Penerapan metode snowball throwing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING DALAM
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA
PADA SISWA KELAS III MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh
SITI NURKHOYAH PELATUN
NIM 1110018300025

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H

ABSTRAK

Siti Nurkhoyah Pelatun (1110018300025), Penerapan Metode Snowball
Throwing Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III

MI Pembangunan UIN Jakarta, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berbicara siswa melalui penerapan metode Snowball throwing dalam pelajaran
bahasa Indonesia di kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta. Penelitian ini
dilakukan di MI Pembangunan UIN Jakarta kelas III pada tahun pelajaran
2014/2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing
empat tahapan antara lain: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar
siswa, lembar observasi aktivitas mengajar guru, tes keterampilan berbicara siswa
dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
Snowball Throwing dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Peningkatan keterampilan berbicara siswa dilihat dari peningkatan nilai rata-rata
pada siklus I sebesar 69,5 menjadi 74,3 pada siklus II yang mengalami
peningkatan 4,8. Selain itu, penerapan metode Snowball Throwing juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terlihat dari persentase aktivitas
belajar pada siklus I sebesar 45,7% menjadi 79,4 % pada siklus II yang

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 33,7 %.

Kata kunci: Metode Snowball Throwing, Keterampilan Berbicara Siswa

i

ABSTRACT

Siti Nurkhoyah Pelatun (1110018300025) , Implementation of
Throwing Snowball Method To Improve Speaking Skills Students In Class III
Student MI Development UIN Jakarta , Thesis Department of Elementary School
Teacher Education , Faculty of Tarbiyah and Teaching Science UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta .
The aims of research is to analyze the application of Throwing Snowball
method to improve speaking skills students' and learning activities of students on
the Throwing Snowball methods . while, this research was conducted in Class III
MI Development UIN Jakarta in the school year 2014/2015 . The method used in
this study was Classroom Action Research ( CAR), which is conducted in two
cycles using four stages include: the planning , implementation, observation and
reflection stages . The research instrument used is the observation sheet student

learning activities , teacher observation sheet teaching activities , test of students'
speaking skills and documentation.
From the research it can be concluded that the application of Throwing
Snowball method can improve students' speaking skills . Increasing students'
speaking skills seen from the increase in the average value of the first cycle of
69.5 to 74.3 in the second cycle . In addition, the application of Throwing
Snowball method also can enhance the students' learning activities . This can be
seen from the percentage of learning activities in the first cycle by 45.7 % to 79.4
% in the second cycle .

Key words: Throwing Snowball method, Speaking Skills Students

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senatiasa mengikuti ajarannya

sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam
penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulisa mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya pada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil,
sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis ssampaikan
kepada:
1. Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.
2. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Rusydy Zakaria, M.Ed.M.phill , Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
memberikan bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

5. Bapak dan ibu dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan yang selalu membantu
penulis dalam proses administrasi.
iii

6. Drs. Sugiono, kepala MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian ini serta Drs.Haeruddin
selaku guru bidang studi bahasa Indonesia MI Pembangunan UIN Jakarta
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penelitian skripsi
ini.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua Bapak Kosim dan Ibu Suniti yang
tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendo’akan serta
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku
tersayang Nur Azizah Turohmah yang telah memotivasi dan membantu
dalam penyelesaian penulis skripsi ini.
8. Mbah Tasrip, Mbah Salyad , dan Mbah Kesi yang tak henti-hentinya
mendo’akan kepada penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Pa’de Toro
beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga, Lik Supri beserta keluarga
yang telah memberikan do’a kepada penulis.

9. Seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan do’a kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku Lia, Uus, dan Aila, yang telah memberikan motivasi,
semangat, do’a serta selalu menemani penulis.
11. Teman-teman PGMI EXPERT angkatan 2010, teman seperjuangan dari
semester awal sampai terakhir yang selalu memotivasi penulis dalam
membuat karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, September 2014
Penulis

Siti Nurkhoyah Pelatun

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

ix

DAFTAR BAGAN ............................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................

1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................................

2

C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................................

3

D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................

3

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian .......................................................

4


BAB

II

KAJIAN

TEORITIK

DAN

PENGAJUAN

KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik.....................................................................................
1.

2.


3.

5

Pembelajaran Cooperative Learning .................................................

5

a. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning ..........................

5

b. Unsur-unsur Pembelajaran Cooperative Learning .......................

6

c. Tujuan pembelajaran Cooperative Learning ................................

7


Hakikat Metode Pembelajaran ..........................................................

8

a. Pengertian Metode pembelajaran .................................................

8

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Metode Pembelajaran ..........

9

c. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran ..........................................

