Keadaan Demografi Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2015 Berdasarkan Data Tahun 2004 - 2009

(1)

KEADAAN DEMOGRAFI PENDUDUK KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 BERDASARKAN DATA TAHUN 2004 - 2009

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir)

NADRA KHAIRUNNISA 092407032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

PERSETUJUAN

Judul : KEADAAN DEMOGRAFI PENDUDUK KOTA

PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 BERDASARKAN DATA TAHUN 2004 - 2009

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : NADRA KHAIRUNNISA

NIM : 092407032

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2012

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Prof. Dr. Tulus,vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu,M.S

NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19530303 198303 1 002


(3)

PERNYATAAN

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 BERDASARKAN DATA TAHUN 2004-2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

NADRA KHAIRUNNISA 092407032


(4)

PENGHARGAAN Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “KEADAAN DEMOGRAFI PENDUDUK KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 BERDASARKAN DATA TAHUN 2004-2009” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.

Penulis meyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Pertama penulis ingin berterima kasih kepada Bapak Drs. Henry Rani Sitepu,M.S selaku Pembimbing yang memberikan bimbingan, arahan, dan pengalaman kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Dan juga penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Wannajmi dan Almarhumah Ibunda tersayang Nur’aini Nasution, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hinggga saat ini telah memberikan motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

2. Bapak DR. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Sc selaku Ketua Pelaksana Program Studi Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU.

4. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo selaku Koordinator Program Studi DIII Satistika FMIPA USU.

5. Untuk abang saya Muhammad iqbal Afandi, Muhammad Azro’i Azmi, dan Muhammad Fazrin Azhari, yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis.

6. Untuk bujing saya Wardiah A.Nasution, SH yang telah memberikan motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

7. Untuk saudara Muhammad Indra Gunawan Hasibuan yang telah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang dan do’a yang tulus kepada penulis.

8. Untuk sahabat-sahabatku dari kelas Statistika A 2009 terutama buat Dina S Sihombing, Febri Rustia Wardani Siregar, Wanda novia, Shamim Ahmad, Muhammad Dana Wiyasa, Fauzi Pohan, Respati Nugraha dan semua rekan-rekan dari DIII Statistika FMIPA USU yang telah membantu, memberi semangat, arahan dan motivasi selama perkuliahan.

Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin

ya rabbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juni 2012 Penulis

Nadra Khairunnisa


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan

Pernyataan

Penghargaan

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 4

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.4Batasan Masalah 5

1.5Metodologi Penelitian 5

1.6Tinjauan Pustaka 6


(7)

Bab 2 Landasan Teori 11

2.1 Masalah Kependudukan 11

2.2 Pengertian Dasar Demografi 12

2.2.1 Tujuan-tujuan dan Penggunaan Demografi 14

2.3 Pengertian-pengertian 15

2.3.1 Penduduk 15

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 15

2.3.3 Susunan Penduduk 16

2.3.4 Komposisi Penduduk 16

2.4 Kepadatan Penduduk 17

2.5 Proyeksi 17

2.6 Metode yang Digunakan 19

2.6.1 Angka Pertumbuhan Penduduk 19

2.6.2 Rasio Jenis Kelamin 20


(8)

Bab 3 Sejarah Singkat Temapat Riset 23

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 23

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 28

3.3 Visi dan Misi 29

3.4 Struktur Organisasi BPS 30

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 34

4.1 Arti dan Kegunaan Data Statistika 34

4.2 Keadaan Penduduk Kota Pematangsiantar 35

4.3 Angka Beban Ketergantungan 36

4.4 Rasio ( Ratio ) 44

4.5 Kepadatan Penduduk 48

4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Pematangsiantar 49

4.6.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kota Pematangsisiantar 50

4.6.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


(9)

Bab 5 Impelementasi Sistem 56

5.1 Tahap Implementasi 56

5.2 Mengaktifan Microsoft Excel 56

5.3 Mmembuka Lembar Kerja Baru 57

5.4 Pengisian Data 58

5.5 Pembuatan Grafik 59

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 62

6.1 Kesimpulan 62

6.2 Saran 63

Daftar Pustaka


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun

2004-2009 35

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2004 37

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005 38

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006 39

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007 40

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 42

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 43

Tabel 4.8 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Provinsi 31

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin 35

Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2010-2015 54

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 57

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 58

Gambar 5.3 Tmpilan Lembar Kerja Pengisian Data 59

Gambar 5.4 Tampilan Kotak Dialog Chart type 60


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peninggakatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah.


