EFEKTIFITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) DI KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(1)

ABSTRACT

EFFECTIVENESS IN EXECUTION OF DELIBERATION PLANNING OF DEVELOPMENT ( MUSRENBANG) IN DISTRICT OF SUKADANA

SUB-PROVINCE EAST LAMPUNG

By

BENDI JUANTARA

Execution on Deliberation Planning of Development ( Musrenbang) in District of Sukadana are relied on Codes Number 25 year 2004 about system of national planning, Codes Number 32 year 2004 about local government and Regulation of Government Number 8 year 2008 about step, compilation procedures, evaluation and operation execution of plan development of area. According to result of interview have done by writer on 15 Juli 2010 to excecutor element of district musrenbang, revealed that the implementation musrenbang not fully attended by all stakeholders, either from non-governmental organizations, as well as the legislative body. Yet according to the conditions set should be representative of the institution shall be present and involved in organizing musrenbang. This Formula research internal issue is How effectiveness in execution of Musrenbang in district of Sukadana Sub-Province East Lampung. Intention of this research is to know execution effectiveness of Musrenbang in District of Sukadana Sub-Province East Lampung.


(2)

This type of research used in this research is descriptive research using a qualitative approach. Source of data obtained through direct interviews with informants, and data is written.,data collecting technique through circumstantial interview, and documentation. Data-Processing technique that used is interpretation and editing.Technique analyse data use data discount, presentation of data verification and data by relate at Laws, Regulation of Government, guidance of Musrenbang management and also literature support.

Based on the analysis conducted can be seen that the implementation of the District Sukadana musrenbang implemented effectively. In terms of data availability around the readiness of the implementation of district musrenbang Sukadana of place, schedule, participants, data on the status of the development of regional planning is a priority districts and proposals which had previously been discussed at the time of execution musrenbang villages fully been available in accordance with the guidelines implementation musrenbang. In terms of preparation musrenbang has established a coordinating team in charge of organizing the delivery of information from both musrenbang until coordination with the village planning team. In terms of implementation musrenbang been through a series of discussions and agreed on the priority scale of the proposed joint district.


(3)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) DI KECAMATAN SUKADANA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

BENDI JUANTARA

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana didasarkan pada Undang-Undang No 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan nasional, Undang-Undang No 32 tentang pemerintahan daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 15 Juli 2010 kepada unsur penyelenggara musrenbang kecamatan mengungkapkan bahwa pelaksanaan musrenbang belum sepenuhnya dihadiri oleh seluruh stakeholder, baik dari lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga legislatif. Padahal berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan seharusnya perwakilan lembaga tersebut wajib hadir dan terlibat didalam penyelenggaraan musrenbang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana efektifitas pelaksanaan Musrenbang di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan Musrenbang di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.


(4)

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan, dan data tertulis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah editing dan interpretasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data dengan mengacu pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, serta pedoman penyelenggaraan Musrenbang.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan musrenbang di Kecamatan Sukadana terlaksana secara efektif. Dari sisi ketersediaan data seputar kesiapan pelaksanaan musrenbang kecamatan Sukadana dari tempat, jadwal, peserta, data tentang status perkembangan perencanaan daerah yang menjadi prioritas kecamatan dan usulan-usulan yang sebelumnya telah di bahas pada saat pelaksanaan musrenbang desa sepenuhnya sudah tersedia sesuai dengan pedoman penyelenggaraan musrenbang. Sedangkan dari sisi persiapan musrenbang telah dibentuk tim penyelenggara yang yang bertugas menyelenggarakan musrenbang baik dari penyampaian informasi musrenbang hingga koordinasi dengan tim perencana desa. Dari sisi pelaksanaan musrenbang telah melalui serangkaian pembahasan dan menyepakati bersama skala prioritas usulan kecamatan.


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan-perubahan yang terus menerus ke arah yang dikehendaki. Menurut Rogers dikutif Zulkarimen Nasution (2004:28) pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan patisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Salah satu proses yang paling penting dalam menciptakan tujuan dari pembangunan tersebut adalah perencanaan pembangunan.

