Makna Simbolis Sesaji pada Dina Geblag

kata orang tua semenjak pertumbuhan dari anak-anak hingga remaja. Dan sebagai orang tua pun harus selalu bijak memberikan pengertian dan hal-hal yang penting dalam menjalani kehidupan yang hanya sebentar di dunia ini. Sebagai generasi baru, seharusnya mengingat Soko ngendi tekamu lan asalmu darimana datang dan asalmu mempunyai maksud jika tidak ada pendahulu maka generasi sekarangpun tidak akan ada. Dan wajiblah kita mengikuti saran dari orang tua, karena sebenar-benarnya itu hanya darin orang tua Soemardi, 7 Desember 2012

D. Makna Simbolis Sesaji pada Dina Geblag

Dalam falsafah hidup Jawa, berbakti kepada kedua orang tua dan para leluhur yang menurunkan adalah suatu ajaran yang diagungkan. Orang Jawa yang memahami hakekat hidup, tentunya akan sangat memahami apabila kesuksesan lahir dan batin tak akan bisa diraih apabila kita menjadi seorang anak atau generasi penerus yang durhaka kepada orang tua dan para leluhur yang menurunkannya. Ungkapan rasa berbakti, tidak hanya diucapkan dalam ikrar doa-doa puji-pujian yang ditujukan kepada leluhurnya. Salah satu wujud konkrit rasa berbakti tersebut adalah berupa sesaji, yang dimaksud sebagai persembahan atas segala rasa hormat dan rasa terimakasih tak terhingga kepada para leluhur yang telah wafat yang mana semasa hidupnya telah berjasa memberikan warisan ilmu, harta-benda, dan lingkungan alam yang terpelihara dengan baik sehingga masih dapat kita nikmati sampai saat ini dan memberikan manfaat untuk kebaikan hidup kita. Masing-masing Uborampe sesaji mempunyai ciri khas dan makna yang dalam. Tanpa memahami makna, rasanya persembahan sesaji akan terasa hambar dan mudah menimbulkan prasangka buruk, dianggap sesat, tak ada tuntunannya, dan syirik. Tetapi semua prasangka itu tentu datang dari hasil pemikiran yang tak cukup informasi untuk mengenal dan memahami apa makna hakekat di balik semua itu. Contoh, misalnya para orang tua zaman dulu suka menabur bunga setaman di perempatan jalan. Tetapi lama-kelamaan tradisi itu hilang karena orang takut dituduh musrik dan seterusnya. Padahal, sesungguhnya orang yang menabur bunga di perempatan jalan sambil mengucapkan doa yang menisiratkan makna yang dalam dalam limpahan kasih sayang yang tidak pilih kasih. Adapun doanya misalnya sebagai berikut: Ya Tuhan…berilah keselamatan dan berkah kepada siapapun yang melewati jalan ini, baik manusia, makhluk halus, maupun binatang apapun jenis dan namanya. Doa dan apa yang mereka lakukan merupakan manifestasi dari budi pekerti mereka yang sungguh adiluhung. Melakukannya penuh dengan ketulusan dan kasih sayang. Tentu saja doa yang mengandung ketulusan dan kasih sayang yang berlimpah itu, akan beresonansi dan bersinergi dengan energi alam semesta yang penuh limpahan berkah. Alam menyambutnya dengan limpahan berkah dan keselamatan lahir batin kepada seluruh makhluk yang melewati perempatan jalan itu. Itulah kodrat alam yang telah terbentuk dalam relung-relung hukum keadilan Tuhan. http:sabdalangit.wordpress.com20100502bahasa-simbol-makna-bunga Menurut pandangan orang Jawa, sesaji atau sajen adalah Gandarasa macam- macam rasa yang sediakan untuk arwah jika arwah itu pulang menjenguk sanak saudara dirumah ketika Dina Geblag-nya atau malam Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon. Gandarasa maksudnya macam-macam rasa dan aroma yang akan dicicpi oleh Arwah. Pada saat Dina Geblag, kerabat yang masih hidup menyediakan beberapa sesaji dirumah, antara lain : a. Wedhang Putih Air Putih, melambangkan bentuk Segeran atau penyegar. Sifat yang bening menunjukkan bersih, bentuk pengharapan supaya dosa-dosanya dibersihkan oleh sang Pencipta di alam sana. b. Wedhang Kopi Air Kopi, yang berwarna hitam melambangkan pengharapan seluruh kegelapan yang akan menimpa keluarganya akan dibawa pergi jauh oleh arwah dan kegelapan tidak akan menimpa sanak keluarga yang masih hidup. c. Rokok , jika yang meninggal adalah laki-laki rokok akan habis ketika sudah dihisap sampai puntung rokoknya hal ini melambangkan ketika sudah meninggal jika yang tersisa adalah jasadnya itu sudah tidak berguna lagi. Asap akan terbang melambangkan roh akan pergi dan menghilang atau terbang. d. Susur kinang Inang, jika yang meninggal perempuan. Susur kinang itu bila dikunyah akan menimbulkan Dubang atau Idu Abang yang bila diludahkan ke tanah sekalipun sudah hilang maka akan tetap membekas warna merah. Maksudnya sekalipun sudah meninggal maka akan selalu ada dan tampak. e. Duit sen Uang Receh, uang koin atau uang receh disediakan pralambang untuk syarat membeli sesuatu. Hanya 4 sesaji itu yang wajib ada ketika Dina Geblag, ada juga yang menyedikan makanan kesukaan orang yang meninggal. Seperti