(13)

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang di inginkan, hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya

.

Pengetahuan tentang pendidikan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat di cegah atau dihindari.


(14)

Berkurangnya atau bertambahnya penduduk disuatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dari lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan untuk dianalisis di susun menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu penulis memilih judul “Keadaan Demografi Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2015 Berdasarkan Data Tahun 2004 - 2009”. Dengan tujuan agar penulis tahu sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan


(15)

1.2Rumusan Masalah

Pertumbuhan yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan, dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesuliatan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah

kependudukan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan juga peranan dari masyarakat serta perguruan tinggi yang dianggap sebagai orang-orang intelektual dalam mensukseskan pembangunan, khususnya mengenai jumlah

penduduk, kepadatan dan penyebaran penduduk struktur penduduk menrut umur, rasio jenis kelamin dan tingkat pertumbuhan penduduk.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penulis ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak-pihak yang membutuhkan nya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan penduduk di Kota Pematangsiantar dan memproyeksikannya pada


(16)

1.4Batasan Masalah

Agar kajian dalam penelitian penulis ini tidak menyimpang, maka penulis hanya membatasi tentang taksiran atau ramalan pertumbuhan jumlah penduduk untuk tahun yang akan datang, sehingga dapat diambil suatu kebijakan untuk mencapai kesejahteraan penduduk yang seimbang dan dinamis dengan perkembangan yang merata di segala bidang.

1.5Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah :

1. Kepustakaan

Disini penulis mengadakan penulisan “Tugas Akhir” dengan membaca buku

-buku di perpustakaan dan Badan Pusat Statistika (BPS) Medan, yang ada kaitannya dengan kependudukan di kecamatan Siantar Barat, kota Pematangsiantar.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Medan. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian di atur, disusun dan


(17)

disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

1.6Tinjauan Pustaka

(Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D. 2003) “Demografi Umum” , Edisi kedua, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Dari buku ini dikutip bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi : jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabakan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

Pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam demografi sama dengan ukuran-ukuran yang digunakan pada ilmu-ilmu yang lain yaitu ukuran absolut dan ukuran relatif. Pengukuran struktur demografi yang datanya berasal dari sensus penduduk atau data sekunder berbeda dengan pengukuran proses demografi yang dapat terjadi pada setiap saat misalnya kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan mobilitas penduduk.

Analisis data dalam demografi dapat dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Setelah itu dapat dilakukan beberapa ukuran komponen demografi. Pada awalnya data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut. Dari bilangan absolut ini kemudian dikembangkan menjadi bilangan relatif , dengan maksud agar lebih mudah untuk mengadakan analisis dan


(18)

ukuran satu dengan yang lain dapat diperbandingkan. Dengan bilangan relatif dapat dilakukam pengukuran.

Ratio (Ratio)

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.

a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio =SR)

Rasio jenis kelamin yaitu perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang disimbolkan dengan SR (sex ratio). Kalau jumlah laki-laki dinyatakan dengan symbol M dan jumlah perempuan dinyatakan sengan symbol F, maka rasio jenis kelamin dapat dituliskan dengan rumus:

SR = xk F M

Dengan :

k = konstanta besarnya sama dengan 100

b. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)

Ratio anak perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk dibawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan subur (usia melahiran atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun.


