keterlibatannya pada proses konsultasi dan komunikasi yang baik akhirnya akan menumbuhkan perasan positif dan moral yang tinggi sehingga mendukung program dan tujuan sekolah yang telah direncanakan. Sisi lain yang juga perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi adalah seorang kepala sekolah harus bisa membangun jaringan komunikasi efektif dan berperan sebagai seorang komunikator ulung. Kepala sekolah harus bisa membuat model komunikasi yang beragam dan tidak membosankan. Serta dalam penyampaian proses komunikasi ini jangan sampai terjadi “Comunicatiaon overload” atau kejenuhan akan informasi sehingga warga sekolah tidak merasa tertarik lagi akan komunikasi yang disampakain manajer.

Komunikasi yang efektif merupakan dasar dari keberhasilan manajemen dalam konteks sekolah efektif, Sinclair mengemukakan Komunikasi yang baik di dalam sekolah efektif baik antara kepala sekolah dengan guru atau komunikasi antar guru maupun komunikasi antar staf sekolah yang lainnya, karena itu proses komunikasi ini terjadi bisa dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah atau juga sejajar.6

Ada delapan prinsip yang perlu dilakukan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif, yaitu:

1. Berpikir dan berbicaralah dengan jelas. Kejelasan jalan pikiran dan bicara akan memudahkan orang lain menangkap apa yang disampaikan. Kepala

5

J. Turney, Frankestein‟s Footsteps: Science, Genetics and Popular Culture (New Haven CT: Yale Univercity Press, 1998), h. 149.

6

Sinclair and Hatton, The Motivation in School (Sidney; Allen & Unwin, 1988), h. 155.


(29)

sekolah perlu membiasakan diri untuk berpikir secara sistematik dan berbicara dengan jelas.

2. Ada sesuatu yang penting. Dalam berkomunikasi harus ditekankan pentingnya substansi yang dikomunikasikan, sehingga komunikan merasa memperoleh pesan/informasi yang berharga.

3. Ada tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas akan membantu memfokuskan proses komunikasi pada aspek tertentu. Tanpa tujuan yang nyata, komunikasi akan berjalan tanpa makna dan bahkan membingungkan orang.

4. Penguasaan terhadap masalah. Kepala sekolah akan lebih mudah menjelaskan sesuatu, jika menguasai masalahnya. Oleh sebab itu, sebelum mengkomunikasikan suatu gagasan/program sebaiknya dipelajari secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan gagasan/program tersebut. 5. Pemahaman proses komunikasi dan menerapkannya dengan konsisten. Hal

ini penting untuk mendukung efektivitas komunikasi.

6. Mendapatkan empati dari komunikan. Untuk itu kepala sekolah perlu berusaha menempatkan diri sebagai bagian mereka.

7. Selalu menjaga kontak mata, suara yang tidak terlalu keras atau lemah, dan menghindari ucapan pengganggu (misalnya eeee, dsb).

8. Komunikasi harus direncanakan. Kepala sekolah, perlu merencanakan komunikasi yang akan dilakukan.

Hal ini yang melatarbelakangi peneliti dalam penelitian ini bahwa lembaga pendidikan setingkat Madrasah Aliyah yang ada di Kota Langsa sebanyak delapan madrasah yang terdiri dua madrasah aliyah negeri dan enam madrasah aliyah swasta. Dalam hal ini tertarik dengan keberadaan Madrasah Aliyah Negeri Langsa. Madrasah Aliyah Negeri Langsa adalah salah satu lembaga pendidikan yang ada di Kota Langsa yang mempunyai mutu pendidikan yang berkualitas baik dan tidak jarang mendapat perestasi yang amat membanggakan dan setiap tahunnya menghasilkan siswa-siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.

Sistem pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Langsa masih mengikuti sistem kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama yang memiliki tiga jurusan yaitu jurusan IPA, IPS dan MAK dan perbedaan yang terdapat pada Madrasah Aliyah Negeri Langsa yaitu pada mata pelajaran muatan lokal memuat keterampilan siswa atau disebut dengan Madrasah Aliyah Negeri Keterampilan yang terdiri dari keterampilan Tata Busana, keterampilan Las dan keterampilan Elektro. Adanya hasil karya siswa yaitu dari


(30)

keterampilan Tata Busana berupa seragam sekolah dari hasil karya mereka sendiri, keterampilan Las berupa pagar, pintu gerbang madrasah dan kanopi parkir hasil karya siswa, dari keterampilan Elektro berupa instalasi listrik yang ada di madrasah siswa yang memasang dan memperbaikinya.

