hv = E
2 -
E
1
atom tereksitasi atau ion monoatom pada fase gas mengemisikan spektrum garis, pengukuran dengan spektroskopi emisi dapat memungkinkan karena masing
masing atom memiliki tingkat energi tertentu sesuai dengan posisi electron, pada keadaan normal, elektron elektron ini dalam keadaan dasar dengan energi
terendah, penambahan energi baik secara termal ataupun elektrikal, menyebabkan satu atau lebih elektron diletakkan pada tingkat energy lebih tinggi, menjauh dari
inti, elektron tereksitasi ini ternyata lebih suka kembali ketingkat dasar pada proses ini kelebihan energi dipancarkan dalam bentuk energi radiasi foton.
Oleh karena transisinya telah ditentukan letaknya dalam tingkat energi, maka bilangan gelombangnya terbatas juga, jika energi eksitasinya besar, maka
demikian juga energi emisinya, intensitas garis spektrum tergantung pada transisi yang terjadi dalam suatu atom, absorpsi sendiri kadang kala menurunkan
intensitas emisi, pemakaian sumber energi tinggi tidak selalu menguntungkan, karena mampu mengioniosasikan gas dan satu atau lebih elektron dapat
dikeluarkan dari atom, sedangkan spektrum atom terionisasi jauh berbeda dengan spektrum atom netral. underwood, 1981
2.4.1. METODE EKSITASI
Nyala, busur api bolak balik AC Arc, busur api searah DC Arc dan bunga api arus bolak balik AC spark merupakan metode metode lazim untuk eksitasi,
masing masing metode meliputi pemasukan sampel kedalam sumber dalam bentuk teruapkan dan eksitasi elektron ketingkat energi lebih tinggi, eksitasi nyala
sebaiknya didiskusikan pada fotometri nyala, pada DC arc, dengan tegangan 50- 300 volt dihasilkan temperatur 4000-8000
˚K, emisinya adalah akibat atom netral, arus yang digunakan bekisar antara 1-300 amper, busur api DC timbul diantara
elektroda karbon, gfarit, elektroda kadang kala dapat diamati kerlap-kerlip busur
Universitas Sumatera Utara
api tersebut antara ekeltroda, penguapan selektif dapat saja terjadi, busur api adalah sumber sensitif, terutama untuk deteksi konsentrasi rendah.
Kepekaan busur api DC dapat dinaikkan dengan suatu alat pendukung, busur api AC menggunakan beda potensial 1000 volt atau lebih, elektroda busur
api diberi jarak antara 0,5-3 mm, untuk mendapatkan hasil reproduksible, jarak pemisahan antara dua elektroda, tegangan dan arus harus benar benar
dikendalikan, busur api AC lebih stabil disbanding busur api DC. Khopkar,2007
2.4.2. Sumber Sumber nyala
Dari sumber yang biasa digunakan dengan spektroskopi emisi, maka nyala apilah yang paling sedikit energinya dengan mengeksitasi paling sedikit unsur, yaitu
sekitar 50 unsur logam, akan tetapi bila dapat digunakan nyala apilah yang memiliki keuntungan yang paling banyak dibandingkan eksitasi dengan busur api
atau bunga api, suatu nyala yang diatur dengan baik merupakan sumber yang jauh lebih stabil dari pada busur api atau bunga api, selanjutnya suatu spectrum emisi
suatu unsur dalam nyala relative sederhana, hanya sedikit garis yang terlihat dalam spectrum busur dapat ditemukan dalam emisi nyala, hal ini dapat membuat
beban jauh lebih ringan pada daya penguraian dari monokromator terhadap interferensi, berarti akan lebih mudah menemukan garis emisi untuk suatu unsur
tertentu yang tidak mempu nyai garis garis dari unsur unsur yang lain sebagai tetangga dekatnya.
Materi yang akan diuji juga bertindak sebagai elektroda bila materi tersebut tahan temperatur tinggi, selain itu sampel diletakkan dalam suatu bintik
kecil pada elektroda grafit atau karbon, elektroda yang lebih rendah biasanya adalah elektroda positif, medium pengurai sinarnya dalam spektrograf dapat
berupa prisma, grating ataupun celah sempit slit, slit harus lurus dan bersih, suatu plat photografi dapat merekam daerah spectrum 200-800nm, susunan prisma
dapat berupa tipe cornu atau tipe littrow, beberapa pralatan menggunakan tipe
Universitas Sumatera Utara
grating dengan liputan spectrum 220-780 nm, proses photografi digunakan untuk merekam intensitas garis masih sering dilakukan. Sudjadi,2007.
2.4.3. TEORI KERJA ALAT