Uji Sifat Kekuatan Tarik Tensile Strength Uji Sifat Kekuatan Bentur impact strength

19 Gambar 2.7 Metoda Hand Lay-Up [24] Jenis pengujian yang dilakukan adalah : 1. Uji kekuatan tarik tensile strenght 2. Uji kekuatan bentur impact strength 3. Pengukuran Fraksi volume komposit 4. Analisis spektroskopi inframerah FTIR 5. Pengujian daya serap terhadap air.

2.4.1 Uji Sifat Kekuatan Tarik Tensile Strength

Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk uji sifat suatu bahan polimer. Penarikan suatu bahan biasanya menyebabkan terjadi perubahan bentuk dimana penipisan pada tebal dan pemanjangan. Kekuatan tarik tensile strength suatu bahan ditetapkan dengan membagi gaya maksimum dengan luas penampang mula-mula, dimensinya sama dengan tegangan [7]. Persamaan untuk tegangan tarik adalah : Permukaan Luas gaya Tegangan tarik Tegangan = Ao Fmaks = τ 2.1 Dimana : τ = tegangan kgfmm 2 Fmaks = beban kgf Ao = luas penampang mula- mula Dry Reinforcement Fabric Consolidation Roller Resin Optional Gel Coat Mould Tool Universitas Sumatera Utara 20 Tegangan tarik kekuatan tarik tergantung pada gaya yang diberikan, waktu, suhu, struktur dan morfologi bahan polimer non Kristal, semi kristal atau kristal. Jika pada suatu bahan dikenakan beban tarik, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan panjang yang disebut dengan perpanjangan elongation. Persamaan untuk perpanjangan : Awal Panjang panjang Perubahan an Perpanjang = 100 o o l l l − = ε 2.2 Sementara sifat elastisitas suatu bahan polimer modulus young merupakan perbandingan antara tegangan tarik dengan perpanjangan, atau : ε τ = E 2.3 Pada peregangan suatu bahan polimer, perpanjangan tidak selalu berbanding lurus dengan beban yang diberikan, dan pada penurunan kembali beban, sebagian regangannya hilang, karena bahan polimer bukan merupakan bahan sepenuhnya elastis tetapi ada sifat viskositasnya [7].

2.4.2 Uji Sifat Kekuatan Bentur impact strength

Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui karakteristik patah dari bahan. Pengujian ini biasanya mengikuti dua metoda yaitu metoda Charpy dan Izod yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan impak, yang kadang juga disebut seabgai ketangguhan ketok notch toughness. Untuk metoda Charpy dan Izod, spesimen berupa dalam bentuk persegi dimana terdapat bentuk V-notch Gambar 2.8. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.8 Spesimen V-Notch Metoda Charpy dan Izod [25] Peralatan untuk melakukan kekuatan impak spesimen V-notch ditunjukkan pada Gambar 2.9. Beban didapat dari tumbukan pendulum yang dilepas dari ketinggian h. Spesimen diletakkan di dasar seperti pada Gambar 2.8. Ketika dilepas ujung pisau pada pendulum akan menghantam dan mematahkan spesimen pada titik ketoknya notch yang bekerja sebagai titik tegangan untuk benturan kecepatan tinggi. Pendulum terus berayun, naik sampai ketinggian maksimum h yang lebih rendah dari h. Energi yang diserap, yang diukur dari perbedaan ketinggian h dan h merupakan pengukuran kekuatan impak. Perbedaan antara metoda Charpy dan Izod yaitu bergantung pada peletakan support spesimen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8 [25]. Specimen Anvil End of Swing Pointer Scale Hammer Starting Position Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2.9 Skema Pengujian Impak [25] = 2.4

2.4.3 Pengukuran Fraksi Volume Komposit