27
OTDR. Selain itu, perbandingan juga dilakukan terhadap kabel G652D. Untuk redaman total, nilai yang diizinkan adalah dibawah 28 dB.
Sedangkan untuk nilai margin daya yang diizinkan adalah di atas 0 dB.
6.2 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini,lokasi penelitian dimulai dari STO Panyabungan menuju SITE Pagaran Tonga yang memiliki jarak ± 27 km. Gambar 3.2
menunjukkan peta lokasi penelitian secara diagram alir.
Gambar 3.2 Diagram Alir Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
28
6.3 Spesifikasi Jaringan Serat Optik STO Panyabungan – SITE Pagaran Tonga
Jaringan yang diteliti merupakan jaringan backbone PT.Telkom Akses. Adapun spesifikasi jaringan tersebut adalah :
1. Jumlah Core
: 36 buah 2.
Jarak : 27,2 km
3. Jenis kabel
: G655C 4.
Splice : 9 buah
5. Konektor
: 2 buah Dalam instalasi jaringan serat, jenis splice yang digunakan adalah fusion
dengan menggunakan Sumitomo Z1C. Gambar 3.3 menunjukkan tampilan dari splicer machine Sumitomo Z1C.
Gambar 3.3 Sumitomo Z1C Dalam menghubungkan antara 2 buah kabel serat digunakan sebuah
konektor dan sebuah adapter. Jenis konektor yang digunakan adalah Subscriber Connector SC. Gambar 3.4 menunjukkan tampilan dari konektor SC.
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 3.4 Konektor SC Adapter yang digunakan adalah adapter SC. Gambar 3.5 menunjukkan
tampilan dari adapter SC.
Gambar 3.5 Adapter SC Kabel yang digunakan pada jaringan ini memiliki 48 core. Namun, hanya
36 core yang digunakan. Kabel yang digunakan adalah kabel voksel dengan tipe G655C. Gambar 3.6 menunjukkan tampilan kabel yang digunakan [6].
Gambar 3.6 Kabel Voksel G655C
6.4 Alat Ukur Serat Optik
Universitas Sumatera Utara
30
Dalam penelitian ini digunakan OTDR sebagai alat ukur kabel serat optik. OTDR digunakan untuk mengukur rugi-rugi berdasarkan event-event yang
terletak di dalam pembacaannya trace. Dalam peneltian ini digunakan OTDR Anritsu MT9090A. Gambar 3.7 menunjukkan OTDR yang digunakan.
Gambar 3.7 OTDR Anritsu MT9090A
Adapun prinsip kerja OTDR adalah sebagai berikut : 1.
OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser ke dalam sebuah serat optik.
2. Sebagian sinyal-sinyal dikembalikan ke OTDR, sinyal diarahkan
melalui sebuah beam splitter ke detektor optik dimana sinyal tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan pada layar.
3. OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu. Waktu tempuh
dikalikan dengan kecepatan cahaya dalam serat digunakan untuk menghitung jarak atau l = v x t
4. Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik
terhadap jarak.
Universitas Sumatera Utara
31
Secara sederhana, OTDR akan menampilkan grafik yang akan menunjukkan jenis-jenis redamana pada OTDR. Gambar 3.8 menunjukkan tampilan grafik pada
OTDR.
Gambar 3.8 Grafik Redaman pada OTDR
Beberapa fungsi utama OTDR antara lain sebagai berikut: 1.
Fault Location OTDR dapat menunjukkan lokasi fault atau ketidaknormalan lain dalam
suatu serat optik. Dengan mengevaluasi grafik redaman terhadap jarak yang ditampilkan, dapat diketahui suatu serat optik dalam kondisi baik atau tidak.
2. Evaluasi Power Kalkulasi
OTDR dapat digunakan untuk perhitungan dan pengecekan total redaman, dimana hasil tersebut akan digunakan untuk analisis power kalkulasi suatu
serat optik.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Menghitung Faktor Redaman Serat Optik
Faktor redaman serat optik dBkm merupakan salah satu parameter yang menjadi penentu kualitas suatu serat optik. OTDR dapat mengukur redaman
sebelum dan setelah instalasi sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan bend. Gambar
4. Evaluasi Splicing dan Konektor
Dengan membandingkan redaman yang ditimbulkan terhadap referensi redaman yang ditoleransikan. Dapat diketahui suatu sambungan atau
konektor berfungsi dalam keadaan baik atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB IV HASIL DAN ANALISIS