Pembangunan daerah didalam sistem perencanaan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Menurut Muhammad Imron (2010) pembangunan daerah adalah proses pembangunan yang berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan yang dilaksanakan didaerah yang menyangkut berbagai aspek, ekonomi, sosial, politik dan budaya dengan mempertautkan potensi yang ada. Pembangunan daerah tersebut bisa disebut sebagai pembangunan partisipatif, yaitu model perencanaan pembangunan yang melibatkan


(6)

2

pemerintah, legislatif, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan elemen masyarakat lainya yang mengarah pada terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dalam rangka menentukan kebijakan (policy) dan arah pembangunan daerah.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas – tugas pemerintahan di daerah, yang pada hakekatnya bersumber pada pasal 18 UUD 1945, kemudian dalam ketetapan MPR nomor II/MPR/1983, GBHN, digariskan asas- asas pembangunan daerah yang intinya adalah :

- Keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah; - Keselarasan pertumbuhan ekonomi didalam suatu daerah antar daerah. - Pentingnya perhatian pada pembangunan daerah minus/terbelakang,

daerah padat penduduk dan daerah pedesaan;

- Perlu peningkatan prakarsa dan partisipasi rakyat dalam pembangunan di daerah

Bergulirnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah saat ini menyusul lahirnya UU No. 32 tahun 2004 telah membawa perubahan dalam pola hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah daerah telah dapat mengolah atau mengurus rumah tangganya sendiri tanpa ikut campur dari pemerintah pusat. Menurut fortmann Desentralisasi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kapasitas daerah. Kekuasaan dan pengaruh cenderung bertumpu pada sumberdaya. Jika suatu badan daerah diserahi tanggung jawab dan sumber daya, kemampuannya untuk mengembangkan otoritasnya akan meningkat. Jika pemerintah daerah semata-mata ditugaskan


(7)

3

untuk mengikuti kebijakan nasional, maka masyarakat akan mempunyai investasi kecil saja didalamnya (Bryant Coralie 1987:215).

Seringkali Pelaksanaan desentralisasi dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dewasa ini menimbulkan permasalahan yang mendasar ketika pemerintah daerah diberi kewenangan yang lebih besar oleh pemerintah pusat cenderung hanya berorientasi pada daerahnya masing-masing oleh sebab itu Pelaksanaan musyawarah perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sebagai media yang tepat guna melibatkan seluruh pemangku kepentingan menjadi sangat penting dan diperlukan untuk menyeimbangkan dan menyebarluaskan informasi tentang isu strategis bersama, ketersediaan sumberdaya serta alternatif tindakan yang harus melalui kerjasama pembangunan sesuai dengan tujuan dari musrenbang itu sendiri.

Musrenbang merupakan media utama konsultasi publik yang digunakan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, dimulai dari Musrenbang desa/kelurahan, Musrenbang kecamatan, forum SKPD dan Musrenbang kabupaten/kota, dan untuk jenjang berikutnya hasil Musrenbang kabupaten/kota juga digunakan sebagai masukan untuk Musrenbang provinsi, dan Musrenbang nasional.


(8)

4

Proses Musrenbang pada dasarnya mendata aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang dirumuskan melalui pembahasan di tingkat desa/kelurahan, dilanjutkan di tingkat kecamatan, dikumpulkan berdasarkan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah, dan selanjutnya diolah dan dilakukan prioritisasi program/kegiatan di tingkat kabupaten/kota oleh Bappeda bersama para pemangku kepentingan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan dan kewenangan daerah.

Pada tingkat desa/kelurahan, fungsi Musrenbang adalah menyepakati isu prioritas wilayah desa/kelurahan, program dan kegiatan yang dapat dibiayai dari Alokasi Dana Desa (ADD), diusulkan ke APBD, maupun yang akan dilaksanakan melalui swadaya masyarakat dan APBDesa, serta menetapkan wakil/delegasi yang akan mengikuti Musrenbang kecamatan.