Pada Madrasah Aliyah Negeri Langsa, penulis menemukan sebanyak 38 guru yang sudah di sertifikasi dari 44 guru, baik guru yang berstatus PNS maupun Non PNS. Tidak hanya itu Kepala Madrasah juga mengikutsertakan guru dalam kegiatan-kegiatan seperti beberapa guru yang mengikuti kegiatan pelatihan tentang sosialisasi sistem kurikulum 2013 untuk Guru PAI yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Langsa pada Tahun 2016 dan MGMP guru bidang studi yang dilaksanakan setiap hari yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Langsa dan Pendis Kementerian Agama Kota Langsa. Jadwal kegiatan dilakukan pada hari senin bagi guru Bahasa Indonesia, hari selasa bagi guru-guru Kimia, hari rabu bagi guru-guru-guru-guru Fisika, hari kamis bagi guru-guru-guru-guru Matematika, Jumat bagi guru-guru Bahasa Inggris dan hari sabtu bagi guru-guru Biologi. Proses kegiatan yang dilakukan guru-guru meliputi identifikasi dan pemecahan masalah pembelajaran, pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), praktek mengajar tahap I, refleksi perbaikan RPP, praktek mengajar tahap II dan refleksi praktek mengajar tahap II serta penyususnan program MGMP. Hal ini dilakukan Kepala Madrasah untuk meningkatkan profesionalitas guru.

Madrasah Aliyah Negeri Langsa juga memiliki perestasi, tercatat tiga tahun terakhir dari tahun 2014 sampai dengan 2016 berbagai jenis prestasi yang diukir oleh siswa/siswi Madrasah Aliyah Negeri Langsa, di antara jenis prestasi yaitu juara I Karangan Ilmiyah tingkat pelajar se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh PEMKOT Langsa pada tahun 2014, Juara I Kaligrafi tingkat pelajar se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa pada tahun 2015, juara II Drum Band tingkat pelajar se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh KONI Kota Langsa pada tahun 2016, juara III sepak bola tingkat pelajar se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh KONI se-Kota Langsa pada tahun 2016. Tidak hanya siswa, guru Madrasah Aliyah Negeri Langsa juga memiliki prestasi


(31)

diantaranya juara III Karya Ilmiyah se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh PEMKOT Langsa pada tahun 2008, juara III Khutbah se-Kota Langsa yang diselenggarakan oleh PEMKOT Langsa pada tahun 2016.

Hal ini tidak terlepas dari komunikasi dan kinerja kepala madrasah yang berkompeten sehingga Madrasah Aliyah Negeri Langsa sampai sekarang menjadi salah satu sekolah yang diunggulkan di Kota Langsa. Sebagaimana kita ketahui dalam sebuah keberhasilan pasti ada orang yang paling berpengaruh di dalamnya, dalam hal ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri Langsa adalah orang yang paling berpengaruh dalam menunjang keberhasilan yang diraih di Madrasah Aliyah Negeri Langsa.

Berangkat dari realitas yang penulis amati diatas dan didasari atas landasan teoritis yang penulis kumpulkan, sehingga penulis melakukan kajian yang mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profesionalitas guru dalam mengelola pembelajaran, antara lain diduga dipengaruhi oleh komunikasi seorang pimpinan atau kepala sekolah sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Komunikasi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalitas żuru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa”.

G. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penelitian ini difokuskan pada Pelaksanaan Komunikasi Kepala Madrasah Aliyah Negeri Langsa dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan para staf pimpinan dalam meningkatkan profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa?

2. Bagaimana pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan para guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa?

3. Bagaimana pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Komite Madrasah dalam meningkatkan profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa?


(32)

H. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan staf pimpinan dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dengan Komite dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri Langsa.

I. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitan ini ada 2 (dua) yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah ilmu dalam pelaksanaan komunikasi kepala madrasah dengan staf pimpinan madrasah, dewan guru dan tenaga kependidikan di Madrasah.

2. Kegunaan Secara Praktis a. Bagi Kepala Madrasah

Sebagai bahan informasi dalam pelaksanaan komunikasi yang baik kepada staf pimpinan sekolah, guru dan staf pegawai dalam meningkatkan profesionalitas di madrasah.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan untuk memacu semangat dalam pelaksanaan komunikasi untuk meningkatkan profesionalitas guru di masa yang akan datang.

c. Bagi Madrasah Aliyah Negeri Langsa

Sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan komunikasi Kepala Madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru pada Madrasah Aliyah Negeri Langsa.


(33)

d. Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai petunjuk, arahan, maupun acuan serta bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan datang dalam menyusun rancangan penelitian yang lebih baik lagi relevan dengan hasil penelitian ini.

J. Sistematika Pembahasan

Gambaran keseluruhan pembahasan tesis ini secara umum dapat peneliti sajikan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut :

Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, kata pengantar, daftar isi.

Bab I: Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) perumusan masalah, (c) batasan istilah (d) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (f) sistematika pembahasan.

Bab II: Kajian Teori, terdiri dari: (a) konsep dasar komunikasi diantaranya: pengertian dan tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, prinsip dasar berlangsungnya komunikasi, jenis komunikasi, (b) pengertian organisasi dan komunikasi organisasi (c) komunikasi dalam pesfektif islam diantaranya: tujuan komunikasi menurut ajaran islam, etika komunikasi menurut ajaran islam, (d) kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan profisionalitas guru diantaranya: hakekat kepemimpinan, pendekatan studi kepemimpinan (e) guru sebagai tenaga profesional diantaranya: guru sebagai profesi, kualifikasi guru profesional, kompetensi guru, standar kompetensi guru, pengembangan profesional guru, konsep pengembangan profesionalitas guru, tujuan pengembangan profesioanlitas guru, upaya guru dalam pengembangan profesionalitas guru, (f) kajian terdahulu.

Bab III: Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian (b) tempat dan waktu penelitian (c) subjek penelitian (d) sumber data (e)

teknik pengumpulan data (f) tehnik pemeriksaan keabsahan data (g) tehnik analisis data.


(34)

Bab IV: Paparan Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) temuan umum diantaranya: sejarah singkat keberadaan madrasah aliyah negeri langsa, visi, misi, tujuan dan target Madrasah Aliyah Negeri Langsa, keadaan guru dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Langsa, keadaan sarana dan prasarana (b) aktivitas harian Madrasah Aliyah Negeri Langsa diantaranya: kegiatan harian, pengembangan diri guru dan siswa (c) temuan khusus diantaranya: komunikasi kepala madrasah dengan staf pimpinan, komunikasi kepala madrasah dengan guru, komunikasi kepala madrasah dengan komite madrasah (d) pembahasan hasil penelitian. Bab V: Penutup dari keseluruhan pembahasan-pembahasan yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran, fungsinya adalah sebagai sumbangan informasi yang teruji kebenaran penelitian yang dilakukan.


(35)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Konsep Dasar Komunikasi

2. Pengertian, Tujuan dan Komunikasi d. Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang membuat manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Menurut Suranto A.W istilah komunikasi memiliki arti yaitu :

Berasal dari bahasa latin communicare yang artinya memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa inggris communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih.7

Sedangkan Menurut Keith Davis dan John W. Newstorm dikutip dan diterjemahkan oleh Agus Dharmabahwa :

Komunikasi adalah penyampaian (transfer) informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi merupakan cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain. Komunikasi adalah jembatan arti diantara orang-orang, sehingga dapat berbagi hal-hal yang mereka rasakan dan ketahui.8

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Arni Muhammad komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.9

7Suranto A.W, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 2. 8Keith Davis dan John W. Newstorm, Perilaku dalam Organisasi, Edisi

Kesembilan, diterjemahkan oleh Agus Dharma (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 150.

9Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.


