22
4. Fiber To The Tower FTTT
TKO terletak di dalam shelter dari pada tower, terminal equipment system GSMCDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor
hingga beberapa meter saja. Jaringan kabel serat optik yang mencatu tower adalah kabel fiber optik drop jika lokasi tower di perkotaan, dan kabel fiber
optik distribusi kalau lokasi tower di pinggiran kota. Sehingga FTTT dapat dianalogikan sebagai pengganti ODP FTTC atau TB FTTH.
5. Fiber To The Home FTTH
TKO terletak di dalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh
meter saja. FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok TB.
3.6 Power Link Budget
Power link budget adalah besarnya daya yang diperlukan untuk dapat mentransmisikan data atau informasi dari satu titik ke titik lainnya, dimana selama
proses transmisi akan terjadi redaman. Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima
tidak kurang dari sensitivitas minimum. Margin daya adalah daya yang masih tersisa dari power transmit setelah
dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.
Universitas Sumatera Utara
23
Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 nol . Perhitungan daya penerima diformulasikan pada persamaan :
Loss Fiber L
f
: α
f
= L x L
f
2.1
Loss Splice L
s
: α
s
= N
s
x L
s
2.2
Loss Konektor L
c
: α
c
= N
c
x L
c
2.3
Dengan menggabungkan persamaan 2.1, 2.2, dan 2.3, maka didapatkan rumus untuk menentukan rugi-rugi total yaitu:
α
total
= α
f
– α
s
– α
c
2.4
Sedangkan power link budget dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.5
Keterangan : P
r
= Daya Penerima dBm a
s
= Redaman Splice dB P
t
= Daya Transmitter dBm a
f
= Redaman Fiber dB a
c
= Redaman Konektor dB M = Margin daya dB
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilitas yang tinggi telah menjadi kebutuhan bagi kehidupan modern sekarang ini. Kebutuhan akan akses informasi kapanpun dan dimanapun menjadi
keharusan. Untuk memenuhi semua itu, sarana dan prasarana teknologi, khususnya teknologi telekomunikasi, yang mendukung harus disediakan. Majunya
teknologi suatu negara dapat dijadikan titik ukur kemajuan suatu negara dan dapat menjadi potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbagai jenis
pelayanan komunikasi yang lebih canggih dengan akses yang cepat dan murah. Penerapan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam dunia
telekomunikasi merupakan salah satu solusi dari berbagai permasalahan diatas. Serat optik sebagai media transmisi mampu meningkatkan pelayanan sistem
komunikasi data, suara, dan video seperti peningkatan jumlah kanal yang tersedia, tersedianya bandwidth yang besar, kemampuan mentransfer data dengan
kecepatan megabitsecond, terjaminnya kerahasiaan data yang dikirimkan, dan tidak terganggu oleh pengaruh gelombang elektromagnetik, petir atau cuaca[1].
Penerapan serat optik sebagai media transmisi dalam bidang telekomunikasi telah memberikan berbagai keuntungan dan manfaat. Akan tetapi pada saat serat
optik di pilih sebagai media transmisi, maka perlu dilakukan suatu perhitungan dan analisis power link budget sebelum serat optik digunakan dalam sebuah
jaringan telekomunikasi agar suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan lancar dan baik, seperti adanya rugi-rugi transmisi loss pada kabel serat optik
Universitas Sumatera Utara