Laporan Kasus Abses Serebri Pada Tetralogy Of Fallot

CT scan dengan kontras adalah alat yang cukup baik untuk menegakkan diagnosis karena CT scan saja tidak dapat mengidentifikasi semua abses serebri. Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui dan memahami definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, penegakan diagnosis, dan penatalaksanaan abses serebri, terutama yang berkaitan dengan penyakit jantung kongenital seperti tetralogi fallot. 3

II. Laporan Kasus

Seorang laki-laki, 38 tahun, masuk pada tanggal 17 Desember 2010, datang dengan keluhan nyeri kepala yang telah dialami os sejak 3 bulan terakhir. Nyeri kepala dirasakan di seluruh kepala, terutama di bagian belakang kepala, bersifat berdenyut dengan intensitas sedang berat,frekuensi 3-4 kali perhari, lamanya lebih dari 1 jam, memberat jika os batuk, bersin atau mengedan dan tidak hilang dengan obat penghilang rasa nyeri. Nyeri kepala bertambah berat dalam 1 bulan sebelum masuk rumah sakit dimana nyeri kepala dirasakan terus menerus dan diikuti dengan rasa panas dan kebas pada tubuh sebelah kiri, sehingga os merasa sulit berjalan. Riwayat muntah menyembur + 3 kali dalam 1 bulan terakhir. Riwayat kejang dijumpai, frekuensi 1 kali, lama kejang 3 menit, kejang pada tubuh sebelah kiri, bersifat kaku dan menyentak, setelah kejang os sadar. Riwayat trauma kepala tidak dijumpai. Riwayat demam tidak dijumpai Sebelumnya os berobat ke RS luar dan dilakukan penarikan cairan darah 1 bulan sebelum masuk RS HAM. Riwayat sesak nafas selama ini disangkal os. Selama ini os juga mengeluhkan biru pada bibir dan ujung-ujung jari tangan dan kaki.Pada saat os berusia 3 bulan os sudah diberitahu oleh dokter bahwa os menderita penyakit jantung bawaan. Sejak bayi, os sering keluar masuk rumah sakit dengan keluhan membiru, dan os juga sering mengalami batuk pilek. Sejak os berusia 7 tahun didapatkan keterbatasan fisik, dimana os merasa sesak dan biru jika melakukan aktivitas seperti berlari dan untuk mengurangi sesaknya,os berjongkok. Failure to thrive dijumpai, feeding difficulty dijumpai. Riwayat kelahiran os tidak langsung menangis, biru, berat badan lahir 3700 gram. Os lahir ditolong dokter dengan ante natal care teratur dan os anak kedua dari empat bersaudara. Pada pemeriksaan fisik, didapati kesadaran compos mentis, tekanan darah 12080 mmHg, denyut jantung 80 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, suhu tubuh 37°C. Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik. Tekanan vena jugularis R+2cmH2O. Jantung Universitas Sumatera Utara S1 N, S2 N, murmur pansistolik gr 46 pada left sternal border dijumpai, gallop tidak dijumpai. Paru: suara pernafasan vesikuler, suara tambahan tidak dijumpai. Abdomen: soepel, hepar dan limpa tidak teraba, bising usus N. Ekstremitas: akral hangat, edema pretibia tidak dijumpai. Pada pemeriksaan neurologis, didapatkan sensorium compos mentis, tanda peningkatan tekanan intrakranial berupa nyeri kepala, muntah dan kejang dijumpai. Tanda perangsangan meningeal tidak dijumpai. Pemeriksaan nervus kranialis, pada nervus I : normosmia, nervus II:pupil isokor, refleks cahaya positif, diameter 3 mm, tidak dijumpai gangguan lapangan pandang, funduskopi dijumpai papil oedema, nervus III,IV,VI: gerakan bola mata normal, nervus V: motorik dan sensorik dalam batas normal, nervus VII : kerut kening dijumpai, menutup mata dalam batas normal, sudut mulut tertarik kekanan, nervus VIII: pendengaran dalam batas normal, nervus IX,X: uvula medial, nervus XI: mangangkat bahu dan menoleh kanan kiri dalam batas normal, N.XII: ujung lidah istirahat dan dijulurkan medial. Pada pemeriksaan motorik, dijumpai normotrofi dan normotonus, kekuatan motorik 5 pada ekstremitas superior dekstra dan ekstremitas inferior dekstra, dan 4 pada ekstremitas superior sinistra dan ekstremitas inferior sinistra. Pemeriksaan refleks, dijumpai peningkatan