(36)

Sedangkan menurut T. Hani Handoko komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.10

Hal senada juga dikemukakan oleh Suranto A.W Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu.11

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dilaksanakan dengan baik.

e. Tujuan Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikator. Harold D. Lasswell dalam Cangara mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain 1) manusia dapat mengontrol lingkungannya, 2) beradaptasi tempat lingkungan mereka berada, serta 3) melakukan trasformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.12

Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak sahabat, rezeki, dan memelihara pelanggan (costemers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata komunikasi menjembatani hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat.

10T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, cetakan

Kedua (Yogyakarta: BPFE, 2001), h. 272.

11Suranto AW, Komunikasi Perkantoran, cetakan Pertama (Yogyakarta: Media

Wacana, 2005), h. 16.

12Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(37)

f. Fungsi Komunikasi

Komunikasi apabila diartikan secara luas bukan hanya sebagai pertukaran berita atau pesan, akan tetapi diartikan sebagai kegiatan individu atau kelompok saling menukar informasi, data, fakta dan ide. Mengacu pada pengertian tersebut, menurut Widjaja makna fungsi komunikasi dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi; pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengertidan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi; penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif. 3. Motivasi; menjelaskan tujuan setiap masyarakat, mendorong untuk

menentukan pilihan dan keinginannya.

4. Perdebatan dan diskusi; saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.

5. Pendidikan; pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual.

6. Memajukan kebudayaan; penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu.

7. Hiburan; penyebarluasan sinyal, simbol, suara, tari, kesenian, musik, olahraga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi.

8. Integrasi; menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar saling kenal dan mengerti.13

Menurut Rudolf F. Verderber menerangkan fungsi komunikasi yaitu; Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.14

13Widjaja A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2002), h. 9.

14Rudolph F. Verderber, dan Kathleen S. Verderber, Communicate (USA:


(38)

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson bahwa:

Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.15

Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi adalah berhubungan dan mengajak orang lain untuk mengerti dan memahami yang ingin disampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain baik melalui komunikasi verbal atau tertulis.

5. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyertakan unsur-unsur komunikasi, Sedangkan Claude E. Shannon dan Warren Weaver menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, sinyal, penerima dan tujuan.

Menurut Wilbur schramm unsur-unsur komunikasi dibagi menjadi tiga yaitu; Komunikator, Pesan dan Komunikan.

Sedangkan menurut David K. Berlo unsur komunikasi dapat bagi menjadi empat yang biasa disebut ”SMCR”, yaitu; Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).

Menurut Harold D. Lasswell dalam Mulyana Kontribusi Lasswell pada ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya propaganda and communication in World History, yang memuat unsur-unsur komunikasi, yaitu;

15Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, Understanding and Sharing: An


(39)

who adalah komunikator, says what adalah pesan, in with channel adalah saluran, to whom adalah komunikan dan with what effect adalah efek.16

Sedangkan menurut Cangara unsur-unsur komunikasi yaitu; Sumber, Pesan, Media, Penerima, Pengaruh atau Efek, Tanggapan Balik, Lingkungan.17

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif apabila adanya;

a. Sumber

Sumber merupakan salah satu dari unsur unsur komunikasi. Semua peristiwa komunikasi yang terjadi melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Di dalam komunikasi antarmanusia, sumber ini bisa terdiri dari satu orang maupun dalam bentuk kelompok, Contoh: partai, lembaga atau organisasi. Sumber sering juga disebut sebagai pengirim (komunikator).

b. Pesan

Pesan adalah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Pesan yang dimaksud di dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan tersebut dapat disampaikan secara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isi dari pesan tersebut dapat berupa informasi, ilmu pengetahuan, hiburan, nasihat atau propaganda.

c. Media

Media ialah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Media yang dimaksud di sini sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, Contohnya: dalam komunikasi pribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi.

d. Penerima

Penerima merupakan salah satu dari unsur unsur komunikasi. Penerima adalah pihak yang nantinya akan menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima ini bisa saja terdiri atas satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

16Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 62-66.


