Evaluasi Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Di Kota Payakumbuh Tahun 2012.
EVALUASI PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) DI KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2012
Karima Bararah
Universitas Andalas (Unand), Padang
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-187/Kep/Bangda/2007
tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan
Perencanaan Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) dimana evaluasi
Musrenbang sangat diperlukan untuk memberikan suatu penilaian dalam proses
penyelenggaraan musrenbang, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
berbagai aspek seperti kualitas Musrenbang, mulai dari proses persiapan sampai
dengan berakhirnya penyelenggaraan Musrenbang yang memungkinkan
pemerintah daerah dapat menyempurnakan secara bertahap kualitas musrenbang
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan daerah. Untuk itu mendorong
penulis ingin meneliti bagaimana pelaksanaan Musrenbang di Kota Payakumbuh
yang telah terlaksana pada tahun 2012 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) di Kota Payakumbuh Tahun 2012. (2)
Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Musrenbang di
Kota Payakumbuh dan pemecahannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
kriteria kebijakan yang dikemukan oleh William N Dunn, dimana terdapat 6 jenis
kriteria evaluasi yang dikaitkan dengan pelaksanaan Musrenbang di Kota
Payakumbuh, yaitu: efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas
dan ketepatan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses musyawarah
perencanan pembangunan (Musrenbang) di Kota Payakumbuh secara mekanisme
belum sempurna, ini terlihat dari beberapa proses yang tidak dilaksanakan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan usulan masyarakat dari tidak tertampung
dalam APBD Kota Payakumbuh, diantaranya: keikutsertaan masyarakat terbatas
hanya pada proses perencanaan pembangunan saja yaitu Musrenbang kelurahan,
kecamatan dan kota, sedangkan dalam proses penganggaran daerah masyarakat
tidak diikut sertakan. Kemudian kemampuan sumber daya manusia pemerintah
baik ditingkat kelurahan, kecamatan maupun Bappeda sangat lemah dalam
memfasilitasi dan menganalisis usulan yang disampaikan oleh masyarakat. (3)
Keberhasilan suatu usulan program/ kegiatan tertampung dalam APBD ditentukan
oleh aktor-aktor yang memperjuangkan usulan-usulan tersebut, seperti anggota
DPRD dan stakeholder. (4) Kemampuan keuangan daerah dalam mengakomodir
usulan-usulan tersebut sangat terbatas. (5) Komitmen dari berbagai pihak untuk
melaksanakan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dalam proses
perencanaan dan penganggaran daerah.
Kata Kunci : Pelaksanaan Musrenbang, Evaluasi Kegiatan, Pembangunan
Musrenbang di Kota Payakumbuh
Pendahuluan
Berdasarkan
Dalam
Keputusan
Negeri
Menteri
Nomor
050-
187/Kep/Bangda/2007
Pedoman
tentang
Penilaian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Penyelenggaraan
Perencanaan
Musyawarah
Pembangunan (Musrenbang) dimana
evaluasi
Musrenbang
sangat
diperlukan untuk memberikan suatu
penilaian
dalam
proses
penyelenggaraan
musrenbang,
serta
mengidentifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
berbagai
aspek
seperti
kualitas Musrenbang, mulai dari proses
persiapan sampai dengan berakhirnya
penyelenggaraan
memungkinkan
dapat
Musrenbang
pemerintah
menyempurnakan
yang
daerah
secara
bertahap kualitas musrenbang sesuai
dengan
situasi,
kondisi,
dan
kemampuan daerah.
Untuk itu mendorong penulis ingin
meneliti
bagaimana
pelaksanaan
yang telah terlaksana pada tahun 2012.
Sedangkan pada rumusan masalah,
berdasarkan
penelitian
awal
dan
dokumen hasil Musrenbang Tahun
2012, pelaksanaan Musrenbang di
Kota Payakumbuh terdapat beberapa
masalah dalam proses dan substansi
Musrenbang itu sendiri, dimana dalam
proses Musrenbang masih dirasa belum
terlaksana sesuai dengan peraturan dan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan.
Sedangkan pada substansi Musrenbang
belum dirasa mengakomodir aspirasi
dan opini masyarakat, maka ditentukan
perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana
pelaksanaan
Musrenbang di Kota Payakumbuh?
2. Apa
saja
dihadapi
permasalahan
dalam
yang
pelaksanaan
Musrenbang di Kota Payakumbuh
dan pemecahannya?
Adapun tujuan yang ingin dicapai
Sedangkan pada Teknik Pemilihan
dalam penelitian ini adalah :
Informan, penelitian ini menggunakan
1. Mendeskripsikan
pelaksanaan
teknik purposive sampling.
Musyawarah
Perencanaan
Informan kunci yang dipilih adalah
Pembangunan
(Musrenbang)
di
Kota Payakumbuh Tahun 2012.
2. Mengidentifikasi
permasalahan
pihak-pihak yang dianggap terkait
dalam pelaksanaan Musrenbang Kota
Payakumbuh yaitu :
yang dihadapi dalam pelaksanaan
1. Informan di Tingkat Kelurahan,
Musrenbang di Kota Payakumbuh
yaitu Kepala Kelurahan yang ikut
dan pemecahannya.
berpartisipasi
dalam
pelaksanaan
Musrenbang kelurahan, kecamatan
Metodologi
dan kota, yang dianggap mewakili
Pendekatan yang digunakan dalam
suara masyarakat di kelurahannya.
penelitian
pendekatan
Adapun jumlah kelurahan di Kota
kualitatif. Sedangkan jenis penelitian
Payakumbuh yaitu 76 Kelurahan,
ini adalah penelitian evaluasi yang
maka diambil dua kelurahan dimana
bersifat deskriptif analisis, dengan
satu kelurahan yang berada di
jenis penelitian studi kasus dimana
daerah kota dan satu kelurahan yang
objek
berada jauh dari pusat kota.
ini
adalah
penelitiannya
wilayah
Kota
Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat.
2. Informan di Tingkat Kecamatan,
Penelitian ini menggunakan Teknik
yaitu
Pengumpulan
Musrenbang
Data,
dengan:
Camat
atau
kecamatan
PPTK
yang
wawancara, dokumentasi, dan Library
terlibat langsung dengan usulan
Research
program/
kegiatan
pembangunan
dari
masyarakat.
Payakumbuh
Di
Kota
terdapat
lima
2. Tingkat Kecamatan, yaitu delegasi
masyarakat
peserta
Musrenbang
kecamatan, maka diambil dua orang
kecamatan diambil masing-masing
Camat atau ketua tim penyelenggara
satu orang dari dua kecamatan yang
Musrenbang
sebagai
diteliti.
sudah
3. Tingkat
informan
kecamatan
yang
dianggap
mewakili seluruh kecamatan.
masyarakat
3. Informan di Tingkat Kota, yaitu
Kepala
Bappeda
atau
Kota,
Pejabat
yaitu
peserta
delegasi
Musrenbang
kota diambil satu orang peserta.
Sedangkan
Unit
Analisis
meliputi
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
tempat, aktor dan aktivitas.
Musrenbang
Payakumbuh
Dan pada Analisis Data dilakukan
yang berada di bawah tanggung
reduksi data, penyajian data, dan
jawab Bappeda Kota Payakumbuh.
penarikan kesimpulan.
Pada
Jenis
Kota
Dan
Sumber
Data
menggunakan data primer dan data
Hasil dan Pembahasan
sekunder.
