d. Persepsi
Proses dimana pesan nyeri di relai ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan nyeri.
2.3.4. Nyeri Inflamasi
Pada proses inflamasi, misalnya pada artritis, proses nyeri terjadi karena stimulus nosiseptor akibat pembebasan berbagai mediator
biokimiawi selama proses inflamasi terjadi. Inflamasi terjadi akibat rangkaian reaksi imunologik yang dimulai oleh adanya antigen yang
kemudian diproses oleh antigen presenting cell APC yang kemudian akan diekskresikan ke permukaan sel dengan determinan HLA yang
sesuai. Antigen yang diekspresikan tersebut akan diikat oleh sel T melalui reseptor sel T pada permukaan sel T membentuk kompleks trimolekuler.
Kompleks trimolekuler tersebut akan mencetuskan rangkaian reaksi imunologik dengan pelepasan berbagai sitokin IL-1, IL-2 sehingga
terjadi aktifasi, mitosis dan proliferasi sel T tersebut. Sel T yang teraktifasi juga akan menghasilkan berbagai limfokin dan mediator inflamasi yang
bekerja merangsang
makrofag untuk
meningkatkan aktivitas
fagositosisnya dan merangsang proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I.,
Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010. Setelah berikatan dengan antigen, antibodi yang dihasilkan akan
membentuk kompleks imun yang akan mengendap pada organ target dan mengaktifkan sel radang untuk melakukan fagositosis yang diikuti oleh
pembebasan metabolit asam arikidonat, radikal oksigen bebas, enzim protease yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada organ
target tersebut Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010.
Dalam proses inflamasi, berbagai jenis prostaglandin seperti PGE
1,
PGE
2
, PGI
2
, PGD
2
dan PGA
2
, dapat menimbulkan vasodilatasi dan
Universitas Sumatera Utara
demam. Di antara berbagai jenis prostaglandin tersebut, PGI
2,
merupakan vasodilator terkuat Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir, Y.I., Isbagio, H.
dan Kalim, H., 2010. Peranan prostaglandin dalam menimbulkan nyeri pada proses
inflamasi ternyata lebih kompleks. Pemberian PGE pada binatang percobaan tidak terbukti dapat memprovokasi nyeri secara langsung, tetapi
harus ada kerjasama sinergistik dengan mediator inflamasi yang lain seperti histamin dan bradikinin Setiyohadi, B., Sumariyono, Kasjmir,
Y.I., Isbagio, H. dan Kalim, H., 2010.
2.3.5. Kajian Awal Terhadap Rasa Nyeri