DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Inkuiri Ilmiah
14 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Konvensional
16 Tabel 2.3. Penelitian Relevan
23 Tabel 3.1. Pretest-Posttesst Control Group Design
28 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi Fluida Dinamis
31 Tabel 4.1 Hasil Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
37 Tabel 4.2 Hasil Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
39 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians
41 Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pretes
41 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
42 Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-rata pretes
42 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Postes
42 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
43 Tabel 4.9 Ringkasan Uji t Postes
43
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Bagan hasil pembelajaran untuk pengajaran
Berbasis inkuiri ilmiah 11
Gambar 2.2 Debit fluida yang masuk sama dengan yang keluar 16
Gambar 2.3 Skema Hukum Bernoulli 18
Gambar 2.4 Penampang Lintas Sayap Pesawat 19
Gambar 2.5 Skema Sebuah Karburator 20
Gambar 2.6 Skema Kebocoran Dinding Tangki
21 Gambar 2.7 Skema Alat Ukur Venturi
22 Gambar 2.8
Skema Alat Penyemprot Nyamuk 23
Gambar 3.1 Bagan Skema Prosedur Penelitian 30
Gambar 4.1 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
38 Gambar 4.2 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol
38 Gambar 4.3 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen
40 Gambar 4.4 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol
40 Gambar 4.5 Hubungan antara hasil belajar terhadap model pembelajaran
Konvensional dan
Scientific Inquiry 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Bahan Ajar 50
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
57 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
62 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa LKS I
72 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa LKS II
75 Lampiran 6
Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa Sebelum Divalidasi
79 Lampiran 7 Soal-Soal Tes Hasil Belajar
95 Lampiran 8 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi
101 Lampiran 9 Daftar Nama Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
104 Lampiran 10 Data Mentah Skor dan Nilai Pretes Kelas Eksperimen
106 Lampiran 11 Data Mentah Skor dan Nilai Pretes Kelas Kontrol
108 Lampiran 12 Data Mentah Skor dan Nilai Postes Kelas Eksperimen
110 Lampiran 13 Data Mentah Skor dan Nilai Postes Kelas Kontrol
112 Lampiran 14 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
114 Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
116 Lampiran 16 Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi
118 Lampiran 17 Uji Normalitas Data
121 Lampiran 18 Uji Homogenitas
125 Lampiran 19 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Uji t Dua Pihak
128 Lampiran 20 Daftar Nilai r Product Moment
134 Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
135 Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z
136 Lampiran 23 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
137 Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
139 Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian
140
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku seorang dalam
upaya mendewasakan manusia melalui proses pembelajaran Trianto, 2009. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah
dewasa ini adalah masih minimnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Lebih lanjut Trianto menyatakan, secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan
dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Masalah ini
banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas Trianto, 2009. Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dengan salah satu guru
fisika di SMA Negeri 21 Medan, dengan meninjau nilai fisika siswa di salah satu kelas XI, diperoleh informasi bahwa lebih dari 60 dari jumlah siswa belum
memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 70. Beliau juga menambahkan bahwa model yang biasanya digunakan dalam menyampaikan
pelajaran fisika adalah model pembelajaran konvensional yang memakai metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Bila model ini selalu dilakukan dan
terlalu lama akan sangat membosankan dan mengakibatkan siswa menjadi pasif.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya aktivitas siswa yang menyebabkan hasil belajar fisika siswa masih rendah di kelas XI SMA Negeri 21 Medan adalah
model dan teknik pembelajaran fisika yang kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika, guru lebih dominan menggunakan pembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah, penugasan, dan pembelajaran sering kali dilakukan satu arah. Pada pembelajaran ini suasana pembelajaran mengarah
teacher centered sehingga siswa terkesan pasif. Kendati demikian, guru sesekali masih menerapkan teknik pembelajaran lain seperti demonstrasi dan eksperimen,
namun sangat jarang dan tidak untuk semua materi fisika. Padahal kita ketahui bahwa hampir semua materi fisika identik dengan eksperimen. Hal tersebut
dikarenakan alat dan bahan praktikum yang disediakan oleh sekolah masih kurang memadai.
Melalui hasil angket minat belajar yang dibagikan kepada siswa SMA Negeri 21 Medan, dari 30 siswa 65 menyatakan pelajaran fisika itu sulit dan
kurang menarik. Setelah ditanya langsung kepada siswa pelajaran fisika itu adalah perhitungan-perhitungan yang sulit dan membosankan juga pelajaran yang banyak
menghafal rumus-rumus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah.
Selanjutnya terhadap pertanyaan mengenai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa menjawab bahwa guru menjelaskan teori-teori, cara
menyelesaikan soal-soal fisika, dan kemudian memberikan tugas. Metode lain seperti diskusi kelompok terkadang dilakukan namun hanya sebatas diskusi dan
latihan soal. Siswa memang mampu menghafalkan beberapa teori dan mampu menjawab soal dengan dibantu gurunya, namun mereka belum memahami konsep
fisika itu sendiri sehingga jika disajikan masalah yang berkaitan dengan konsep fisika mereka masih bingung dan belum mampu memecahkannya. Hal tersebut
menyebabkan siswa menjadi tidak aktif sehingga pelajaran fisika pun menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan kurang disukai oleh siswa. Akibat
lebih lanjut, siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.