Selanjutnya pada dimana pada hasil
Sedangkan Triangulasi Data dalam
dan
penelitian
penelitian ini, peneliti membagi kepada
ini
diperoleh
dengan
melakukan wawancara dengan :
1. Tingkat
Kelurahan,
pembahasan,
dimana
dalam
tiga pembahasan, yaitu yang pertama
yaitu
dijelaskan dahulu tahapan Musrenbang
perwakilan
masyarakat
peserta
yaitu tahap kelurahan, kecamatan dan
Musrenbang
Kelurahan
diambil
kota, dimulai dari proses persiapan,
masing-masing satu orang dari dua
kelurahan yang diteliti.
pelaksanaaan dan pasca Musrenbang.
Pada penelitian ini difokuskan pada
masyarakat yang berbeda tersebut,
dua kelurahan dan dua kecamatan serta
maka diyakini hasil dari masing-
Musrenbang kota dilakukan penelitian
masing Musrenbang kelurahan akan
di Bappeda Kota Payakumbuh, dua
berbeda pula.
kelurahan yaitu Kelurahan Payobasung
Penelitian ini menganalisis apakah
yang
fakta di lapangan sesuai dengan tujuan
terletak
di
Kecamatan
Payakumbuh Timur dan Kelurahan
Musrenbang,
Piliang yang terletak di Kecamatan
wawancara dan melihat dokumen hasil
Payakumbuh
Adapun
Musrenbang tahun 2012 baik di tingkat
pertimbangan memilih dua kelurahan
kelurahan, kecamatan maupun kota,
dan dua kecamatan ini adalah karena
berikut informan dari berbagai unsur
masing-masing wilayah mempunyai
yang dilibatkan dalam penelitian ini.
latar
Berdasarkan hasil penelitian dilihat
Barat.
kehidupan
berbeda.
terletak
masyarakat
Kelurahan
di
sebelah
yang
Payobasung
melakukan
permasalahan
dalam
Kota
pelaksanaan Musrenbang tahun 2012
Payakumbuh yang berada dipinggiran
baik pada tahap kelurahan, kecamatan,
kota dan dikategorikan sebagai daerah
maupun di kota. Dan permasalahan
pedesaan
yang
dengan
timur
beberapa
dengan
mayoritas
mata
terjadi
pada setiap
tahapan
pencaharian penduduk bergerak di
tersebut
bidang
dijelakan permasalahan yang terjadi
pertanian.
Sedangkan
berbeda
pula.
Berikut
Kelurahan Piliang terletak di pusat
dan
Kota Payakumbuh dimana sebagian
permasalahang terjadi.
besar penduduk bekerja di bidang
Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
perdagangan. Dengan latar kehidupan
antara Kelurahan Payobasung dengan
saran
dari
penulis
untuk
Kelurahan
Piliang
mengalami
perbedaan
mulai
persiapan,
sudah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan aturan.
pelaksanaan dan tahapan, pelaksanaan
Berdasarkan
Musrenbang
terjadi,
kelurahan
antara
permasalahan
maka
dapat
yang
disarankan
Kelurahan Payobasung dan Kelurahan
beberapa pemecahan masalah guna
Piliang mengalami perbedaan, yaitu:
pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
Kelurahan
yang lebih baik lagi, yaitu:
Payobasung
mengadakan
sehingga
pra
tidak
Musrenbang,
memungkinkan
aspirasi
1. Memberikan buku panduan atau
informasi yang jelas kepada peserta
masyarakat tidak terserap dengan baik.
Musrenbang
Sedangkan
Piliang
paham apa yang harus mereka
kegiatan persiapan Musrenbang sudah
kerjakan. Sehingga dengan adanya
dilaksanakan
Pada
informasi dan pemahaman terlebih
Kelurahan
dahulu terhadap Musrenbang, dapat
tahapan
di
Kelurahan
dengan
baik.
pelaksanaan,
sehingga
mereka
Payobasung dan Kelurahan Piliang
merangkul
sama-sama tidak menjelaskan alokasi
masyarakat dan stakeholders secara
dana kelurahan, ini disebabkan karena
aktif dan tidak hanya sekedar
Kelurahan di Kota Payakumbuh belum
formalitas
SKPD
pemerintah
sendiri,
sehingga
dana
dan
melibatkan
saja,
sehingga
dapat
menetapkan
kelurahan masih melekat dan diatur
kegiatan
oleh kecamatan sementara kelurahan
pemecahan permasalahan yang ada.
tidak bisa merencanakan anggaran
2. Komunikasi yang jelas dari/ kepada
sendiri. Kemudian pada tahapan pasca
para pelaksana dan pelaku kegiatan
musrenbang,
secara
kedua
kelurahan
ini
yang
serius
efektif
guna
mempengaruhi
pelaksanaan
dan
hasil
musyawarah
dari
perencanaan
pembangunan (Musrenbang), untuk
banyaknya,
sehingga
terkesan
pelaksanaan
Musrenbang
tidak
berhasil
itu diharapkan tim penyelenggara
Pada
dan
menjalin
Musrenbang
komunikasi secara aktif dengan
Payakumbuh
mengadakan pertemuan-pertemuan
Kecamatan Payakumbuh Barat dapat
antara
dengan
disimpulkan, pelaksanaan Musrenbang
perlu
kecamatan di Kecamatan Payakumbuh
dijelaskan kesepakatan yang akan
Timur dan Kecamatan Payakumbuh
dituju
proses
Barat sudah dilaksanakan dengan baik,
juga
hanya saja pada pemaparan kerja dan
diberitahukan batasan-batasan yang
anggaran tidak dilakukan, Rencana
ada
oleh
Kerja (Renja) di kecamatan hanya
daerah
untuk
berkutat pada kegiatan rutin dan
aspirasi,
sehingga
belanja pegawai, sehingga tidak ada
peserta
terus
masyarakat
pemerintah.
Kemudian
serta
bagaimana
mencapainya.
atau
Perlu
harus
pemerintah
menampung
diikuti
segi
tidak semua aspirasi dan kebutuhan
rencana
peserta dapat ditampung.
kecamatan.
3. Pemerintah dengan jelas memberi
petunjuk
kegiatan
yang
bisa
pelaksanaan
baik
untuk
tahapan
di
Kecamatan
Timur
maupun
pembangunan
di
Kemudian Pelaksanaan Musrenbang
banyak
yang
masih
bersifat
diakomodir dan anggaran yang bisa
administratif
digunakan
terkesan hanya sebagai alat untuk
untuk
pembangunan,
sehingga
masyarakat
memberi
usulan
tidak
sebanyak-
melegitimasi
sehingga
bahwa
Musrenbang
penyusunan
dokumen rencana telah dilaksanakan
dalam
secara partisipatif.
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
Berdasarkan
terjadi,
permasalahan
maka
dapat
yang
disarankan
beberapa pemecahan masalah guna
bentuk
buku
panduan
(Musrenbang)
2.
Agar
pelaksanaan
musyawarah
pelaksanaan Musrenbang kecamatan,
perencanaan
yaitu:
(Musrenbang)
1.
Perlu dijelaskan kesepakatan yang
penanggung jawab kegiatan harus
akan
mengetahui apasaja yang harus
dituju
serta
bagaimana
proses mencapainya. Perlu juga
dilakukannya.
diberitahukan
musyawarah
batasan-batasan
pembangunan
berjalan
efektif,
Tujuan
perencanaan
yang ada atau harus diikuti oleh
pembangunan juga perlu dipahami
pemerintah
secara
menampung
tidak
daerah
untuk
aspirasi,
sehingga
semua
kebutuhan
aspirasi
peserta
dijelaskan
musyawarah
pembangunan.
sasaran
penyelenggara
dan
melaksanakan
dapat
ditampung. Selanjutnya perlu juga
jelas
oleh
tim
sehingga
dapat
Musrenbang
dengan baik dan sesuai aturan.
3.
Hal utama yang harus optimal
dari
dalam pelaksanaan Musrenbang
perencanaan
adalah sumber daya, baik sumber
Penjelasan
ini
daya manusia dari peserta maupun
perlu disajikan berupa pemaparan
maupun pelaksana. Dalam hal ini
kepada masyarakat luas di luar
yang
forum musyawarah perencanaan
adalah
pembangunan (Musrenbang) dan
mampu
dimaksud
peserta
sumber
dan
bertanggung
daya
pelaksana
jawab
melaksanakan
dengan
Musrenbang
baik
Komponen
dan
sumber
benar.
daya
ini
5. Keterlibatan
DPRD
musyawarah
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
meliputi jumlah staf, keahlian para
adalah
sangat
pelaksana, informasi yang relevan
banyak
pengambilan
dan cukup untuk melaksanakan
perencanaan
Musrenbang
yang
serta
sumber-sumber
pemenuhan
terkait
yang
dan
karena
keputusan
penganggaran
oleh
DPRD,
sehingga tanpa keterlibatan DPRD
sulit
diarahkan
musyawarah
sebagaimana
penting,
dilakukan
menjamin bahwa program dapat
kepada
dalam
dipastikan
apakah
hasil
perencanaan
yang diharapkan, serta adanya
pembangunan
(Musrenbang) ini
fasilitas-fasilitas pendukung yang
mendapatkan
dukungan
dapat dipakai untuk melakukan
sepenuhnya dari DPRD. Adalah
kegiatan program seperti dana dan
diharapkan bahwa DPRD dapat
sarana prasarana.
menyampaikan
4. Pemerintah dengan jelas memberi
petunjuk
kegiatan
yang
bias
pikirannya
penjaringan
digunakan
yang
pembangunan,
sehingga
masyarakat
memberi
usulan
tidak
sebanyak-
banyaknya,
sehingga
pelaksanaan
Musrenbang
berhasil.
terkesan
tidak
dalam
penyusunan
RPKD sebagai hasil reses dan
diakomodir dan anggaran yang bisa
untuk
pokok-pokok
aspirasi
dilakukannya
masyarakat
di
daerah
pemilihannya.
Pada tahap persiapan Musrenbang
Kota
Payakumbuh
berdasarkan
dokumentasi
Tahun
wawancara
yang
ada,
2012,
dan
sudah
dilaksanakan sesuai dengan aturan
disampaikan DPRD, karena bisa jadi
yang
usulan dari DPRD lebih bersifat politis.
berlaku,
pelaksanaan
yaitu:
sebelum
Musrenbang
dibentuk
tim
telah
Pelaksanaan
Musrenbang
Kota
penyelenggara
Payakumbuh juga masih terkendala
Musrenbang Kota Payakumbuh, tim
pada partisipasi aktif peserta, lebih lagi
penyelenggara sudah mengkompilasi
setelah pelaksanaan Musrenbang Kota
hasil forum SKPD dan peserta serta
Payakumbuh, delegasi kecamatan yang
narasumber telah di undang dan juga
berasal dari perwakilan masyarakat
materi
tidak diikutkan. Berdasarkan ketentuan
dan
perlengkapan
sudah
disiapkan.
seharusnya hasil Musrenbang Kota
Pada tahap pelaksanaan Musrenbang
Payakumbuh
Kota Payakumbuh jika dilihat dari
kepada peserta, sehingga pengawasan
proses pelaksanaannya memang sudah
dari
terlaksana sesuai dengan ketentuan,
mereka bisa dijalankan.
tetapi ada beberapa yang dirasakan
Berdasarkan
hanya sekedar mengikuti tahapan yang
terjadi,
ada, karena pada akhirnya usulan yang
beberapa pemecahan masalah guna
ada terkalahkan dengan pokok pikiran
pelaksanaan
DPRD. Usulan dari kecamatan tetap
Payakumbuh yang lebih baik lagi,
ditampung
yaitu:
kemudian
DPRD
juga
diberikan masukan, sehingga kadang-
1.
harus
masyarakat
disampaikan
terhadap
permasalahan
maka
dapat
usulan
yang
disarankan
Musrenbang
Kota
Perlu dijelaskan kesepakatan yang
kadang usulan dari kelurahan tidak
akan
sesuai
proses mencapainya. Perlu juga
dengan
usulan
yang
dituju
diberitahukan
serta
bagaimana
batasan-batasan
yang ada atau harus diikuti oleh
pembangunan juga perlu dipahami
pemerintah
secara
menampung
tidak
daerah
untuk
aspirasi,
sehingga
semua
kebutuhan
aspirasi
sasaran
musyawarah
pembangunan.
dari
perencanaan
Penjelasan
ini
tim
sehingga
dapat
Musrenbang
dengan baik dan sesuai aturan.
3.
Sumber
daya
manusia
yang
memadai akan memaksimalkan
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
perlu disajikan berupa pemaparan
(Musrenbang). Jika jumlah staf
kepada masyarakat luas di luar
dan
forum musyawarah perencanaan
perencanaan
pembangunan (Musrenbang) dan
(Musrenbang) terbatas, maka hal
dalam
yang
bentuk
buku
panduan
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
2.
oleh
melaksanakan
dapat
ditampung. Selanjutnya perlu juga
dijelaskan
penyelenggara
dan
peserta
jelas
Agar
(Musrenbang)
musyawarah
pembangunan
dilakukan
adalah
meningkatkan kemampuan para
pelaksana
untuk
serta
melakukan
menyampaikan
informasi dengan jelas kepada
masyarakat
sehingga
dalam
efektif,
pelaksanaan tidak terjadi salah
penanggung jawab kegiatan harus
kaprah. Untuk itu perlu adanya
mengetahui apasaja yang harus
manajemen sumber daya manusia
dilakukannya.
yang
musyawarah
berjalan
musyawarah
pembangunan
harus
program
pelaksanaan
perencanaan
peserta
Tujuan
perencanaan
baik
agar
dapat
meningkatkan kinerja pelaksanaan
musyawarah
4.
perencanaan
pokok-pokok
pembangunan (Musrenbang).
pikirannya
Adanya komitmen politik yang
RPKD yang mereka dapat dari
tinggi dari pimpinan daerah yang
hasil
memadai untuk penyelenggaraan
aspirasi
musyawarah
dilakukan di daerah pemilihannya.
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
6.
dalam
reses
penyusunan
dan
penjaringan
masyarakat
yang
Peningkatan dan pengembangan
merupakan faktor yang terpenting
peran dari masyarakat itu sendiri.
untuk keberhasilan musyawarah
Mulai saat ini peran masyarakat
perencanaan
pembangunan
harus ditingkatkan, peranannya
Kekuatan
tidak semata-mata hanya saat
memiliki
pelaksanaan
musyawarah
sangat
perencanaan
pembanguna
(Musrenbang).
pimpinan
yang
kewenangan
5.
menyampaikan
akan
berpengaruh dalam berjalan atau
(Musrenbang) itu saja, tetapi juga
tidaknya seluruh kegiatan yang
harus dikembangkan untuk lebih
telah direncanakan.
aktif guna mengawal program-
Keterlibatan
DPRD
musyawarah
pembangunan
dalam
program
perencanaan
sepakati
(Musrenbang)
telah
bersama
mereka
untuk
pencapaian realisasi program yang
adalah sangat penting, karena
banyak pengambilan keputusan
yang
lebih maksimal.
7.
