42 biasa terjadi, tetapi hal ini tetap merupakan catatan bagi
pemerintah dan komunitas lokal. Selanjutnya dijelaskan dampak ekonomi lain dari
kegiatan kepariwisataan yaitu adanya kontribusi pendapatan pemerintah. Bisa berupa dampak langsung seperti pajak dan
retribusi dari penyedia jasa langsung, atau dampak tidak langsung melalui pajak dari pengadaan barang-barang
pendukung kepariwisataan. Selain itu dampak ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan serta
pembangunan daerah.
b. Dampak Negatif
Dalam artikel yang berjudul Dampak Pengembangan Obyek Wisata : Dampak Positif dan Negatif yang dimuat pada
http:www.tourismbali.blogspot.com,
menjelaskan tentang pendapat Prof Ir Kusudianto Hadinoto 1996 bahwa jika suatu tempat wisata
apabila tidak direncanakan dengan baik maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, barang-barang sejarah, dan menimbulkan
ketidaksukaan penduduk sekitar terhadap wisatawan maupun obyek wisata tersebut dimana pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi
pengelola tempat wisata tersebut. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Coccossis 1996 yang terdapat dalam buku “
Sustainable Tourism Management
” karangan Swarbrooke J 1999 yang tertulis
43 “
An important characteristic of interaction between tourism and environment is the existence of strong feedback mechanism:
tourism often has adverse effects on quantity and quality of natural and cultural resources
”. Pariwisata juga dapat menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan, seperti:
Pollution of environment, waste disposal problems, damage to archeological and historic pride
. Selain dampak negatif pada lingkungan, dapat juga terjadi dampak negatif pada sosial,
diantaranya:
Overcrowding and loss of amenities for residents, cultural impacts, Social problems
. Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak dampak terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal ini dikatakan oleh Gee 1989 dalam bukunya yang berjudul “
The Travel Industry
”, mengatakan bahwa “
as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both
positive and negatif impacts
”.
B. Pariwisata Berkelanjutan
Sustainable Tourism
WTO mendefinisikan pembangunan pariwisata berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini serta melindungi
dan mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan
ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi dan juga memelihara integritas kultural, proses ekologi esensial, keanakeragaman hayati dan sistem
pendukung kehidupan. Produk pariwisata berkelanjutan dioperasikan secara harmonis dengan lingkungan lokal, masyarakat dan budaya, sehingga mereka