(40)

kelompok, negara atau partai. Penerima sebagai elemen yang penting dalam proses komunikasi karena penerima yang menjadi sasaran dari komunikasi.

e. Pengaruh atau Efek

Efek atau Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, apa yang dilakukan, apa yang dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada sikap, tingkah laku dan pengetahuan. Oleh sebab itu, pengaruh dapat juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, tindakan dan sikap seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

f. Tanggapan Balik

Tanggapan balik ialah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Umpan balik merupakan salh satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Sebenarnya umpan balik juga berasal dari unsur lain seperti media dan pesan, meskipun pesan belum sampai pada penerima. Contohnya; sebuah konsep surat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuannya. Hal ini menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu18

6. Prinsip Dasar Berlangsungnya Komunikasi

Menurut Seiler dalam Arni Muhammad untuk dapat memahan hakekat komunikasi, kita perlu mengetahui prinsip dasar dari komunikasi tersebut. Adapun prinsip dasar komunikasi adalah:19

a. Komunikasi adalah suatu proses

Yang dimaksud proses disini adalah suatu kegiatan yang beralangsung secara terus menerus secara berkesinambungan. Tidak ada bentuk yang baku bagi

18Ibid. 19Ibid.


(41)

suatu proses, begitu juga dengan komunikasi yang selalu berubah-ubah menutut variasi dan elemen-elemen yang membentuknya. Dan sebagai suatu proses, komunikasi juga menuntut adanya hasil dari proses tersebut yaitu perubahan.

b. Komunikasi adalah sistem

Proses Komunikasi terjadinya karena adanya elemen-elemen yang membangunnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikate dan feel. Elemen-elemen ini berkaitan satu sama lainnya, jika salah satu Elemen-elemen mendapat gangguan maka akan menimbulkan gangguan pula pada elemen lainnya yang berdampak pada terganggunya proses terebut. Inilah alasan mengapa komunikasi dikatakan suatu sistem.

c. Komunikasi bersifat transakasi dan interaksi

Proses komunikasi pada intinya merupakan transmisi pesan antara komunikator dan komunikan, hal ini penyebab terjadinya transaksi dan berlangsung secara kontinyu. Proses ini juga mendukung untuk terjadinya interaksi antara mereka yang berkomunikasi

d. Komunikasi dapat terjadi disengaja atau tidak sengaja

Komunikasi yang disengaja terjadi karena pesan yang dikirimkan oleh komunikator memiliki tujuan khusus terhadap penerima yang dimaksud. Idealnya, hal tersebut dapat menimbulkan efek yang diharapkan. Tetapi itu bukanlah hal yang mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya.

Komunikasi juga dapat terjadi secara tidak sengaja, tetapi dapat diterima dengan sengaja oleh siapa saja yang saat itu berada dalam jangkaunnya.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut diatas, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi yang terjadi merupakan proses yang berlangsung secara berkesinambungan dan melibatkan elemen-elemen komunikasi secara keseluruhan. Proses ini dikatakan berhasil apabila pada akhirnya terjadi perubahan terhadap penerima pesan, sesuai dengan yang diharapkan pengirim pesan dan pada akhirnya akan menciptakan interaksi diantara mereka yang terlibat proses terebut.


(42)

7. Jenis Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan hubungan dengan orang disekitarnya, salah satunya dengan melakukan komunikasi. Menentukan pilihan mengenai jenis komunikasi apa yang sebaiknya digunakan juga menjadi faktor penentu keefektifan dalam berkomunikasi.

Menurut Rachmadi dalam komunikasi antarmanusia dikenal tiga macam bentuk komunikasi, yaitu: 1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi dengan diri sendiri, 2) Komunikasi dengan orang lain interpersonal communication), 3) Komunikasi melalui media massa (mass media communication).20

Menurut Suranto A.W, jenis komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, meliputi:

a. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri.

Menurut Devito dalam Effendy komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.21

Rosmawaty mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.22

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh diri sendiri yang bertujuan untuk berfikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.

b. Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) yaitu komunikasi antara seorang dengan orang lain, bisa berlangsung secara tatap muka maupun dengan bantuan media.

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok

20F. Rachmadi, Public Relations Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Gramedia,

1996), h. 66.

21Onong Uchjana Effendy, Ilmu, teori dan filsafat komunikasi (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 30.


(43)

kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).23

Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.24

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang secara tatap muka langsung atau melalui berbagai media dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal.

c. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu proses komunikasi yang berlangsung dalam satu kelompok.