(19)

CWR = xk Pf P ) 49 15 ( ) 4 0 (   Dengan :

CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio) P(0-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 ahun P(0-4) = Jumlah penduduk usia 15-49 tahun

Dan untuk mengetahui jumlah penduduk pada tahun-tahun tertentu pada masa yang akan datang yaitu dengan cara memproyeksikannya. Cara memproyeksikannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan penduduk geometris. Tingkat pertumbuhan penduduk geometris adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Pertumbuhan ini juga disebut bunga berganda. Maka rumus pertumbuhan penduduk geometris adalah sebagai berikut :

Pt = Po ( 1 + r )t

Dengan :

Pt = banyaknya penduduk pada tahun akhir Po = banyaknya penduduk pada awal tahun r = angka pertumbuhan penduduk


(20)

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasaan masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data kependudukan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk beserta pengertiannya, proyeksi dan kegunaannya, dan perhitungan-perhitungan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan sejarah ringkas BPS yang meliputi sejarah BPS pada masa pemerintahan Hindia Belanda, jepang, masa kemerdekaan Republik, masa orde baru sampai sekarang, tata kerja kegiatan dan program pengembangan.


(21)

BAB 4 : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab yang berisikan proses perhitungan beberapa ukuran demografi , dan memproyeksikan pertumbuhan penduduk.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel, Langkah- langkah Pengolahan Data, Implementasi sistem dan hasil outputnya.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang berupa masukan.


(22)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu:

1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Dan masalah mobilitas penduduk

Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera di tanggulangi tidak mustahil mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.


(23)

2.2 Pengertian Dasar Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Demo” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” menulis. Jadi, Demografi adalah tulisan – tulisan atau karangan – karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul “Elements The Statistique

Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demographi adalah sebagai berikut : Demography is the scientific study of human population in primaliry with the respect to their size, their structure (composition)

and their development (change). Terjemahannya sebagai berikut : Demografi

mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut : Demography is the study of size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of a such changes which maybe identified as natality, territorial movement (migration), and

social mobility (changes of state). Terjemahannya sebagai berikut : Demografi

mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).


(24)

Masih banyak lagi yang menjelasan tentang pengertian demografi. Maka dari kedu definisi di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

1. Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi : jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran ( fertilitas), kematian (mobilitas), dan migrasi penduduk.

2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai : “demografi

formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau persebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dan dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menaytakan jumlah orang dalam suatu wilayah tertentu. Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman. Struktur penduduk menyatakan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur. Sedangkan perubahan penduduk secara implisit menyatakan pertambahan penduduk atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi.

3. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karateristik social dapat mencakup status keluarga, tempat lahir,


(25)

tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

2.2.1 Tujuan – tujuan dan Penggunaan Demografi

Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu : 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan persebarannya

dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam – macam aspek organisasi social.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat tinggi daerah maupun nasional. Perencanaan- perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.


(26)

2.3 Pengertian-pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu di ketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.3.1 Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di Wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase.

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:

a. Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh sekelompok wantia (proses reproduksi).

b. Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.


(27)

c. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ketempat lain melampaui batas politik / Negara ataupun batas administrative atau batas bagian dalam suatu Negara. Jado migrasi sering diartkan sebagai perpindahan yang relative permanen di suatu daerah ke daerah lain.

2.3.3 Susunan Penduduk

Susunan penduduk atau komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, kebangsaan, suku bangsa, dan sebaganya.

2.3.4 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya satu Negara terdapat penduduk umur tua ( 50 tahun keatas) lebih banyak, maka diharapkan Negara tersbut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bias mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.


(28)

2.4 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang di tempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

=

2.5 Proyeksi

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atu orang yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan menetap. Sedangkan proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,


(29)

kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di masa yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan di masa lampau hinga kini, faktor- faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu komponen dnegan komponen yang lain sera target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodic perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada 2005-2010. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten/ Kotamadya.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kota Pematangsiantar menurut jenis kelamin untuk periode 2005-2010, dengan metode Geometrik.


(30)

2. Memproyeksikan penduduk Kota Pematangsianta menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 2005-2010 dengan Metode Geometrik.

