Penerapan Metode Snowball Throwing dalam

PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 7-10 DI SMP PUTRA PAKUAN BOGOR

Oleh:

LILIS MUSLICHA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillah, puji dan syukur yang sangat dalam penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya turunlah segala kebaikan dan dengan taufik-Nya tercapailah segala tujuan. Bagi Allah juga segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa saja yang dikehendaki-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw sebagai pendidik dan pembawa petunjuk bagi manusia dan sebagai hujjah atas semua manusia untuk menyempurnakan akhlak mulia, untuk mengeluarkan dunia dari kegelapan menuju cahaya dan menunjukkan mereka ke jalan Allah yang lurus. Semoga shalawat dan salam juga terlimpahkan kepada keluarga Nabi saw, para sahabatnya dan orang yang mengikutinya dengan baik sampai Hari Pembalasan.

Dengan izin Allah SWT., penulis mampu menyelesaikan penelitian ini sebagai tugas ujian tengah semester dari perkulian Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 7-10 Di SMP Putra Pakuan Bogor”

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya penyusunan tugas ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazaakumullah Ahsanal Jazaa” semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amalan yang sholeh. Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, penulis hanya berusaha atas dasar kelebihan yang sangat kecil, penuh kesalahan dan khilaf yang telah diberikan Allah berupa akal fikiran, hari dan juga kesempatan. Kesempurnaan semua milik Allah SWT, untuk itu kritik dan saran dari pembaca, penulis nanti-nantikan dan harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini dan mohon maaf atas segala khilaf serta kekurangan.


Bogor, 5 Nopember 2015





Lilis Muslicha

DAFTAR ISI

Halaman Depan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 2

C. Perumusan Masalah 3

D. Manfaat Hasil Penelitian 3

BAB II KAJIAN TEORITIK 5

A. Minat Belajar 5

B. Metode Snowball Throwing 12

C. Hasil Penelitian yang Relevan 14

D. Kerangka Berpikir 16

E. Hipotesis Tindakan 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18

A. Tempat dan Waktu Penelitian 18

B. Metode dan Desain Penelitian 18

C. Instrumen Penelitian 21

D. Teknik Pengumpulan Data 22

E. Teknik Analisis Data 23

BAB IV HASIL PENELITIAN 27

A. Deskripsi Hasil Penelitian (Kondisi Awal) 27

B. Hasil Penelitian 28

C. Pembahasan Hasil Penelitian 35

BAB V PENUTUP 49

A. Kesimpulan 49

B. Saran 50

DAFTAR PUSTAKA xi

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian 18

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket tentang Minat Belajar Siswa