Menurut Anwar Arifin Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya.25

Sedangkan menurut B. Curtis, James J. Floyd, dan Jerril L. Winsor menyatakan komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain.26

Menurut Golberg mengatakan bahwa komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan penerapan yang menitikberatkan, tidak hanya pada proses kelompok secara umum, tetapi juga pada perilaku komunikasi individu-individu pada tatap muka kelompok diskusi kecil.27

23Joseph A DeVito,. The Interpersonal Communication Book (Jakarta:

Professional Book. 1989), h. 4.

24E. Depari, dan C. MacAndrews, (eds), Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1998), h. 16.

25Anwar Arifin, Strategi Komunikasi (Bandung: Armico, 1984).

26B. Curtis, James J. Floyd, dan Jerril L. Winsor, Komunikasi Bisnis &

Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 149.

27John Davis, & Goldberg Ray. A Concept of Agribusiness. Div of Research.


(44)

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

d. Komunikasi massa (mass communication) yaitu proses komunikasi yang melibatkan banyak orang.

Menurut Gerbner dalam Ardianto “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flows of messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lemabaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.28

Menurut Little John dalam Nurudin komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimnya kepada public. Melalui proses ini Universitas Sumatera Utara diharapkan sejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audience.29

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak ataupun elektronik sehingga pesan yang diterima secara serentak dan sesaat. Konteks komunikasi massa dikaitkan dengan komunikasi publik. Komunikasi publik adalah komunikasi antara komunikasi antara seorang pembicara dengan khalayak, yang tidak dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum).

Perbedaan dari ketiga bentuk komunikasi tersebut yaitu dari dampak yang ditimbulkan oleh interaksi dalam ketiga macam bentuk komunikasi tersebut. Komunikasi dengan intra pribadi dampaknya hanya akan dirasakan oleh kita sendiri. Komunikasi dengan orang lain dampaknya dapat dirasakan pada saat itu

28Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media. 2004), h. 3-4.


(1)

___________, Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Melalui Gugus Sekolah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

____________, Ilmu, teori dan filsafat komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.

Fatimah, Djailani, Khairuddin. Komunikasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sma Negeri 1 Geumpang Kabupaten Pidie (Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0156, 2013.

Floyd, B. Curtis, James J. dan Winsor, Jerril L. Komunikasi Bisnis & Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach, untuk penulisan paper, skripsi, thesis, dan disertasi, Yogyakarta: Andi Offset.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara. 2001.

Hamzah B, Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hani, Handoko, T. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, cetakan Kedua, Yogyakarta: BPFE, 2001.

Harahap, M. Husin. Pelaksanaan Komunikasi Internal Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Pakam, Pascasarjana UIN Sumatera Utara, 2015.

Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003Imron, Ali. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995.

Ishartiwi. Manajemen Diri Menuju Profesionalisme Guru, Jurnal Ilmu Pendidikan.Volume 16 Nomor 7, 2009.

Iskandar. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada, 2009.

Ivansenvich, Gibson & Donelly, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1993.

Kholil, Syukur. Komunikasi Islami, Bandung: Citapustaka Media, 2007.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Liliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007.


(2)

Miles, Raymond E. Theories of Management: Implications for Organisational Behaviour and Development, New York: McGraw Hill Inc, 1975. Moejiono, Imam. Kepemimpinan dan Keorganisasian, Yogjakarta, UII Press.

2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

___________, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Cet. XXIX, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, Malang: UIN-Malang Press, 2009. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Mulyana, Dedy. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

___________, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Mulyasa. E. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1984.

___________, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Nasution, S. Metode Reseach, Cet. XII, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Pers. 2009.

Oerip dan Uetomo, Mengunggah mentalis profesional dan pengusaha, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2000.

Payong, Marseleus R. Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta: PT. Indeks, 2011.

Pearson, Judy C. dan Nelson, Paul E, Understanding and Sharing: An Introduction to Speech Communication, Dubuque, Iowa: Wim. C.Brown, 1997.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

Poerwodarminto. W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987.

Rachmadi, F. Public Relations Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Gramedia, 1996.

Riana M, Diah. Manajeman Pengembangan Profesionalisme Guru di SMP Muhammadiah Ngemplak Sleman, Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: UNY, 2009.