Pada
dasarnya
pelaksanaan
perencanaan dan penganggaran
Musrenbang bertujuan menyerap
yang
aspirasi masyarakat, dan pada
dilakukan
Diharapkan
oleh
DPRD
DPRD.
dapat
kenyataanya
itu
sudah
dilaksanakan, hanya saja seiring
dilaksanakan.
dengan
yang
lebih mendalam, ada beberapa
dijalani usulan-usulan yang ada
faktor yang menyebabkan usulan
terkalahkan dengan kepentingan
masyarakat dari tidak tertampung
pihak
dalam APBD Kota Payakumbuh,
proses-proses
pembuat
Diharapkan
kebijakan.
pemerintah
memprediksi
dana
yang
dapat
bisa
diselami
diantaranya:
a. Keikutsertaan
masyarakat
digunakan untuk pembangunan,
terbatas hanya pada proses
sehingga masyarakat tidak selalu
perencanaan pembangunan saja
berlomba-lomba
memberikan
yaitu Musrenbang kelurahan,
usulan, padahal dana yang ada
kecamatan dan kota, sedangkan
tidak banyak, hal seperti inilah
dalam
yang
daerah masyarakat tidak diikut
membuat
Musrenbang
seolah-olah tidak berhasil.
hasil
proses
penganggaran
sertakan. Hal ini menyebabkan
usulan yang dibawa dari proses
Kesimpulan
Dari
Apabila
perencanaan
penelitian
ini
dapat
tidak
bisa
tingkat
bawah
dikawal
sampai
disimpulkan bahwa :
dengan proses penganggaran
1.
daerah.
Proses musyawarah perencanan
pembangunan
Kota
(Musrenbang) di
Payakumbuh
mekanisme
memang
secara
b. Kemampuan
manusia
sumber
daya
pemerintah
baik
terbilang
ditingkat kelurahan, kecamatan
belum sempurna, ini terlihat dari
maupun Bappeda sangat lemah
beberapa
dalam
proses
yang
tidak
memfasilitasi
dan
menganalisis
usulan
yang
disampaikan oleh masyarakat.
c. Keberhasilan
suatu
Program/
kegiatan
tersebut
usulan
harus berkaitan hajat hidup
program/ kegiatan tertampung
orang banyak dan mendesak
dalam APBD ditentukan oleh
untuk dilaksanakan dalam suatu
aktor-aktor
yang
kelurahan dan bukan hanya
memperjuangkan usulan-usulan
sekedar saling berlomba-lomba
tersebut, seperti anggota DPRD
mengusulkan
dan stakeholder.
belum perlu dilakukan.
d. Kemampuan keuangan daerah
Unsur
usulan
yang
yang
terlibat
dalam
dalam mengakomodir usulan-
pelaksanaan
usulan tersebut sangat terbatas.
kelurahan ini adalah: kepala
e. Komitmen dari berbagai pihak
untuk
Musrenbang
kelurahan, ketua LPM, ketua
melaksanakan
RT dan RW, puskesmas, camat,
kesepakatan-kesepakatan yang
organisasi sosial yang ada di
telah
kelurahan, tokoh agama dan
dibuat
dalam
proses
perencanaan dan penganggaran
daerah.
2.
a. Musrenbang Kelurahan
tokoh masyarakat.
b. Musrenbang Kecamatan
Kriteria-kriteria yang digunakan
Sama
dalam
Musrenbang
menganalisis
usulan
halnya
dengan
kelurahan
dan
program/ kegiatan dari masyarakat
adanya
serta aktor-aktor yang terlibat pada
program/
masing-masing
diusulkan oleh kelurahan yang
Musrenbang, yaitu:
tingkatan
satu
keterkaitan
antara
kegiatan
yang
dengan
lainnya
serta
penentuan
prioritas
kecamatan, SKPD terkait dan
pembangunan mana yang lebih
Bappeda.
mendesak akan diutamakan.
Kemudian pada Musrenbang
Unsur
kota baru dihadirkan delegasi
yang
terlibat
pelaksanaan
dalam
Musrenbang
masyarakat
peserta
kecamatan adalah: perwakilan
Musrenbang
masyarakat
setiap
pelaksanaan Musrenbang kota
kepala
dilakukan
dari
kelurahan,
seluruh
kelurahan
yang
kecamatan,
ada
instansi
di
yang
setara
dana
SKPD
dan
pembangunan
serta
melakukan penjaringan pokok-
c. Musrenbang Kota
pokok pikiran DPRD.
Sebelum
dilaksanakannya
Musrenbang
kota,
dahulu
Pada
penyesuaian
dimiliki
prioritas
kecamatan, serta SKPD terkait.
kota.
terlebih
dilaksanakan
3.
Dari
hasil
diperoleh
pembahasan,
usulan
maka
program/
Forum
kegiatan dari masyarakat yang
SKPD. Dimana pada Forum
ditampung rendah sekali, hal ini
SKPD dilakukan pembahasan
dipengaruhi oleh:
usulan program/ kegiatan yang
a. Sumber
merupakan
prioritas
di
kelurahan dan kecamatan yang
diperoleh
Musrenbang
melalui
kelurahan
proses
dan
kecamatan. Unsur yang terlibat
pada
forum
SKPD
adalah
daya
manusia
pelaksana dan peserta yang
masih lemah
b. Aktor-aktor
memperjuangkan
tersebut.
c. Anggaran yang terbatas
yang
usulan
d. Usulan
harus
mengikuti
anggaran dan program SKPD
Daftar Pustaka
Sjafrizal. 2009. Teknik Praktis
Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah. Baduose Media.
Buku :
Badjuri, Abdulkahar; Yuwono, Teguh.
2002. Kebijakan Publik Konsep dan
Strategi.
Semarang:
Universitas
Diponegoro.
Moleong, Lexy J. 1998.Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Moekijat.
1995.
Kebijaksanaan
Publik.
Penerbit Mandar Maju
Muhadjir, N. 1996.
Penelitian Kualitatif.
Penerbit Rake Sarasin.
Erowati, Mas Roro Lilik. 2005.
Perencanaan,
Implementasi
&
Evaluasi Kebijakan Atau Program
(Suatu Kajian Teoritis dan Praktis).
Surakarta: Pustaka Cakra.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wibawa, Samodra. 1994. Evaluasi
Kebijakan Publik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zainal Abidin, Said. 2006. Kebijakan
Publik. Jakarta: Suara Bebas
Website :
Analisis
Bandung:
www.harianhaluan.com, Pelaksanaan
Musrenbang Kota Payakumbuh Batal,
27 Maret 2012
Metodologi
Yogyakarta:
www.bakinnews.com,
Sarana
Pendidikan
Prioritas
Utama
Musrenbang Latina, 18 Februari 2012
Dunn, William N. 2003. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik Edisi Ke-2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Nazir, Moh. 1983. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurcholis Hanif. 2009. Perencanaan
Partisipatif
Pemerintah
Daerah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Riyadi;
Bratakusumah,
Deddy
Supriady.
2004.
Perencanaan
Pembangunan Daerah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.
Tesis :
Analisis Perencanaan Pembangunan
Tahunan Daerah di Kota Magelang
(Studi
Kasus
Perencanaan
Pembangunan
Tahun
2007),
Syaifullah, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang,
2008.
Proses
Formulasi
Kebijakan
Perencanaan
dan
Penganggaran
Daerah di Kabupaten Kerinci, Herzon
Y, Program Pascasarjana Universitas
Andalas, Padang, 2010.
Studi Partisipasi Masyarakat dalam
Perencanaan
Pembangunan
di
Kecamatan
Cibadak
Kabupaten
Sukabumi,
Program
Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang,
2008.
