HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 47

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Inkuiri Ilmiah 14 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Konvensional 16 Tabel 2.3. Penelitian Relevan 23 Tabel 3.1. Pretest-Posttesst Control Group Design 28 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi Fluida Dinamis 31 Tabel 4.1 Hasil Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37 Tabel 4.2 Hasil Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians 41 Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pretes 41 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 42 Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-rata pretes 42 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Postes 42 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 43 Tabel 4.9 Ringkasan Uji t Postes 43 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan hasil pembelajaran untuk pengajaran Berbasis inkuiri ilmiah 11 Gambar 2.2 Debit fluida yang masuk sama dengan yang keluar 16 Gambar 2.3 Skema Hukum Bernoulli 18 Gambar 2.4 Penampang Lintas Sayap Pesawat 19 Gambar 2.5 Skema Sebuah Karburator 20 Gambar 2.6 Skema Kebocoran Dinding Tangki 21 Gambar 2.7 Skema Alat Ukur Venturi 22 Gambar 2.8 Skema Alat Penyemprot Nyamuk 23 Gambar 3.1 Bagan Skema Prosedur Penelitian 30 Gambar 4.1 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 38 Gambar 4.2 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 38 Gambar 4.3 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 40 Gambar 4.4 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 40 Gambar 4.5 Hubungan antara hasil belajar terhadap model pembelajaran Konvensional dan Scientific Inquiry 46 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Bahan Ajar 50 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 57 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 62 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa LKS I 72 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa LKS II 75 Lampiran 6 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa Sebelum Divalidasi 79 Lampiran 7 Soal-Soal Tes Hasil Belajar 95 Lampiran 8 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi 101 Lampiran 9 Daftar Nama Siswa Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol 104 Lampiran 10 Data Mentah Skor dan Nilai Pretes Kelas Eksperimen 106 Lampiran 11 Data Mentah Skor dan Nilai Pretes Kelas Kontrol 108 Lampiran 12 Data Mentah Skor dan Nilai Postes Kelas Eksperimen 110 Lampiran 13 Data Mentah Skor dan Nilai Postes Kelas Kontrol 112 Lampiran 14 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 114 Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 116 Lampiran 16 Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 118 Lampiran 17 Uji Normalitas Data 121 Lampiran 18 Uji Homogenitas 125 Lampiran 19 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Uji t Dua Pihak 128 Lampiran 20 Daftar Nilai r Product Moment 134 Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 135 Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 136 Lampiran 23 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 137 Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 139 Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian 140

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku seorang dalam upaya mendewasakan manusia melalui proses pembelajaran Trianto, 2009. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih minimnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Lebih lanjut Trianto menyatakan, secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas Trianto, 2009. Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dengan salah satu guru fisika di SMA Negeri 21 Medan, dengan meninjau nilai fisika siswa di salah satu kelas XI, diperoleh informasi bahwa lebih dari 60 dari jumlah siswa belum memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 70. Beliau juga menambahkan bahwa model yang biasanya digunakan dalam menyampaikan pelajaran fisika adalah model pembelajaran konvensional yang memakai metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Bila model ini selalu dilakukan dan terlalu lama akan sangat membosankan dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Faktor yang mempengaruhi rendahnya aktivitas siswa yang menyebabkan hasil belajar fisika siswa masih rendah di kelas XI SMA Negeri 21 Medan adalah model dan teknik pembelajaran fisika yang kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika, guru lebih dominan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, penugasan, dan pembelajaran sering kali dilakukan satu arah. Pada pembelajaran ini suasana pembelajaran mengarah teacher centered sehingga siswa terkesan pasif. Kendati demikian, guru sesekali masih menerapkan teknik pembelajaran lain seperti demonstrasi dan eksperimen, namun sangat jarang dan tidak untuk semua materi fisika. Padahal kita ketahui bahwa hampir semua materi fisika identik dengan eksperimen. Hal tersebut dikarenakan alat dan bahan praktikum yang disediakan oleh sekolah masih kurang memadai. Melalui hasil angket minat belajar yang dibagikan kepada siswa SMA Negeri 21 Medan, dari 30 siswa 65 menyatakan pelajaran fisika itu sulit dan kurang menarik. Setelah ditanya langsung kepada siswa pelajaran fisika itu adalah perhitungan-perhitungan yang sulit dan membosankan juga pelajaran yang banyak menghafal rumus-rumus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah. Selanjutnya terhadap pertanyaan mengenai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa menjawab bahwa guru menjelaskan teori-teori, cara menyelesaikan soal-soal fisika, dan kemudian memberikan tugas. Metode lain seperti diskusi kelompok terkadang dilakukan namun hanya sebatas diskusi dan latihan soal. Siswa memang mampu menghafalkan beberapa teori dan mampu menjawab soal dengan dibantu gurunya, namun mereka belum memahami konsep fisika itu sendiri sehingga jika disajikan masalah yang berkaitan dengan konsep fisika mereka masih bingung dan belum mampu memecahkannya. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi tidak aktif sehingga pelajaran fisika pun menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan kurang disukai oleh siswa. Akibat lebih lanjut, siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.