Sedangkan didalam Musrenbang kecamatan, selain menjaring kebutuhan nyata masyarakat desa/kelurahan, juga berfungsi untuk menserasikan dengan kebijakan pembangunan pemerintah kabupaten/kota, sekaligus mengidentifikasi program-program/kegiatan yang bersumber dari dana non APBD atau program-program nasional yang langsung ke masyarakat, seperti PNPM mandiri dan sebagainya. Untuk menjamin agar usulan dari masyarakat ini disampaikan ke tingkat kabupaten/kota, maka para wakil/delegasi dari tingkat desa/kelurahan, para wakil dari organisasi lembaga kemasyarakatan, terutama kelompok wanita, perwakilan SKPD, juga termasuk anggota DPRD dari daerah asal pemilihan yang berkenaan


(9)

5

diwajibkan untuk menghadiri Musrenbang kecamatan. (Local Governance Support Program (LGSP) (2009:01))

Akan tetapi kesenjangan antara teori/aturan normatif dengan praktek dilapangan terjadi saat penulis melakukan kegiatan pra-riset di Kecamatan Sukadana, menurut hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap Kepala Seksi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) yaitu Bapak Elbiner Purba menjelaskan bahwa di Kecamatan Sukadana kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) telah dilaksanakan namun kurang optimal.

kenyataan dilapangan Musrenbang Sukadana hanya sebatas formalitas dikarenakan tidak jelasnya sumber dana dari APBD dan nonAPBD sehingga apa yang menjadi tujuan musrenbang tidak tercapai. Banyak laporan atau aspirasi masyarakat yang disepakati bersama didalam musrenbang sukadana dari tahun ketahun hanya bisa ditampung tanpa ada tindak lanjut dan sedikit yang terealisasi.

Sejauh ini program yang dibuat kadang tidak tepat sasaran karena berbeda dengan kebutuhan masyarakat sehingga sulit untuk mempercepat pemerataan pembangunan hal tersebut didasarkan atas dominannya kepentingan pemerintah terbukti dengan kecilnya alokasi anggaran untuk sektor ekonomi, pengetasan kemiskinan dan sebagainya.


(10)

6

Selain itu Hal lain yang menjadi permasalahan yakni Keterbatasan waktu pelaksanaan yang relatif singkat. Untuk musrenbang tingkat kecamatan yang hampir sebagian besar peserta musrenbang didominasi oleh wakil dari masyarakat, pelaksanaan musrenbang hanya ½ (setengah) hari, sehingga hampir tidak mungkin masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya.

Idealnya berdasarkan Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor : 050 187/Kep/Bangda/2007 Tentang Pedoman Penilaian Dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang ) menghendaki dalam hal pelaksanaan musrenbang tersebut dapat mencerminkan perencanaan yang partisipatif, demokratis, transparansi, akuntabel, dan komprehensif, dan tercapainya tujuan dari musrenbang.

Melihat latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis menganggap perlu diadakannya penelitian mengenai efektifitas pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana guna mewujudkan apa yang menjadi tujuan musrenbang yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas maka rumusan masalah yang ada adalah ”Bagaimana Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur’’ ?


(11)

7

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui ”Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur’’.

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Praktis

Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran, masukan-masukan bagi aparatur Pemerintah Daerah khususnya Kecamatan Sukadana, serta memperbaiki proses pelaksanaan musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan lebih baik lagi, sehingga lebih memperhatikan nilai-nilai keefektifan.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan pengetahuan dalam khasanah Ilmu Pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan konsep efektifitas pelaksanaan musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.


(12)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dan keterangan yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Data Musrenbang

secara garis besar ketersediaan data seputar kesiapan pelaksanaan musrenbang kecamatan Sukadana dari tempat, jadwal, Jumlah dan latar belakang kualifikasi peserta, Jumlah peserta menurut gender; Jumlah fasilitator, data tentang status perkembangan perencanaan daerah yang menjadi prioritas kecamatan dan usulan-usulan yang sebelumnya telah di bahas pada saat pelaksanaan musrenbang desa sepenuhnya sudah disediakan dengan lengkap sesuai dengan pedomannnya.