9

Hakikat Snowball Throwing ............................................................. 10
a. Pengertian Snowball Throwing .................................................... 10
b. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing ............................ 11

v

c. Kelebihan Snowball Throwing ................................................... 13
d. Kelemahan Snowball Throwing .................................................. 14
4.

Hakikat Berbicara ............................................................................. 15
a. Pengertian Berbicara ................................................................... 15
b. Tujuan Berbicara ......................................................................... 16
c. Jenis-jenis Berbicara .................................................................... 17

5.

Hakikat Keterampilan Berbicara ...................................................... 18
a. Pengertian Keterampilan Berbicara ............................................. 18
b. Tujuan Berbicara ......................................................................... 18
c. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Keterampilan
Berbicara..................................................................................... 19
d. Penilaian Keterampilan Berbicara ............................................... 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 20
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 21
D. Hipotesis Tindakan.................................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 24
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .............................. 24
C. Subjek Penelitian..................................................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................... 29
G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 29
H. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30
I. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 30
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................................... 32
K. Analisis Data dan Interpretasi Data......................................................... 32
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................... 33
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskrisi Data ........................................................................................... 34
a. Survei Pendahuluan ........................................................................... 34

vi

b. Pelaksanaan Siklus I.........................................................................

37

c. Pelaksanaan Siklus II .......................................................................

57

B. Analisis data ...........................................................................................

76

C. Pembahasan Temuan Penelitian.............................................................

80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................

81

B. Saran .......................................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

83

LAMPIRAN ......................................................................................................

86

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I ................................

86

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II .............................. 100

Lampiran 3

Instrumen Tes Keterampilan Berbicara Pre Test ........................ 115

Lampiran 4

Instrumen Tes Keterampilan Berbicara Siklus I ......................... 116

Lampiran 5

Instrumen Tes Keterampilan Berbicara Siklus II ........................ 117

Lampiran 6

Kunci jawaban tes berbicaraPre Test ............................................ 118

Lampiran 7

Kunci jawaban tes berbicara Siklus I ........................................... 119

Lampiran 8

Kunci jawaban tes berbicara Siklus II .......................................... 120

Lampiran 9

Hasil Tes Keterampilan Berbicara Pre Test ................................. 121

Lampiran 10 Hasil Tes Keterampilan Berbicara Siklus I.................................. 122
Lampiran 11 Hasil Tes Keterampilan Berbicara Siklus II ................................ 123
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 124
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ................... 125
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II............... 126
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ................. 127
Lampiran 16 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ...... 128
Lampiran 17 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ........ 131
Lampiran 18 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II .... 133
Lampiran 19 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ....... 136
Lampiran 20 Profil Madrasah ............................................................................... 139

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Model Penilaian Keterampilan Berbicara ................................... 31

Tabel 3.2

Analisis Data ............................................................................... 33

Tabel 4.1

Hasil Pre Test Keterampilan Bebicara Siswa .............................. 36

Tabel 4.2

Aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan 1 ............................. 40

Tabel 4.3

Aktivitas belajar siklus I pertemuan 1 ......................................... 41

Tabel 4.4

Aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan 2 ............................ 44

Tabel 4.5

Aktivitas belajar siklus I pertemuan 2 ......................................... 45

Tabel 4.6

Aktivitas mengajar guru siklus I pertemuan 3 ............................ 47

Tabel 4.7

Aktivitas belajar siklus I pertemuan 3 ......................................... 48

Tabel 4.8

Hasil keseluruhan pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I ... 49

Tabel 4.9

Hasil keseluruhan pengamatan aktivitas mengajar guru siklus I 53

Tabel 4.10

Hasil tes siklus I keterampilan berbicara siswa .......................... 55

Tabel 4.11

Aktivitas mengajar guru siklus II pertemuan 4 ........................... 59

Tabel 4.12

Aktivitas belajar siklus II pertemuan 4 ....................................... 61

Tabel 4.13

Aktivitas mengajar guru siklus II pertemuan 5 ........................... 63

Tabel 4.14

Aktivitas belajar siklus II pertemuan 5 ....................................... 64

Tabel 4.15

Aktivitas mengajar guru siklus II pertemuan 6 ........................... 66

Tabel 4.16

Aktivitas belajar siklus II pertemuan 6 ....................................... 68

Tabel 4.17

Hasil keseluruhan pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II . 69

Tabel 4.18

Hasil keseluruhan pengamatan aktivitas mengajar guru
siklus II ........................................................................................ 72

Tabel 4.19

Hasil tes siklus II keterampilan berbicara siswa ........................ 74

Tabel 4.20

Perbandingan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I
dan siklus II ................................................................................. 77

Tabel 4.21

Deskriptif kualitatif peningkatan tes berbicara siswa siklus I
dan siklus II ................................................................................ 79

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1

Desain PTK Model Kurt Lewin ................................................

25

Gambar 3.2

Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................