Peraturan :
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2004
tentang
Rencana
Kerja
Pemerintah
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Desa
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor
050-187/Kep/Bangda/2007
tentang Pedoman Penilaian dan
Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan
Perencanaan
Musyawarah
Pembangunan (Musrenbang)
Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Bappenas
dan
Menteri Dalam Negeri Nomor
0008/M.PPN/01/2007
dan
050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008
Tentang
Pedoman
Penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD)
PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) DI KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2012
Karima Bararah
Universitas Andalas (Unand), Padang
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-187/Kep/Bangda/2007
tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan
Perencanaan Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) dimana evaluasi
Musrenbang sangat diperlukan untuk memberikan suatu penilaian dalam proses
penyelenggaraan musrenbang, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
berbagai aspek seperti kualitas Musrenbang, mulai dari proses persiapan sampai
dengan berakhirnya penyelenggaraan Musrenbang yang memungkinkan
pemerintah daerah dapat menyempurnakan secara bertahap kualitas musrenbang
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan daerah. Untuk itu mendorong
penulis ingin meneliti bagaimana pelaksanaan Musrenbang di Kota Payakumbuh
yang telah terlaksana pada tahun 2012 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) di Kota Payakumbuh Tahun 2012. (2)
Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Musrenbang di
Kota Payakumbuh dan pemecahannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
kriteria kebijakan yang dikemukan oleh William N Dunn, dimana terdapat 6 jenis
kriteria evaluasi yang dikaitkan dengan pelaksanaan Musrenbang di Kota
Payakumbuh, yaitu: efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas
dan ketepatan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses musyawarah
perencanan pembangunan (Musrenbang) di Kota Payakumbuh secara mekanisme
belum sempurna, ini terlihat dari beberapa proses yang tidak dilaksanakan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan usulan masyarakat dari tidak tertampung
dalam APBD Kota Payakumbuh, diantaranya: keikutsertaan masyarakat terbatas
hanya pada proses perencanaan pembangunan saja yaitu Musrenbang kelurahan,
kecamatan dan kota, sedangkan dalam proses penganggaran daerah masyarakat
tidak diikut sertakan. Kemudian kemampuan sumber daya manusia pemerintah
baik ditingkat kelurahan, kecamatan maupun Bappeda sangat lemah dalam
memfasilitasi dan menganalisis usulan yang disampaikan oleh masyarakat. (3)
Keberhasilan suatu usulan program/ kegiatan tertampung dalam APBD ditentukan
oleh aktor-aktor yang memperjuangkan usulan-usulan tersebut, seperti anggota
DPRD dan stakeholder. (4) Kemampuan keuangan daerah dalam mengakomodir
usulan-usulan tersebut sangat terbatas. (5) Komitmen dari berbagai pihak untuk
melaksanakan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dalam proses
perencanaan dan penganggaran daerah.
Kata Kunci : Pelaksanaan Musrenbang, Evaluasi Kegiatan, Pembangunan
Musrenbang di Kota Payakumbuh
Pendahuluan
Berdasarkan
Dalam
Keputusan
Negeri
Menteri
Nomor
050-
187/Kep/Bangda/2007
Pedoman
tentang
Penilaian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Penyelenggaraan
Perencanaan
Musyawarah
Pembangunan (Musrenbang) dimana
evaluasi
Musrenbang
sangat
diperlukan untuk memberikan suatu
penilaian
dalam
proses
penyelenggaraan
musrenbang,
serta
mengidentifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
berbagai
aspek
seperti
kualitas Musrenbang, mulai dari proses
persiapan sampai dengan berakhirnya
penyelenggaraan
memungkinkan
dapat
Musrenbang
pemerintah
menyempurnakan
yang
daerah
secara
bertahap kualitas musrenbang sesuai
dengan
situasi,
kondisi,
dan
kemampuan daerah.
Untuk itu mendorong penulis ingin
meneliti
bagaimana
pelaksanaan
yang telah terlaksana pada tahun 2012.
Sedangkan pada rumusan masalah,
berdasarkan
penelitian
awal
dan
dokumen hasil Musrenbang Tahun
2012, pelaksanaan Musrenbang di
Kota Payakumbuh terdapat beberapa
masalah dalam proses dan substansi
Musrenbang itu sendiri, dimana dalam
proses Musrenbang masih dirasa belum
terlaksana sesuai dengan peraturan dan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan.
Sedangkan pada substansi Musrenbang
belum dirasa mengakomodir aspirasi
dan opini masyarakat, maka ditentukan
perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana
pelaksanaan
Musrenbang di Kota Payakumbuh?
2. Apa
saja
dihadapi
permasalahan
dalam
yang
pelaksanaan
Musrenbang di Kota Payakumbuh
dan pemecahannya?
Adapun tujuan yang ingin dicapai
Sedangkan pada Teknik Pemilihan
dalam penelitian ini adalah :
Informan, penelitian ini menggunakan
1. Mendeskripsikan
pelaksanaan
teknik purposive sampling.
Musyawarah
Perencanaan
Informan kunci yang dipilih adalah
Pembangunan
(Musrenbang)
di
Kota Payakumbuh Tahun 2012.
2. Mengidentifikasi
permasalahan
pihak-pihak yang dianggap terkait
dalam pelaksanaan Musrenbang Kota
Payakumbuh yaitu :
yang dihadapi dalam pelaksanaan
1. Informan di Tingkat Kelurahan,
Musrenbang di Kota Payakumbuh
yaitu Kepala Kelurahan yang ikut
dan pemecahannya.
berpartisipasi
dalam
pelaksanaan
Musrenbang kelurahan, kecamatan
Metodologi
dan kota, yang dianggap mewakili
Pendekatan yang digunakan dalam
suara masyarakat di kelurahannya.
penelitian
pendekatan
Adapun jumlah kelurahan di Kota
kualitatif. Sedangkan jenis penelitian
Payakumbuh yaitu 76 Kelurahan,
ini adalah penelitian evaluasi yang
maka diambil dua kelurahan dimana
bersifat deskriptif analisis, dengan
satu kelurahan yang berada di
jenis penelitian studi kasus dimana
daerah kota dan satu kelurahan yang
objek
berada jauh dari pusat kota.
ini
adalah
penelitiannya
wilayah
Kota
Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat.
2. Informan di Tingkat Kecamatan,
Penelitian ini menggunakan Teknik
yaitu
Pengumpulan
Musrenbang
Data,
dengan:
Camat
atau
kecamatan
PPTK
yang
wawancara, dokumentasi, dan Library
terlibat langsung dengan usulan
Research
program/
kegiatan
pembangunan
dari
masyarakat.
Payakumbuh
Di
Kota
terdapat
lima
2. Tingkat Kecamatan, yaitu delegasi
masyarakat
peserta
Musrenbang
kecamatan, maka diambil dua orang
kecamatan diambil masing-masing
Camat atau ketua tim penyelenggara
satu orang dari dua kecamatan yang
Musrenbang
sebagai
diteliti.
sudah
3. Tingkat
informan
kecamatan
yang
dianggap
mewakili seluruh kecamatan.
masyarakat
3. Informan di Tingkat Kota, yaitu
Kepala
Bappeda
atau
Kota,
Pejabat
yaitu
peserta
delegasi
Musrenbang
kota diambil satu orang peserta.
Sedangkan
Unit
Analisis
meliputi
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
tempat, aktor dan aktivitas.
Musrenbang
Payakumbuh
Dan pada Analisis Data dilakukan
yang berada di bawah tanggung
reduksi data, penyajian data, dan
jawab Bappeda Kota Payakumbuh.
penarikan kesimpulan.
Pada
Jenis
Kota
Dan
Sumber
Data
menggunakan data primer dan data
Hasil dan Pembahasan
sekunder.
Selanjutnya pada dimana pada hasil
Sedangkan Triangulasi Data dalam
dan
penelitian
penelitian ini, peneliti membagi kepada
ini
diperoleh
dengan
melakukan wawancara dengan :
1. Tingkat
Kelurahan,
pembahasan,
dimana
dalam
tiga pembahasan, yaitu yang pertama
yaitu
dijelaskan dahulu tahapan Musrenbang
perwakilan
masyarakat
peserta
yaitu tahap kelurahan, kecamatan dan
Musrenbang
Kelurahan
diambil
kota, dimulai dari proses persiapan,
masing-masing satu orang dari dua
kelurahan yang diteliti.
pelaksanaaan dan pasca Musrenbang.