Adapun rumus Geometrik Rate Of Growth tersebut adalah :

Pt = Po ( 1 + r )t Dimana :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

= Angka pertumbuhan penduduk = Jangka waktu dalam tahun

2.6 Metode Yang Digunakan

2.6.1 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).


(31)

Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan metode yaitu :

Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan geometri adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pt = Po ( 1 + r )t

Dimana :

Pt = Jumlah penduduk pada n tahun Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

= Tingkat pertumbuhan penduduk = Periode waktu dalam tahun

2.6.2 Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.


(32)

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis :

Rasio jenis kelamin ( sex ratio ) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

Sri = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun

Mi = Jumalah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100

2.7 Perkembangan Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradaban manusia hingga kini : Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Kedua, zaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai


(33)

era industrialisasi, yaitu sekitar pertengahan abad ke-17 sesudah masehi. Zaman ini ditandainya dengan tumbuhnya pusat-pusat industry, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.

Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan tekhnologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada, tingkat kehidupan manusia menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi penurunan tingkat mortalitas penduduk. Seperti banyak diketahui bahwa ledakan penduduk yang terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.


(34)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negar Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan dan keagamaan. Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu :

1. Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en


(35)

Hendle) dan berkedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasikan data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama

Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan

ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistic perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu geunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oelh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan


(36)

Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementrian Kemakmuran.

Dengan surat mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS dan urusan statistik yang semula dibawah tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap Negara anggota menyelengarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No.6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.


(37)

Dalam rangka memperhatikan kebutuhan dana bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingakt I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang menpunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat II dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendaoatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :

a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik


(38)

b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.

c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

e. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BPS.

g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 1 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.


(39)

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS No. 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

a. Tugas

BPS mempunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistic sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakanfungsi : 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasikan kegiatan statistic nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistic dasar.

4. Pembinaan dan fasilitas terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statisti; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum. Ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegaaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hokum, perlengkapan, dan rumah tangga.


(40)

c. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan system informasi di bidangkannya; 4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik. 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survey statistik sektoral.

3.3 Visi dan Misi

a. Visi

Pelopor data statistic terpercaya untuk semua.

b. Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistic untuk penyelenggaraan statistic yang efektif dan efisien


(41)

2. Menciptakan insane statistic yang komponen dan professional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkoronisasi kegiatan statistic yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dlam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, sub bagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, sub bagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.


(42)

a. Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu-individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai/ staff tersebut.


(43)

Struktur organisasi yang ditetapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah Struktur Organisasi lini dan staff. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staff di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memunkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan-kegiatan yang saling n=berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan-keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Urusan Dalam b. Sub Bagian Perlengakapan c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Kepegawaian


(44)

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik terdiri dari lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistic Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energy.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistic konsumen dan perdagangan besar, statistk keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistic kesejahteraan.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan system, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca produksi, Neraca Konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.


(45)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Arti dan Kegunaan Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya.

2. Mengurangi atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat :

a. Mengetahui komponen yang menonjol

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya

3. Memperkirakan atau memperbandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.


(46)

4.2 Keadaan Penduduk Kota Pematangsiantar

Luas daerah Kota Pematangsiantar adalah sekitar 79,971 Km2 . Keadaan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004-2009

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2004 120.453 123.982 244.435

2005 121.354 124.923 246.277

2006 122.098 125.739 247.837

2007 122.548 126.277 248.825

2008 122.986 126.999 249.985

2009 123.481 127.516 250.997

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara


(47)

4.3 Angka Beban Ketergantungan

Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang produktif (umur antara 16-64 tahun).