27

Gambar 4.1

Kegiatan belajar mengajar..........................................................

39

Gambar 4.2

Siswa sedang melakukan diskusi ..............................................

44

Gambar 4.3

Kegiatan belajar mengajar.........................................................

59

ix

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1

Persentase aktivitas belajar siswa dengan penerapan metode
snowball throwing Siklus I ............................................................51

Grafik 4.2

Persentase aktivitas mengajar guru dengan penerapan metode
snowball throwing Siklus I ............................................................54

Grafik 4.3

Persentase aktivitas belajar siswa dengan penerapan metode
snowball throwing Siklus II ...........................................................71

Grafik 4.4

Persentase aktivitas mengajar guru dengan penerapan metode
snowball throwing Siklus II ...........................................................73

Grafik 4.5

Hasil perbandingan aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus II ..78

Grafik 4.6

Perbandingan peningkatan keterampilan berbicara siswa pada
siklus I dan siklus II .......................................................................79

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari hasil pengamatan yang berkaitan kegiatan belajar mengajar di
sekolah khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia ditemukan beberapa
faktor yang berkaitan dengan rendahnya keterampilan berbicara siswa. Faktor
tersebut yakni: proses pembelajaran yang pasif karena guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah atau konfensional, siswa kurang percaya diri
dalam berbicara, kurang menunjangnya sarana dan prasarana yang disediakan
oleh sekolah sehingga guru memilih media yang seadanya dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
Dalam pendidikan formal diarahkan kepada terbinanya

manusia

Indonesia yang dengan kualifikasi seperti yang tercantum pada Permendiknas
No.41 Tahun 2007 dalam standar proses yang berbunyi:1
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
“Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah
siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan
keadaan.”2 Pengajaran berbahasa terdiri dari keterampilan menyimak,
membaca, berbicara, dan menulis.

1

Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
2
Budinuryanta Y., Kasuriyanta, dan Imam Koermen, Pengajaran Ketrampilan
Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet.2, h.1.7

1

2

Keempat keterampilan tersebut sangat berkaitan dan sangat bermanfaat bagi
manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
“Keterampilan berbahasa mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan informasi.”3 Kemampuan berbicara yang telah dimiliki
siswa harus terus dilatih dan dikembangkan melalui pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah, yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan
siswa dalam berbicara.
Berdasarkan akar permasalahan yang dikemukakan di atas, maka perlu
dicarikan solusinya, sehingga penulis memandang perlu untuk memilih model
pembelajaran

yang

sesuai

dengan

materi

yang

disampaikan

demi

ketercapaiannya tujuan pembelajaran. Dalam proses balajar mengajar di kelas
terdapat katerkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan
prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi
ketercapaiannya tujuan pembelajaran. Hal ini dapat di atasi salah satunya
dengan menerapkan metode Snowball throwing. Snowball throwing
merupakan modifikasi dari teknik bertanya yang dikemas dalam bentuk
permainan yang menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
menyusun skripsi dengan judul “Penerapan Metode Snowball Throwing
Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI
Pembangunan UIN Jakarta.”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Dari latar belakang tersebut, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Keterampilan berbicara siswa rendah
2. Siswa dalam berbicara kurang percaya diri
3. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berbicara kurang
3

Mahmudah Fitriyah, Ramlan A.Gani Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah 2010) h.3

3

efektif, salah satu contoh metode yang efektif misalnya metode Snowball
throwing
4. Media pembelajaran keterampilan berbicara kurang tersedia
5. Keselarasan KD dalam keterampilan berbicara kurang tepat
6. Suasana belajar untuk keterampilan berbicara belum kondusif
7. Sarana dan prasarana untuk meningkatkan keterampilan berbicara kurang
menunjang
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari identifikasi masalah tersebut serta mengingat luasnya permasalahan
yang ada, maka untuk mempermudah penulisan skripsi agar menjadi lebih
terarah penulis membatasi masalah ini pada kelas III semester Ganjil bulan
Agustus-September tahun pelajaran 2014/2015 serta pada metode Snowball
Throwing dan keterampilan berbicara siswa.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:“Bagaimana penerapan
metode snowball throwing dalam keterampilan berbicara siswa pada kelas
III MI Pembangunan UIN Jakarta?”
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara
siswa melalui penerapan metode Snowball throwing dalam pelajaran bahasa
Indonesia di kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1) Bagi Guru
Memperkaya pengetahuan keterampilan serta inovasi metode yang
digunakan guru dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
2) Bagi Siswa
Terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan proses
pembelajaran yang menyenangkan.

4

3) Bagi Sekolah
Dari penerapan metode yang variatif dapat menjadikan sekolah
yang produktif dan berkualitas.
4) Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat memperkaya studi atau kegiatan belajar mengajar tentang
metode Snowball throwing untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa.