misalnya Nasi, telur Jawa, Sayur sambal Goreng Kentang, pisang Dan jajan pasar. Ketika menyediakan dan menyiapkan sesaji di meja orang yang menyiapkan itu mengucapkan doa dalam bahasa Jawa yaitu Misal yang meninggal itu Bapak nya : Arwah Bapakku, aku nyepak’i sajen mbok menowo ono kekurangane tukuo dewe nang pasar Dieng. Artinya : Arwah ayahku, saya menyediakan sesaji tetapi jika masih ada kekurangan silahkan membeli sendiri ke pasar Dieng. Pasar Dieng adalah pasar yang berada di dataran tinggi Dieng. Merupakan pasar yang tidak kelihatan oleh kasat mata dan pasar yang disebut-sebut sebagai pasar setan yang dimana orang yang mempunyai kelebihan akan bisa melihatnya. Orang yang bisa melihat akan melihat seperti ramainya pasar dan terdapat juga proses jual beli hanya saja penjual tidak menerima uang dengan tangannya, hanya pembeli menjatuhkan uang didepan penjualnya dan tanpa ada komunikasi. Tempat yang dianggap angker atau keramat itu terdapat banyak mahkluk halus yang baik maupun yang jahat. Sifatnya adalah mahkluk halus itu jumlahnya lebih banyak melebihi jumlah manusia karena mahkluk halus itu bisa melahirkan namun tidak ada yang bisa mati, tetapi manusia melahirkan tetapi juga terdapat siklus kematian dalam hidupnya. Wagiyo, 7 Desember 2012. Yang menyediakan adalah kerabat, berharap ketika arwah pulang bisa merasakan dan mencicipi makanan yang disukai. Masyarakat yang titen atau memperhatikan di pagi harinya minuman itu akan berkurang setidaknya 1 cm, masyarakat Jawa mempercayai bahwa yang meminum adalah arwah yang pulang ketika Dino Geblag itu. Namun tidak selamanya orang yang telah meninggal arwahnya bisa langsung berada ke tempat yang dituju menurut ajaran dalam kitab orang muslim yaitu Al Qur’an. Ada juga arwah yang masuk ke dalam bangsa binatang dan hewan, ada yang masuk ke dalam bebatuan dan pepohonan yang rimbun, dan ada juga yang masuk ke dalam warga maksudnya arwah itu akan masuk ke dalam jiwa kerabatnya sehingga mempunyai postur tubuh, tabiat dan sifat seperti orang yang sudah meninggal itu. Tetapi yang benar itu adalah Mati tibo langit artinya mati jatuh ke langit yang sangat jauh dan tidak akan atau jarang menemui kerabat yang masih hidup. Ada juga yang menyebutkan Mati tibo nglemah atau mati kembali ke tanah sesuai dengan kitab Al Qur’an manusia diciptakan dari tanah maka harus kembali ke tanah. Menurut pengalaman yang pernah terjadi lewat mimpi, ada seseorang yang bermimpi di datangi seorang yang telah meninggal dan meminta minum. Menurut penuturan bapak Wagiyo, arwah yang datang lewat mimpi itu artinya arwah memerlukan bacaan Surat Al Fatihah dan Surat Al Ikhlas. Yaitu seperti dibawah ini : Surat Al Fatihah : Bismilaahir Rahmaani Rahiim. Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Ar rahmaanir Rahim. Maaliki y aumiddiin. Iyyaka na’ budu wa iyyaaka nasta’iin. Ih dinash shirathal mustaqiim Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduu bi ‘alaihim wa ladh dhaalliiin. Ichwan Alhafidz, 2009 : 5 Artinya : Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Yang maha pemurah lagi maha penyayang. Yang memiliki hari pembalasan, hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami mohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus , yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka bukan jalan orang-orang yang dibenci dan juga bukan orang-orang yang tersesat. Surat Al Ikhlash yang bunyinya : Bismilaahir Rahmaanirahiim, Qul huwallahu ahad Allaahush shamad, lam yalid wa lam yuulad wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. Ichwan Al Hafidz, 2009 : 6 Artinya : katakanlah “Dia Allah yang maha Esa” hanya Allah lah tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak diperankan. Dan tidak ada satupun yang menyamainya. Dua bacaan tersebut yang selalu dinanti oleh arwah di dalam kubur, sebab itu akan menyelamatkannya dari 100x cambukan yang akan dilakukan oleh malaikat di dalam kubur. Dengan kata lain dengan surat itu dipercaya dapat meringankan hukuman dan siksaan di dalam kubur.

E. Ziarah Makam

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potret Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522006011 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 152009002 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 152009002 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 152009002 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

0 5 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otomatisasi Kantor Penunjang Efisiensi Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010021 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Petani Sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang T1 162007044 BAB IV

0 0 8