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indicator ekonomi suatu Negara maju atau tidak. Negara-negara yang berkembang dengan fertilitas yang tinggi mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka beban ketergantungan di Kota Pematangsiantar dapat kita hitung dengan menggunakan rumus:

Dimana :


(48)

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2004

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 12.214 11.549 23.763

2 5-9 13.069 12.404 25.473

3 10-14 14.504 14.161 28.665

4 15-19 16.592 16.010 32.602

5 20-24 9.801 10.133 19.934

6 25-29 8.983 10.049 19.032

7 30-34 8.723 9.711 18.434

8 35-39 8.289 8.900 17.189

9 40-44 7.598 7.828 15.426

10 45-49 5.844 5.961 11.805

11 50-54 4.179 4.479 8.658

12 55-59 3.374 3.676 7.050

13 60-64 2.823 3.143 5.966

14 65-69 1.879 2.301 4.180

15 70+ 2.581 3.677 6.258

Jumlah 120.453 123.982 244.435

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 77.901

P65+ = 10.438 P15-64 = 156.096

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :


(49)

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 12.304 11.637 23.941

2 5-9 13.167 12.494 25.661

3 10-14 14.613 14.269 28.882

4 15-19 16.711 16.129 32.840

5 20-24 9.875 10.211 20.086

6 25-29 9.052 10.130 19.182

7 30-34 8.788 9.783 18.571

8 35-39 8.352 8.967 17.319

9 40-44 7.653 7.890 15.543

10 45-49 5.883 6.004 11.890

11 50-54 4.216 4.516 8.729

12 55-59 3.404 3.706 7.110

13 60-64 2.847 3.169 6.016

14 65-69 1.893 2.317 4.210

15 70+ 2.597 3.700 6.297

Jumlah 121.355 124.922 246.277

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 78.484

P65+ = 10.507 P15-64 = 157.286


(50)

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 12.366 11.631 23.997

2 5-9 13.204 12.478 25.682

3 10-14 14.583 14.240 28.823

4 15-19 16.693 16.105 32.798

5 20-24 9.942 10.280 20.222

6 25-29 9.161 10.226 19.387

7 30-34 8.928 9.935 18.863

8 35-39 8.392 9.027 17.419

9 40-44 7.710 7.950 15.660

10 45-49 5.927 6.039 11.966

11 50-54 4.243 4.564 8.807

12 55-59 3.449 3.789 7.238

13 60-64 2.874 3.252 6.126

14 65-69 1.961 2.394 4.355

15 70+ 2.665 3.829 6.494

Jumlah 122.098 125.739 247.837


(51)

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 78.502

P65+ = 10.849 P15-64 = 158.486

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 56 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007

no kelompok umur laki-laki perempuan jumlah

1 0-4 12426 11762 24188

2 5-9 13296 12631 25927

3 10-14 14757 14422 29179

4 15-19 16880 16306 33186

5 20-24 9970 10317 20287

6 25-29 9135 10234 19369

7 30-34 8877 9888 18765

8 35-39 8436 9066 17502

9 40-44 7732 7976 15708

10 45-49 5946 6075 12021

11 50-54 4252 4563 8815

12 55-59 3436 3744 7180

13 60-64 2871 3202 6073

14 65-69 1909 2343 4252

15 70+ 2625 3748 6373

jumlah/total 122548 126277 248825 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara


(52)

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 79.983

P65+ = 10.725 P15-64 = 160.289

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.


(53)

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

no kelompok umur laki-laki Perempuan jumlah

1 0-4 12475 11835 24310

2 5-9 13344 12705 26049

3 10-14 14810 14500 29310

4 15-19 16940 16400 33340

5 20-24 10003 10377 20380

6 25-29 9167 10296 19463

7 30-34 8907 9942 18849

8 35-39 8463 9116 17579

9 40-44 7759 8020 15779

10 45-49 5967 6110 12077

11 50-54 4266 4591 8857

12 55-59 3446 3768 7214

13 60-64 2882 3215 6097

14 65-69 1919 2356 4275

15 70+ 2638 3768 6406

jumlah/total 122986 126999 249985 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 79.669

P65+ = 10.681 P15-64 = 159.635

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :


(54)

