Pembahasan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMA KELAS X.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Plot Jari-Jari-Jari Atom Dengan Nomor Atom 27 Gambar 2.2. Keragaman Energi Ionisasi Pertama Terhadap Nomor Atom 28 Gambar 2.3. Plot Afinitas Elektron Terhadap Nomor Atom 29 Gambar 2.4. Keleektronegativan Unsur – Unsur 30 Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 37 Gambar 4.1 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 50 Gambar 4.2 Aktivitas Belajar Siswa 53 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 13 Tabel 2.2 Sintasks Pembelajaran PBL 16 Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Langsung 19 Tabel 2.4 Tabel Contoh Triad 22 Tabel 2.5 Daftar Oktaf Newland 23 Tabel 2.6 Tabel Periodik Mendeleev 24 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 35 Tabel 4.1 Data Pretest 49 Tabel 4.2 Data Posttest 49 Tabel 4.3 Rata-Rata, Standar Deviasi ,Varians,dan Peningkatan 50 Tabel 4.4 Uji Normalitas Gain 51 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar Gain 52 Tabel 4.6 Data Hasil Uji Hipotesis Gain 53 Tabel 4.7 Data Aktivitas Belajar Siswa 53 Tabel 4.8 Uji Normalitas Aktivitas Belajar 54 Tabel 4.9 Uji Homogenitas Aktivitas Belajar 55 Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Aktivitas 55 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Korelasi 56 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Silabus 64 Lampiran 2 : RPP 66 Lampiran 3 : Kisi-kisi Instrumen sebelum validasi 81 Lampiran 4 : Kisi- Kisi Instrumen sesudah validasi 96 Lampiran 5 : Instrumen Tes sebelum validasi 104 Lampiran 6 : Instrumen Tes sesudah validasi 118 Lampiran 7 : Kunci Jawaban Instrumen Tessebelum Validasi 125 Lampiran 8 : Kunci Jawaban Instrumen Tessesudah Validasi 126 Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa 127 Lampiran 10 : Jawaban Lembar Kerja Siswa 139 Lampiran 11 : Soal Latihan Kelas Kontrol 145 Lampiran 12: Jawaban Latihan Kelas Kontrol 147 Lampiran 13: Pedoman Penilaian Observasi 149 Lampiran 14 : Lembar Aktivitas Belajar Siswa 150 Lampiran 15 : Pehitungan Validitas Tes 151 Lampiran 15a: Tabel Validasi Instrumen Tes 153 Lampiran 16 : Perhitungan Reabilitas Tes 154 Lampiran 16a : Tabel Reabilitas Instrumen Tes 155 Lampiran 17 : Perhitungan Tingkat Kesukaran 156 Lampiran 17a : Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 157 Lampiran 18 : Perhitungan Daya Beda Instrumen 158 Lampiran 18 a: Tabel Daya Beda Instrumen Tes 160 Lampiran 19 : Perhitungan Distruktor 161 Lampiran 19a: Tabel Distruktor 162 Lampiran 20 : Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 165 Lampiran 21 : Hasil Data pretest Dan Post-test Kelas Eksprimen 166 Lampiran 22 : Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians 168 Lampiran 23 : Perhitungan Uji Normalitas Data 170 Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas Data 174 Lampiran 25 : Data Peningkatan Hasil Belajar Gain 176 Lampiran 26 : Perhtungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Gain 179 Lampiran 27 : Uji Normalitas Data Gain 180 Lampiran 28 : Perhitungan Uji Homogenitas Data Gain 182 Lampiran 29: Pengujian Hipotesis I 184 Lampiran 30: Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar 186 Lampiran 31: Lembar Observasi Aktivitas Belajar 187 Lampiran 32: Tabulasi Rata-Rata Aktivitas Belajar 203 Lampiran 33: Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi,Varian Aktivitas 207 Lampiran 34 : Perhitungan Uji Normalitas Aktivitas 208 Lampiran 35 : Pehitungan Uji Homogenitas Aktivitas 210 Lampiran 36 : Pengujian Hipotesis II 212 Lampiran 37 : Perhitungan Uji Korelasi 214 Lampiran 38 : Tabel Hasil Uji Instrumen Tes 218 Lampiran 39 : Tabel Nilai r Product Moment 219 Lampiran 40 : Tabel Nilai Kritis Chi Kuadrat 220 Lampiran 41 : Tabel Nilai Dalam Distribusi t 221 Lampiran 42 : Tabel Distribusi Nilai F 222 Lampiran 43 : Dokumentsi 223 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan kurikulum teknologis yang memiliki karakteristik dan berorientasi pada disiplin ilmu, pengembangan individu, dan mengakses kepentingan daerah. KTSP menuntut adanya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga peran guru dalam kelas hanya sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator untuk membantu siswa dalam belajar Sanjaya, 2008. Dalam KTSP, kimia adalah salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum SMA. Kimia merupakan merupakan salah satu cabang sains yang berisi pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Kimia diperlukan dalam kehidupan sehari –hari, namun tidak sedikit orang yang menganggap kimia sebagai ilmu yang kurang menarik. Hal ini disebabkan kimia erat hubungannya dengan ide –ide atau konsep–konsep abstrak yang membutuhkan penalaran ilmiah, sehingga belajar kimia merupakan kegiatan mental yang membutuhkan penalaran tinggi. Untuk itu, maka dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Berdasarkan observasi di lapangan yaitu di SMAN 14 Medan kebanyakan proses belajar mengajar disekolah kurang menarik dan menggunakan kebiasaan lama dengan cenderung menggunakan metode ceramah saja yang pada dasar prinsipnya gurulah yang berperan dominan didalam kelas bukan siswa. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia bahwa penguasaan siswa untuk mata pelajaran kimia masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari nilai rata – rata ulangan harian siswa masih banyak belum mencapai KKM untuk mata pelajaran kimia di kelas X yaitu 75. Kebanyakan guru kurang menggunakan variasi dalam model dan metode mengajar, dengan kata lain guru lebih sering menggunakan metode ceramah dimana kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru . akibatnya banyak siswa yang memperoleh hasil belajar kimia dibawah rata – rata kriteria ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan oleh guru kimia. Pembelajaran yang disampaikan dengan cara ceramah membuat siswa bosan, tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan berantusias saat berdiskusi kelompk dengan temannya. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah meningkatkan keiukutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal yang utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil , guru harus membimbing siswa . Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat karena penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan menonton, sehinga hasil belajar menjadi kurang optimal Kurniasari, 2006. Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar kimia yaitu dengan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran akan lebih menarik dan meningkatkan aktivitas siswa Utami, 2015. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Probem Based Learning yaitu kegiatan pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan- permasalahan Wena, 2008. Dalam hal ini pada saat pembelajaran akan tampak aktivitas siswa selama pembelajaran, Aktivitas merupakan asas yang terpenting dari asas-asas didaktik karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang belajar Roetsyah, 2001. Dalam hal ini pada saat pembelajaran akan tampak aktivitas siswa selama pembelajaran. Sistem periodik unsur merupkan salah satu materi kimia di kelas X SMA yang membahas mengenai perkembangan sistem periodik unsur, golongan dan