terhadap Mata Pelajaran PAI 25

Tabel 3.3 Skor Item Alternatif Jawaban 26

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan

Menggunakan Metode Snowball Throwing 30

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada

Pembelajaran PAI di Kelas VII-10 31

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Minat Belajar

Siswa pada Pembelajaran PAI di Kelas VII-10 33

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Penelitian Kondisi Awal dan

Kondisi Akhir pada Pembelajaran PAI Kelas VII-10 36

Tabel 4.5 Angket No. 1 Siswa Mau Belajar Materi PAI

dengan Baik 37

Tabel 4.6 Angket No. 2 Siswa Mau Memperdalam Ilmu

Pengetahuan Agama Islam 37

Tabel 4.7 Angket No. 3 Siswa Ingin Memahami Materi PAI

dengan Baik 38

Tabel 4.8 Angket No. 4 Siswa Ingin Menguasai Materi PAI

dengan Baik 38

Tabel 4.9 Angket No. 5 Siswa Senang terhadap Mata

Pelajaran PAI 39

Tabel 4.10 Angket No. 6 Siswa senang Ketika Guru

Menjelaskan Materi PAI 39

Tabel 4.11 Angket No. 7 Siswa Membawa Buku Pegangan

Mata Pelajaran PAI 39

Tabel 4.12 Angket No. 8 Siswa Membaca Buku Bacaan

tentang Agama Islam 40

Tabel 4.13 Angket No. 9 Siswa Mengikuti Proses Pelajaran

PAI dengan Baik 40

Tabel 4.14 Angket No. 10 Siswa Tetap Ikut Serta dalam

Setiap Kegiatan PAI, belajar, Praktek, maupun Ulangan 41

Tabel 4.15 Angket No. 11 Siswa Tertarik terhadap

Materi PAI yang Diajarkan 41

Tabel 4.16 Angket No. 12 Siswa Tertarik dengan Kisah-kisah

Sejarah Islam yang Diceritakan oleh Guru 42

Tabel 4.17 Angket No. 13 Siswa Memahami Materi Pelajaran

dengan Baik 42

Tabel 4.18 Angket No. 14 Siswa Memahami Setiap Materi

Pelajaran yang Diajarkan 43

Tabel 4.19 Angket No. 15 Siswa Mampu Menjelaskan Kembali

Materi yang Diajarkan 43

Tabel 4.20 Angket No. 16 Siswa dapat Menceritakan Kembali

Materi yang Telah Diberikan 44

Tabel 4.21 Angket No. 17 Siswa Mendengarkan dengan Baik

Materi yang Diberikan oleh Guru 44

Tabel 4.22 Angket No. 18 Siswa Memperhatikan dengan Baik

Materi yang Diberikan oleh Guru 45

Tabel 4.23 Angket No. 19 Siswa Mengajukan Pertanyaan

Kepada Guru Jika ada Hal yang Belum Dimengerti 45

Tabel 4.24 Angket No. 20 Siswa Bertanya kepada Guru tentang

Materi yang sudah Diajarkan Supaya dapat Lebih

Memahaminya 46

Tabel 4.25 Rekapitulasi Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa

terhadap Mata Pelajaran PAI 46

Tabel 4.26 Hasil Nilai Tes Pilihan Ganda pada Kondisi Akhir 47

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Melaksanakan PTK

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Lembar Pedoman Angket Siswa tentang Minat Belajar PAI

Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Data Angket Siswa tentang Minat Belajar PAI

Lampiran 5 : Lembar Pedoman Ulangan Siswa

Lampiran 6 : Lembar Pedoman Wawancara Guru

Lampiran 7 : Lembar Hasil Wawancara dengan Guru PAI

Lampiran 8 : Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Guru

Lampiran 9 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal

Lampiran 10 : Lembar Pedoman Observasi Minat Belajar Siswa

Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Kondisi Awal

Lampiran 12 : Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

SMP Putra Pakuan Bogor adalah sekolah yang memiliki keberagaman yang cukup tinggi. Meskipun siswa-siswinya kebanyakan dari suku Sunda karena tinggal di daerah yang lingkungannya mayoritas Sunda, mereka memiliki keberagaman sifat dari pribadi masing-masing. Hal ini mempengaruhi teknik pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diperoleh bahwa siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, karena saat proses pembelajaran banyak siswa yang kurang memperhatikan materi pelajaran dengan baik, dan kurangnya minat dalam mengikuti pembelajarann hingga selesai. Umumnya, kegiatan pembelajaran di kelas didominasi oleh pembelajaran satu arah yaitu walaupun guru telah melaksanakan metode, tetapi guru tetap diibaratkan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Hal ini dikarenakan belum optimalnya pengembangan metode yang telah digunakan.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya pengembangan metode mengajar yang dapat melibatkan siswa secara lebih aktif baik di kelasnya. Pengembangan metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki minat yang baik jika ada dorongan yang kuat. Selain itu, guru juga ingin melihat apakah pengembangan metode tersebut dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

Untuk melakukan pengembangan metode, guru akan menggunakan metode Snowball Throwing, merupakan pengembangan dari metode diskusi, dimana siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompoknya, siswa akan dilatih untuk terampil membuat, menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.1

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 7-10 Di SMP Putra Pakuan Bogor”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut.

  1. Masih banyak guru yang menempatkan siswa sebagai objek sehingga menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran.

  2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Peranan guru selama proses pembelajaran sangat dominan sehingga peranan siswa selama pembelajaran hanya sebagian kecil siswa saja yang aktif.

  3. Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  4. Guru belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran dalam kelas.

Guru dikatakan berhasil apabila siswa merasa tertarik dan dapat menikmati pembelajaran sebagai suatu kebutuhan bagi siswa dan mempunyai semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh guru untuk mencapai kelulusan kompetensi yang diharapkan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu

  1. Bagaimana minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI?

  2. Bagaimana penerapan metode Snowball Throwing dalam pembelajaran PAI?

  3. Bagaimana pengaruhnya penerapan metode Snowball Throwing terhadap minat belajar siswa di kelas?

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian di harapkan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa:

  • Menumbuhkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran

  • Menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar dengan adanya metode Snowball Throwing

  1. Bagi Guru:

  • Membantu guru menyelesaikan permasalahan pembelajaran

  • Sebagai masukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan dalam mengajar

  • Mengupayakan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran lebih lanjut di antaranya dengan metode snowball throwing

3. Bagi Sekolah

  • Dapat menggunakan hasil penelitian sebagai masukan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolahnya

  • Mendorong guru yang lain untuk memakai metode snowball throwing supaya siswanya lebih aktif

  • Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

4. Bagi Peneliti

Untuk memperkaya pengetahuan dalam meneliti berbagai penelitian dan mengetahui bahwasanya di lapangan banyak permasalahan dalam pembelajaran sehingga saat terjun ke lapangan sudah bisa mengantisipasi atau meminimalisir masalah yang ada.