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009

no kelompok umur Laki-laki perempuan jumlah

1 0-4 12520 11879 24399

2 5-9 13395 12757 26152

3 10-14 14871 14561 29432

4 15-19 17004 16465 33469

5 20-24 10045 10419 20464

6 25-29 9204 10336 19540

7 30-34 8943 9986 18929

8 35-39 8499 9157 17656

9 40-44 7792 8054 15846

10 45-49 5992 6134 12126

11 50-54 4285 4607 8892

12 55-59 3463 3779 7242

13 60-64 2895 3230 6125

14 65-69 1925 2369 4294

15 70+ 2648 3783 6431

jumlah/total 123481 127516 250997 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut : P0-14 = 79.294

P65+ = 10.625 P15-64 = 158.906


(55)

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

4.4 Ratio (Ratio)

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.

c. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio =SR)

Rasio jenis kelamin yaitu perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang disimbolkan dengan SR (sex ratio). Kalau jumlah laki-laki dinyatakan dengan symbol M dan jumlah perempuan dinyatakan sengan symbol F, maka rasio jenis kelamin dapat dituliskan dengan rumus:

SR = xk F M


(56)

Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

2004 120.453 123.982 244.435

2005 121.354 124.923 246.277

2006 122.098 125.739 247.837

2007 122.548 126.277 248.825

2008 122.986 126.999 249.985

2009 123.481 127.516 250.997

2010 114.561 120.137 234.698

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2004-2009

Dari table diatas dapat dihitung Rasio Jenis Kelamin dengan rumus sebagai berikut :

SR2004 = xk F M

= 100

982 . 123 453 . 120

x = 97 jiwa

SR2005 = xk F M

= 100

923 . 124 121.354

x = 97 jiwa

SR2006 = xk F M

= 100

739 . 125

122.098


(57)

SR2007 = xk F M

= 100

277 . 126 122.548

x = 97 jiwa

SR2008 = xk F M

= 100

999 . 126 122.986

x = 97 jiwa

SR2009 = xk F M

= 100

516 . 127 123.481

x =97 jiwa

Jadi , bahwa setiap 97 penduduk laki-laki sebanding dengan 100 peduduk perempuan.

d. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)

Ratio anak perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk dibawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan subur (usia melahiran atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun.

CWR = xk

Pf P ) 49 15 ( ) 4 0 (  


(58)

Dengan :

CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio) P(0-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 ahun P(0-4) = Jumlah penduduk usia 15-49 tahun

Dari tabel komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Pematangsiantar dapat dihitung Rasio Anak Perempuan dengan rumus sebagai berikut :

CWR = xk

Pf P ) 49 15 ( ) 4 0 (  

CWR2004 = = 16,84 = 17 jiwa

CWR2005 = = 16,84 = 17 jiwa

CWR2006 = = 16,72 = 17 jiwa

CWR2007 = = 16,84 = 17 jiwa

CWR2008 = = 16,84 = 17 jiwa

CWR2009 = = 16,84 = 17 jiwa

Jadi , perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk dibawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan subur (usia melahiran atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun dari tahun 2004-2009 yaitu sebesar 17 jiwa, yang setiap tahunnya sam.


(59)

4.5 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (KP) adalah jumlah penduduk per satuan unit wilayah, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :

Luas wilayah Kota Pematangsiantar adalah 79,971 km2 dan dari tabel 4.1 dapat dihitung kepadatan penduduk dari tahun 2004-2010 sebagai berikut :

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2004 120.453 123.982 244.435

2005 121.354 124.923 246.277

2006 122.098 125.739 247.837

2007 122.548 126.277 248.825

2008 122.986 126.999 249.985

2009 123.481 127.516 250.997

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004-2009

= 3.057 jiwa/wilayah km2

= 3.080 jiwa/wilayah km2

= 3.099 jiwa/wilayah km2

= 3.111 jiwa/wilayah km2

= 3.126 jiwa/wilayah km2


(60)

4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Pematangsiantar

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika sibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk boleh dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awal tahun.

Pada kenyatannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus.

