Jenis Anxiety Disorder Treatment untuk Anxiety Disorder Defenisi Cognitive Behavioral Therapy CBT Langkah-langkah CBT

I.3. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi

Anxiety Disorder Beck 1976 menyatakan bahwa anxiety disorder merupakan suatu keadaan emosi tidak menyenangkan yang disertai oleh reaksi „catastrophic‟, yaitu antisipasi terhadap situasi bahaya terburuk pada masa depan, berupa antisipasi kehilangan terhadap beberapa objek penting, baik makhluk hidup maupun mati, termasuk benda-benda kepemilikan seperti uang, teman, kritikan, penghinaan atau pembelotan, juga penyakit dan bahaya fisik.

B. Jenis Anxiety Disorder

DSM IV-TR dalam Neale, dkk, 2004 menggolongkan anxiety disorder atas sembilan kategori dasar gangguan yaitu Phobia, Panic Disorder, Generalized Anxiety Disorder, Obsessive-Compulsive Disorder, Posttraumatic Stress Disorder PTSD, Acute Stress Disorder, dan Anxiety Disorder No Other Specified. Selain itu Anxiety Disorder juga berkaitan dengan kondisi medis umum Anxiety Disorder Due To a General Medical Condition ataupun penggunaan substansi Substance-Induced Anxiety Disorder.

C. Treatment untuk Anxiety Disorder

a. Anxiety Disorder dapat diatasi dengan berbagai terapi, tergantung pada jenis gangguan serta perspektif yang digunakan. Beberapa bentuk terapi yang dapat diberikan yaitu: a Terapi Psikoanalisa, yaitu dengan teknik asosiasi bebas dan interpretasi mimpi, dan hypnosis, b Terapi Humanistik-Eksistential, yaitu dengan terapi client-centered, atau paradoxical intention, c Terapi Behavioral, yaitu dengan teknik-teknik behavioral seperti systematic desensitization, modeling atau reinforcement, d Terapi Kognitif, yaitu dengan terapi kognitif cognitive therapy atau terapi kognitif behavioral cognitive behavior therapy, e terapi farmakologi, yaitu dengan terapi pengobatan secara medis. Acocella, 1996

D. Defenisi Cognitive Behavioral Therapy CBT

Cognitive Therapy pertama kali dikembangkan oleh Aaron T.Beck pada tahun 1960- an; merupakan suatu terapi yang melakukan koreksi terhadap konsepsi yang salah, dengan menajamkan perbedaan dan lebih mempelajari sikap adaptif. Terapi kognitif juga meliputi proses introspeksi, insight, reality testing dan mempelajari dasar proses kognitif Beck, 1976.

E. Langkah-langkah CBT

Spiegler Guevremont 2003 menyatakan bahwa sebagai langkah penting dalam memahami masalah partisipan dengan lebih tepat berdasarkan pendekatan cognitive behavior, perlu dilakukan analisa fungsional atau analisa masalah berdasarkan prinsip „S-O-R-C‟. Berdasarkan analisa fungsional ini dapat diidentifikasi kognisi yang terdistorsi, serta pola perilaku maladaptif, untuk selanjutnya masuk ke dalam tahapan CBT. Prinsip S-O-R-C tersebut secara rinci adalah sebagai berikut: a S Stimulus : peristiwa yang terjadi sebelum individu menunjukkan perilaku tertentu. b O Organism : partisipan dengan aspek kognisi C dan emosi E di dalamnya. c R Responses : apa yang dilakukan oleh individu atau organism, sering juga disebut dengan perilaku Behavior, baik perilaku yang tampak overt behavior ataupun perilaku yang tidak tampak covert behavior. d C Consequences : peristiwa yang terjadi setelah atau sebagai suatu hasil dari perilaku. Consequnces termasuk apa yang terjadi secara langsung pada individu, pada orang lain, dan pada lingkungan fisik sebagai suatu hasil dari perilaku tersebut.

2.8. Teknik-Teknik CBT