remaja. Penelitian ini penting untuk diteliti karena saat ini semakin banyak tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan bagi para penontonnya.
14
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah : apakah lama menonton televisi merupakan faktor risiko terhadap perilaku
agresif remaja?
1.3. Hipotesis Lama menonton televisi merupakan faktor risiko perilaku agresif remaja
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lama menonton televisi sebagai
faktor risiko perilaku agresif remaja. 1.4.2 Tujuan khusus
Untuk mengetahui faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi perilaku agresif pada anak remaja
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang pelayanan masyarakat: Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang lama menonton televisi sebagai faktor risiko perilaku agresif
remaja. 2. Di bidang akademik ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang
pediatrik sosial dan tumbuh kembang tentang lama menonton televisi sebagai faktor risiko perilaku agresif remaja.
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan kontribusi ilmiah pada bidang pediatrik sosial dan tumbuh kembang tentang lama menonton televisi sebagai
faktor risiko perilaku agresif remaja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Televisi 2.1.1.Pengertian Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele bahasa Yunani yang berarti jauh, dan visi bahasa Latin-videra berarti penglihatan. Dengan
demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan “melihat jauh”.
Jadi, televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh.
Televisi merupakan media komunikasi yang disajikan dengan menggunakan bentuk suara dan gambar. Sehingga media televisi adalah media komunikasi yang
dapat menyajikan informasi yang dapat ditangkap melalui dua indra yaitu penglihatan dan pendengaran yang disajikan melalui tayangan – tayangan.
16
17
2.1.2. Sejarah televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische telescop sebagai perwujudan gagasan seorang
mahasiswa dari Berlin Jerman Timur yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ketempat lain. Hal ini terjadi antara tahun
1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai bapak televisi.
18
Universitas Sumatera Utara
Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat terhenti
ketika terjadi perang dunia II. Baru setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang televisi tersebut tampak mulai lagi.
17
Industri televisi nasional pertama kali ditandai dengan mengudaranya Televisi Republik Indonesia TVRI pada tahun 1962.
Pada tahun 1989 dimulailah era pertumbuhan televisi swasta yang ditandai oleh mengudaranya Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI sebagai stasiun televisi
pertama yang kemudian diikuti dengan keluarnya izin penyiaran bagi Surya Citra Televisi SCTV ditahun 1990.
19
18
Pada perkembangan berikut bermunculan berbagai fenomena munculnya televisi swasta.
Berdasarkan data dari Komisi Penyiaran Indonesia KPI saat ini di Indonesia telah beroperasi 11 stasiun televisi nasional. Selain televisi nasional melalui undang-
undang No 32 tahun 2002 yang mengatur tentang penyiaran, pemerintah secara resmi mengizinkan berdirinya stasiun lokal di Indonesia. Saat ini diperkirakan lebih dari
100 stasiun televisi lokal yang beroperasi di seluruh wilayah Nusantara.
20
19
2.1.3. Fungsi televisi
Televisi merupakan salah satu media yang paling efektif dalam menyampaikan pesannya. Televisi adalah media elektronik sebagai sarana
komunikasi yang mampu menjangkau khalayak yang relatif besar.
21
Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari sembilan puluh persen penduduk di negara-negara
Universitas Sumatera Utara
berkembang.
22
Televisi sebagai media komunikasi mempunyai tiga fungsi yaitu : informasi, pendidikan dan hiburan.
23
2.1.4. Waktu untuk menonton televisi
Meskipun Children’s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10,5 menitjam dalam satu minggu dan 12 menitjam pada akhir minggu,
namun banyak anak yang menonton televisi hampir 16 menitjam. Setiap anak menghabiskan total 6 jam sehari untuk menonton televisi, bermain video game,
mendengarkan musik atau membaca majalah, namun sebagian besar orang tua tidak menanggapi hal ini dengan serius.
24
Masih dijumpai pertambahan waktu untuk menonton televisi dari waktu yang telah direkomendasikan oleh AAP dan masih dijumpai anak kurang dari 2 tahun yang
menonton televisi. Menonton televisi pada usia dini berhubungan dengan gangguan memusatkan perhatian pada usia 7 tahun. Sehingga tidak dianjurkan menonton
televisi pada anak usia dini. Dalam hal ini diperlukan langkah preventif untuk menghindari pengaruh negatif televisi terhadap anak.
25,26
2.1.5. Dampak siaran televisi
Di era reformasi saat ini, televisi telah menjadi bagian keluarga setiap rumah tangga. Hampir tidak ada rumah tanggapun yang tidak memiliki televisi di rumahnya
masing-masing. Dengan kata lain, televisi telah menjadi bagian anggota keluarga
Universitas Sumatera Utara
yang paling banyak bercakap-cakap setiap harinya. Oleh karena itu, televisi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sang anak, remaja maupun orang
tua. Televisi dengan kotak ajaibnya, dianggap oleh berbagai produsen produk
sebagai medium khas yang memiliki efek yang cukup kuat powerfull effect dalam menggiring minat masyarakat. Kehadiran televisi di dunia telah membawa dampak
yang besar bagi kebudayaan umat manusia.