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan.2 Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1998) minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.3

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi ogjek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk: mendekati/mengetahui/memiliki/menguasai/berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.4

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.5

Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.6 Minat besar pengarunya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya Tarik baginya. Anak didik mudah menghapal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancer bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah anak didik pahami.7

Jadi, minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan perasaan senang terhadap sesuatu itu. Jika peserta didik memiliki perasaan senang terhadap materi pelajaran PAI, maka ia akan memiliki minat yang besar terhadap belajarnya dengan usahanya yang tinggi sehingga keinginannya dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.8

Belajar juga dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”9

Belajar dimaknai sebagai menuju ke arah yang lebih baik dengan cara sistematis. Sedangkan menurut Slameto, belajar ialah seuatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.10 Jadi, belajar itu adalah sebuah proses untuk mencapai ke arah yang lebih baik dengan tujuan memperoleh perubahan tingkah laku pada dirinya sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan mengarahkan peserta didik terhadap materi pelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ia senangi dan tertarik pada materinya sehingga memperoleh suatu perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara bersama-sama.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu bisa dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

  1. Faktor Internal

1. Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam melakukan kegiatan pembelajaran PAI, agar seseorang dapat belajar dengan baik, haruslah mengusahakan kesehatan tubuhnya tetap terjamin.

2. Faktor Psikologis

a. Minat Siswa

Minat dapat timbul dari situasi belajar. Minat akan timbul dari suatu yang telah diketahui, dan kita bisa mengetahui sesuatu itu melalui belajar. Karena itu, semakin banak belajar, semakin luas pula bidang minatnya.11 Situasi belajar yang menarik akan mempengaruhi minat belajar siswa, karena siswa dilatih untuk berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Dengan begitu, minat akan timbul pada setiap siswa karena ada dorongan di dalamnya yaitu tertariknya siswa terhadap materi pelajaran.

b. Perhatian siswa

Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.12

Untuk dapat menjamin proses pembelajaran yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap materi PAI yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Sebaliknya, jika siswa menaruh perhatiannya terhadap materi PAI yang dipelajarinya, maka ia akan menyenangi materi pelajaran dan semakin meningkat siswa terhadap minat belajaranya.

c. Motivasi Siswa

Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon yang mengatakan minat merupakan perpaduan antara keinginan yang dapat berkembang jika ada motivasi.13

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, yaitu dengan cara membentuk motif yang kuat melalui banyaknya diskusi-diskusi ketika proses pembelajaran atau pengaruh lingkungan yang sangat kuat, sehingga akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran PAI dengan baik.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua.14 Adanya perhatian dan dukungan dari keluarga akan memberikan dampak yang baik khususnya bagi perkembangan minat anak.

2. Faktor Sekolah

Guru dan fasilitas sekolah, faktor guru merupakan faktor yang penting pada proses belajar mengajar, cara guru menyajikan pelajaran di kelas dan penguasaan materi pelajaran yang tidak membuat siswa malas, akan mempengaruhi minat belajar siswa. Demikian pula sarana dan fasilitas yang kurang mendukung seperti buku pelajaran, ruang kelas, laboratorium yang tidak lengkap dapat mempengaruhi minat siswa begitu juga sebaliknya.15 Oleh karenanya, minat siswa terhadap proses pembelajaran di kelas sangat berpengaruh terhadap keadaan di sekolahnya, dengan demikian bagus kiranya untuk memberikan fasilitas yang memadai dan cara pengajaran yang inovatif dan kreatif, sehingga minat anak pada materi pelajaran sangat baik.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri.16 Agar siswa memiliki minat belajar pada materi PAI dengan baik, maka perlu bagi setiap siswa untuk memiliki teman bergaul yang baik. Dan kegiatan siswa dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, untuk dapat meningkatkan minat anak pada pelajaran maka lingkungan yang baik dan positif perlu diperhatikan.

3. Indikator Minat Belajar

Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

  2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

  3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

  4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

  5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.17

Indikator minat ada empat, yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Berikut ini penjelasan dari masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar bagi seorang siswa:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.18

Jadi, minat belajar mempunyai pengaruh terhadap aktivitas-aktivitas yang dapat menjaga minat belajarnya dengan cara mencurahkan perhatian peserta didik pada sesuatu yang akan dipelajarinya. Hal tersebut akan meningkatkan pada kegiatan yang dilakukannya yakni pada kegiatan belajar, maka ia akan merasa bahwa belajar itu merupakan yang sangat penting bagi dirinya sehingga ia berusaha memusatkan seluruh perhatianyna kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar.

B. Metode Snowball Throwing

1. Pengertian Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Sedangkan menurut Kisworo metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.19

2. Langkah-langkah Pembelajaran Snowball Throwing

  1. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.

  2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

  5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.

  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

  7. Evaluasi.

  8. Penutup.20

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Snowball Throwing adalah pembelajaran yang mengedepankan partisipasi aktif siswa secara berkelompok guna mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama. Model ini dapat melatih kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menyiapkan jawaban yang sesuai, kesiapan siswa dalam menerima pertanyaan kelompok lain dan menjawabnya, membangkitkan minat belajar karena pembelajarannya aktif dan dilakukan secara bersama-sama.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

  1. Nurjana Tri Afdhila, “Penerapan Model Snowball Throwing dengan Media TTS untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gunungpati 03 Semarang” Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Tahun 2013.

