Keamanan Sistem Kriptografi Jenis-Jenis Serangan Terhadap Sistem Kriptografi

9 Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Kriptografi Kunci Asimetri Lanjutan Kelebihan Kelemahan tanda tangan digital pada pesan. orang, maka cipherteks tidak memberikan informasi mengenai otentikasi pengirim  Tidak ada algoritma kunci asimetri yang terbukti aman sama seperti blok chipper. Kebanyakan algoritma mendasarkan keamanannya pada sulitnya memecahkan persoalan-persoalan aritmetik pemfaktoran, logaritmik, dsb yang menjadi dasar pembangkitan kunci Pada pengiriman pesan, terdapat dua masalah penting yang harus diatasi, yaitu integritas dan otentikasi pesan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada saat pengiriman pesan, ada pihak ketiga yang dengan sengaja merubah dan memodifikasi isi pesan tersebut, sehingga dapat menimbulkan masalah yang serius. Masalah integritas ini penting untuk diatasi.

2.3. Keamanan Sistem Kriptografi

Suatu sistem kriptografi merupakan sebuah himpunan algoritma, seluruh kemungkinan plainteks, cipherteks, kunci, dan proses manajemen kunci yang digunakan Oppliger, 2005 . 2.3.1. Kriteria Keamanan Kriptografi Sebuah algoritma kriptografi dikatakan aman computationally secure bila memenuhi tiga kriteria berikut: 1. Persamaan matematis yang menggambarkan operasi algoritma kriptografi sangat kompleks sehingga algoritma tidak mungkin dipecahkan secara analitik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12

2.4. Jenis-Jenis Serangan Terhadap Sistem Kriptografi

Berikut ini adalah jenis-jenis serangan terhadap sistem kriptografi yang didefenisikan oleh Munir ,2006 yaitu: 2.4.1. Berdasarkan keterlibatan penyerang dalam komunikasi 1. Serangan Pasif Pada jenis serangan ini, penyerang tidak terlibat dalam komunikasi antara pengirim dan penerima, namun penyerang menyadap semua pertukaran pesan antara kedua entitas tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang digunakan untuk kriptanalis. 2. Serangan Aktif Pada jenis serangan ini, penyerang mengintervensi komunikasi dan ikut mempengaruhi sistem untuk keuntungan dirinya. Misalnya penyerang mengubah aliran pesan seperti menghapus sebagian cipherteks, mengubah cipherteks, menyisipkan potongan cipherteks palsu, me-replay pesan lama, mengubah informasi yang tersimpan dan sebagainya. Contoh dari serangan ini adalah man- in-the-middle attack 2.4.2. Berdasarkan banyaknya informasi yang diketahui kriptanalis 1. Chipertext-only attack Ini adalah jenis serangan umum namun paling sulit karena informasi yang tersedia hanyalah cipherteks saja. Kriptanalis memiliki beberapa cipherteks dari beberapa pesan, semuanya dienkripsi dengan algoritma yang sama. Tugas kriptanalis adalah menemukan plainteks sebanyak mungkin dari cipherteks tersebut atau menemukan kunci yang digunakan untuk mendekripsi. 2. Known-plaintext attack Ini adalah jenis serangan di mana kriptanalis memiliki pasangan plainteks dan cipherteks yang berkoresponden. 3. Chosen-plaintext attack Serangan jenis ini lebih hebat daripada known-plaintext attack, karena kriptanalis dapat memilih plainteks yang dimilikinya untuk dienkripsikan, yaitu plainteks- plainteks yang lebih mengarahkan penemuan kunci. Universitas Sumatera Utara 13 4. Chosen-ciphertext attack Ini adalah jenis serangan dimana kriptanalis memilih cipherteks untuk didekripsikan dan memiliki akses ke plainteks hasil dekripsi. Jenis serangan ini biasanya dipakai pada sistem kriptografi. 5. Chosen-text attack Ini adalah jenis serangan yang merupakan kombinasi chosen-plaintext attack dan chosen-ciphertext attack. 2.4.3. Berdasarkan teknik yang digunakan dalam menemukan kunci 1. Exhaustive attack atau brute force attack Ini adalah serangan untuk mengungkap plainteks atau kunci dengan mencoba semua kemungkinan kunci. Diasumsikan kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi yang digunakan oleh pengirim pesan. Selain itu kriptanalis memiliki sejumlah cipherteks danatau plainteks yang bersesuaian. 2. Analytical attack Pada jenis serangan ini, kriptanalis tidak mencoba-coba semua kemungkinan kunci tetapi menganalisis kelemahan algoritma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci yang tidak mungkin ada. Diasumsikan kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi yang digunakan oleh pengirim pesan.

2.5. Tandatangan Digital