PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN.

(1)

PENERAPAN MODEL

SNOWBALL THROWING DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

SISWA

KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar Oleh :

GEMALA WIDIYARTI NIM: 8116182007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENERAPAN MODEL

SNOWBALL THROWING DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

SISWA

KELAS VII SMP AL WASHLIYAH 8 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar Oleh :

GEMALA WIDIYARTI NIM: 8116182007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

PENERAPAN MODELSNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VII

SMP

AL WASHLIYAH 8 MEDAN

Gemala Widiyarti NIM: 8116182007

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model Snowball Throwing, serta mengetahui hasil belajar siswa pada saat menggunakan modelSnowball Throwing dan memperoleh gambaran tentang hasil kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan dilakukan (treatment) dilakukan.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang merupakan suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) dimana praktik – praktik tersebut dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan siswa dalam hal berbicara setelah dilakukan implementasi tindakan dengan model Snowball Throwing mengalami peningkatan, peningkatan tersebut dapat dilihat dari indikator keberhasilan produk. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari siswa yang mulanya pasif dan terlihat hanya banyak diam, maka setelah menggunakan model ini dalam pembelajaran. Siswa terlihat menjadi lebih aktif dan antusias serta percaya diri ketika disuruh untuk berbicara didepan kelas. Selain itu, ketika tes dilakukan terlihat kemampuan berbicara dan kepercayaan diri siswa meningkat secara bertahap dari tiap siklus yang dilakukan. Hasil skor penilaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada aspek kemampuan berbicara yaitu pada prasiklus sebesar 58,9 meningkat ke siklus pertama sebesar 77,3 dan meningkat pada siklus kedua yaitu 98,4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan implementasi tindakan dengan model Snowball Throwing terdapat peningkatan pada tiap siklus. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini dapat membantu siswa agar berani mengeluarkan pendapat dan ide /gagasan secara lebih lancar dan lebih runtut. Selanjutnya, siswa dapat meningkatkan sikap berpikir yang kritis, logis sistematis dan lebih mandiri.


(7)

APPLICATION SNOWBALL THROWING MODE IN THE INCREASE STUDENT ACHIEVEMENT IN SPEAKING ON THE SEVENTH CLASS

OF JUNIOR

HIGH SCHOOL AL WASHLIYAH 8 MEDAN

Gemala Widiyarti NIM: 8116182007

ABSTRACT

In this research purposed to increase students achievement in speaking by Snowball Throwing mode on the seventh class of junior high school Al Washliyah 8 Medan. This research focused on the increasing speaking aspects linguistics or non linguistics in the learning process. This research do in the SMP Al Washliyah 8 Medan at May until July 2013. The subject of this research is the students of VII SMP Al Washliyah 8 Medan, the amount are 40 student and the object in the research is to increasing the students speaking skills in learning Indonesian Language. This research is classroom action research. This research do by collaborative and participative collaboration with Indonesian language teacher seventh class, she is miss. Wiri Sunarwani S.Pd.

To collecting the data using by speaking, observation, interview and digital for getting documentation. This research using analyses descriptive quantitative which support by quantitative data. The real of data getting from trying credibility, transferability, dependability and confirmability.

According to the research result, the students achievement in speaking has done by implementation action by Snowball Throwing mode and has increased, that increase can see by indicator of product success. The success of learning can see by passive student and just silent, but after using these mode in the learning, student become more active and have confident when asked for speaking in front of the class. Beside that when the test done shows the speaking achievement and confidents of the student has increase step by step, from the circulation which has done . the result of the score showing has increased at the speaking achievement at the circulation 58,9 increase to the first 77,3 and increase to the second 98,4. So we conclude that, after doing action implementation mode by Snowball Throwing mode get increasing at each circulation. Using this mode learning can helping the student become brave to expressing their idea with fluently. Next, the student can increasing thinking action which critic, logic, systematic and by themselves.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, narasumber dan para sahabat akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan, meski dalam proses penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala. Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Abdurahman Adisaputera, M.Hum, selaku dosen pembimbing I, dan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga kepada, Ibu Dr. Evi Eviayanti, M.Pd, Ibu. Dr. Rosmawati, M.Pd, dan Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

2. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Dr. Anita Yus.M.Pd, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan


(9)

Dasar dan seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

3. Khususnya kepada orang tua saya tercinta Bapak Sutiono dan Ibu Suhartini, S.Pd.I, suami tercinta Ginta Sembiring S.Pd.I, kedua anakku tersayang Marhamatun Nangrisa Sembiring dan M. Syauqi Ulwan Sembiring yang telah memberi izin, motivasi serta bantuan moral dan material selama melakukan penelitian ini.

4. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi, sumbang saran dalam upaya menyelesaikan tesis ini. 5. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

motivasi dan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.

Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia pendidikan, dan mampu memberikan inspirasi bagi pembaca.

Medan, Agustus 2013 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Rumusan Masalah 7

1.4 Tujuan Penelitian 8

1.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kerangka Teoretis 10

2.1.1 Hakikat Belajar 10

1.1.2 Hakikat berbicara 11

1.1.3 Penilaian Kemampuan Berbicara 12

1.1.4 Strategi Berbicara 15

1.1.5 Pembelajaran Berbicara 16

1.1.6 Hakikat Model 17

1.1.7 Ciri-ciri Berbicara 19

1.1.8 Model PembelajaranSnowball Throwing 20 1.1.9 Kelemahandan Kekurangan ModelSnowball Throwing 21

1.1.10 Teori Membaca 23


(11)

1.1.12 Penelitian yang Relevan 25 1.1.13 HipotesisTindakan ………. 27

BAB IIIMETODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan waktu penelitian 28

1.2 Sbjek Penelitian 28

1.3 Objek Penelitian 28

1.4 Metode dan Perencanaan Penelitian 29

1.5 Teknik Pengumpulan Data. 37

1.6 Instrumen Penelitian 38

1.7 Teknik Analisis Data 41

1.8 Indikator Keberhasilan Tindakan 42

1.9 Keabsahan Penelitian 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 A. Hasilpenelitian ……….. 46 4.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelasdengan Model Snowball

Throwing 20

4.3 Siklus II 56

4.4 Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Menggunakan Model

Snowball Throwing 62

4.5 Keterbatasan Penelitian 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 74

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1..1Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi bertujuan untuk memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa lisan (1) merupakan mode ekspresi yang sering digunakan, (2) merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak, (3) merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai (Stewig,: 1983). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.

Kemampuan berbahasa terdiri dari lima aspek, yaitu pengucapan, kosakata, tatabahasa, kefasihan, dan pemahaman. Siswa harus menguasai kelima aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran kemampuan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab kemampuan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan


(13)

2 yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, kemampuan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer dalam (Haryadi, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai kemampuan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya, karena berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi.

Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Karena, menyimak dan memahami bacaan adalah dua hal yang sangat berkaitan dalam menunjang kemampuan berbicara siswa. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan kemampuan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya kemampuan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional.

Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu, sedangkan keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Kemampuan


(14)

3 berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Pentingnya penguasaan kemampuan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (dalam Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran kemampuan berbicara penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.

Pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari siswa selalu melakukan dan dihadapkan pada kegiatan berbicara. Kenyataan yang ada di lapangan, pembelajaran berbicara di sekolah belum dapat dikatakan maksimal. Penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa, diduga disebabkan oleh faktor :(1) sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. (2) Menurut guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan, kegiatan berbicara saat ini masih kurang mendapat perhatian. Hal tersebut diakibatkan karena kurangnya waktu pembelajaran Bahasa Indonesia jika digunakan untuk melakukan praktik berbicara siswa yang pada umumnya dipraktikkan secara individu.(3) Pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan masih sederhana atau konvensional, karena masih bertumpu pada buku pelajaran.

Buku pelajaran yang digunakan guru saat ini ketika mengajar di SMP Al Washliyah 8 Medan adalah buku paket yang diberikan dari pihak sekolah. Kebergantungan pada buku pelajaran inilah yang menyebabkan guru enggan untuk mengubah metode pembelajaran. Metode pembelajaran berbicara yang sering


(15)

4 digunakan guru adalah metode penugasan secara individu sehingga banyak menyita waktu pembelajaran Bahasa Indonesia.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara, diperlukan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar aktif dan kreativitas para siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jika guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat, maka dapat berdampak dengan nilai yang diperoleh siswa pada saat ujian akhir.

Ujian Nasional merupakan hasil kompetensi kurikulum. Kompetensi Ujian Nasional SMP menunjukkan bahwa masih rendahnya nilai pelajaran Bahasa Indonesia siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari media massa, (WASPADA online.co.id ) menunjukkan bahwa tingkat kelulusan Ujian Nasional SMP yang diikuti sebanyak 242.491 siswa dan sebanyak 242.182 diantaranya lulus dikarenakan memenuhi nilai yang telah disyaratkan. Dengan kata lain, bahwa tingkat kelulusan pada tahun 2012 mencapai 99,87 % atau hanya 309 siswa yang tidak lulus. Namun demikian, disebutkan oleh Menteri Pendidikan M. Nuh, bahwa hasil Ujian Nasional SMP/MTS untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, rata-rata nilainya adalah 7,49 dengan nilai maksimum 9,90 dan minimum 0,80. Untuk nilai Bahasa Inggris, rata-rata nilainya adalah 7,65 dengan maksimum 10,00 dan minimum 0,90. Adapun untuk matematika, rata-ratanya 7,50, maksimum 10.00 dan minimum 0,80. Sedangkan mata pelajaran IPA, rata-ratanya 7,60 dengan maksimum 10,00 dan minimum 1,00. “kalau dibuat (perbandingan ), rata-rata nilai Bahasa Indonesia termasuk paling rendah, “ungkap Nuh dalam


(16)

5 konferensi pers evaluasi hasil Ujian Nasional SMP/MTS di Gedung Kemdiknas, Jakarta. Rabu (1/6).

Demikian juga halnya dengan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan. Menurut guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan, yang menjadi penghalang utama adalah faktor membaca dan kurangnya kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan setiap akhir pembelajaran dengan nilai KKM 70, hanya 30 % (15 siswa ) dari 40 siswa yang dinilai sudah terampil kemampuan berbahasanya. Sehingga, belum tercapailah nilai yang diinginkan sesuai dengan KKM.

Adapun tabel wawancara nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nilai KKM Bidang Studi Bahasa Indonesia

Kriteria ketuntasan Nilai % KKM

70-75 76-80 80-85 85-90 90-100 4 3 2 1 1 70 70 70 70 70

J u m l a h 11 70

Sumber : Dokumen Daftar Kumpulan Nilai

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibutuhkan satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Model pembelajaran


(17)

6 Snowball Throwing dapat melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok, melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas, dan dapat merangsang keaktifan berkomunikasi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model Snowball Throwing ini, guru mengajak siswa bermain dengan cara membuat bola pertanyaan dari kertas, kemudian kertas tersebut dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan, guru meminta mereka untuk membaca pertanyaan di depan kelas dan memberikan jawabannya. Guru dan siswa lain dapat mengomentari bila perlu.

Model Snowball Throwing yang menggabungkan antara diskusi dan permain\an diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif berperan serta dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh. Diharuskannya siswa untuk membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan ketika berdiskusi, diharapkan dapat melatih siswa untuk terbiasa berbicara di depan umum, mengurangi rasa canggung siswa dan dapat lebih meningkatkan keaktifan berbicara siswa dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan strategi pembelajaran Snowball Throwing dalam tujuan meningkatkan keaktifan berkomunikasi, siswa akan mampu berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif. Serta yang tidak kalah penting, siswa juga akan mampu berbicara secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku dan mampu menghargai pendapat orang lain.


(18)

7 Kegiatan permainan lempar bola yang terdapat dalam pembelajaran model Snowball Throwing, akan menciptakan suasana baru yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Suasana seperti ini akan membuat siswa merasa lebih senang dalam belajar, tidak jenuh dan tidak bosan selama pembelajaran berlangsung. Siswa juga akan lebih bergairah dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas. Pada akhirnya penggunaan model Snowball Throwing diharapkan dapat memotivasi siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

1..2Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : (1) kurangnya metode guru dalam menyampaikan pembelajaran Bahasa Indonesia. (2) kurangnya waktu yang digunakan untuk pelajaran bahasa Indonesia jika digunakan untuk praktik berbicara (3) pembelajaran Bahasa Indonesia yang masih terbilang sederhana karena masih menggunakan metode konvensional yaitu masih bertumpu pada buku pelajaran. (4) guru masih memandang pelajaran Bahasa Indonesia sebagai belajar dengan struktur bukan keterampilan berbahasa. (5) rendahnya nilai Bahasa Indonesia siswa.

1..3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka perlu dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas VII SMP AW 8 Medan saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia?


(19)

8 2. Apakah dengan Model Snowball Throwing dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa?

3. Bagaimana peningkatan proses pembelajaran kemampuan berbicara siswa setelah menggunakan ModelSnowball throwing.

3.4 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

(1) Mengetahui aktivitas siswa kelas VII SMP Al Washliyah 8 Medan saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia denngan menggunakan modelSnowball Throwing.

(2) Mengetahui hasil belajar siswa pada saat menggunakan model Snowball Throwing.

(3) Memperoleh gambaran tentang hasil Kemampuan Berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia setelah tindakan (treatment) dilakukan. (3).5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan keilmuan dan pengajaran kemampuan berbahasa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan teknik pembelajaran menjadi variatif.


(20)

9 a. Siswa diharapkan dapat terpacu untuk meningkatkan prestasi akademiknya dengan belajar melalui model Snowball Throwing dan menjadikan siswa kritis terhadap hasil karya belajarnya.

b. Mahasiswa sebagai peneliti, memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam menerapakan model pembelajaranSnowball Throwing.

c. Guru Bahasa Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran khususnya pembelajaran kemampuan berbicara.

d. Bagi sekolah, diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa dengan adanya model yang bervariasi sehingga minat belajar siswa meningkat.


(21)

77

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kemampuan berbicara dengan model Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal berbicara baik dari aspek kebahasaan maupun aspek nonkebahasaan. Aktivitas siswa didalam kelas dapat terlihat dari keberhasilan proses yaitu dapat dilihat dari perubahan sikap yang menjadi lebih aktif dan antusias selama mengikuti pembelajaran. Suasana pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, lebih hidup dan lebih menyenangkan. Selain itu, siswa lebih percaya diri dalam mengungkapkan gagasan dan pikiranya. Penggunaan model pembelajaranSnowball Throwing ini juga dapat membantu siswa agar berani mengeluarkan pendapat, ide dan gagasanya secara lebih lancar dan lebih runtut. Selanjutnya, siswa dapat meningkatkan sikap berpikir yang kritis, logis dan lebih mandiri.

2. Berdasarkan skor hasil penilaian kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan pada tiap aspek penilaian berbicara selama proses pembelajaran berlangsung. Skor kumulatif siswa ketika prasiklus sebesar 58,9 meningkat menjadi 77,3 pada siklus 1. Hasil penilaian dari siklus I ke siklus II kemudian mengalami peningkatan sebesar 98,4. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan implementasi tindakan dengan model Snowball Throwing


(22)

78

kemampuan siswa dalam berbicara mengalami peningkatan secara bertahap dari setiap siklus yang dilakukan.

3. Sesuai dengan hasil penilaian tes prasiklus sampai siklus II, dapat dilihat peningkatan pada aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku yaitu 60,80 pada prasiklus dan mendapat prediket C. Kemudian, pada siklus I aspek yang mendapat nilai tertinggi adalah pada aspek tekanan, nada, jeda dan durasi yaitu 83,10 dan mendapat prediket B. selanjutnya pada siklus ke II, aspek yang mengalami peningkatan tertinggi adalah sikap wajar, tenang dan tidak kaku yaitu 92,30 dan mendapat predikat A. Penelitian dihentikan pada siklus ke II karena dianggap telah mencapai target.

D. Saran

1. Diharapkan guru dapat melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran dengan model Snowball Throwing dalam proses pembelajaran selanjutnya guna mengoptimalkan hasil pembelajaran. 2. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian secara inovatif dan komprehensif untuk mengatasi keterbatasan yang dialami peneliti selama penelitian.

3. Kepala Sekolah dapat mengembangkan variasi model Pembelajaran inovatif dalam bentuk pelatihan kepada guru agar pembelajaran yang dilakukan guru aktual dan kontekstual.


(23)

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Bumi Aksara, Adin, 2010.Model Pembalajaran Snowball Throwing.

Tersedia di http;//adinmuh 2 Samarinda.blogspot.com. diunduhpadasenin 21 Maret 2013.

Arsjad&Mukti, US 1991. PembinaankemampuanBerbicaraBahasa Indonesia,

Jakarta :Erlangga.

Asrori, Muhib, 2010. Penggunaan Model Snowball Throwing

dalammeningkatkankeaktifanBelajarMenyimpulkanisicerita yang didengarpadaanak.

Tersediadi http://guru trenggalek.blogspot.com/2011/09

penggunaan-media-belajar-snowball throwing.html.diunduhtgl 21 Maret 2013.

Gulo, w, StrategiBelajarMengajarJakarta :Grasindo.

Haryadi&Zamzami 1996/1997, peningkatanKeterampilanBerbahasa Indonesia DEPDIKBUD Dirjen DIKTI bagianproyekPengembanganPendidik Guru Sekolahdasar.

Istarani, 2012. Model Pembelajaran, cu. Medan

KamusBesarBahasa Indonesia, 1988, Jakarta :DEPDIKBUD. Kunandar, 2008 :LangkahMudahPenelitianTindakanKelas, Jakarta:

PT.GrafindoPersada. Nurgiyantoro, Burhan, 2002.

PenilaiandalampengajaranBahasadansastra.Yogyakarta: BPPE Roziqin, , 2007, Moral Pendidikan di Era Globalisasi : PergeseranPolaInteraksi

Guru – Muriddi Era Globa, Malang: Averruves Press. Rusmiati, 2002 (dalam file. UPI.Edu/ Direktori / FBS/JUR- BHS-dan

SASTRA-INDONESIA/ 196606291991031-DENNY ISKANDAR/MATERI_BERSAMA_SMP.Pdf.). Setiawan, Yasin, Perkembanganbahasa,


(25)

Sarwono , Jonathan, 2006. MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatifYogyakarta: GrahaIlmu.

Stewig, JW, 1983, Exploring Language Art In the Elementry Classroom. New York. Holt Rine Hart and Winston.

Supriyadi, 2005.PendidikanBahasa Indonesia, Jakarta : DEPDIKBUD Suprijono, Agus , 2010. Cooperative Learning :Teoridanaplikasi PAIKEM,

Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sugiyono, 2008.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Sugiyono, 2011.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Tarigan , Henry Guntur, 1979. MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa, Bandung : ANGKASA

Tarigan , Henry Guntur, 1981.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA Tarigan , Henry Guntur, 1986.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA Trianto, 2011.DesainPengembanganPembelajaranTematik. Surabaya

:KencanaPrenada, Media grup.

Uno,Hamzah b, 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajarmengajar yang kreatifdanefektif), Jakarta :BumiAksara.

www.staf.uny.ac.id/sites/default/files/ARTIKEL%20BERBICARA%20PENDKT AN%20BERBAHASA,pdf.

WASPADA ONLINE.co.id

Azizvyan.blogspot.com/2012/03/ringkasan-dan-contohsoalmateri.tokoh-html. Id.wikipedia.org/wiki/coboy-junior


(26)

(1)

77

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kemampuan berbicara dengan model Snowball Throwing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal berbicara baik dari aspek kebahasaan maupun aspek nonkebahasaan. Aktivitas siswa didalam kelas dapat terlihat dari keberhasilan proses yaitu dapat dilihat dari perubahan sikap yang menjadi lebih aktif dan antusias selama mengikuti pembelajaran. Suasana pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, lebih hidup dan lebih menyenangkan. Selain itu, siswa lebih percaya diri dalam mengungkapkan gagasan dan pikiranya. Penggunaan model pembelajaranSnowball Throwing ini juga dapat membantu siswa agar berani mengeluarkan pendapat, ide dan gagasanya secara lebih lancar dan lebih runtut. Selanjutnya, siswa dapat meningkatkan sikap berpikir yang kritis, logis dan lebih mandiri.

2. Berdasarkan skor hasil penilaian kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan pada tiap aspek penilaian berbicara selama proses pembelajaran berlangsung. Skor kumulatif siswa ketika prasiklus sebesar 58,9 meningkat menjadi 77,3 pada siklus 1. Hasil penilaian dari siklus I ke siklus II kemudian mengalami peningkatan sebesar 98,4. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan implementasi tindakan dengan model Snowball Throwing


(2)

78

kemampuan siswa dalam berbicara mengalami peningkatan secara bertahap dari setiap siklus yang dilakukan.

3. Sesuai dengan hasil penilaian tes prasiklus sampai siklus II, dapat dilihat peningkatan pada aspek sikap wajar, tenang, dan tidak kaku yaitu 60,80 pada prasiklus dan mendapat prediket C. Kemudian, pada siklus I aspek yang mendapat nilai tertinggi adalah pada aspek tekanan, nada, jeda dan durasi yaitu 83,10 dan mendapat prediket B. selanjutnya pada siklus ke II, aspek yang mengalami peningkatan tertinggi adalah sikap wajar, tenang dan tidak kaku yaitu 92,30 dan mendapat predikat A. Penelitian dihentikan pada siklus ke II karena dianggap telah mencapai target.

D. Saran

1. Diharapkan guru dapat melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran dengan model Snowball Throwing dalam proses pembelajaran selanjutnya guna mengoptimalkan hasil pembelajaran. 2. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian secara inovatif dan komprehensif untuk mengatasi keterbatasan yang dialami peneliti selama penelitian.

3. Kepala Sekolah dapat mengembangkan variasi model Pembelajaran inovatif dalam bentuk pelatihan kepada guru agar pembelajaran yang dilakukan guru aktual dan kontekstual.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Bumi Aksara, Adin, 2010.Model Pembalajaran Snowball Throwing.

Tersedia di http;//adinmuh 2 Samarinda.blogspot.com. diunduhpadasenin 21 Maret 2013.

Arsjad&Mukti, US 1991. PembinaankemampuanBerbicaraBahasa Indonesia, Jakarta :Erlangga.

Asrori, Muhib, 2010. Penggunaan Model Snowball Throwing

dalammeningkatkankeaktifanBelajarMenyimpulkanisicerita yang didengarpadaanak.

Tersediadi http://guru trenggalek.blogspot.com/2011/09

penggunaan-media-belajar-snowball throwing.html.diunduhtgl 21 Maret 2013.

Gulo, w, StrategiBelajarMengajarJakarta :Grasindo.

Haryadi&Zamzami 1996/1997, peningkatanKeterampilanBerbahasa Indonesia DEPDIKBUD Dirjen DIKTI bagianproyekPengembanganPendidik Guru Sekolahdasar.

Istarani, 2012. Model Pembelajaran, cu. Medan

KamusBesarBahasa Indonesia, 1988, Jakarta :DEPDIKBUD. Kunandar, 2008 :LangkahMudahPenelitianTindakanKelas, Jakarta:

PT.GrafindoPersada. Nurgiyantoro, Burhan, 2002.

PenilaiandalampengajaranBahasadansastra.Yogyakarta: BPPE Roziqin, , 2007, Moral Pendidikan di Era Globalisasi : PergeseranPolaInteraksi

Guru – Muriddi Era Globa, Malang: Averruves Press. Rusmiati, 2002 (dalam file. UPI.Edu/ Direktori / FBS/JUR- BHS-dan

SASTRA-INDONESIA/ 196606291991031-DENNY ISKANDAR/MATERI_BERSAMA_SMP.Pdf.). Setiawan, Yasin, Perkembanganbahasa,


(5)

Sarwono , Jonathan, 2006. MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatifYogyakarta: GrahaIlmu.

Stewig, JW, 1983, Exploring Language Art In the Elementry Classroom. New York. Holt Rine Hart and Winston.

Supriyadi, 2005.PendidikanBahasa Indonesia, Jakarta : DEPDIKBUD Suprijono, Agus , 2010. Cooperative Learning :Teoridanaplikasi PAIKEM,

Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sugiyono, 2008.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Sugiyono, 2011.MetodepenelitianKualitatif ,kuantitatifdan R &D, Bandung : ALFABETA.

Tarigan , Henry Guntur, 1979. MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa, Bandung : ANGKASA

Tarigan , Henry Guntur, 1981.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA

Tarigan , Henry Guntur, 1986.

MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa,Bandung : ANGKASA

Trianto, 2011.DesainPengembanganPembelajaranTematik. Surabaya :KencanaPrenada, Media grup.

Uno,Hamzah b, 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajarmengajar yang kreatifdanefektif), Jakarta :BumiAksara.

www.staf.uny.ac.id/sites/default/files/ARTIKEL%20BERBICARA%20PENDKT AN%20BERBAHASA,pdf.

WASPADA ONLINE.co.id

Azizvyan.blogspot.com/2012/03/ringkasan-dan-contohsoalmateri.tokoh-html. Id.wikipedia.org/wiki/coboy-junior


(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan metode snowball throwing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

2 10 164

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas VII.4 Di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

0 3 6

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Snowball Throwing Pada Pembelajaran Biologi Materi Kepadatan Populasi Manusia

0 10 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 14 SURAKARTA.

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN GODEAN DALAM PEMBELAJARAN TIK.

0 3 211

PENINGKATAN KEBERANIAN BERBICARA DAN KEMAMPUAN MEMBACA GRAFIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

0 0 12

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 1 111

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADAPEMBELAJARAN EKONOMI

1 2 9

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN SNOWBALL THROWING SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 KOKAP KULON PROGO

0 0 6