Terdapat perbedaan keaktifan siswa secara signifikan yaitu aktivitas siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Siklus I memperoleh skor 19.03 dengan kategori cukup, meningkat menjadi 25.16 kategori baik pada siklus II. Jadi, keaktifan siswa kelas IV SDN Gunungpati 04 mengalami peningkatan secara signifikan dengan menggunakan metode Snowball Throwing daripada menggunakan metode Konvensional.

  1. Nur Faizah, “Minat Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas VII SMP Al-Mubarak Pondok Aren – Tangerang Selatan”, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2010.

Terdapat peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI, diantaranya sebagai berikut:

  • Adanya kemauan siswa untuk terus belajar pendidikan agama Islam.

  • Adanya keinginan untuk lebih menguasai materi tentang pendidikan agama Islam.

  • Adanya kesempatan bagi siswa untuk selalu bertanya saat pembelajaran berlangsung.

  • Siswa tidak merasa kesulitan dalam memahami materi PAI.

  • Perhatian siswa saat pelajaran PAI yaitu siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

D. Kerangka Berpikir

Alur kerangka berpikir pada penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

G ambar 2.1

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritik di atas, hipotesis tindakan penelitian adalah “terdapat pengaruh metode Snowball Throwing terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas 7-10 di SMP Putra Pakuan Bogor”

H0 : Tidak terdapat pengaruh metode Snowball

Throwing terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran

PAI kelas 7-10 di SMP Putra Pakuan Bogor.

Ha : Terdapat pengaruh metode Snowball

Throwing terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran

PAI kelas 7-10 di SMP Putra Pakuan Bogor.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Putra Pakuan Bogor, Jalan Ruko Megapolitan Kebun Kelapa No. 5 RT/RW 03/04 Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

Adapun obyek penelitian ini adalah siswa kelas 7-10 SMP Putra Pakuan Bogor sebanyak 32 siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016 selama 3 minggu, yakni pada bulan Nopember hingga pertengahan Desember tahun 2015. Pelaksanaan di kelas 7-10 yaitu setiap hari selasa selama 3 pekan, pada jam kesatu dan kedua yakni pukul 7.00 – 8.40 WIB.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Kegiatan Penelitian

Pekan Ke-

1

2

3

Wawancara



Observasi



Pelaksanaan Tindakan Kelas


Evaluasi



B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah.21

Penelitian ini bersifat parsipatori yaitu penelitian ikut berpartisipasi membantu guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancer dan kolaboratif. Peneliti, guru dan rekan observer bekerjasama dengan cara berdiskusi serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti, sedangkan observer dalam penelitian ini berperan sebagai pengamat apa yang dilakukan siswa dalam melakukan pembelajaran.22

2. Desain Penelitian

Secara garis besar, terdapat empat langkah dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin, yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tindakan perencanaan yang peneliti lakukan antara lain adalah merencanakan identifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa selama proses pembelajaran, rencana penyusunan perangkat pembelajaran, rencana penyusunan alat perekam data, dan merencanakan pelaksanaan pembelajaran kooperatif snowball throwing.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Di sini, langkah-langkah praktis tindakan diuraikan dengan jelas. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Disini peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap permasalahan temuan observasi awal dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan pada kegiatan planning.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan merupakan kegiatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan ini yaitu: pengumpulan data, mencari sumber data, dan analisis data. Pada langkah ini, peneliti selaku pelaku tindakan atau sebagai pengajar sekaligus observer bersama observer lain melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan sendiri dan aktivitas siswa secara berkelanjutan.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Pada tahap ini, peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why) dilakukan penelitian, bagaimana (how) melakukan penelitian, dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Di sini peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan.23

C. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian ini adalah sebagai alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa dengan baik sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

1. Lembar Wawancara

Lembar wawancara ini disusun untuk mendapatkan informasi, yaitu dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah minat belajar. Selain itu juga yang berkaitan dengan metode yang digunakan.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa ketika pembelajaran dilakukan di dalam kelas.

3. Lembar Angket

Lembar angket ini digunakan untuk mengetahui keberminatan siswa terhadap mata pelajaran PAI dan selama mengikuti pembelajaran PAI dengan menggunakan metode yang diterapkan, yakni metode Snowball Throwing.

4. Lembar Tes

Lembar tes ini disusun untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa, selain itu juga lembar observasi diususun untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dari proses pembelajaran yang dilakukan. Penulis menggunakan dua tes yaitu mengisi angket dan soal pilihan ganda. Angket ditujukan supaya peneliti mengetahui sejauhmana keberminatan siswa terhadap mata pelajaran PAI. Sedangkat tes pilihan ganda ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penulis membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

  2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penulis mengadakan penelitian langsung objek sasaran penelitian. Adapun untuk memperoleh data-data lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. Interviem ini menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek atau sampel. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang obyektif. Penulis mengadakan wawancara dengan Bu Nyai Hartati selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Putra Pakuan Bogor.

b. Observasi

Menurut Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.24 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung, sehingga untuk menjaring informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan secara berstruktur yang berarti apa yang dilakukan dan diamati telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan mencatat langsung hasil pengamatan sesuai dengan kondisi situasi yang ditemui di lokasi penelitian.

c. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.25 Hasil penelitian akan lelbih dapat terpercaya apabila didukung oleh foto-foto atau berupa arsi-arsip yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran PAI.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan.

Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data.

1. Reduksi Data

Proses reduksi data dilakukan denngan menyeleksi, menyederhanakan, dan mentransformasikan data yang telah disajikan dalam transkip catatan lapangan.

2. Paparan Data

Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana baik dalam bentuk tabel frekuensi, grafik, gambar, dan sebagainya.

3. Penyimpulan Data

Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari data yang sudah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pertanyaan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Penarikan kesimpulan untuk mengetahui persentase kemampuan siswa sebagai hasil pengukuran ketuntasan kompetensi siswa yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif yaitu data tersebut dirinci dalam bentuk angka-angka yang dituangkan dalam tabel melalui distribusi frekuensi dengan memberikan prosentase. Sedangkan analisis data kualitatif, yaitu data tersebut dituangkan dengan kalimat-kalimat logis.

Dalam melakukan tes, peneliti melakukannya dengan bertahap yaitu siswa mengisi angket dan tes pilihan ganda, ini dilakukan setelah pembelajaran PAI dengan menggunakan metode Snowball Throwing.

Berikut ini terdapat kisi-kisi angket tentang minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket tentang Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Variabel Penelitian

Dimensi

Indikator

Nomor Butir Soal

Minat Belajar PAI

Keinginan

  • Kemauan siswa untuk belajar PAI

1, 2

  • Keinginan untuk memahami dan menguasai materi

3, 4

Perasaan Senang

  • Senang terhadap mata pelajaran PAI

5, 6

  • Memiliki buku pegangan mata pelajaran PAI

7, 8

Keterlibatan

  • Mengikuti pembelajaran dengan baik

9, 10

  • Tertarik pada materi pelajaran PAI

11, 12

Pengetahuan

  • Memahami materi pelajaran PAI

13, 14

  • Mampu menjelaskan kembali materi yang telah dibahas

15, 16

Perhatian

  • Memperhatikan dan mendengarkan materi pelajaran yang dijelaskan guru

17, 18

  • Mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang dibahas

19, 20

Setelah angket tentang minat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI terkumpul, tahap berikutnya adalah peneliti menganalisis data tentang minat belajar siswa PAI, dilakukan dengan cara menggunakan bentuk skoring. Untuk menentukan skoring semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai setiap jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Item Alternatif Jawaban

No

Alternatif Jawaban

Skor

1

Selalu (SL)

3

2

Kadang-kadang (KD)

2

3

Tidak Pernah (TP)

1

Untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa, didapat dengan cara sebagai berikut:

  1. Menjumlahkan semua skor dari tiap-tiap responden

  2. P erolehan data dari angket dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut

Keterangan Rumus:

P = Prosentase untuk setiap alternatif jawaban

F = Frekuensi/jumlah yang mengisi

N = Jumlah Responden

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian (Kondisi Awal)

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode yang telah disiapkan, peneliti mencari informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan penelitian yaitu dengna wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi awal pembelajaran di kelas. Setelah mengajukan surat keterangan ke sekolah dan bertemu dengan guru PAI, akhirnya guru PAI menyebutkan tiga kelas dari kesebelas kelas yang memiliki banyak masalah, yaitu Kelas VII-6, VII-10, dan VII-11. Dan peneliti memilih kelas VII-10. Kelas ini memang jika diamati lokasinya di lantai paling atas dan dekat sekali dengan pembangunan kelas yang baru, mengakibatkan siswa terganggu pembelajarannya, kurang konsentrasi, dan kurang perhatian dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dan juga siswa semakin tinggi untuk ribut di dalam kelas.

Selain itu, hasil UTS yang baru saja dilakukan memang kurang baik karena rata-rata hasilnya mendapatkan nilai di bawah standar nilai. Akan tetapi, ketika diadakan ulangan harian, hasilnya bagus-bagus walaupun masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar. Menurut guru PAI, para siswa mendapatkan nilai rendah ketika ujian dikarenakan siswa tegang dan gerogi, dan juga siswa masih beradaptasi dengan lingkungan SMP karena baru lulus dari SD yang notabene banyak bermain dan senang-senang, dan juga para siswa masih banyak yang kurang mampu dalam membaca Al-Quran.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan diskusi dengan guru PAI untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana hasilnya kami sepakat bahwa peneliti sebagai guru dan teman sejawat peneliti sebagai pengamat (observer) dan yang menjadi sampel adalah murid kelas VII-10 yang berjumlah 32 orang. Materi yang disampaikan yaitu mengenai Shalat Munfarid dan Shalat Berjama’ah. Waktu pelaksanaan PTK ini dijadwalkan pada hari kamis yaitu tanggal 3 dan 10 Desember 2015.

Setelah peneliti melakukan wawancara, pada minggu selanjutnya peneliti melakukan pengamatan atau observasi di kelas VII-10, hal ini dilakukan supaya peneliti bisa mengetahui secara jelas dan yakin, dan memang benar adanya kondisi kelas tersebut yang demikian, yaitu banyak yang mengobrol sehingga kelas menjadi berisiki, banyak siswa yang bercanda dengan temannya, ada siswa yang menaruh kepalanya di atas meja untuk santai, ada yang memperhatikan guru menjelaskan materi tapi hanya siswa yang duduknya di depan, dan lain sebagainya. Setelah melakukan pembelajaran selesai dan memiliki jeda waktu yang memadai, guru melanjutkan untuk tes hapalan. Saat siswa sedang setor hapalan, banyak siswa yang mengobrol dan tidak menghapal, akhirnya yang belum setor hapalan dilanjutkan pada pekan selanjutnya.

Dalam hasil penelitian pada kondisi awal ini pun menunjukkah bahwa minat belajar siswa rata-ratanya hanya 33.125% dengan interpretasi kurang baik. Jika dilihat dari aspek yang diamati yang mendapat interpretasi jelek yaitu pada aspek aktif bertanya, interpretasi kurang baik yaitu pada aspek menjawab dan antusias, dan interpretasi cukup baik pada aspek memperhatikan dan mengerjakan tugas. Jadi, ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa murid rendah. Adapun lembar data hasil minat siswa pada kondisi awal terlampir.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan tindakan, ini merupakan tindak lanjut dari observasi awal serta bagaimana cara mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran di kelas VII-10 SMP Putra Pakuan Bogor. Ada beberapa hal yang peneliti persiapkan sebelum melakukan tindakan kelas, yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi minat belajar siswa, angket tentang minat belajar siswa, alat tes pilihan ganda, dan alat dokumentasi.

2. Pelaksanaan

Penerapan metode Snowball Throwing adalah salah satu upaya memperbaiki dan meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI. Adapun pelaksanaan pada pertemuan pertama yaitu tanggal 3 Desember 2015. Saat memasuki kelas dan sebelum memulai pembelajaran, saya mulai mempersiapkan media yang diperlukan dengan memakai PC yang dikhususkan untuk digunakan saat pembelajaran di kelas. Setelah bell pertanda semua siswa masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajaran, saya membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan pembacaan doa sebelum belajar. Kemudian dilanjutkan dengan absensi, menyapa siswa, dan melakukan motivasi bersama-sama dengan siswa. Setelah itu, saya menjelaskan materi tentang Shalat Munfarid dan Shalat Berjama’ah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah materi disampaikan dan siswa memahaminya, saya menerapkan metode Snowball Throwing di kelas. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan penerapan metode ini dalam meningkatkan minat belajar siswa, maka dilakukan observasi aktivitas guru saat mengajar dan obserbasi minat belajar siswa saat pembelajaran PAI berlangsung dengan cara mengamati beberapa aspek penilaian yang telah ditentukan dan hasilnya terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Metode Snowball THrowing


NO

Aspek Pengamatan

Hasil Pengamatan/Skor

1

2

3

4

Kegiatan Awal

1

Salam/ Sapa/ Absensi




2

Apersepsi/ Pre test




3

Motivasi/ Penyampaian Tujuan/ Indikator




Kegiatan Inti

1

Mengamati kemampuan siswa




2

Mengorganisasi/ menguasai kelas




3

Mengajukan dan menjawab pertanyaan




4

Mengeksplorasi kemampuan siswa




5

Memotivasi diri dan memotivasi siswa




6

Mengasosiasi/ menghubungkan materi




7

Mengkomunikasikan




8

Menjelaskan dan menguasai materi




9

Menggunakan metode pembelajaran




10

Menggunakan media pembelajaran




Kegiatan Penutup


1

Menyimpulkan pembelajaran




2

Evaluasi




3

Memberikan umpan balik/ saran/ pesan




4

Salam penutup




Jumlah

0

2

15

44

Skor Perolehan (Nilai Perolehan %)

61 (89.7%)

Rata-rata

3.6

Keterangan:

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Pedoman Penskoran

Skor penilaian sikap:

Kriteria Penilaian:

81 – 100 = A = Sangat Baik

61 – 80 = B = Baik

41 – 60 = C = Cukup Baik

21 – 40 = D = Kurang Baik

0 – 20 = E = Jelek

Dari hasil observasi aktivitas guru di atas diketahui, bahwa kualitas hasil pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebesar 89.7%. adapun berikut ini adalah data hasil observasi minat belajar siswa pada pembelajaran PAI yang telah dilakukan pada tahap ini dan hasilnya terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Data Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran PAI di Kelas VII-10


No


Nama

Aspek Yang Diamati

1

2

3

4

5

1

Responden 1




2

Responden 2


3

Responden 3


4

Responden 4


5

Responden 5


6

Responden 6

7

Responden 7


8

Responden 8





9

Responden 9



10

Responden 10


11

Responden 11


12

Responden 12



13

Responden 13

14

Responden 14


15

Responden 15





16

Responden 16





17

Responden 17


18

Responden 18




19

Responden 19


20

Responden 20


21

Responden 21



22

Responden 22



23

Responden 23


24

Responden 24




25

Responden 25




26

Responden 26




27

Responden 27

28

Responden 28


29

Responden 29


30

Responden 30


31

Responden 31




32

Responden 32





Jumlah

26

29

22

9

15

Persentase (%)

81.25

90.6

76.75

28.1

46.9

Keterangan:

Sikap yang diamati:

1. Memperhatikan

2. Antusias

3. Mengerjakan Tugas

4. Aktif Bertanya

5. Menjawab

Pedoman Penskoran

Skor penilaian sikap:

Kriteria Penilaian:

81 – 100 = A = Sangat Baik

61 – 80 = B = Baik

41 – 60 = C = Cukup Baik

21 – 40 = D = Kurang Baik

0 – 20 = E = Jelek

Dari hasil observasi minat belajar siswa di atas yang dilakukan oleh peneliti setelah penerapan metode Snowball Throwing, dan datanya direkapitulasi dengan menggunakan rumus persentase dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Data Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran PAI di Kelas VII-10

No.

Aspek yang Diamati

Perolehan Skor (%)

Kategori

Interpretasi

1.

Memperhatikan

81.25

A

Sangat Baik

2.

Antusias

90.6

A

Sangat Baik

3.

Mengerjakan Tugas

76.75

B

Baik

4.

Aktif Bertanya

28.1

D

Kurang Baik

5.

Menjawab

46.9

C

Cukup Baik

Jumlah

323.6

Rata-Rata

64.72

B

Baik

Minat belajar siswa pada pembelajaran PAI di kelas VII-10 ini Baik, hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.3 dengan rata-rata 64.72% dengan interpretasi Baik. Meningkatnya minat belajar siswa dari kodisi awal ini menunjukkan bahwa metode Snowball Throwing baik dan masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi dimana aspek yang diamai dalam keaktifas siswa dalam bertanya masih kurang baik.

3. Pengamatan

Pengamatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan oleh teman sejawat, observer mengamati aktivitas guru dan siswa. Ada beberapa aspek yang diamati oleh observer yaitu ketika guru menngajar, bagaimana guru melakukan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, juga mengamati aktivitas siswa ketika pembelajaran berlangsung yangmana aspek yang diamati yaitu memperhatikan, antusias, mengerjakan tugas, aktif bertanya, dan menjawab. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas mengajar guru dan minat belajar siswa. Dalam pengamatannya, observer yang memberikan penilaian yangmana hasilnya telah diuraikan di atas.

4. Refleksi/Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian kualitas pembelajaran di kelas terbukti bahwa pada langkah awal guru telah melakukan kegiatan langkah awal atau pendahuluan dengan baik, pada langkah inti guru juga melakukannya dengan baik dan mampu menguasai kelas, dan pada langkah akhir atau penutup guru juga melakukannya dengan baik dalam memberikan pesan/saran kepada siswa. Selain itu, guru juga sangat baik dalam memberikan hadiah kepada siswa bagi yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan memberikan punishment kepada siswa yang mengobrol sehingga siswa menjadi aktif dalam melakukan pembelajaran. Hasil meningkatnya minat belajar siswa dari kodisi awal yaitu rata-ratanya 33.125% menjadi 64.72% dengan perubahan 31.595% merupakan kemajuan yang sangat baik, karena ditunjang dengan adanya penerapan metode Snowball Throwing siswa menjadi lebih antusias dan mau memperhatikan gurunya yang menjelaskan materi pelajaran. Guru harus mampu mempertahankan dan terus meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI agar semakin baik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran PAI, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase minat belajar siswa pada kondisi awal dan kondisi akhir yakni dengan rata-rata 33.125% dengan interpretasi Kurang Baik menjadi 64.72% dengan interpretasi Baik, dengan perubahan 31.595%.

Metode ini dapat meningkatkan minat belajar siswa dikarenakan metode ini memang memiliki tujuan agar siswa lebih berminat, antusias, aktif, dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran PAI. Karena metode ini adalah active learning yang menuntut siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yakni mau bertanya ketika menghadapi pertanyaan yang sulit karena pertanyaan diajukan oleh teman sendiri dari kelompok lain, saling bekerjasama, bertanggungjawab sesama teman sekelompok, dan berinteraksi dengan baik.

Dengan adanya metode Snowball Throwing dan keaktifan siswa juga menyertainya, maka minat belajar siswa pun terbentuk dengan baik dan meningkat sehingga siswa semakin bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PAI.

Berikut ini adalah perbandingan hasil penelitian pada kondisi awal dan kondisi akhir untuk mengetahui tingkat kualitas praktek pembelajaran antara menggunakan metode konvensional (kondisi awal) dan metode Snowball Throwing (kondisi akhir), dan mengetahui tingkat kualitas minat belajar siswa pada pembelajaran PAI pada kondisi awal dan akhir.

