Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sampel terbanyak pada penelitian ini adalah perempuan. Sampel yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 65
responden dengan persentase 55.1 dibandingkan jumlah seluruh sampel. Sedangkan sampel yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 53 responden
dengan persentase 44.9 dibandingkan jumlah seluruh sampel. Berdasarkan karakteristik usia, sampel terbanyak pada penelitian ini
adalah yang berusia 16 tahun dengan jumlah 61 responden. Rata-rata usia sampel adalah 16.21 tahun dengan standar deviasi 0.665, dimana usia minimum adalah 15
tahun dan usia maksimum adalah 17 tahun. Median usia responden adalah 16 tahun.
Berdasarkan data penggunaan telepon pintar yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, pada penelitian ini diperoleh sampel yang menggunakan
telepon pintar berjumlah 60 responden, sedangkan sampel yang tidak menggunakan telepon pintar berjumlah 58 responden.
Berdasarkan data tajam penglihatan yang diperoleh melalui pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan Snellen Chart, dari 118 responden yang telah
memenuhi kriteria sampel penelitian, 99 responden memiliki tajam penglihatan yang normal yaitu 2020 atau 2025 dengan persentase 83.9, sedangkan sampel
yang tajam penglihatannya menurun berjumlah 19 responden dengan persentase 16.1 dibandingkan jumlah seluruh sampel.
5.1.3. Hasil Analisis Data
5.1.3.1. Distribusi Silang Penggunaan Telepon Pintar Terhadap Tajam Penglihatan
Pada penelitian ini, ingin dibuktikan apakah ada perbedaan tajam penglihatan antara pengguna telepon pintar dengan yang tidak menggunakan
telepon pintar. Dari 60 responden yang menggunakan telepon pintar, didapati 13 responden yang tajam penglihatannya menurun, sedangkan pada 58 responden
yang tidak menggunakan telepon pintar, didapati 6 responden yang tajam penglihatannya menurun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Silang Penggunaan Telepon Pintar Terhadap Tajam Penglihatan
Tajam Penglihatan Normal
Menurun Total
Telepon Pintar Ya
47 13
60
Tidak 52
6 58
Total
99 19
118
Hasil pada tabel 5.3. kemudian diuji dengan uji Chi Square yang menunjukkan bahwa pada penelitian ini dapat menggunakan uji Chi Square
karena tidak ada sel yang memiliki nilai ekspektasi kurang dari 5. Dari hasil uji Chi Square, diperoleh nilai Chi Square sebesar 2.798 dan nilai p value sebesar
0.094 dengan tingkat signifikansi 5. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa nilai p value
α = 5 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan tajam penglihatan antara pengguna telepon pintar dengan yang tidak
menggunakan telepon pintar.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan
Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk membedakan berbagai bentuk Anderson, 2007. Penglihatan yang optimal hanya
dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, struktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat Riordan-Eva, 2007. Status
ketajaman penglihatan mata seseorang dapat ditentukan dengan menggunakan Snellen Chart Ilyas, 2009. Kriteria yang digunakan dalam menentukan apakah
seseorang mengalami penurunan ketajaman penglihatan yaitu apabila nilai visus mata dari hasil pengukuran menggunakan Snellen Chart memiliki nilai 0.8
Gianini, 2004. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square, dalam
penelitian ini dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan tajam penglihatan antara pengguna telepon pintar dengan yang tidak menggunakan telepon pintar yang
ditandai dengan nilai p value 0.05. Hal ini berarti penggunaan telepon pintar tidak berdampak pada penurunan ketajaman penglihatan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mark Rosenfield, D.O., Ph.D., seorang profesor optalmologi di Amerika Serikat, yang
menyebutkan bahwa pengguna telepon pintar lebih beresiko untuk mengalami regangan pada mata karena mereka memegang telepon pintarnya lebih dekat ke
mata daripada saat membaca surat kabar. Mereka juga membaca tulisan yang lebih kecil dari tulisan di surat kabar Rosenfield, 2011.
Penggunaan telepon pintar akan meningkatkan daya akomodasi mata yang akhirnya berdampak pada penurunan tajam penglihatan. Hal ini terjadi karena
pengguna telepon pintar cenderung menatap layar telepon pintar pada jarak yang terlalu dekat sehingga beban kerja mata bertambah berat dalam melakukan
akomodasi untuk menyesuaikan pemfokusan pada mata. Bahkan, efek lain penggunaan telepon pintar adalah penglihatan menjadi kabur, kelelahan pada mata
dan sakit kepala Rosenfield, 2011. Penelitian Rosenfield menunjukkan bahwa beban kerja mata pada
pengguna telepon pintar lebih berat. Membaca pada jarak yang dekat memaksa mata untuk bekerja lebih keras dalam mempertahankan pemfokusan pada suatu
Universitas Sumatera Utara