Post-Processing Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.21. Tampilan YZ Plane Dalam penelitian ini, selain menentukan area tampilan plane berdasarkan koordinat YZ juga berdasarkan koordinat XY untuk mengetahui area tampilan hasil pada tiap titik di sepanjang sumbu Z pipa anulus ganda ini. Gambar 3.22. Tampilan XY Plane pada titik Z di koordinat 10 cm dari sumbu 2. Contour Dengan countur dapat diketahui dengan lebih detail terkait pola hasil simulasi berdasarkan variabel yang dikehendaki pada setiap plane yang telah ditentukan sebelumnya. Contour dideskripsikan dengan warna untuk membaca pola berdasarkan variabel yang ditentukan. Gambar 3.23. Toolbar Contour Gambar 3.24. Tampilan YZ Contour Gambar 3.25. Tampilan XY Contour pada titik Z di koordinat 10 cm dari sumbu 3. Legend Setelah menentukan area tampilan dan pola aliran berdasarkan warna dari hasil simulasi dengan plane dan contour, tahap selanjutnya adalah menentukan dimensi untuk membaca warna pola dengan menggunakan legend. Tiap plane atau contour dibuatkan legend tersendiri untuk mendapatkan dimensi yang lebih spesifik dan akurat. Gambar 3.26. Toolbar Legend Gambar 3.27. Toolbar Legend Gambar 3.28. Legend berdasarkan koordinat YZ Gambar 3.29. XY Legend pada titik Z di koordinat 10 cm dari sumbu Legend 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas hasil penelitian distribusi temperatur uap air pada pipa konsentrik horisontal yang secara lebih dalam akan dibahas pada sub bab 4.2 dengan parameter kondisi batas yang digunakan adalah sebagai berikut :  Laju alir an massa inlet air pendingin ṁ co,in = 4,23 x 10 -1 kgs  Temperatur inlet air pendingin T co,in = 15 °C  Temperatur outlet air pendingin T co,out = 30 °C  Tekanan outlet air pendingin P co,out = 4,2469 kPa  Temperatur inlet uap air T st,in = 103,226 °C  Variasi laju aliran massa uap air ṁ st,in 5,9 x 10 -3 kgs, 8,9 x 10 -3 kgs, dan 1,9 x 10 -2 kgs. Hasil dan pembahasan akan di fokuskan pada distribusi temperatur arah circumferential di sepanjang lokasi aksial pipa konsentrik. a. Profil temperatur pada lokasi aksial 10 cm dari inlet Gambar 4.1. Profil temperatur pada 10 cm dari inlet ṁ st = 5,9 x 10 -3 kgs Gambar 4.2. Profil temperatur pada 10 cm dari inlet ṁ st = 8,9 x 10 -3 kgs Gambar 4.3. Profil temperatur pada 10 cm dari inlet ṁ st = 1,9 x 10 -2 kgs Dari hasil diatas menunjukkan bahwa gambar 4.3 dengan ṁ st = 1,9 x 10 -2 kgs memiliki kecenderungan temperatur lebih tinggi dibanding dengan variasi lainnya dengan temperatur pada arah circumferential atas, samping, dan bawah berturut- turut sebesar 102,59 °C, 102,62 °C, dan 102,56 °C, dan untuk ṁ st = 5,9 x 10 -3 kgs sebesar 100,46 °C, 100,95 °C, dan 100,33 °C, dan ṁ st = 8,9 x 10 -3 kgs sebesar 101,46 °C, 101,67 °C, dan 101,31 °C.