(3)

Rimang, Siti Suwandah. Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, Bandung: Alfabeta. 2011.

Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi, Bandung: Widya Padjadjaran. 2010. Rusli. Strategi Komunikasi Pimpinan Sekolah Tinggi Negeri (STAIN) Zawiah Cot

Kala Langsa Dalam Meningkatkan Minat Calon Mahasiswa Memasiki Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Tesis, Pascasarjana UIN Sumatera Utara, 2013.

Samani, Muchlas dkk. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfaberta, 2011. Saudagar dan Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada

Press, 2009.

Sendjaja, S. Dj. Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka,1993. Sinclair and Hatton, The Motivation in School, (Sidney; Allen & Unwin, 1988. Spradley, J.P. Participation Observation, New York: Holt, Rinehard & Winstons,

1980.

Stogdill, Ralph M. Handbook of Leadership: A Survey of Theory and Research, Revised and Expanded, 1974.

Sudarwan. Pengantar Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.

Sudjana. Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Falah Production, 2004.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

___________, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suparlan. Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat, 2006.

Suprihatin, MH.dkk. Manajemen Sekolah, Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang, 2004.

Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Suryadi, Ace & Budimansyah, Dasim. Pendidikan Nasional MenujuMasyarakat

Indonesia Baru, Bandung: Genesindo, 2004.

Suwatno, Pengaruh Komunikasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru di SMU Kota Bandung, (Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor 3, September-Desember 2009.


(4)

Syafi‟i, Asrop. Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat,eLKAF, 2005.

Tangkilisan, Hassel Nogi S. Manajemen Publik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009. Turney, J. Frankestein‟s Footsteps: Science, Genetics and Popular Culture, New

Haven CT: Yale Univercity Press, 1998.

Umaedi, Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah-Mengelola Pendidikan dalam Era Masyarakat Berubah, Jakarta: Pusat Kajian Manajemen Mutu Pendidikan, 2004.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 32 Ayat (1) tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan.

____________, Pasal 39 Ayat 2 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35, tentang Standar Nasional Pendidikan.

_____________, Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Usman, Mohammad Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Vendien, C. Lynn. Phycical Education Teacher Education, New York: Chichester Brisbone Toronto Singapore, 1983.

Verderber, Rudolph F. dan Verderber, Kathleen S, Communicate, USA: Wadsworth, 2005.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987. ___________, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1999.

Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press, 2002.

Wayne, Pace, R, dan Faules, Don F. Organizational Communication, Prentice Hall, 1993.

___________, Komunikas Organisasi: Strategi meninggkatkan kinerja perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.


(5)

Yuliana, Masluyah Suib, Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 1 Mempawah Hilir, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3, No 4, April 2014.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ari Irwan

2. NIM : 92215033590

3. Tempat/Tanggal Lahir : Panipahan/14April 1980 4. Pekerjaan : Guru

5. Alamat Tugas : Jl. H. Agussalim No. 75 Gp. Sungai Pauh Firdaus Kec. Langsa Barat Kota Langsa

6. Alamat Rumah : Dusun Pahlawan Lr. Cempaka Desa Paya Bujok Seuleumak Kec. Langsa Baro Kota Langsa

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamatan SD Negeri 010174 Sei Balai : Ijazah Tahun 1993 2. Tamatan MTs.S Ta‟dib Al-Muallimin Al-Islami : Ijazah Tahun 1996 3. Tamatan MAS Ta‟dib Al-Muallimin Al-Islami : Ijazah Tahun 1999 4. Tamatan Universitas Dharmawangsa Medan : Ijazah Tahun 2003

III. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 2004-2010 : Guru Bahasa Arab MAS. Tarbiyah Islamiyah Panipahan-Rokan Hilir Riau.


Dokumen yang terkait

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 3

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 2

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 14

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 32

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 10

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

1 10 79

Pelaksanaan komunikasi internal kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Pakam - Repository UIN Sumatera Utara Tesis M. Husiin

1 19 142

Manajemen kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan - Repository UIN Sumatera Utara tesis Mhammad Fahri

14 52 120

Manajemen kepala Madrasah dalam mengembangkan kompetensi Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 4