27
28
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-
sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian
rupa, dan dibubuhi dengan aksesoris-aksesoris yang menarik, sehingga membuat pemirsa terkagum-kagum dengan acara yang disajikan.
29
Bagaikan guru, televisi juga mampu membuat seseorang yang menonton acaranya mengubah sikap, baik dalam
arti positif maupun negatif. Keperkasaan televisi ini benar-benar tanpa penghalang ketika berhadapan
dengan penonton anak-anak maupun remaja, dengan tingkat pemahaman yang masih lemah dan emosi yang labil, visualisasi televisi secara langsung akan menerpa anak-
anak maupun
30
remaja, selanjutnya mengental menjadi endapan motivasional dan emosional. Perilaku, gaya berpakaian, gaya berbicara, tutur kata, dan gaya hidup
anak-anak dan remaja berasal dari kosakata yang mereka dengar atau tonton di televisi, entah dari iklan, infotainment, sinetron ataupun film.
31
Universitas Sumatera Utara
2.2.Perilaku Agresif 2.2.1. Pengertian perilaku agresif
Perilaku agresif yang terjadi di kalangan masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang memprihatinkan.
32
Perilaku agresif adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai suatu
pemuasan atau tujuan yang dapat ditujukan kepada orang atau benda yang biasa dilakukan dengan menendang atau memukul, mengatai atau memaki orang dengan
kata-kata kasar, memfitnah, dan menggertak serta mengganggu orang lain.
33
2.2.2. Jenis-jenis perilaku agresif
Perilaku agresif dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu: a. Agresif fisik, aktif, langsung, contohnya; menikam, memukul, atau
menembak orang lain.
34
b. Agresif fisik, aktif tidak langsung, contohnya; membuat perangkap untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh.
c. Agresif fisik, pasif, langsung, contohnya; secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan atau memunculkan tindakan yang
diinginkan misal aksi duduk dalam demonstrasi. d. Agresif fisik, pasif, tidak langsung, contohnya; menolak melakukan tugas-
tugas yang seharusnya misalnya menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk.
Universitas Sumatera Utara
e. Agresif verbal, aktif, langsung, contohnya; menghina orang lain. f. Agresif verbal, aktif, tidak langsung, contohnya; menyebarkan gosip atau
rumor yang jahat terhadap orang lain. g. Agresif verbal, pasif, langsung, contohnya; menolak berbicara ke orang lain,
menolak menjawab pertanyaan. h. Agresif verbal, pasif, tidak langsung, contohnya; tidak mau membuat
komentar verbal misal menolak berbicara ke orang lain yang menyerang dirinya bila ia dikritik secara tidak fair.
2.2.3. Faktor penyebab perilaku agresif
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif remaja diklasifikasikan dalam dua kelompok utama, yaitu a faktor ekstrinsik atau faktor-
faktor yang bersumber dari luar diri siswa termasuk faktor demografis, seperti jenis kelamin, pendidikan orang tua, usia, status sosial ekonomi orang tua, faktor sosial,
seperti pengalaman perilaku kekerasan, pengasuhan orang tua, interaksi guru-siswa, dan pengaruh teman sebaya, b faktor intrinsik atau faktor-faktor yang bersumber
pada diri remaja termasuk sifat-sifat kepribadian, temperamen, konsep diri, kontrol diri, asertivitas dan harga diri.
35
Universitas Sumatera Utara
2.3. Remaja 2.3.1. Pengertian remaja
Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan mulai dari lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase
perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja.
36
Masa remaja merupakan masa yang unik.
37
Masa remaja atau adolescent adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
38
Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada di dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak.
2.4. Tahapan remaja
39
Remaja merupakan salah satu masa dalam rentang perkembangan kehidupan manusia.
40
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,
tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.
41
Pada masa remaja terjadi perkembangan yang dinamis dalam kehidupan individu yang ditandai
dengan percepatan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial.
42
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati tahapan berikut:
43
Universitas Sumatera Utara
1. Masa remaja awal dini early adolescence: umur 11-13 tahun. Dengan ciri khas: ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak,
dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya. 2. Masa remaja pertengahan middle adolescence: umur 14-16 tahun. Dengan
ciri khas: mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja lanjut late adolescence: umur 17-20 tahun. Dengan ciri khas: mampu berpikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,
mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta dan pengungkapan kebebasan diri.
Pada remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas
perkembangan remaja itu adalah: a. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
44
b. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dan orang dewasa
lainnya. e. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku dan mengembangkan ideologi.
2.5. Child Behavior Checklist