refleks APRKPR dan BisepTrisep kiri, tidak dijumpai refleks patologis. Pemeriksaan sensibilitas eksteroseptif dan proprioseptif dalam batas normal. Tanda perangsangan radikuler tidak dijumpai. Gejala serebelar, ekstrapiramidal, dan gerakan involunter tidak dijumpai. Pemeriksaan fungsi luhur: memori, atensi, berbahasa, fungsi eksekutif dan visuospasial dalam batas normal. Dari pemeriksaan laboratorium: Hb 18,5gdl; Ht 53,9 ; WBC 13.610mm 3 ; PLT 184.000mm 3 Dari pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan irama sinus, QRS rate 90 kali permenit, QRS axis RAD, durasi QRS 0,06”, P wave dalam batas normal, PR interval 0,16 s, rs di V1 1, S persisten di V5 V6, hipertrofi ventrikel kiri tidak dijumpai, VES dijumpai. Kesan: sinus ritme dengan deviasi aksis ke kanan, hipertrofi ventrikel kanan dan VES. ; Ur 13 gdl; Cr 0,53 gdl; SGOT 14 UL; SGPT 16 UL; Na 132 mEqL; Kalium 3,6 mEqL; Chlorida 101 mEqL; KGD ad random 108 mgdl; Dari pemeriksaan foto toraks didapatkan CTR 50, segmen aorta dalam batas normal, segmen pulmonal cekung, pinggang jantung dijumpai, apex upward, kongesti tidak dijumpai, infiltrat tidak dijumpai. Kesan: boot-shaped appearance. Dari pemeriksaan ekokardiografi: Katup mitral baik. Katup aorta mengalami regurgitasi dengan PHT 390 ms. Katup trikuspid baik. Katup pulmonal mengalami stenosis dengan velocity 4,32 ms dan PG 74,66 mmHg. Atrial situs sollitus. AV-VA concordance. Vena-vena bermuara pada tempatnya. IVS mengalami defek dengan diameter 14,4 mm,dengan malalignment aorta Universitas Sumatera Utara terhadap IVS 50 .IAS intact. PDA tidak dijumpai. RA-RV dilatasi. Ejection fraction 53,2 . Kesan : Tetralogy of Fallot Dari pemeriksaan Head CT Scan potongan aksial : tampak lesi bulat hipodens multipel di lobus temporal dan occipito-parietal kanan disertai finger-like oedema yang mendorong dan menekan ventrikel lateralis kanan dan ventrikel III ke kiri menyebabkan midline shift ke kiri sejauh ± 1 cm. Kortikal sulci dan fissure sylvii hemisfer kanan menyempit dengan gyri yang tidak jelas. Kesan : abses serebri DD SOL intraserebral. Dari pemeriksaan Head CT Scan dengan kontras potongan aksial: tampak lesi hipodens bulat multipel dengan enhancement berbentuk ring pasca kontras di lobus temporal dan occipitoparietal kanan disertai finger-like oedema yang menyebabkan midline shift ke kiri 0,5 cm. Kortikal sulci dan fissura sylvii hemisfer kanan menyempit dengan gyri yang tidak jelas. Kesan : Abses multiple lobus temporal dan occipito-parietal kanan dengan herniasi subfalcine ringan dan edema hemisfer kanan. Penderita didiagnosa dengan secondary headache + hemiparese sinistra + parese N.VII sinistra tipe UMN + focal seizure ec. Abses Serebri Multipel + Tetralogi Fallot dan diberikan penatalaksanaan tirah baring, ivfd Rsol 10 tetes mikro per menit, injeksi Ceftriaxone 2 gram12 jamIV, IVFD Metronidazole 500 mg8 jam, injeksi Dexamethasone 8mgIV dilanjutkan 4mg6 jamIV, tappering off per 3 hari, injeksi Ranitidin 50mg12 jamIV, Aspilet 1X160 mg, Ultracet 3x1. Pasien kemudian dikonsulkan ke bagian Bedah Saraf untuk dilakukan tindakan operatif setelah 3 minggu dirawat. Pasien menjalani tindakan operatif burr hole untuk drainase abses setelah lebih kurang mendapat terapi antibiotika selama 4 minggu. Pasien kemudian diterapi dengan IVFD Rsol 10 tetes mikro per menit, injeksi Varcep 0,5 gram6jamIV, IVFD Metronidazole 500 gram8jamIV, injeksi Phenytoin 100 mg8 jamIV, injeksi Tramadol 100mg8 jamIV, injeksi Ranitidin 50 mg12jamIV. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. EKG pada tanggal 20 Desember 2010 Gambar.2 Foto Thorax PA tanggal 18 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Ekokardiografi tanggal 17 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Head CT Scan tanggal 20 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Head CT Scan Contrast 31 Desember 2010

III. Diskusi Kasus