Hubungan Sikap Attitude Responden Mengenai Penerapan Universal

memperoleh informasi mengenai universal precaution dengan cepat dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan demikian diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih proaktif dalam meningkatkan pengetahuan mereka melalui kemajuan teknologi yang tersedia, tidak harus menunggu adanya pelatihan dari pihak rumah sakit. Menurut Notoatmojo 2005, pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi tentang tindakan kewaspadaan universal.

5.2. Hubungan Sikap Attitude Responden Mengenai Penerapan Universal

Precaution dalam Mitigasi Bencana HIVAIDS di RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian menunjukkan variabel sikap berhubungan dengan penerapan universal precaution oleh tenaga kesehatan dalam mitigasi bencana HIVAIDS di RSUP H. Adam Malik Medan. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap tenaga kesehatan yang buruk tentang universal precaution dalam mitigasi bencana HIVAIDS akan menurunkan tindakan mitigasi bencana HIVAIDS dalam penerapan universal precaution. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,000 p0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan penerapan universal precaution di RSUP H. Adam Malik Medan yaitu semakin baik sikap responden maka semakin baik penerapan universal precaution di RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yusran 2008 yaitu 167 87,4 responden masih memiliki sikap negatif terhadap pasien dengan HIVAIDS. Perawat beranggapan setiap pasien yang akan mendapatkan prosedur pembedahan harus diperiksa status HIVAIDS. Pasien HIVAIDS harus diasingkan dari pasien lainnya. Responden juga khawatir tertular HIVAIDS di tempat kerja. Sikap tersebut diatas merupakan stigma negatif terhadap pasien dengan HIVAIDS yang masih tinggi pada tenaga kesehatan. Sesuai penelitian Mahardini 2010, terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap perawat dengan kepatuhan perawat dalam penerapan universal precaution ketika melakukan tindakan kemoterapi pasien kanker. Menurut Fahmi 2010, bahwa Penerapan Universal Precaution yang meliputi kebersihan tangan, penggunaan sarung tangan, pemakaian masker, pemakaian gaun pelindung, pengelolaan jarum, kebersihan nafas dan etika batuk, kebersihan lingkungan, pengelolaan linen dan pembuangan limbah oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta secara keseluruhan adalah baik dengan presentase 84,87 . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan Universal Precaution Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari 100 tenaga kesehatan yang mempunyai sikap buruk ada 38 orang 71,7 tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek. Sedangkan sikap yang baik dan sedang 66 akan telah dilakukan dengan baik oleh perawat, dan mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara bertindak setelah mendapatkan informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek. Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: pertama kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. Kedua kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. Ketiga kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

5.3. Keterbatasan Penelitian