Pada penelitian ini difokuskan pada
masyarakat yang berbeda tersebut,
dua kelurahan dan dua kecamatan serta
maka diyakini hasil dari masing-
Musrenbang kota dilakukan penelitian
masing Musrenbang kelurahan akan
di Bappeda Kota Payakumbuh, dua
berbeda pula.
kelurahan yaitu Kelurahan Payobasung
Penelitian ini menganalisis apakah
yang
fakta di lapangan sesuai dengan tujuan
terletak
di
Kecamatan
Payakumbuh Timur dan Kelurahan
Musrenbang,
Piliang yang terletak di Kecamatan
wawancara dan melihat dokumen hasil
Payakumbuh
Adapun
Musrenbang tahun 2012 baik di tingkat
pertimbangan memilih dua kelurahan
kelurahan, kecamatan maupun kota,
dan dua kecamatan ini adalah karena
berikut informan dari berbagai unsur
masing-masing wilayah mempunyai
yang dilibatkan dalam penelitian ini.
latar
Berdasarkan hasil penelitian dilihat
Barat.
kehidupan
berbeda.
terletak
masyarakat
Kelurahan
di
sebelah
yang
Payobasung
melakukan
permasalahan
dalam
Kota
pelaksanaan Musrenbang tahun 2012
Payakumbuh yang berada dipinggiran
baik pada tahap kelurahan, kecamatan,
kota dan dikategorikan sebagai daerah
maupun di kota. Dan permasalahan
pedesaan
yang
dengan
timur
beberapa
dengan
mayoritas
mata
terjadi
pada setiap
tahapan
pencaharian penduduk bergerak di
tersebut
bidang
dijelakan permasalahan yang terjadi
pertanian.
Sedangkan
berbeda
pula.
Berikut
Kelurahan Piliang terletak di pusat
dan
Kota Payakumbuh dimana sebagian
permasalahang terjadi.
besar penduduk bekerja di bidang
Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
perdagangan. Dengan latar kehidupan
antara Kelurahan Payobasung dengan
saran
dari
penulis
untuk
Kelurahan
Piliang
mengalami
perbedaan
mulai
persiapan,
sudah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan aturan.
pelaksanaan dan tahapan, pelaksanaan
Berdasarkan
Musrenbang
terjadi,
kelurahan
antara
permasalahan
maka
dapat
yang
disarankan
Kelurahan Payobasung dan Kelurahan
beberapa pemecahan masalah guna
Piliang mengalami perbedaan, yaitu:
pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
Kelurahan
yang lebih baik lagi, yaitu:
Payobasung
mengadakan
sehingga
pra
tidak
Musrenbang,
memungkinkan
aspirasi
1. Memberikan buku panduan atau
informasi yang jelas kepada peserta
masyarakat tidak terserap dengan baik.
Musrenbang
Sedangkan
Piliang
paham apa yang harus mereka
kegiatan persiapan Musrenbang sudah
kerjakan. Sehingga dengan adanya
dilaksanakan
Pada
informasi dan pemahaman terlebih
Kelurahan
dahulu terhadap Musrenbang, dapat
tahapan
di
Kelurahan
dengan
baik.
pelaksanaan,
sehingga
mereka
Payobasung dan Kelurahan Piliang
merangkul
sama-sama tidak menjelaskan alokasi
masyarakat dan stakeholders secara
dana kelurahan, ini disebabkan karena
aktif dan tidak hanya sekedar
Kelurahan di Kota Payakumbuh belum
formalitas
SKPD
pemerintah
sendiri,
sehingga
dana
dan
melibatkan
saja,
sehingga
dapat
menetapkan
kelurahan masih melekat dan diatur
kegiatan
oleh kecamatan sementara kelurahan
pemecahan permasalahan yang ada.
tidak bisa merencanakan anggaran
2. Komunikasi yang jelas dari/ kepada
sendiri. Kemudian pada tahapan pasca
para pelaksana dan pelaku kegiatan
musrenbang,
secara
kedua
kelurahan
ini
yang
serius
efektif
guna
mempengaruhi
pelaksanaan
dan
hasil
musyawarah
dari
perencanaan
pembangunan (Musrenbang), untuk
banyaknya,
sehingga
terkesan
pelaksanaan
Musrenbang
tidak
berhasil
itu diharapkan tim penyelenggara
Pada
dan
menjalin
Musrenbang
komunikasi secara aktif dengan
Payakumbuh
mengadakan pertemuan-pertemuan
Kecamatan Payakumbuh Barat dapat
antara
dengan
disimpulkan, pelaksanaan Musrenbang
perlu
kecamatan di Kecamatan Payakumbuh
dijelaskan kesepakatan yang akan
Timur dan Kecamatan Payakumbuh
dituju
proses
Barat sudah dilaksanakan dengan baik,
juga
hanya saja pada pemaparan kerja dan
diberitahukan batasan-batasan yang
anggaran tidak dilakukan, Rencana
ada
oleh
Kerja (Renja) di kecamatan hanya
daerah
untuk
berkutat pada kegiatan rutin dan
aspirasi,
sehingga
belanja pegawai, sehingga tidak ada
peserta
terus
masyarakat
pemerintah.
Kemudian
serta
bagaimana
mencapainya.
atau
Perlu
harus
pemerintah
menampung
diikuti
segi
tidak semua aspirasi dan kebutuhan
rencana
peserta dapat ditampung.
kecamatan.
3. Pemerintah dengan jelas memberi
petunjuk
kegiatan
yang
bisa
pelaksanaan
baik
untuk
tahapan
di
Kecamatan
Timur
maupun
pembangunan
di
Kemudian Pelaksanaan Musrenbang
banyak
yang
masih
bersifat
diakomodir dan anggaran yang bisa
administratif
digunakan
terkesan hanya sebagai alat untuk
untuk
pembangunan,
sehingga
masyarakat
memberi
usulan
tidak
sebanyak-
melegitimasi
sehingga
bahwa
Musrenbang
penyusunan
dokumen rencana telah dilaksanakan
dalam
secara partisipatif.
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
Berdasarkan
terjadi,
permasalahan
maka
dapat
yang
disarankan
beberapa pemecahan masalah guna
bentuk
buku
panduan
(Musrenbang)
2.
Agar
pelaksanaan
musyawarah
pelaksanaan Musrenbang kecamatan,
perencanaan
yaitu:
(Musrenbang)
1.
Perlu dijelaskan kesepakatan yang
penanggung jawab kegiatan harus
akan
mengetahui apasaja yang harus
dituju
serta
bagaimana
proses mencapainya. Perlu juga
dilakukannya.
diberitahukan
musyawarah
batasan-batasan
pembangunan
berjalan
efektif,
Tujuan
perencanaan
yang ada atau harus diikuti oleh
pembangunan juga perlu dipahami
pemerintah
secara
menampung
tidak
daerah
untuk
aspirasi,
sehingga
semua
kebutuhan
aspirasi
peserta
dijelaskan
musyawarah
pembangunan.
sasaran
penyelenggara
dan
melaksanakan
dapat
ditampung. Selanjutnya perlu juga
jelas
oleh
tim
sehingga
dapat
Musrenbang
dengan baik dan sesuai aturan.
3.