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Penelitian Kondisi Awal dan Kondisi Akhir pada Pembelajaran PAI Kelas VII-10

No

Aspek

Hasil Siklus (%)

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1

Tingkat Kualitas Praktek Pembelajaran

58.8

89.7

2

Tingkat Kualitas Minat Belajar Siswa

33.125

64.72


Rata-rata

45.96

77.21

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada masing-masing memiliki perbedaan, namun dengan adanya perbedaan inilah guru sama-sama belajar dan semakin meningkatkan kualitasnya dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, siswa yang diamati pun semakin aktif dalam pembelajaran setelah penerapan metode Snowball Throwing.

Di bawah ini merupakan perhitungan dari tes yang telah dilakukan setelah penerapan metode Snowball Throwing, yaitu dengan menggunakan angket dan tes pilihan ganda. Adapun rincian dan pembahwannya adalah sebagai berikut:

1. Angket

Data yang telah dikumpulkan, di analisis dengan tujuan dapat menarik kesimpulan dengan baik. Pengolahan data yang masuk, ditempuh dengan cara menstabulasikan, menganalisa, dan menafsirkan tiap-tiap data dari masing-masing responden atau individu. Setelah diperoleh data dari hasil angket, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk deskriptif persentase dengan menggunakan rumus:

Keterangan Rumus:

P = Prosentase untuk setiap alternatif jawaban

F = Frekuensi/jumlah yang mengisi

N = Jumlah Responden

Adapun sejumlah pernyataan yang penulis beikan kepada para responden dapat dilihan pada tabel-tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Angket No. 1 Siswa Mau Belajar Materi PAI dengan Baik

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

31

96.875

Kadang-kadang

1

3.125

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa mau untuk belajar materi PAI dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas, bahwa sebanyak 96.875% siswa mau belajar materi PAI dengan baik. Sedangkan 3.125% siswa terkadang saja ma belajar materi PAI.

Tabel 4.6

Angket No. 2 Siswa Mau Memperdalam Ilmu Pengetahuan Agama Islam

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

31

96.875

Kadang-kadang

1

3.125

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa mau memperdalam ilmu pengetahuan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas, bahwa sebanyak 96.875% siswa yang mau memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam. Sedangkan 3.125% siswa terkadang saja mau memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam.

Tabel 4.7

Angket No. 3 Siswa Ingin Memahami Materi PAI dengan Baik

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

32

100

Kadang-kadang

0

0

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa semua siswa ingin memahami materi PAI dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas bahwa 100% dari semua siswa ingin memahami materi PAI dengan baik.

Tabel 4.8

Angket No. 4 Siswa Ingin Menguasai Materi PAI dengan Baik

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

31

96.875

Kadang-kadang

1

3.125

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa ingin menguasai materi PAI dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase bahwa sebanyak 96.875% siswa ingin menguasai materi PAI dengan baik. Sedangkan 3.125% siswa yang terkadang saja ingin menguasai materi PAI dengan baik.

Tabel 4.9

Angket No. 5 Siswa Senang terhadap Mata Pelajaran PAI

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

31

96.875

Kadang-kadang

1

3.125

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bawa siswa senang terhadap mata pelajaran PAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas bahwa sebanyak 96.875% siswa yang senang terhadap mata Pelajaran PAI. Sedangkan 3.125% siswa yang terkadang saja senang terhadap mata Pelajaran PAI.

Tabel 4.10

Angket No. 6 Siswa senang Ketika Guru Menjelaskan Materi PAI

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

28

87.5

Kadang-kadang

4

12.5

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa senang ketika guru menjelaskan materi PAI. Hal ini bisa dilihat dari hasil persentase di atas bahwa sebanyak 87.5% siswa yang senang ketika guru menjelaskan materi PAI. Sedangkan 12.5% siswa yang terkadang saja senang ketika guru menjelaskan materi PAI.

Tabel 4.11

Angket No. 7 Siswa Membawa Buku Pegangan Mata Pelajaran PAI

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

31

96.875

Kadang-kadang

1

3.125

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa membawa buku pegangan mata pelajaran PAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas bahwa sebanyak 96.875% siswa yang membawa buku pegangan mata pelajaran PAI. Sedangkan 3.125% siswa yang hanya terkadang saja membawa buku pegangan mata pelajaran PAI.

Tabel 4.12

Angket No. 8 Siswa Membaca Buku Bacaan tentang Agama Islam

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

30

93.75

Kadang-kadang

2

6.25

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa membaca buku bacaan tentang Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas bahwa sebanyak 93.75% siswa yang membaca buku bacaan tentang Agama Islam. Sedangkan 6.25% siswa yang hanya terkadang saja membaca buku bacaan tentang Agama Islam.

Tabel 4.13

Angket No. 9 Siswa Mengikuti Proses Pelajaran PAI dengan Baik

Alternatif Jawaban

F

%

Selalu

30

93.75

Kadang-kadang

2

6.25

Tidak Pernah

0

0

Jawaban

32

100

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa mengikuti proses pelajaran PAI dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase di atas bahwa sebanyak 93.75% siswa yang mengikuti proses pelajaran PAI dengan baik. Sedangkan 6.25% siswa yang hanya terkadang saja mengikuti proses pelajaran PAI dengan baik.

Tabel 4.14