Pendahuluan Abses Serebri Pada Tetralogy Of Fallot

I. Pendahuluan

Lesi intrakranial sering terjadi berkaitan dengan malformasi jantung kongenital 1 dan dapat muncul nyata pada saat lahir atau bermanifestasi pada usia dewasa. 2 Dua komplikasi pada susunan saraf pusat yang paling serius yang berkaitan dengan penyakit jantung bawaan PJB adalah trombosis serebral dan abses serebri. 1,2 Abses serebri adalah infeksi intraserebral fokal yang muncul sebagai area serebritis lokal dan berkembang menjadi kumpulan pus yang dikelilingi oleh kapsul yang bervaskularisasi baik. 1 Abses sereri adalah infeksi parenkim otak yang relatif jarang dijumpai namun dapat bersifat fatal. 3,4 Abses serebri dapat berasal dari 1 penyebaran langsung dari infeksi jaringan non-neuronal di sekitarnya seperti sinusitis paranasal, otitis media, mastoiditis, atau infeksi gigi; 2 penyebaran hematogen dari tempat infeksi yang jauh seperti endokarditis, infeksi paru, infeksi gastrointestinal; 3 akibat trauma kepala atau tindakan pembedahan yang menyebabkan infeksi langsung pada otak. 4-6 Faktor predisposisi untuk terjadinya abses serebri mencakup penyakit jantung bawaaan PJB dengan right-to-left shunt; infeksi telinga tengah, mastoid, sinus paranasal dan jaringan lunak pada wajah, orbita atau scalp; luka tembus atau fraktur tulang tengkorak; pembedahan intrakranial; dan abnormalitas sistem imun. 3,4 Pasien dengan PJB sianotik dengan right-to-left shunt memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita abses serebri dimana PJB sianotik merupakan faktor risiko pada 12.8- 69.4 dari seluruh kasus abses serebri. Studi dari Menon et al melaporkan bahwa dari 75 pasien abses serebri, enam diantaranya 8 memiliki PJB sianotik dan keseluruhannya merupakan penderita ToF. 1 Pada negara-negara maju PJB sianotik adalah faktor risiko yang paling sering dijumpai pada kasus abses serebri pada pasien immunokompeten. 1 Insiden abses serebri pada pasien dengan PJB sianotik adalah antara 5 dan 18.7. 1,3,7 Tetralogy of Fallot adalah anomali jantung yang paling sering berhubungan dengan abses serebri. 1,4,7 Defek septum atrial 5 , atresia trikuspid, atresia pulmonal, defek septum ventrikel, transposition of great vessels, atresia trikuspid, stenosis pulmonal dan double outlet right ventricle juga dilaporkan sebagai faktor predisposisi. 4,8 Organisme penyebabnya mencakup Streptococcus milleri, Staphylococcus, Streptococcus spp dan Haemophillus. Lokasi abses serebri pada pasien dengan PJB sianotik paling sering berlokasi di perbatasan antara substansia alba dan substansia grisea karena area ini merupakan area dengan perfusi yang paling rendah sebagai konsekuensi dari hipoksia berat yang kronis, dan peningkatan viskositas darah yang dijumpai pada pasien PJB sianotik. Cara penyebaran hematogen merupakan alasan sering terbentuknya abses multipel pada pasien PJB. Terlepas dari perkembangan dalam manajemen abses serebri, tingkat morbiditas dan mortalitasnya masih relatif tinggi. Kecurigaan klinis yang tinggi dan pemilihan alat diagnostik yang tepat adalah kunci untuk diagnosis dan tatalaksana yang tepat. Computed tomography 7 Universitas Sumatera Utara CT scan dengan kontras adalah alat yang cukup baik untuk menegakkan diagnosis karena CT scan saja tidak dapat mengidentifikasi semua abses serebri. Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui dan memahami definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, penegakan diagnosis, dan penatalaksanaan abses serebri, terutama yang berkaitan dengan penyakit jantung kongenital seperti tetralogi fallot. 3

II. Laporan Kasus