Hal utama yang harus optimal
dari
dalam pelaksanaan Musrenbang
perencanaan
adalah sumber daya, baik sumber
Penjelasan
ini
daya manusia dari peserta maupun
perlu disajikan berupa pemaparan
maupun pelaksana. Dalam hal ini
kepada masyarakat luas di luar
yang
forum musyawarah perencanaan
adalah
pembangunan (Musrenbang) dan
mampu
dimaksud
peserta
sumber
dan
bertanggung
daya
pelaksana
jawab
melaksanakan
dengan
Musrenbang
baik
Komponen
dan
sumber
benar.
daya
ini
5. Keterlibatan
DPRD
musyawarah
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
meliputi jumlah staf, keahlian para
adalah
sangat
pelaksana, informasi yang relevan
banyak
pengambilan
dan cukup untuk melaksanakan
perencanaan
Musrenbang
yang
serta
sumber-sumber
pemenuhan
terkait
yang
dan
karena
keputusan
penganggaran
oleh
DPRD,
sehingga tanpa keterlibatan DPRD
sulit
diarahkan
musyawarah
sebagaimana
penting,
dilakukan
menjamin bahwa program dapat
kepada
dalam
dipastikan
apakah
hasil
perencanaan
yang diharapkan, serta adanya
pembangunan
(Musrenbang) ini
fasilitas-fasilitas pendukung yang
mendapatkan
dukungan
dapat dipakai untuk melakukan
sepenuhnya dari DPRD. Adalah
kegiatan program seperti dana dan
diharapkan bahwa DPRD dapat
sarana prasarana.
menyampaikan
4. Pemerintah dengan jelas memberi
petunjuk
kegiatan
yang
bias
pikirannya
penjaringan
digunakan
yang
pembangunan,
sehingga
masyarakat
memberi
usulan
tidak
sebanyak-
banyaknya,
sehingga
pelaksanaan
Musrenbang
berhasil.
terkesan
tidak
dalam
penyusunan
RPKD sebagai hasil reses dan
diakomodir dan anggaran yang bisa
untuk
pokok-pokok
aspirasi
dilakukannya
masyarakat
di
daerah
pemilihannya.
Pada tahap persiapan Musrenbang
Kota
Payakumbuh
berdasarkan
dokumentasi
Tahun
wawancara
yang
ada,
2012,
dan
sudah
dilaksanakan sesuai dengan aturan
disampaikan DPRD, karena bisa jadi
yang
usulan dari DPRD lebih bersifat politis.
berlaku,
pelaksanaan
yaitu:
sebelum
Musrenbang
dibentuk
tim
telah
Pelaksanaan
Musrenbang
Kota
penyelenggara
Payakumbuh juga masih terkendala
Musrenbang Kota Payakumbuh, tim
pada partisipasi aktif peserta, lebih lagi
penyelenggara sudah mengkompilasi
setelah pelaksanaan Musrenbang Kota
hasil forum SKPD dan peserta serta
Payakumbuh, delegasi kecamatan yang
narasumber telah di undang dan juga
berasal dari perwakilan masyarakat
materi
tidak diikutkan. Berdasarkan ketentuan
dan
perlengkapan
sudah
disiapkan.
seharusnya hasil Musrenbang Kota
Pada tahap pelaksanaan Musrenbang
Payakumbuh
Kota Payakumbuh jika dilihat dari
kepada peserta, sehingga pengawasan
proses pelaksanaannya memang sudah
dari
terlaksana sesuai dengan ketentuan,
mereka bisa dijalankan.
tetapi ada beberapa yang dirasakan
Berdasarkan
hanya sekedar mengikuti tahapan yang
terjadi,
ada, karena pada akhirnya usulan yang
beberapa pemecahan masalah guna
ada terkalahkan dengan pokok pikiran
pelaksanaan
DPRD. Usulan dari kecamatan tetap
Payakumbuh yang lebih baik lagi,
ditampung
yaitu:
kemudian
DPRD
juga
diberikan masukan, sehingga kadang-
1.
harus
masyarakat
disampaikan
terhadap
permasalahan
maka
dapat
usulan
yang
disarankan
Musrenbang
Kota
Perlu dijelaskan kesepakatan yang
kadang usulan dari kelurahan tidak
akan
sesuai
proses mencapainya. Perlu juga
dengan
usulan
yang
dituju
diberitahukan
serta
bagaimana
batasan-batasan
yang ada atau harus diikuti oleh
pembangunan juga perlu dipahami
pemerintah
secara
menampung
tidak
daerah
untuk
aspirasi,
sehingga
semua
kebutuhan
aspirasi
sasaran
musyawarah
pembangunan.
dari
perencanaan
Penjelasan
ini
tim
sehingga
dapat
Musrenbang
dengan baik dan sesuai aturan.
3.
Sumber
daya
manusia
yang
memadai akan memaksimalkan
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
perlu disajikan berupa pemaparan
(Musrenbang). Jika jumlah staf
kepada masyarakat luas di luar
dan
forum musyawarah perencanaan
perencanaan
pembangunan (Musrenbang) dan
(Musrenbang) terbatas, maka hal
dalam
yang
bentuk
buku
panduan
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
2.
oleh
melaksanakan
dapat
ditampung. Selanjutnya perlu juga
dijelaskan
penyelenggara
dan
peserta
jelas
Agar
(Musrenbang)
musyawarah
pembangunan
dilakukan
adalah
meningkatkan kemampuan para
pelaksana
untuk
serta
melakukan
menyampaikan
informasi dengan jelas kepada
masyarakat
sehingga
dalam
efektif,
pelaksanaan tidak terjadi salah
penanggung jawab kegiatan harus
kaprah. Untuk itu perlu adanya
mengetahui apasaja yang harus
manajemen sumber daya manusia
dilakukannya.
yang
musyawarah
berjalan
musyawarah
pembangunan
harus
program
pelaksanaan
perencanaan
peserta
Tujuan
perencanaan
baik
agar
dapat
meningkatkan kinerja pelaksanaan
musyawarah
4.
perencanaan
pokok-pokok
pembangunan (Musrenbang).
pikirannya
Adanya komitmen politik yang
RPKD yang mereka dapat dari
tinggi dari pimpinan daerah yang
hasil
memadai untuk penyelenggaraan
aspirasi
musyawarah
dilakukan di daerah pemilihannya.
perencanaan
pembangunan
(Musrenbang)
6.
dalam
reses
penyusunan
dan
penjaringan
masyarakat
yang
Peningkatan dan pengembangan
merupakan faktor yang terpenting
peran dari masyarakat itu sendiri.
untuk keberhasilan musyawarah
Mulai saat ini peran masyarakat
perencanaan
pembangunan
harus ditingkatkan, peranannya
Kekuatan
tidak semata-mata hanya saat
memiliki
pelaksanaan
musyawarah
sangat
perencanaan
pembanguna
(Musrenbang).
pimpinan
yang
kewenangan
5.
menyampaikan
akan
berpengaruh dalam berjalan atau
(Musrenbang) itu saja, tetapi juga
tidaknya seluruh kegiatan yang
harus dikembangkan untuk lebih
telah direncanakan.
aktif guna mengawal program-
Keterlibatan
DPRD
musyawarah
pembangunan
dalam
program
perencanaan
sepakati
(Musrenbang)
telah
bersama
mereka
untuk
pencapaian realisasi program yang
adalah sangat penting, karena
banyak pengambilan keputusan
yang
lebih maksimal.
7.