Dari data rentang enam tahunan tersebut, maka besarnya tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometric, yaitu sebagai berikut :

Pt = Po ( 1 + r )t

Dengan :

Pt = banyaknya penduduk pada tahun akhir Po = banyaknya penduduk pada awal tahun r = angka pertumbuhan penduduk


(61)

t = jangka waktu (dalam banyaknya tahun)

4.6.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Pematangsiantar a. Untuk Jenis Kelamin Laki-laki

t = 6

P2009 = P2004 ( 1 + r )t 123.481 = 120.453 ( 1 + r )t Log ( 1 + r )t =

Log ( 1 + r )t = 0,001797086

1 + r = Antilog 0,010782517 1 + r = 1,004146517

r = 1,004146517– 1

r = 0, 004146517

r = 0,41 %

b. Untuk Jenis Kelamin Perempuan t = 6

P2009 = P2004 ( 1 + r )t 127.516 = 123.982 ( 1 + r )t Log ( 1 + r )t =

Log ( 1 + r )t = 0,002034341

1 + r = Antilog 0,002034341 1 + r = 1,004695230


(62)

r = 0,47 %

4.6.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Pematangsiantar

Dengan diperolehnya pertumbuhan penduduk untuk Kota Pematangsiantar maka proyeksi atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan persentase perubahan jumlah penduduk Kota Pematangsiantar tahun 2010 – 2015 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pt = Po ( 1 + r )t

1. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2010 a. Untuk Laki-laki

P2010 = P2009 ( 1 + r )2

= 123.481 (1 + 0, 004695230)2 = 124.507 jiwa

b. Untuk Perempuan P2010 = P2009 ( 1 + r )2

= 127.516 (1 + 0, 004695230)2 = 128.716 jiwa

2. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2011 a. Untuk Laki-laki

P2011 = P2009 ( 1 + r )3

= 123.481 (1 + 0, 004695230)3 = 125.023 jiwa


(63)

b. Untuk Perempuan P2011 = P2009 ( 1 + r )3

= 127.516 (1 + 0, 004695230)3 = 1129.321 jiwa

3. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2012 a. Untuk Laki-laki

P2012 = P2009 ( 1 + r )4

= 123.481 (1 + 0, 004695230)4 = 125.542 jiwa

b. Untuk Perempuan P2012 = P2009 ( 1 + r )4

= 127.516 (1 + 0, 004695230)4 = 129.928 jiwa

4. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2013 a. Untuk Laki-laki

P2013 = P2009 ( 1 + r )5

= 123.481 (1 + 0, 004695230)5 = 126.062 jiwa

b. Untuk Perempuan P2013 = P2009 ( 1 + r )5

= 127.516 (1 + 0, 004695230)5 = 130.538 jiwa


(64)

5. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2014 a. Untuk Laki-laki

P2014 = P2009 ( 1 + r )6

= 123.481 (1 + 0, 004695230)6 = 126.585 jiwa

b. Untuk Perempuan P2014 = P2009 ( 1 + r )6

= 127.516 (1 + 0, 004695230)6 = 131.151 jiwa

6. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 201 a. Untuk Laki-laki

P2015 = P2009 ( 1 + r )7

= 123.481 (1 + 0, 004695230)7 = 127.110 jiwa

b. Untuk Perempuan P2015 = P2009 ( 1 + r )7

= 127.516 (1 + 0, 004695230)7 = 131.767 jiwa


(65)

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2010-2015

No Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2010 124507 128716 253223

2 2011 125023 129321 254344

3 2012 125542 129928 255470

4 2013 126062 130538 256600

5 2014 126585 131151 257736

6 2015 127110 131767 258877

Jumlah 754829 781421 1536250


(66)

Dari hasil proyeksi yang diperoleh kita ketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduknya relatif naik. Faktor pertambahan ini dapat saja terjadi dikarenakan oleh tingkat kelahiran bayi, banyaknya pendatang (migran) masuk ke kota ini.


(67)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam Programming

(coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa

pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.

5.2Mengaktifkan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian klik tombl start pada taskbar, kemudian klik all programs, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.