2. Persiapan Musrenbang

Dalam persiapan penyelenggaraan musrenbang Kecamatan Sukadana Camat telah membentuk tim penyelenggara yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan peserta musrenbang baik dari informasi isu-isu perencanaan kecamatan dan usulan-usulan prioritas utama serta proses koordinasi dengan tim perencana desa untuk menyelesaikan usulan


(13)

111

program yang sebelumnya diselenggarakan dalam musrenbang masing-masing desa.

3. Pelaksanaan Musrenbang

Didalam pelaksanaan musrenbang kecamatan sukadana ketersediaan tempat penyelenggaraan dan alokasi waktu penyelenggaraan telah sesuai dengan ketentuan oleh pemerintah daerah. Informasi yang disampaikan oleh narasumber juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat, terlebih lagi usulan masyarakat direspon oleh pemerintah daerah, hanya saja alokasi waktu pembahasan musrenbang masih sangat minim sehingga masih banyak usulan masyarakat yang tidak dapat tersampaikan dengan baik. Usulan yang diprioritaspun belum disertain dengan perkiraan anggaran baik dari APBD maupun non APBD,

Didalam pelaksanaan musrenbang Kecamatan Sukadana ketersediaan format prioritisasi untuk menentukan skala prioritas usulan dari masing-masing peserta cukup memadai sehingga memudahkan seluruh peserta untuk menemukan kata sepakat atas usulan-usulan yang diajukan. Sedangkan didalam Penyelenggaraan musrenbang juga telah mampu meningkatkan animo seluruh stakeholder untuk ikut urun rembug bersama, Hanya saja animo masyarakat yang datang masih didominasi oleh golongan pria dan sedikit perwakilan perempuan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) terlebih lagi tidak hadirnya kalangan legislatif.


(14)

112

Didalam agenda yang dilaksanakan pada saat musrenbang telah berjalan dengan efektif dan sesuai dengan rencana tim penyelenggara. Agenda yang direncanakan berupa pembagian kelompok pembahasan sesuai dengan masing-masing permasalahan, agenda tersebut menghasilkan rancangan akhir berupa skala prioritas kecamatan. Hanya saja didalam pembahasan tersebut masih terlihat sebagian masyarakat yang tidak terlibat dalam menentukan skala prioritas, hal tersebut terindikasi akibat masih lemahnya pengetahuan masyarakat untuk menjunjung tinggi prinsip penyelenggaraan musrenbang. Dilain sisi fasilitator belum optimal dalam menentukan tujuan serta sasaran pertemuan, karena ketika sidang kelompok banyak usulan peserta kurang didengar, terlebih lagi seluruh fasilitator tidak ada wakil perempuan.

Dari sisi data pendukung tim penyelenggara telah mampu menyiapkan fasilitas bantu untuk peserta baik berupa alat tulis menulis hingga kertas usulan, alat bantu yang disiapkan sedikit banyak memudahkan peserta dalam membahas usulan program/kegiatan.

4. Efektifitas Musrenbang Kecamatan Sukadana

Dari kesimpulan diatas karena telah tercapai tujuan dari pelaksanaan musrenbang baik dari ketersediaan data, persiapan musrenbang, dan pelaksanaan musrenbang, maka penyelenggaraan musrenbang di kecamatan sukadana telah berjalan dengan efektif. Hanya saja dari ketiga penilaian tersebut ada beberapa hal yang masih kurang optimal sehingga


(15)

113

perlu dilakukan perbaikan guna lebih meningkatkan kualitas musrenbang ditahun-tahun mendatang.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, ada beberapa saran untuk dapat lebih mengefektifkan musrenbang sebagai media perencanaan pembangunan dalam mewujudkan tercapainya tujuan dari musrenbang,

1. Dari sisi jadwal penyelenggaraan musrenbang Kecamatan Sukadana, tim penyelenggara dapat lebih mengoptimalkan alokasi waktu pembahasan, sehingga usulan-usulan yang dikaji dan diprioritaskan dapat lebih bermanfaat dan sesuai dengan keinginan seluruh peserta musrenbang.

2. pemerintah Daerah Lampung Timur harus lebih transparan terhadap anggaran perencanaan baik dari anggaran APBD maupun non APBD, transparasi dapat dilakukan dengan mempublikasikannya terhadap publik. Salah satu media penyampaian dapat dilakukan di dalam musrenbang desa/kecamatan. Pemerintah daerah juga harus dapat lebih mengoptimalkan anggaran dana tersebut demi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Setiap proses pelaksanaan musrenbang kecamatan Sukadana harus dilalui dengan berpegangan pada prinsip demokrasi dan etika. Oleh sebab itu seluruh stakeholder harus dapat memenuhi prinsi-prinsip penyelenggaraan musrenbang berupa prinsip kesetaraan, prinsip musyawarah dialogis, prinsip keberpihakan, dan prinsip anti dominasi,


(16)

114

sehingga usulan yang disepakati menjadi usulan yang diharapkan semua pihak, dan atas keputusan bersama.

4. Keterlibatan stakeholder sangatlah penting guna meningkatkan kualitas hasil dari usulan yang diprioritaskan. Oleh karena itu keterwakilan golongan perempuan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga legislatif harus dapat ditingkatkan. Terlebih lagi lembaga legislatif merupakan mitra pemerintah daerah, sehingga pokok-pokok pikiran mereka akan dapat mengoptimalkan pembahasan.

5. Selain peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap prinsip penyelenggaraan musrenbang juga perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas fasilitator musrenbang. Fasilitator harus dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip musrenbang yaitu prinsip-prinsip kesetaraan, menghargai perbedaan pendapat, keberpihakan terhadap kalangan perempuan, anti dominasi anti diskriminasi, dan lebih mengutamakan kepentingan umum desa.


(1)

7

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui ”Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur’’.

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Praktis

Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran, masukan-masukan bagi aparatur Pemerintah Daerah khususnya Kecamatan Sukadana, serta memperbaiki proses pelaksanaan musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan lebih baik lagi, sehingga lebih memperhatikan nilai-nilai keefektifan.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan pengetahuan dalam khasanah Ilmu Pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan konsep efektifitas pelaksanaan musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.


(2)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dan keterangan yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Data Musrenbang

secara garis besar ketersediaan data seputar kesiapan pelaksanaan musrenbang kecamatan Sukadana dari tempat, jadwal, Jumlah dan latar belakang kualifikasi peserta, Jumlah peserta menurut gender; Jumlah fasilitator, data tentang status perkembangan perencanaan daerah yang menjadi prioritas kecamatan dan usulan-usulan yang sebelumnya telah di bahas pada saat pelaksanaan musrenbang desa sepenuhnya sudah disediakan dengan lengkap sesuai dengan pedomannnya.

2. Persiapan Musrenbang

Dalam persiapan penyelenggaraan musrenbang Kecamatan Sukadana Camat telah membentuk tim penyelenggara yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan peserta musrenbang baik dari informasi isu-isu perencanaan kecamatan dan usulan-usulan prioritas utama serta proses koordinasi dengan tim perencana desa untuk menyelesaikan usulan


(3)

111

program yang sebelumnya diselenggarakan dalam musrenbang masing-masing desa.

3. Pelaksanaan Musrenbang

Didalam pelaksanaan musrenbang kecamatan sukadana ketersediaan tempat penyelenggaraan dan alokasi waktu penyelenggaraan telah sesuai dengan ketentuan oleh pemerintah daerah. Informasi yang disampaikan oleh narasumber juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat, terlebih lagi usulan masyarakat direspon oleh pemerintah daerah, hanya saja alokasi waktu pembahasan musrenbang masih sangat minim sehingga masih banyak usulan masyarakat yang tidak dapat tersampaikan dengan baik. Usulan yang diprioritaspun belum disertain dengan perkiraan anggaran baik dari APBD maupun non APBD,

Didalam pelaksanaan musrenbang Kecamatan Sukadana ketersediaan format prioritisasi untuk menentukan skala prioritas usulan dari masing-masing peserta cukup memadai sehingga memudahkan seluruh peserta untuk menemukan kata sepakat atas usulan-usulan yang diajukan. Sedangkan didalam Penyelenggaraan musrenbang juga telah mampu meningkatkan animo seluruh stakeholder untuk ikut urun rembug bersama, Hanya saja animo masyarakat yang datang masih didominasi oleh golongan pria dan sedikit perwakilan perempuan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) terlebih lagi tidak hadirnya kalangan legislatif.


(4)

Didalam agenda yang dilaksanakan pada saat musrenbang telah berjalan dengan efektif dan sesuai dengan rencana tim penyelenggara. Agenda yang direncanakan berupa pembagian kelompok pembahasan sesuai dengan masing-masing permasalahan, agenda tersebut menghasilkan rancangan akhir berupa skala prioritas kecamatan. Hanya saja didalam pembahasan tersebut masih terlihat sebagian masyarakat yang tidak terlibat dalam menentukan skala prioritas, hal tersebut terindikasi akibat masih lemahnya pengetahuan masyarakat untuk menjunjung tinggi prinsip penyelenggaraan musrenbang. Dilain sisi fasilitator belum optimal dalam menentukan tujuan serta sasaran pertemuan, karena ketika sidang kelompok banyak usulan peserta kurang didengar, terlebih lagi seluruh fasilitator tidak ada wakil perempuan.

Dari sisi data pendukung tim penyelenggara telah mampu menyiapkan fasilitas bantu untuk peserta baik berupa alat tulis menulis hingga kertas usulan, alat bantu yang disiapkan sedikit banyak memudahkan peserta dalam membahas usulan program/kegiatan.

4. Efektifitas Musrenbang Kecamatan Sukadana

Dari kesimpulan diatas karena telah tercapai tujuan dari pelaksanaan musrenbang baik dari ketersediaan data, persiapan musrenbang, dan pelaksanaan musrenbang, maka penyelenggaraan musrenbang di kecamatan sukadana telah berjalan dengan efektif. Hanya saja dari ketiga penilaian tersebut ada beberapa hal yang masih kurang optimal sehingga


(5)

113

perlu dilakukan perbaikan guna lebih meningkatkan kualitas musrenbang ditahun-tahun mendatang.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, ada beberapa saran untuk dapat lebih mengefektifkan musrenbang sebagai media perencanaan pembangunan dalam mewujudkan tercapainya tujuan dari musrenbang,

1. Dari sisi jadwal penyelenggaraan musrenbang Kecamatan Sukadana, tim penyelenggara dapat lebih mengoptimalkan alokasi waktu pembahasan, sehingga usulan-usulan yang dikaji dan diprioritaskan dapat lebih bermanfaat dan sesuai dengan keinginan seluruh peserta musrenbang.

2. pemerintah Daerah Lampung Timur harus lebih transparan terhadap anggaran perencanaan baik dari anggaran APBD maupun non APBD, transparasi dapat dilakukan dengan mempublikasikannya terhadap publik. Salah satu media penyampaian dapat dilakukan di dalam musrenbang desa/kecamatan. Pemerintah daerah juga harus dapat lebih mengoptimalkan anggaran dana tersebut demi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Setiap proses pelaksanaan musrenbang kecamatan Sukadana harus dilalui dengan berpegangan pada prinsip demokrasi dan etika. Oleh sebab itu seluruh stakeholder harus dapat memenuhi prinsi-prinsip penyelenggaraan musrenbang berupa prinsip kesetaraan, prinsip musyawarah dialogis, prinsip keberpihakan, dan prinsip anti dominasi,


(6)

sehingga usulan yang disepakati menjadi usulan yang diharapkan semua pihak, dan atas keputusan bersama.

4. Keterlibatan stakeholder sangatlah penting guna meningkatkan kualitas hasil dari usulan yang diprioritaskan. Oleh karena itu keterwakilan golongan perempuan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga legislatif harus dapat ditingkatkan. Terlebih lagi lembaga legislatif merupakan mitra pemerintah daerah, sehingga pokok-pokok pikiran mereka akan dapat mengoptimalkan pembahasan.

5. Selain peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap prinsip

penyelenggaraan musrenbang juga perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas fasilitator musrenbang. Fasilitator harus dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip musrenbang yaitu prinsip-prinsip kesetaraan, menghargai perbedaan pendapat, keberpihakan terhadap kalangan perempuan, anti dominasi anti diskriminasi, dan lebih mengutamakan kepentingan umum desa.