Pada
dasarnya
pelaksanaan
perencanaan dan penganggaran
Musrenbang bertujuan menyerap
yang
aspirasi masyarakat, dan pada
dilakukan
Diharapkan
oleh
DPRD
DPRD.
dapat
kenyataanya
itu
sudah
dilaksanakan, hanya saja seiring
dilaksanakan.
dengan
yang
lebih mendalam, ada beberapa
dijalani usulan-usulan yang ada
faktor yang menyebabkan usulan
terkalahkan dengan kepentingan
masyarakat dari tidak tertampung
pihak
dalam APBD Kota Payakumbuh,
proses-proses
pembuat
Diharapkan
kebijakan.
pemerintah
memprediksi
dana
yang
dapat
bisa
diselami
diantaranya:
a. Keikutsertaan
masyarakat
digunakan untuk pembangunan,
terbatas hanya pada proses
sehingga masyarakat tidak selalu
perencanaan pembangunan saja
berlomba-lomba
memberikan
yaitu Musrenbang kelurahan,
usulan, padahal dana yang ada
kecamatan dan kota, sedangkan
tidak banyak, hal seperti inilah
dalam
yang
daerah masyarakat tidak diikut
membuat
Musrenbang
seolah-olah tidak berhasil.
hasil
proses
penganggaran
sertakan. Hal ini menyebabkan
usulan yang dibawa dari proses
Kesimpulan
Dari
Apabila
perencanaan
penelitian
ini
dapat
tidak
bisa
tingkat
bawah
dikawal
sampai
disimpulkan bahwa :
dengan proses penganggaran
1.
daerah.
Proses musyawarah perencanan
pembangunan
Kota
(Musrenbang) di
Payakumbuh
mekanisme
memang
secara
b. Kemampuan
manusia
sumber
daya
pemerintah
baik
terbilang
ditingkat kelurahan, kecamatan
belum sempurna, ini terlihat dari
maupun Bappeda sangat lemah
beberapa
dalam
proses
yang
tidak
memfasilitasi
dan
menganalisis
usulan
yang
disampaikan oleh masyarakat.
c. Keberhasilan
suatu
Program/
kegiatan
tersebut
usulan
harus berkaitan hajat hidup
program/ kegiatan tertampung
orang banyak dan mendesak
dalam APBD ditentukan oleh
untuk dilaksanakan dalam suatu
aktor-aktor
yang
kelurahan dan bukan hanya
memperjuangkan usulan-usulan
sekedar saling berlomba-lomba
tersebut, seperti anggota DPRD
mengusulkan
dan stakeholder.
belum perlu dilakukan.
d. Kemampuan keuangan daerah
Unsur
usulan
yang
yang
terlibat
dalam
dalam mengakomodir usulan-
pelaksanaan
usulan tersebut sangat terbatas.
kelurahan ini adalah: kepala
e. Komitmen dari berbagai pihak
untuk
Musrenbang
kelurahan, ketua LPM, ketua
melaksanakan
RT dan RW, puskesmas, camat,
kesepakatan-kesepakatan yang
organisasi sosial yang ada di
telah
kelurahan, tokoh agama dan
dibuat
dalam
proses
perencanaan dan penganggaran
daerah.
2.
a. Musrenbang Kelurahan
tokoh masyarakat.
b. Musrenbang Kecamatan
Kriteria-kriteria yang digunakan
Sama
dalam
Musrenbang
menganalisis
usulan
halnya
dengan
kelurahan
dan
program/ kegiatan dari masyarakat
adanya
serta aktor-aktor yang terlibat pada
program/
masing-masing
diusulkan oleh kelurahan yang
Musrenbang, yaitu:
tingkatan
satu
keterkaitan
antara
kegiatan
yang
dengan
lainnya
serta
penentuan
prioritas
kecamatan, SKPD terkait dan
pembangunan mana yang lebih
Bappeda.
mendesak akan diutamakan.
Kemudian pada Musrenbang
Unsur
kota baru dihadirkan delegasi
yang
terlibat
pelaksanaan
dalam
Musrenbang
masyarakat
peserta
kecamatan adalah: perwakilan
Musrenbang
masyarakat
setiap
pelaksanaan Musrenbang kota
kepala
dilakukan
dari
kelurahan,
seluruh
kelurahan
yang
kecamatan,
ada
instansi
di
yang
setara
dana
SKPD
dan
pembangunan
serta
melakukan penjaringan pokok-
c. Musrenbang Kota
pokok pikiran DPRD.
Sebelum
dilaksanakannya
Musrenbang
kota,
dahulu
Pada
penyesuaian
dimiliki
prioritas
kecamatan, serta SKPD terkait.
kota.
terlebih
dilaksanakan
3.
Dari
hasil
diperoleh
pembahasan,
usulan
maka
program/
Forum
kegiatan dari masyarakat yang
SKPD. Dimana pada Forum
ditampung rendah sekali, hal ini
SKPD dilakukan pembahasan
dipengaruhi oleh:
usulan program/ kegiatan yang
a. Sumber
merupakan
prioritas
di
kelurahan dan kecamatan yang
diperoleh
Musrenbang
melalui
kelurahan
proses
dan
kecamatan. Unsur yang terlibat
pada
forum
SKPD
adalah
daya
manusia
pelaksana dan peserta yang
masih lemah
b. Aktor-aktor
memperjuangkan
tersebut.
c. Anggaran yang terbatas
yang
usulan
d. Usulan
harus
mengikuti
anggaran dan program SKPD
Daftar Pustaka
Sjafrizal. 2009. Teknik Praktis
Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah. Baduose Media.
Buku :
Badjuri, Abdulkahar; Yuwono, Teguh.
2002. Kebijakan Publik Konsep dan
Strategi.
Semarang:
Universitas
Diponegoro.
Moleong, Lexy J. 1998.Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Moekijat.
1995.
Kebijaksanaan
Publik.
Penerbit Mandar Maju
Muhadjir, N. 1996.
Penelitian Kualitatif.
Penerbit Rake Sarasin.
Erowati, Mas Roro Lilik. 2005.
Perencanaan,
Implementasi
&
Evaluasi Kebijakan Atau Program
(Suatu Kajian Teoritis dan Praktis).
Surakarta: Pustaka Cakra.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wibawa, Samodra. 1994. Evaluasi
Kebijakan Publik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zainal Abidin, Said. 2006. Kebijakan
Publik. Jakarta: Suara Bebas
Website :
Analisis
Bandung:
www.harianhaluan.com, Pelaksanaan
Musrenbang Kota Payakumbuh Batal,
27 Maret 2012
Metodologi
Yogyakarta:
www.bakinnews.com,
Sarana
Pendidikan
Prioritas
Utama
Musrenbang Latina, 18 Februari 2012
Dunn, William N. 2003. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik Edisi Ke-2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Nazir, Moh. 1983. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurcholis Hanif. 2009. Perencanaan
Partisipatif
Pemerintah
Daerah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Riyadi;
Bratakusumah,
Deddy
Supriady.
2004.
Perencanaan
Pembangunan Daerah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.
Tesis :
Analisis Perencanaan Pembangunan
Tahunan Daerah di Kota Magelang
(Studi
Kasus
Perencanaan
Pembangunan
Tahun
2007),
Syaifullah, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang,
2008.
Proses
Formulasi
Kebijakan
Perencanaan
dan
Penganggaran
Daerah di Kabupaten Kerinci, Herzon
Y, Program Pascasarjana Universitas
Andalas, Padang, 2010.
Studi Partisipasi Masyarakat dalam
Perencanaan
Pembangunan
di
Kecamatan
Cibadak
Kabupaten
Sukabumi,
Program
Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang,
2008.
Peraturan :
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2004
tentang
Rencana
Kerja
Pemerintah
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Desa
Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor
050-187/Kep/Bangda/2007
tentang Pedoman Penilaian dan
Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan
Perencanaan
Musyawarah
Pembangunan (Musrenbang)
Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Bappenas
dan
Menteri Dalam Negeri Nomor
0008/M.PPN/01/2007
dan
050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008
Tentang
Pedoman
Penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD)