Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa 55

3.7.1.5.Uji Homogenitas 58 3.7.1.6. Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa 59 3.7.1.7. Uji Hipotesis Keaktifan Belajar Siswa 60 3.7.1.8. Analisis Peningkatan Hasil Belajar 61 3.7.1.9. Analisis Data Aktivitas Siswa 62 3.7.1.10.Menganalisis Tiap-Tiap Kategori Aktivitas 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 63 4.1.1 Deskripsi Nilai Pretest Matematika Siswa pada 63 Kelas TGT dan NHT 4.1.2 Deskripsi Nilai Posttest Matematika Siswa pada 65 Kelas TGT dan NHT 4.1.3 Deskripsi Skor Keaktifan Matematika Siswa pada 67 Kelas TGT dan NHT 4.2 Analisi Data Hasil Penelitian 71 4.2.1. Analisis Data Hasil Belajar 71 4.2.1.1 Uji Normalitas Data 71 4.2.1.2 Uji Homogenitas Data 71 4.2.1.3 Uji Hipotesis 72 4.2.1.4. Analisis peningkatan hasil belajar 72 4.2.2. Analisis Data Observasi Keaktifan Belajar 73 4.2.1.1 Uji Normalitas Data 73 4.2.1.1 Uji Homogenitas Data 74 4.2.1.1 Uji Hipotesis 74 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 74 4.2.1. Pembahasan Hasil Belajar Siswa 74 4.2.2. Pembahasan Keaktifan Belajar Siswa 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 81 5.2 Saran 82 DAFTAR PUSTAKA 83 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Penempatan pada Meja Turnamen 21 Gambar 2.2 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 36 Gambar 2.3 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 36 Gambar 2.4 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 37 Gambar 2.5 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 38 Gambar 2.6 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 38 Gambar 2.7 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 39 Gambar 2.8 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 39 Gambar 2.9 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 40 Gambar 2.10 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 41 Gambar 2.11 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 41 Gambar 2.12 Gambar Lingkaran dengan Garis Singgung 42 Bagan 3.1 Prosedur Penelitian 52 Gambar 4.1 Perbedaan Rata-rata Pretest Kelas TGT dan NHT 65 Gambar 4.2 Perbedaan Rata-rata Postest Kelas TGT dan NHT 67 Gambar 4.3 Persentase Keaktifan Siswa Untuk Tiap-Tiap Kategori 69 Keaktifan Kelas TGT dan Kelas NHT DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2 Poin Turnamen Untuk 3 Pemain 22 Tabel 2.3 Tingkatan Penghargaan Tim Pada TGT 22 Tabel 2.4 Sintak Pembelajaran TGT 24 Tabel 2.5 Perbandingan Model Pembelajaran NHT TGT 31 Tabel 2.3 Kisi – Kisi Skala Keaktifan Belajar Matematika Siswa 35 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pre-Test dan Post-Test 49 Tabel 3.2 Kategori Hasil Belajar Siswa 53 Tabel 3.3 Kisi – Kisi Skala Keaktifan Belajar Matematika Siswa 54 Tabel 3.4 Kategori Besar Nilai g 61 Tabel 3.5 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa 62 Tabel 4.1 Perbedaan Nilai Pretest pada Kelas TGT dan NHT 64 Tabel 4.2 Data Pretest Kelas Eksperimen A dan B 65 Tabel 4.3 Perbedaan Nilai Pretest pada Kelas TGT dan NHT 66 Tabel 4.4 Data Postest Kelas Eksperimen A dan B 67 Tabel 4.5 Perbedaan Skor Keakifan pada Kelas TGT dan NHT 68 Tabel 4.6 Data Pengamatan Terhadap Keaktifan Belajar Siswa 69 Tabel 4.7 Kadar Aktivitas Tiap-Tiap Kategori Aktivitas 69 Tabel 4.8 Data Observasi Keaktifan Belajar Siswa Kedua Kelas 70 Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 71 Tabel 4.10 Data Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar 72 Tabel 4.11 Hasil N-Gain Pretest-Posttest pada Kelas Eksperimen A dan B 72 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen A dan 73 Eksperimen B Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Uji Normalitas Data Keaktifan 73 Tabel 4.14 Data Hasil Uji Homogenitas Keaktifan 74 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Wawancara Pra Penelitian 86 Lampiran 2. RPP I Eksperimen NHT 88 Lampiran 3. RPP II Eksperimen NHT 96 Lampiran 4. RPP I Eksperimen TGT 104 Lampiran 5. RPP II Eksperimen TGT 115 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa I 127 Lampiran 7. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I 131 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa II 134 Lampiran 9. Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II 139 Lampiran 10. Pedoman Penilaian Keaktifan Belajar Matematika Siswa 142 Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa 143 Lampiran 12. Lembar Validasi Observasi Aktivitas Belajar Matematika 155 Siswa Lampiran 13. Kisi-Kisi Pre Test 158 Lampiran 14. Pre Test 159 Lampiran 15. Alternatif Jawaban Pre Test 161 Lampiran 16. Lembar Pedoman Penskoran Pre Test 164 Lampiran 17. Lembar Validasi Soal Pre Test 165 Lampiran 18. Kisi-Kisi Post Test 168 Lampiran 19. Post Test 169 Lampiran 20. Alternatif Jawaban Post Test 171 Lampiran 21. Pedoman Penskoran Post Test 174 Lampiran 22. Lembar Validasi Post-Test 175 Lampiran 23. Tabulasi data pretest kelas eksperimen A dan kelas B 178 Lampiran 24. Tabulasi data posttest kelas eksperimen A dan kelas B 180 Lampiran 25. Data Nilai Pretes dan Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas 182 Eksperimen B Lampiran 26. Data Selisih Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen 184 A dan B Lampiran 27. Perhitungan rata-rata, varians dan simpangan baku 187 kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B Lampiran 28. Perhitungan uji normalitas data hasil belajar 192 Lampiran 29. Perhitungan uji normalitas data hasil belajar 199 Lampiran 30. Perhitungan uji hipotesis data hasil belajar 202 Lampiran 31. Analisis N-Gain Hasil Belajar 206 Lampiran 32. Tabulasi Data Observasi Keaktifan Siswa Untuk Setiap 208 Kategori Aktivitas Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B Lampiran 33. Data observasi keaktifan siswa kelas eksperimen A dan 213 eksperimen B Lampiran 34. Perhitungan rata-rata, varians dan simpangan baku 214 Skor Keaktifan belajar Siswa kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B Lampiran 35. Perhitungan uji normalitas data 216 Lampiran 36. Perhitungan uji homogenitas data keaktifan belajar 219 Lampiran 37. Perhitungan uji hipotesis 220 Lampiran 38. Dokumentasi penelitian 223 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hak setiap individu, melalui pendidikan setiap individu dapat mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Macam – macam jalur pendidikan yang dapat ditempuh di Indonesia tertuang dalam Pasal 13 ayat 1, Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Pendidikan pertama kali diperoleh di lingkungan keluarga Pendidikan Informal, kemudian lingkungan sekolah Pendidikan Formal, dan lingkungan masyarakat Pendidikan Nonformal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar dalam lingkungan. Peranan keluarga sangat penting dalam proses pendidikan ini. Pendidikan formal adalah pendidikan berstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah pendidikan berstruktur di luar pendidikan formal seperti lembaga kursus. Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pengajar atau guru. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 5 ayat 1 menjelaskan, bahwa: “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya menyampaikan pelajaran untuk mengejar ketercapaian kurikulum, melainkan guru harus memperhatikan keadaan belajar peserta didik apakah telah mengusai materi pelajaran yang baru disampaikan atau tidak, baik peserta didik yang tidak berkesulitan dalam belajar dan terlebih – lebih bagi peserta didik yang berkesulitan dalam belajar. Pendidikan di Indonesia kualitasnya saat ini masih jauh dari negara – negara lain, senada dengan pernyataan tersebut Janawi 2013:3 menyatakan bahwa: “Kualitas pendidikan Indonesia dinilai banyak kalangan belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Philipina, Thailand, dan Vietnam ”. Pernyataan diatas didukung oleh Kunandar dalam Janawi, 2013:3 yang menjelaskan bahwa: “Rendahnya kualitas pendidikan kita dapat dilihat dari beberapa faktor. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompotensi yang dimiliki. Bakal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari dari lembaga pendidikan lebih bersifat teoritik, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif ”. Guru merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya mampu menguasai materi pelajaran, tetapi guru juga harus mampu mengelola kelas, sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa sendiri dengan cara memilih strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pendidikan khususnya bidang ilmu matematika sangat penting dan perlu dikuasai oleh segenap warga bangsa Indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya. Cockroft dalam Abdurrahman, 2012:204 menjelaskan bahwa: “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ke ruangan; 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang ”.

Dokumen yang terkait

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAMBAH SAMO

0 0 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS ASH-SHOHIBIYAH ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 0 5

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 NGLIPAR TAHUN AJARAN 20132014

0 0 8

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI ANIMALIA SISWA KELAS X MAN PULANG PISAU

0 0 109

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI KOMBINASI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN COURSE REVIEW HORAY

0 1 17