48 air sulit untuk diserap oleh komposit. Adapun UPR juga menyerap air pada hari
pertama namun setelah itu penyerapan air tidak lagi begitu signifikan. Hal yang menyebabkan matriks UPR masih menyerap air dikarenakan UPR memiliki gugus
fungsi ester yang masih mengikat air [6]. Pada umumnya semakin tinggi sifat pengembangan tebal maka semakin
tinggi pula sifat daya serap air, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah sifat pengembangan tebal komposit maka semakin rendah pula sifat daya serap airnya
[37].
4.7 HUBUNGAN UKURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA STK TERHADAP PENGUKURAN FRAKSI VOLUME SERAT DALAM
KOMPOSIT POLIESTER TAK JENUH UPR
Tabel 4.4 menunjukkan pengaruh nilai ukuran STK terhadap fraksi volume serat pada komposit yang dihasilkan.
Tabel 4.4 Ukuran STK Terhadap Fraksi Volume Serat Ukuran Bahan Pengisi
Fraksi Volume Serat Poliester tak jenuh
50 mesh 0,1722
70 mesh 0,1926
100 mesh 0,1851
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa semakin kecil ukuran serbuk tempurung kelapa yang ditambahkan, maka fraksi volume seratnya semakin besar.
Pada setiap sampel komposit dengan volume total yang sama, seiring dengan makin kecilnya ukuran serbuk tempurung kelapa yang ditambahkan maka
komposit akan semakin ringan dibandingkan dengan poliester murni tanpa penambahan serat. Hal ini disebabkan perbedaan densitas yang cukup besar antara
serbuk tempurung kelapa dan poliester. Serbuk tempurung kelapa memiliki densitas 0,65 kgliter [9] sedangkan poliester murni memiliki densitas sebesar
1,21 kgliter [5]. Maka semakin kecilnya ukuran serbuk tempurung kelapa yang ditambahkan, fraksi volume serat akan semakin besar dan berbanding terbalik
dengan menurunnya berat dari komposit. Tetapi kecuali pada ukuran serbuk
Universitas Sumatera Utara
49 tempurung kelapa 100 mesh akan mengalami penurunan kembali nilai fraksi
volume serat. Dimana serbuk tempurung kelapa terlalu halus sehingga terjadinya penggumpalan serbuk tempurung kelapa atau tidak homogennya pencampuran
komposit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisa mekanis komposit, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Dari hasil analisis karakterisasi FT-IR terhadap poliester tidak jenuh UPR, serbuk tempurung kelapa STK, dan komposit UPR berpengisi
STK diketahui tidak terjadi reaksi kimia melainkan terdapat penjangkaran mekanik dengan ikatan hydrogen dalam gaya Van der Waals.
2. Pengisi serbuk tempurung kelapa belum mampu meningkatkan kekuatan tarik komposit UPR-STK ukuran 70 mesh sebesar 42,558 MPa dari UPR
murni yaitu sebesar 71,661 MPa. 3. Dari hasil analisis sifat pemanjangan pada saat putus komposit, semakin
kecil ukuran serbuk tempurung kelapa sifat pemanjangan pada saat putus akan semakin meningkat.
4. Pengisi serbuk tempurung kelapa sudah mampu meningkatkan kekuatan bentur komposit UPR-STK ukuran 100 mesh sebesar 6083,47 Jm
2
dari UPR murni yaitu sebesar 3354,83 Jm
2
. 5. Berdasarkan uji serapan air komposit diketahui bahwa daya serap air
komposit berpengisi serbuk tempurung kelapa terbesar pada ukuran STK 100 mesh.
5.1 SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh peneliti adalah : 1. Penelitian berikutnya hendaknya menggunakan pengisi gabungan antara
serbuk dan serat yang panjang. Dimana seratnya terlebih dahulu dianyam. 2. Diperlukannya penggabungan metoda hand lay-up dengan hot press agar
void yang terdapat di dalam komposit berkurang.
Universitas Sumatera Utara
51 3. Diperlukan bahan
Maleic anhydride MAH
untuk mengurangi penggumpalan pada pencampuran komposit.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat membandingkan mengenai pengisi antara serbuk dan serat terhadap sifat kekuatan tarik
yang baik. 5. Digunakan alat yang sesuai untuk memotong poliester kebentuk yang
diinginkan saat diuji, karena jika dengan gergaji tidak rapi dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POTENSI DAN KESINAMBUNGAN BAHAN BAKU DAN PRODUK 2.1.1 Tempurung Kelapa