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembelajaran Cooperative Learning
a. Pengertian pembelajaran Cooperative Learning
Sebuah proses pembelajaran dapat terjadi ketika ada hubungan
keterkaitan antara peserta didik agar suatu kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik. Di bawah ini akan dijelaskan tentang pengertian
pembelajaran kooperatif yang lebih menitikberatkan pada interaksi antar
peserta didik.
Masitoh

berpendapat

bahwa,

“Pembelajaran

kooperatif

dapat

didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur.”1
Sedangkan

Wina

Sanjaya

mengutarakan,

“Pembelajaran

kooperatif

merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu utnuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.”2
Etin Solihatin berpendapat, Cooperative Learning merupakan suatu
model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan
pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat,
sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota
kelompok akan meningkatkan motivasi, produktifitas, dan perolehan
belajar.3
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
cooperative learning merupakan sistem kerja atau belajar kelompok yang
bertujuan untuk membantu pemahaman serta sikap di antara anggota
kelompoknya agar meningkat motivasi serta produktifitasnya.
1

Masitoh, laksmi dewi.Strategi Pembelajaran.(Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam)
h. 232
2

Wina
Sanjaya,
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan.(Jakarta:Prenada) Cet, VII h.241
3
Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cet, 3 h. 5

5

6

b. Unsur-unsur Pembelajaran Cooperative Learning
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif sangat beragam tetapi didalamnya
tetap sama dimana perlu adanya keterkaitan atara siswa satu dengan siswa
yang lainnya. Muslimin Ibrahim, dkk memaparkan ada 7 unsur-unsur
pembelajaran Cooperative Learning, antara lain:
(a) Para siswa harus memliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”, (b) para siswa harus memiliki tanggung jawab
terhadap siswa atau peserta didk lain dalam kelompoknya. Selain
tanggung jawab terhadap diri sendiri. (c) para siswa harus berpandangan
bahwa mereka semua memliki tujun yang sama, (d) para siswa membagi
tugas dan berbagi tnggung jawab di antara para anggota kelompok, (e)
para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keteampilan bekerja sama selama belajar, (f) para siswa diberikan satu
evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi
kelompok, (g) setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif”.4
Sedangkan Wina Sanjaya berpendapat, ada 4 unsur pembelajaran
Cooperative Learning, “yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan
kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan
yang harus dicapai”.5
Ahli lain memaparkan, yaitu Masitoh, “ ada 5 unsur dalam pembelajaran
kooperatif, antara lain: saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok”.6
Kunandar berpendapat bahwa unsur-unsur pembelajaran Cooperative
Learning, yakni ada 4 unsur di antaranya:
a. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesame.
Dengan saling membutuhkan antar sesama maka mereka
salingketergantungan satu sama lain.
b. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menurut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya
dengan guru, tetapi juga dengan sesame siswa. Dengan interaksi tatap
muka, memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar,
sehingga sumber belajar menjadi variasi.
4

Muslimin Ibrahim, dkk. Pembelajaran kooperatif. (Surabaya: UNESA, 2001) Cet.2 h.6
Wina Sanjaya, Op.cit. h.241
6
Masitoh, op.cit,.h.232
5

7

c. Akuntabilitas individu
Pembelajaran kooperatif lebih mengarah kepada kinerja secara
kelompok, tetapi penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individu.
d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Melalui pembelajaran kooperatif menumbuhkan keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan dalam
pembelajaran kooperatif menekankan aspek-aspek: tenggang rasa,
sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik
orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi
orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.7
Dari beberapa pendapat di atas penulis menggunakan unsur-unsur
pembelajaran cooperative learning menurut pendapat Kunandar yaitu saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu, dan
keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.

c. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning
Dalam suatu pembelajaran harus adanya tujuan yang akan menjadi acuan
dalam pembelajaran tersebut, Adapun tujuan pembelajaran kooperatif sangat
beragam dan bervariasi.
Muslimin Ibrahim, dkk menjelaskan bahwa ”tujuan pembelajaran
kooperatif, yaitu meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keagamaan dan mengembangkan keterampilan sosial siswa”.8 Yatim Riyanto
memaparkan, “ada 3 tujuan kooperatif, antara lain: individu, kompetitif, dan
kooperatif” .9 Bahrissalim dan Abd. Haris berpendapat bahwa, “Tujuan
pembelajaran Kooperatif setidaknya ada 3 tujuan yaitu, hasil belajar
akademik,

penerimaan

terhadap

perbedaan

individu,

pengembangan

keterampilan sosial”.10
Dari beberapa tujuan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk mencapai pembelajaran Kooperatif harus adanya 3 tujuan pembelajaran
7

