5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini kuman yang terbanyak ditemukan adalah Staphylococcus sp
dan juga penelitian ini menunjukkan bahwa Salmonella sp merupakan
bakteri yang paling kurang pada tahun 2012. Hasil ini berbeda dengan beberapa pustaka yang menyebutkan bahwa kuman tersering yang menyebabkan
bakteremia pada neonatus adalah GBS Group B Streptococcus dan Echerichia coli.
Pada tahun 1930 Group A Streptococcus merupakan penyebab terbanyak infeksi neonatal dan bisa dikendalikan dengan penisilin. Pada tahun 1940 insiden
infeksi bakteri khususnya Echerichia coli meningkat dan pada tahun 1950 yang meningkat adalah infeksi Staphylococcus aureus. Pada tahun 1960–1970 infeksi
Group B Streptococcus yang menonjol. Kliegman, 1996. Selain itu, menurut
Levy et al penelitiannya menunjukkan penyebab lebih dari 50 dari seluruh kasus pada tahun 1996 bakteremia terbanyak pada neonatus adalah disebabkan
oleh Klebsiella pneumonia pada tahun 1996. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pola kuman dari
satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, perbedaan geografis dan pelayanan kesehatan di masing-masing rumah sakit Balley, 1998. Ada juga penelitian
menyatakan bahwa pola kuman penyebab bakteremia berbeda antara negara dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Di Australia, Amerika Syarikat dan banyak
negara maju lainnya kuman penyebab bakteremia onset dini adalah GBS dan E coli, sedangkan kuman penyebab bakteremia onset lambat adalah CoNS. Di
negara yang sedang berkembang sebagian besar kuman penyebab bakteremia adalah kuman gram negatif seperti Enterobacter sp, Klebsiella sp, Escheichia Coli
dan Psudomonas sp, sedangkan GBS yang merupakan kuman penyebab bakteremia di negara-negara maju belum pernah ditemukan pada negara
berkembang Amir, 2005. Akan tetapi dalam penelitian Raka Budayasa dan Suwiyoga menemukan GBS sebagai kuman terbanyak keempat setelah
Escherichia Coli, Enterobacter dan Staphylococcus dari hasil kultur darah.
Perubahan etiologi penyebab bakteremia pada neonatus ini tidakdiketahui dengan pasti dan tidak selalu dilacak untuk mengetahui perubahan khusus dalam
perawatan neonatus.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini juga sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karki S, Rai GK dan Mandhar R pada tahun 2010 di Rumah Sakit
Kanti, Nepal yang mendapatkan kuman penyebab terbanyak yaitu E.coli sensitif terhadap antibiotik amikacin 74,7 diikuti oleh ofloxacin 69,9,
ciprofloxacin 56,4 dan kurang sensitif terhadap antibiotik chepalexin, gentamycin dan ampisilin. Kuman penyebab kedua terbanyak yaitu
Staphylococcus aureus sensitif terhadap antibiotik chloramphenicol sebanyak 88,8 diikuti oleh amikacin 87,5, ofloxacin 76,5 dan ciprofloxacin 72
tetapi kurang sensitif terhadap cloxacillin, ampisilin dan penicillin.Untuk kuman penyebab ketiga terbanyak yaitu Klebsiella pneumonia sensitif terhadap amikacin
sebanyak 91,7, diikuti oleh ofloxacin 87,5, chloramphenicol 81,8 tetapi kurang sensitif terhadap kotrimoxazole dan gentamycin, serta resisten sebanyak
100 terhadap ampisilin dan erythromycin. Secara keseluruhan, hal-hal di atas menunjukkan bahwa pergeseran pola
kuman tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, kejadian ini sesuai dengan teori bahwa pola kuman dan sensitivitasnya merupakan gejala fenomena dinamis
Hirda Andayani, 2005. Secara keseluruhan pula, pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian
besar kuman masih sensitif terhadap Meropenem, Amikacin, Amoxyclav serta Tigecycline sebanyak 50 sampai dengan 100.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini kuman penyebab bakteremia terbanyak adalah yaitu Stapyylococcus sp
38, Enterobacter sp 17.8 dan diikuti Klebsiella sp 14. Sebagian besar kuman penyebab bakteremia pada neonatus kurang
sensitivitas terhadap antibiotic Amoxcilin Ampiciclin, Cefadroxil, Cefotaxime, Ceftazidime, Cefuroxime, Imipenem, Gentamyscin, Sulfamethoxazole yang
digunakan di RSUP Haji Adam Malik Medan.
6.2 Saranan
6.1.1 Peneliti lain Peneliti yang ingin meneliti kasus ini pada masa akan datang diharap dapat
melengkapi kelemahan penelitian ini dengan cara melengkapkan data pada tahun 2012 serta mendapatkan jumlah sampel yang lebih besar dan
memanjangkan periode penelitian 6.1.2 Rumah sakit
Data kultur haruslah dilengkapkan agar penelitian yang dijalankan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara