48 Orientasi semacam ini membawa konsekuensi bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan harus selalu dekat dengan dunia kerja. Pemerintah dengan demikian perlu menjalin kerja sama dengan dunia kerja dan instansi
terkait dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan sehingga tamatan yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang ada.
Program pendidikan di sekolah secara garis besar dikelompokan menjadi enam kelompok, hal ini sesuai dengan keputusan Mendikbud RI No.
080U1993 tentang kurikulum SMK. Ke-enam kelompok tersebut adalah: 1 Kelompok Pertanian dan Kehutanan, 2 Kelompok Teknologi dan Industri, 3
Kelompok Bisnis dan Menejemen, 4 Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 5 Kelompok Pariwisata, 6 Kelompok Seni dan Kerajinan. Kelompok-kelompok
tersebut nantinya dibagi menjadi program keahlian yang kemudian dipecahkan menjadi keahlian.
B. Kerangka Berfikir
Sekolah sebagai satuan pendidikan bagian dari sistem pendidikan nasional, memiliki kegiatan utama mengelola sumber daya manusia yang
diharapkan menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada
pembangunan bangsa. Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia merupakan proyeksi dari tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam UU nomor 20
tahun 2003 yang bermuara pada mencerdaskan kehidupan bangsa.
49 Peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Hal ini sangat penting mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantangan, baik yang bersifat nasional
maupun global, sedangkan berbagai kesempatan dan tantangan itu hanya dapat diraih dan dijawab apabila sumber daya manusia yang dimiliki berkualitas. Hal ini
bisa diamati dari berbagai aspek, baik aspek-aspek yang terkait dengan masukan instrumental, seperti kurikulum tenaga pengajar, bahan ajar, maupun masukan
lingkungan seperti kondisi lingkungan fisik dan manajerial kepala sekolah, aspek-aspek yang terkait dengan proses, seperti proses belajar-mengajar dan
sarana serta prasarana yang dibutuhkan, maupun aspek-aspek yang terkait dengan keluaran, seperti hasil ujian dan keterserapan lulusan oleh para tenaga kerja.
Diberlakukannya Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah berdampak pada pengelolaan pendidikan di daerah. Di satu sisi, upaya
otonomi pendidikan akan berpengaruh positif terhadap berkembangnya sekolah sebagai lembaga pendidikan berbasis kepada kebutuhan dan tantangan-tantangan
yang dihadapi sekolah. Disisi lain keragaman potensi dan sumber daya daerah serta keragaman dan potensi lembaga penyelenggara pendidikan baik pemerintah
maupun swasta dapat menyebabkan kualitas sekolah bisa sangat bervariasi. Agar kualitas pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa
yang diharapkan oleh masyarakat maka perlu ada suatu standar atau patokan yang dijadikan pedoman untuk menuju kepada pencapaian sekolah standar nasional,
maka penelitian difokuskan pada kesiapan sekolah SMK ma’arif al munawwir Yogyakarta menuju standar nasional. Penelitian diharapkan dapat memberikan
50 deskripsi yang rinci tentang bagaimana kesiapan pencapaian sekolah standar
nasional dalam memperbaiki mutu pendidikan.
C. Hasil Penelitian yang Relevan