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi Guru. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
Cet.II,h.359-360
8
Muslimin Ibrahim, dkk. Op.cit. h.7
9
Yatim Riyanto. Paradigma Baru pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2012) Cet.3 h. 267
10
Bahrissalim dan Abd. Haris. Strategi dan Model-model PAIKEM. (Jakarta: Direktorat
Penddikan Agama Islam. 2011) h. 31

8

yaitu, pentingnya hasil belajar didalam sebuah tujuan pembelajaran,
kemudian kembali pada perbedaan latar belakang seluruh siswa sehingga sulit
menyatukan cara belajar mereka sehingga mau tidak mau antara siswa satu
dengan yang lainnya memerlukan adaptasi, setelah sudah dimiliki kesadaran
siswa untuk membantu hal ini juga perlu diterapkan dikehidupan luar sekolah.
2. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode pembelajaran
Terdapat beberapa definisi tentang pengertian metode pembelajaran,
sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini.
Masitoh menjelaskan, “Metode adalah cara yang dilakukan oleh guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran agar tujuan atau kompetensi dasar
dapat tercapai.”11 Wina Sanjaya berpendapat bahwa, “Metode adalah cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.”12

Sedangkan

Puput

Fathurohman

dan

M.Sobry

Sutikno

memaparkan, “Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.13
Adapun Arti metode menurut Abdul Majid, yaitu:
Metode dalam interaksi pembelajaran adalah cara bersifat prosedural,
“bagi segala sesuatu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah
Ilmu.”(HR.Dailami) Hadis di atas menegaskan bahwa untuk mencapai
sesuatu itu harus menggunakan metode atau cara yang ditempuh
termasuk keinginan masuk serga. Dalam hal ini ilmu termasuk sarana
atau metode untuk memasukinya. Begitu juga dalam proses pembelajaran
ada metode yang digunakan yang turut menentukan sukses atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan agama Islam.14
Dari pengertian metode pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik
11

Masitoh, laksmi Dewi, Op.cit,.h.39
Wina Sanjaya, Op.cit. h. 147
13
Pupuh Fathurohman dan M.Sobry Sutikno, strategi Belajar Mengajar melalui konsep
umum dan konsep islami.(Bandung:Refika Aditama,2010) Cet,I h.15
14
Abdul Majid, Perencanan Pembelajaran.(Bandung: Remaja Rosda Karya,2005) Cet,I
h.142
12

9

didalam menyajikan materi-materi pelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar secara optimal dan sukses.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran, faktor
itu dari internal maupun eksternal. Adapun beberapa ahli yang akan
memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran.
Djamarah dan Saeful Bahri berpendapat bahwa, “pemilihan dan
penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut: anak
didik, tujuan, situasi, fasilitas, guru”.15 Sedangkan Pupuh Fathurohman dan
M. Sobry Sutikno mengutarakan bahwa, “ faktor yang mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode, antara lain:tujuan yang hendak dicapai,
materi pelajaran, peseta didik, situasi, fasilitas dan guru”.16
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi metode pembelajaran di antaranya: pesertadidik, tujuan,
situasi, fasilitas serta guru.

c. Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran
Ada beberapa pendapat tentang prinsip-prinsip metode, menurut Abdul
Majid, “ prinsip-prinsip metode yakni: (1) berpusat pada anak didik (student
oriented), (2) belajar dengan melakukan (learning by doing), (3)
mengembangkan kemampuan sosial, (4) mengembangkan keingintahuan dan
imajinasi, (5) mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan
masalah.”17
Adapun Pupuh Fathurohman berpendapat bahwa, “prinsip-prinsip
metode antara lain: motivasi dan tujuan belajar, kematangan dan perbedaan
individual, penyediaan peluang dan pengalaman praktis, integrasi pemahaman

15

Djamarah,Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta:Rineka Cipta,2002) h. 88-

92
16
17

Pupuh Faturahman, Op.cit. h.60-61
Abdul, majid. Op.cit. h. 136-137

10

dan pengalaman, fungsional dan menggembirakan”.18
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip metode
antara lain: berpusat pada anak didik (student oriented), belajar dengan
melakukan (learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial,
mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, mengembangkan kreativitas
dan keterampilan memecahkan masalah.

3. Hakikat Snowball throwing
a. Pengertian Snowball throwing
Ada beberapa pendapat tentang pengertian metode snowball throwing
atau yang lebih dikenal dengan lempar bola salju.
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily menyebutkan bahwa, “Kata Snowball
throwing berasal dari bahasa Inggris “snow” artinya salju, “ball” berarti bola
dan “throwing” berasal dari kata dasar “throw” artinya melempar”.19 Jadi
Snowball throwing memiliki pengertian lempar bola salju. Slamet Widodo
memaparkan bahwa, “metode snowball throwing merupakan salah satu
modifikasi teknik bertanya menitikberatkan pada kemampuan membuat
pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan menarik yaitu saling
melemparkan bola salju yang berisi pertanyaan kepada sesama teman.”20
Arta Januwardana, dkk memaparkan bahwa ” metode Snowball throwing
adalah cara belajar melalui permainan yaitu saling lemapr kertas yang berisi
pertanyaan, mengajak siswa untuk selalu siap dan tanggap menerima pesan
dari orang lain serta lebih responsif dalam menghadapi segala tantangan
khususnya dalam pembelajaran”.21

18

Pupuh Fathurohman. Op.cit. h. 56-59
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:Gramedia,1997)
Cet, X h.337
20
Slamet Widodo, “ Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya Melalui Metode Snowball
Throwing Dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan”, Jurnal Pendidikan Penabur, 2009, h.
44-45
21
Arta Januwardana,dkk, “ Pengaruh Metode Snowball Throwing Berbantuan Media
Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas V SD Gugus 1 Kuta Badung “, Jurnal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.2, 2014, h. 4
19

11

Diantara metode permainan Snowball throwing secara kooperatif dan
aktif sangat berbeda pelaksanaannya, apabila dilihat dari pengertian secara
pembelajaran kooperatif memiliki pengertian yaitu salah satu modifikasi dari
teknik bertanya yang menitikberatkan pada kemampuan merumuskan
pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling
melempar bola salju yang berisi pertanyaan kepada sesama teman.
Dilihat dari model pembelajaran yang digunakan, metode snowball
throwing ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan
siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara, akan tetapi
mereka juga melakukan aktifitas fisik yaitu menggulung kertas dan
melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian tiap anggota kelompok
akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab
pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.

b. Langkah-langkah metode Snowball throwing
Terdapat beberapa pendapat tentang langkah-langkah metode snowball
throwing. Langkah-langkah metode Snowball throwing menurut Yatim
Riyanto, sebagai berikut:
(a) guru menyampaikan materi yang akan diberikan kepada siswa, (b)
guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi tersebut.
Ketua kelompok sudah dibentuk sebelumnya, (c) setelah dijelaskan
masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya,kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temantemannya., (d) kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar
kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, (e) kemudian siswa
menentukan kelompok mana yang dapat melempar terlebih dahulu, lalu
kertas yang berisi pertanyaan tersebutdibuat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain secar bersamaan, (f) setelah siswa
dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian, (g) Evaluasi, (h) Penutup.22

22

Yatim Riyanto, Op.cit h.276

12

Langkah-langkah snowball throwing yang dikemukakan oleh Yatim
Riyanto merupakan lagkah-langkah yang menggambarkan pembelajaran
kooperatif yang dikemas dalam suatu permainan lempar bola.
Menurut buku karya Hisyam Zaini, dkk, langkah-langkah metode
Snowball throwing yaitu, (a) sampaikan topik yang akan diajarka, (b)
minta peserta didik untuk menjawab secara berpasangan, (c) setelah
peserta didik yang bekerja berpasangan tadi mendapatkan jawaban,
pasangan tadi digabungkan dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini
terbentuk kelompok dengan anggota empat orang, (d) kelompok
berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok dua
orang, (e) setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas,
setiap kelompok digabungkan dengan satu kelompok lain, dengan ini
muncul kelompok baru yang anggotanya delapan orang (f) yang
dikerjakan kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah keempat
di atas, langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah peserta didik
atau waktu yang tersedia, (g) masing-masing kelompok dimintai
manyampaikan hasilnya kepada kelas, (h) pengajar akan membandingkan
jawaban dari masing-masing kelompok kemudian memberikan ulasanulasan dan penjelasan secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban
peserta didik. 23
Dari dua pendapat di atas penulis memakai langkah-langkah metode
snowball throwing, antara lain:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin
dicapai
2. Guru membentuk siswa kelompok-kelompok
3. Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan dan membuat
pertanyaan untuk tiap-tiap siswa
4. Guru memberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan
pertanyaan
5. Guru membantu siswa untuk membuat bola dari kertas tersebut dan
dilempar pada kelompok lain
6. Setelah

membuat

bola,

guru

mengarahkan

kelompok

yang

mendapatkan bola untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas
23

h.58

Hisyam Zaini, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Insan Madani, 2008)

13

7. Kelompok

yang

telah

menjawab

pertanyaan,

melemparkan

pertanyaan yang telah dibuat pada kelompok lain
8. Memberikan kesimpulan.

c. Kelebihan metode Snowball throwing
Setiap metode dalam suatu pembelajaran pasti mempunyai kelebihan,
seperti halnya metode snowball throwing. Adapun kelebihan-kelebihan
metode ini akan dikemukakan oleh beberpa pendapat.
Arta Januwardana, dkk, mengemukakan bahwa “kelebihan dari metode
Snowball throwing adalah sebagai berikut:.(1) untuk melatih kesiapan
siswa dalam menerima pelajaran, (2) agar dapat saling memberikan
pengetahuan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, (3) pada
metode ini ada unsur permainan, yaitu saling lempar-melempar
pertanyaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, (4)
menarik perhatian siswa mengenai materi yang dipelajari24
Slamet Widodo memaparkan bahwa, “metode Snowball throwing
mempunyai kelebihan di antaranya melatih kesiapan siswa dalam
merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta
saling memberikan pengetahuan”. 25
Berdasarkan beberapa ahli di atas kelebihan metode Snowball throwing
sangat banyak khususnyapada peserta didik, yaitu: siswa lebih percaya diri
untuk mengungkapkan pendapat di depan orang banyak, siswa mempunyai
rasa tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan, tidak malu, dan yang
terpenting pembelajaran lebih menyenangkan.

d. Kekurangan Metode Snowball Throwing
Selain mempunyai kelebihan metode snowball throwing juga mempunyai
kelemahan. Adapun kelemahan dari metde ini dikemukakan oleh beberapa
ahli. Menurut Slamet Widodo, metode Snowball throwing juga mempunyai
kekurangan.

24
25

Arta Januawardana, dkk. Op.cit..,h.4
Slamet, Widodo. Op.cit. h.45

14

1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa
2) Siswa tidak efektif26
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kekurangan pada metode snowball throwing adalah: kurang kondusifnya
belajar mengajar karena gaduh, beberapa siswa mengandalkan siswa yang
lain, dan materi tidak meluas, memerlukan waktu yang lama.

4. Hakikat Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Pada kamus besar Bahasa Indonesia pusat Bahasa “Bicara adalah pikiran,
akal budi, sedangkan pengertian dari berbicara ialah berkata, bercakap,
berbahasa atau melahirkan pendapat”.27 Sedangkan Henry Guntur Tarigan
menjelaskan bahwa, “Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhankebutuhan pendengar dan penyimak”.28
Kudharu berpendapat bahwa, “Berbicara merupakan kemampuan
menyampaikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan dengan tujuan tertentu,
yaitu agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh
pendengarnya”.29 Isah Cahyani memaparkan bahwa, “berbicara adalah lebih
daripada sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan
suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan
penyimak”.

sesuai

dengan

kebutuhan-kebutuhan

pendengar

atau

30

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara
merupakan suatu penyampaian ide, pikiran serta isi hati yang seseorang
26

Ibid. h.45
Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat Bahasa, op.cit, Edisi ke 4, h 188
28
Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa, 2008)h. 16
29
Kundharu Sadhono, Slamet, meningkatkan keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: Karya Putra Darwati) h.57
30
Isah Cahyani, Bahasa Indonesia, (Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia,2009) Cet,I, h.171
27

15

kepada orang lain dan dapat dikatakan juga sebagai alat komunikasi yaitu
pemindahan pesan dari pembicara kepada pendengar melalui bahasa lisan
atau ucapan.

b. Tujuan Berbicara
Berbicara

merupakan

kemampuan

menyampaikan

ide,

dalam

menyampaikan ide pasti mempunyai tujuan yang lain. Terdapat beberapa
pendapat yang mengemukakan tentang tujuan berbicara.
Tarigan menjelaskan, “Adapun tujuan utama dari berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, serta
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan.”31
Pendapat Djago Tarigan dalam bukunya Isa Cahyani, tujuan berbicara antara
lain: menghibur, menginformasikan, menstimulasi dan menggerakan.32
Kundharu memaparkan bahwa, berbicara mempunyai tujuan yaitu alat
berkomunikasi agar dapat menyampaikan gagasan, perasan, serta kemauan
secara efektif, seyogyanya pembicara memahami makna segala sesuatu yang
ingin dikomunikasikan: dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya
terhadap pendengarnya: dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk
mengotrol diri, mempunyai kesanggupan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
dengan tepat, mengungkapkan fakta-fakta dengan spontan, dan menerapkan
kaidah bahasa dengan benar secara otomatis.33
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa intinya tujuan utama
berbicara adalah berkomunikasi, baik itu untuk menghibur, memberitahu atau
mengajak, menstimulasi dan menggerakan.

c. Jenis-jenis Berbicara
Kundharu berpendapat, berbicara dapat ditinjau sebagai seni dan sebagai
ilmu. Berbicara sebagai seni menekankan penerapannya sebagai alat
komunikasi dalam masyarakat, dan yang menjadi perhatiannya antara lain, (1)
31

Henry Guntur Tarigan, op.cit, hal.16
Isa Cahyani, Op.cit. h. 60
33
Kundharu Sadhono, Op.cit hal. 37
32

16

berbicara dimuka umum, (2) diskusi kelompok, (3) serta debat. Berbicara
sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan (1) mekanisme
berbicara dan mendengar, (2) latihan dasar tentang ujaran dan suara, (3)
bunyi-bunyi bahasa, dan (4) patologi ujaran.34
Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa, berbicara sebagai seni
mempunyai 3 macam, antara lain:
1) Berbicara dimuka umum
a) Berbicara yang bersifat memberitahukan atau melaporkan
b) Berbicara yang bersifat kekeluargaan, persahabatan
c) Berbicara yang bersifat membujuk, mendesak dan meyakinkan
d) Berbicara yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hatihati
2) Berbicara konferensi, meliputi:
a) Prosedur parlemen
b) Diskusi kelompok
c) Debat35
Sri Wahyuni, dkk memaparkan bahwa

jenis berbicara terdiri dari 4

macam, yaitu antara lain:
1) Berbicara berdasarkan situasi, yaitu: ceramah, interviu, bercerita,
bertelefon, menyampaikan berita, memberi petunjuk.
2) Berbicara berdasarkan tujuan yaitu: menghibur, menginformasikan,
menstimulasi, meyakinkan, dan menggerakkan.
3) Berbicara berdasarkan metode penyampaian, yaitu: mendadak,
berdasarkan catatan kecil, berdasarkan hafalan, dan berdasarkan
naskah.
4) Berbicara berdasarkan peristiwa khusus yang melatarbelakangi,
yaitu: presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan, perkenalan,
dan nominal. 36
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulan bahwa jenis-jenis
berbicara antara lain: berbicara dimuka umum, diskusi kelompok, dan debat.

34

Kundharu Sadhono, op.cit,.hal. 38
Henry Guntur Tarigan. Op.cit.,h.24
36
Sri Wahyuni, dkk. Strategi Peningkatan Kemampuan Berbicara..(Surabaya: LAPIS
PGMI, 2008). H. 5.8-5.9
35

17

5. Hakekat Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Keterampilan Berbicara
Iskandarwassid menjelaskan bahwa, “Keterampilan berbicara merupakan
keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain”.37Guntur
Tarigan

mengemukakan

bahwa,

”keterampilan

berbicara

adalah

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mngekspresikan
mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.38
Kundharu

berpendapat

bahwa,

“Keterampilan

berbicara

yaitu

kemampuan menyampaikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan dengan
tujuan tertentu, yaitu agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau
diterima oleh pendengarnya.”39
Dari beberapa pengertian dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi
untuk mengungkapkan dan mengekspresikan ide, gagasan.
b. Tujuan Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara mempunyai beberapa tujuan, adapun tujuannya
akan dipaparkan oleh beberapa ahli.
Iskandarwassid menjelaskan bahwa, “ tujuan keterampilan berbicara
terdapat lima golongan, yaitu: kemudahan berbicara, kejelasan, bertanggung
jawab, membentuk pendengaran yang kritis dan membentuk kebiasaan.”40
Tanpa berbicara orang lain tidak dapat mengetahui kebutuhan, perasaan,
tidak akan memberikan petunjuk, dan sebagainya. Jadi berbicara merupakan
hal yang paling penting dalam berkomunikasi.

37

Iskandarwassid. Op.cit. h.241
Guntur Tarigan, Op.cit., h.16
39
Kundharu, Op.cit., h. 58
40
Iskandarwassid. Op.cit. h.242-243

38

18

c. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Keterampilan Berbicara
Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain
harus memberikan kesan bahwa ia menguasai maslah yang dibicarakan,
pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Selain itu
pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat.
Isah Cahyani mengemukakan bahwa, faktor yang mempengaruhi
efektivitasan keterampilan berbicara ada 2 macam, antara lain:
1. Faktor kebahasaan, yaitu: ketepatan ucapan, penempatan tekanan,
nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan katadan ketepatan sasaran
kebahasaan.
2. Faktor non kebahasaan, yaitu: sikap yang wajar, tenang dan tidak kau,
pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan
menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat,
kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan
penguasaan topik.41
Arsyad berpe

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III MI ZIYADATUL HUDA JAKARTA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 129

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Mupaya Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Materi Kisah Nabi Adam As Dan Nabi Muhammad Saw Melalui Metode Snowball Throwing Di Kelas Iv Sdn Jatiwaringin Iv Bekasi

1 7 106

Pengaruh Pendekatan Contextual and Teaching Learning Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

1 4 137

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN.

0 3 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jatirejo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun P

0 0 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SANDEN.

0 2 228

Penerapan Metode Snowball Throwing dalam

0 0 90

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN BERBICARA DI KELAS III

0 0 7