25 musibah dengan bobot 2. Dengan keterangan sebagai berikut: memiliki
kartu miskin dengan nilai 4, tidak memiliki kartu miskin dengan nilai 2, penghasilan orangtua dibawah satu juta rupiah dengan nilai 4, penghasilan
orangtua di atas satu juta rupiah dengan nilai 1, membayar listrik tiap bulan di bawah seratus ribu rupiah dengan nilai 4, membayar listrik tiap bulan di
atas seratus ribu rupiah dengan nilai 1, mempunyai prestasi dengan nilai 4, tidak mempunyai prestasi dengan nilai 2, orangtua masih lengkap dengan
nilai 1, yatim dengan nilai 2, yatim piatu dengan nilai 4, jumlah saudara kandung lebih dari 2 dengan nilai 4, jumlah saudara kandung kurang dari 2
dengan nilai 1 pertimbangan lain seperti kelainan fisik, terkena musibah dengan nilai 2.
D. Penelitian yang Relevan
Sebelumnya terdapat penelitian yang mempunyai focus yang hampir sama, yaitu Implementasi Kebijakan Sekolah Gratis di SMP N 9 Yogyakarta
yang dilakukan oleh Supian Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kebijakan sekolah gratis telah sesuai dengan
petunjuk teknis dan ketentuan mengenai anggaran pengelolaan BOS dan BOSDA yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Untuk
mendukung implementasi kebijakan sekolah gratis, SMP N 9 Yogyakarta membuat kebijakan operasional sekolah yang dibagi dalam bidang pendanaan,
bidang program dan bidang networking.
26 Sebelumnya terdapat penelitian yang mempunyai fokus yang sama, yaitu
Pembiayaan Pendidikan. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Muhammad Annis Universitas Negeri Semarang dengan judul Manajemen
Pembiayaan Pendidikan di SDIT Assalamah Ungaran. Penelitian tersebut menekankan pada pelaksanaan manajemen pembiayaan di SDIT Assalammah
Ungaran dengan tujuh informan. Penelitian lain dilakukan oleh Bidayatun Ni’mah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dengan judul
Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Penelitian ini memfokuskan
pelaksanaan manajemen pembiayaan Perguruan Islam Matholi’ul Falah Kajen Margoyoso Pati dan implikasi manajemen
pembiayaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Islam Matholi’ul
Falah Kajen Margoyoso Pati. Penelitian lain dilakukan oleh Intan Kusumawardhani Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Implementasi
Program BSM tahun ajaran 20132014 di SMP N 1 Sewon Kabupaten Bantul. Penelitian ini memfokuskan pada implementasi program BSM di SMP N 1
Sewon. Penelitian-penelitian tersebut menekankan pada manajemen pembiayaan
pendidikan di sekolah baik proses manajemen maupun implikasinya dan implementasi serta manajemen program BSM dan kebijakan sekolah gratis.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai tema yang berbeda, yaitu lebih menekankan pelaksanaan kebijakan program kartu cerdas, yaitu suatu
beasiswa yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan
27
kata lain penelitian ini membahas tentang pelaksanaan program kartu cerdas di sekolah.
E. Pola Pikir
Kebijakan merupakan seperangkat peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memberikan arahan atau pun pedoman bagi seluruh
masyarakat atau instansi untuk mencapai tujuan bagi pelaksanaan program. Pelaksasanaan merupakan cara ataupun prinsip yang dilaksanakan agar tujuan
dapat dicapai. Sedangkan kartu cerdas sendiri merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
ditujukan untuk peserta didik yang berprestasi secara akademik ataupun non akademik dan berasal dari keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pribadi
siswa dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.
Kartu cerdas sendiri diberikan untuk membantu peserta didik yang masuk dalam kategori miskin. Melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
kemudian berlanjut ke Dinas Pendidikan KabupatenKota kemudian dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang berada di wilayah DIY. Dari proses
pelaksanaan kartu cerdas dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk sampai pada peserta didik tepat sasaran tentunya harus memenuhi
kebijakan peaksanaan dalam program kartu cerdas tersebut dan melewati prosedur dan proses yang tidak mudah bagi sekolah yang melaksanakan.
Banyak faktor-faktor yang mendukung berjalannya progam kartu cerdas ini