(68)

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

5.3Membuka Lembar Kerja Baru

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.


(69)

5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

5.4Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard komputer atau melalui submenu yang terdapat pada menu excel.

Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketik data yang diinginkan

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.


(70)

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunak submenu pada menu editing excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan, yaitu: Down, Up, dan Series (Autofil).

5.5pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot Sel atau Range yang ingin dibuat Grafik.


(71)

3. Klik Type grafik yang diinginkan dan klik next, tampil kotak dialog Sourcedata.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diiginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.


(72)

(73)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain :

1. Hasil proyeksi yang penulis lakukan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2010 adalah sebesar 124.507 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 128.716 jiwa. Pada tahun 2011 penduduk laki-laki adalah sebesar 125.023 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 129.321 jiwa. Pada tahun 2012 penduduk laki-laki adalah sebesar 125.542 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 129.928 jiwa. Pada tahun 2013 penduduk laki-laki adalah sebesar 126.062 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 130.538 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk laki-laki adalah sebesar 126.585 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 131.151 jiwa. Pada tahun 2015 penduduk laki-laki adalah sebesar 127.110 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 131.767 jiwa.


(74)

2. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya relatif naik. Tidak mengalami kenaikan yang begitu pesat. Perkembangan jumlah penduduk di disebabkan angka kelahiran.

3. Angka beban tanggungan di Kota Pematangsiantar untuk tahun 2009 sebesar 57 orang, ini berarti bahwa setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

6.2Saran

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif naik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pembangunan kependudukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.

2. Rasio beban tanggungan di kota Pematangsiantar sebesar 57 berarti tiap 100 orang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif. Oleh karena itu harusnya angka beban tanggungan ini dapat di kurangi lagi agar Kota Pematangsiantar menjadi kota yang sejahtera.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Mantra, Ida Bagus Dr. 2003.Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, johar. 2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Elex Media Komputindo.

BPS, 2004 s/d 2010. Pematangsiantar Dalam Angka 2004. Biro Pusat Statistik, Medan.

http://east-crew-daru.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-penduduk.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Siantar_Barat,_Pematangsiantar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk.


(1)

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunak submenu pada menu editing excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan, yaitu: Down, Up, dan Series (Autofil).

5.5pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot Sel atau Range yang ingin dibuat Grafik.


(2)

3. Klik Type grafik yang diinginkan dan klik next, tampil kotak dialog Sourcedata.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diiginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.


(3)

(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain :

1. Hasil proyeksi yang penulis lakukan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2010 adalah sebesar 124.507 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 128.716 jiwa. Pada tahun 2011 penduduk laki-laki adalah sebesar 125.023 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 129.321 jiwa. Pada tahun 2012 penduduk laki-laki adalah sebesar 125.542 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 129.928 jiwa. Pada tahun 2013 penduduk laki-laki adalah sebesar 126.062 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 130.538 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk laki-laki adalah sebesar 126.585 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 131.151 jiwa. Pada tahun 2015 penduduk laki-laki adalah sebesar 127.110 jiwa,


(5)

2. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya relatif naik. Tidak mengalami kenaikan yang begitu pesat. Perkembangan jumlah penduduk di disebabkan angka kelahiran.

3. Angka beban tanggungan di Kota Pematangsiantar untuk tahun 2009 sebesar 57 orang, ini berarti bahwa setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

6.2Saran

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif naik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pembangunan kependudukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.

2. Rasio beban tanggungan di kota Pematangsiantar sebesar 57 berarti tiap 100 orang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif. Oleh karena itu harusnya angka beban tanggungan ini dapat di kurangi lagi agar Kota Pematangsiantar menjadi kota yang sejahtera.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mantra, Ida Bagus Dr. 2003.Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, johar. 2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Elex Media Komputindo.

BPS, 2004 s/d 2010. Pematangsiantar Dalam Angka 2004. Biro Pusat Statistik,

Medan.

http://east-crew-daru.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-penduduk.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Siantar_Barat,_Pematangsiantar.