PENG ARUH PENGGUNAAN MODEL P EMBELAJARAN VISUAL AUDITORI K INESTETIK (VAK) TER HADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS SIS WA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PR INGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL AUDITORI
KINESTETIK (VAK) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2
PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
Herlina Aprianti
Untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, salah satu upaya yang
dapat ditempuh adalah melalui pendidikan. Oleh karena itu pendidikan perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak. Salah satu ukuran keberhasilan pencapaian
pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dan oleh sebab itu guru harus
menerapkan suatu model pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil belajar
siswa di SMP N 02 Pringsewu. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah Visual
Auditori Kinestetik (VAK). VAK adalah model pembelajaran yang difokuskan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung dan menyenangkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan
penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar
kognitif siswa pada mata pelajaran IPS terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 2
Pringsewu?” 2. Sejauh mana taraf signifikansi pengaruh penggunaan model
pembelajaran Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran IPS terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu ?”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 291 orang. Sampel diambil menggunakan teknik Purposive Random
Sampling (sampling pertimbangan) ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pertimbangan
sampelnya untuk tujuan tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
One Group Pretest Posttest Design dengan data hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui Pretest pada awal pembelajaran dan posttest pada akhir pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Visual Auditori Kinestetik
(VAK) sebagai berikut: 1. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata pretest. Nilai rata-rata
pada kelas eksperimen pada saat pretest 61, dan nilai rata-rata pada kelas posttest 67,43.
Hal ini berarti nilai rata-rata pada saat posttest lebih tinggi dibadingkan dengan rata-rata
pada saat pretest. Dilihat dari pencapaian tahapan kognitif yang berhasil dicapai pada
penerapan pembelajaran Visual Auditori Kinestetik rata-rata pencapaian kognitifnya
sebesar 67,72%. 2. Setelah dilakukan analisis data pada nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan dengan menggunakan uji signifikansi , yaitu dengan uji parametrikT,
Dari uji kesamaan dua rata-rata yang telah dilakukan diperoleh nilai dari hasil
perhitunganya itu nilai thitung= 9.3017 >ttabel= 2.042 sehingga H0 ditolak yang berarti
bahwa model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik memberikan pengaruh terhadap


rata-rata hasil pretest dan hasil posttest pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajan Visual Auditori Kinestetik. 3. Berdasarkan perhitungan
uji analisis data statistik dengan menggunakan rumus korelasi dari hasil perhitungan
yaitu r = 0.861742 dan kadar determinasi sebesar 14,227% H0 ditolak dan H1 diterima,
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Taraf signifikansi sebesar 0.861 dilihat dari tabel
taraf signifikansi termasuk kategori sangat kuat dengan kadar determinasi atau seberapa
besar pengaruhnya adalah sebesar 14,227% Dengan kata lain, taraf signifikansi dari
pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik sangat kuat
terhadap hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP
Negeri 2 Pringsewu.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 April 1991 di Maninjau,
Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Penulis merupakan anak ke-5 dari 5 bersaudara dari pasangan
Bapak Baheramsyah Said dan Ibu Laksmiharti.
Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Aisyiyah 1 Pringsewu,
dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Pringsewu dan tamat belajar pada tahun 2003.

Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2
Pringsewu dan selesai pada tahun 2006 dan dilanjutkan kejenjang sekolah menengah
atas di SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu dan tamat belajar pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Pendidikan
Sejarah. Pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa
Indraloka II dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2
Way Kenanga, Tulang Bawang Barat. Selama melaksanakan perkuliahan di Program
Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya.
Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
dengan kerendahan hati dan rasa syukur, kupersembahkan
sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :

Bapakku Baheramsyah said dan Ibuku tercinta Laksmiharti yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran.
Terimakasih atas setiap tetes air mata dan tetes keringat, dan yang selalu

membimbing dan mendoakan keberhasilanku,
sungguh semua yang Bapak dan Ibu berikan tak mungkin terbalaskan.

Terima kasih pada Saudara-saudariku :
Indra Ashari, Rizki Apriyanto, Kholid Muhardi, dan Syahrudin Syah,
terimakasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan selama ini.
Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, kekasih, dan teman-teman
yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku,
serta almamater yang aku banggakan.

Sekali lagi, terimakasih banyak untuk kedua orang tuaku,
semoga karya kecil ini bisa menjadi salah satu dari sekian banyak alasan untuk
membuat Bapak dan Ibu tersenyum.

Moto

Seorang guru yang mengajar tanpa berusaha menghidupkan
keinginan dan antusiasme belajar pada murid-muridnya sama halnya
dengan orang menempa besi yang dingin.
Horace Mann


Ketika kita dihadapkan kepada kesulitan tetaplah berusaha untuk
maju agar mendapatkan hasil yang terbaik
Herlina Aprianti

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ’aalamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada

Nabi

Muhammad

SAW.

Skripsi


yang

berjudul

“PENGARUH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK
(VAK) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III, sekaligus sebagai
Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atas segala bimbingan, rasa simpati
dan kepeduliannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Lampung .

5. Bapak Drs. Bukhori Asyik, M.Si.,

selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,
sekaligus sebagai Pembimbing 1 skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran,
bimbingannya, dan rasa simpati selama penulis menjadi mahasiswa di Program
Studi Pendidikan Sejarah Unila.
7. Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, terima kasih Bapak atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang membangun
selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, Bapak Drs. Wakidi, M.Hum, Bapak Drs. Syaipul
M, M.Si, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tantowi, M.S, Bapak
Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd dan Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum

selaku Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang penulis banggakan dan
pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga
kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Lampung.
9. Keluarga tercinta Om Har, Om Yum, Ante Erni Sahri, Ante Zur, Uni Inda Monita,
Tante Nurida Wati, dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terimakasih telah memberikan dukungan, doa, dan saran kepada penulis.
10. Bapak Salamun selaku guru Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pringsewu
terimakasih atas bimbingan dan bantuannya kepada penulis.
11. Joni Ariantobi yang selalu memberikan semangat kepadaku untuk terus
menyelesaikan kuliahku.

12. Para sahabat (Melisa Rifaie, Valensy Rachmedita, Ayendra Wahyuni, Heni Gusti
Andani Hati, Sepka Kurnia Wahyu Ningsih), teman seperjuangan Dwi oktavia, Ari
Aulia R.N, Agung Nugroho, Dela Hapmita, Adit, Lilis Suryana, Nurul Anwar, Tila
Paulina dan seluruh teman-teman angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu.
13. Teman-teman KKN dan PPL Kusworo, May Benedekta, Bambang Irawan, Rani,
Vani, Arif, Mba nuy, Weni Nisma, Septi, dan Kak Yose Pratama Terimakasih
semangat dan dukungannya selama ini.

14. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan dan
kebersamaannya selama ini.
Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis
mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT
memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.
Pringsewu, Mei 2014

Herlina Aprianti

DAFTAR ISI
Halaman
HALALAM JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................................
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................
1.6 Kegunaan Penelitian ..............................................................................
1.7 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................

1
6
7
7
7
8
8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
2.1. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
2.1.1. Konsep Model Pembelajaran......................................................
2.1.2. Konsep Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik ...........
2.1.3. Konsep Hasil Belajar ..................................................................
2.1.4. Konsep Pembelajaran IPS ..........................................................
2.2 . Penelitian yang Relevan ......................................................................
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................................

2.4. Paradigma .............................................................................................
2.5. Hipotesis Penelitian ..............................................................................

10
10
11
14
16
19
20
21
21

III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan .....................
3.2. Desain Penelitian ..................................................................................
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................
3.4. Populasi dan Sampel.............................................................................
3.4.1. Populasi ......................................................................................
3.4.2. Teknik Pemilihan Sampel ..........................................................
3.4.3. Sampel ........................................................................................
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................
3.5.1. Variabel Penelitian .....................................................................
3.5.2. Definisi Operasional Variabel ....................................................
3.6. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
3.6.1. Teknik Tes ..................................................................................

23
24
25
25
25
26
27
28
28
29
30
30

3.6.2. Teknik Observasi ........................................................................
3.6.3. Teknik Dokumentasi ..................................................................
3.6.4. Teknik Kepustakaan ...................................................................
3.7. Langkah-langkah Penelitian .................................................................
3.8. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran.......................................
3.9. Instrumen Penelitian .............................................................................
3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas..............................................................
3.10.1. Uji Validitas .............................................................................
3.10.2. Uji Reliabilitas..........................................................................
3.10.3. Tingkat Kesukaran ...................................................................
3.10.4. Daya Pembeda ..........................................................................
3.11. Teknik Analisis Data ..........................................................................

31
31
31
32
33
34
36
36
37
38
39
40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................................
4.2. Hasil Penelitian .....................................................................................
4.2.1. Data Hasil Belajar Kemampuan Awal (Nilai Pretest Siswa) .....
4.2.2. Data Hasil Belajar Kemampuan Akhir (Nilai Posttest Siswa) ...
4.3. Analisis Data Penelitian ........................................................................
4.3.1. Uji Hipotesis ...............................................................................
4.3. Pembahasan ..........................................................................................

44
51
51
56
62
63
68

V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ............................................................................................... 73
5.2. Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1 Jumlah Anggota Populasi Desain Penelitian..........................................
2 Sampel Penelitian...................................................................................
3 kisi-kisi soal............................................................................................
4 Koefisien Reliabilitas..............................................................................
5 Interpretasi tingkat kesukaran.................................................................
6 Interpretasi daya pembeda......................................................................
7 Rakapitulasi Persentase hasil belajar.....................................................
8 Taraf Signifikan......................................................................................
9 Daftar Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pringsewu........................
10 Daftar Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Pringsewu.....................
11 Hasil Kemampuan Awal........................................................................
12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest..........................................................
13 Hasil Kemampuan Akhir……………………………………………...
14 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest........................................................
15 Rekapitulasi Hasil Pencapaian Indikator Hasil Belajar Kognitif..........

25
28
34
38
38
39
40
43
45
48
52
53
56
58
60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Validitas
2. Data Reabilitas
3. Data tingkat kesukaran
4. Data daya pembeda
5. Data nilai Pretest
6. Data nilai Posttest
7. Uji Normalitas Pretest
8. Uji Normalitas Posttest
9. Uji taraf Signifikansi
10. Data hasil belajar kognitif
11. Perangkat Pembelajaran RPP
12. Silabus Pembelajaran
13. Kisi-kisi Soal
14. Soal Pretest
15. Soal Posttest
16. Kunci Jawaban Soal Pretest
17. Kunci Jawaban Soal Posttest
18. Lembar Rencana Judul Kaji Tindakan/ Skripsi Makalah
19. Lembar Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing
20. Lembar Penelitian Pendahuluan
21. Lembar Izin Penelitian
22. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMP Negeri 2 Pringsewu

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Untuk
menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, salah satu upaya yang
dapat ditempuh adalah melalui pendidikan. Oleh karena itu pendidikan perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak.

Dalam proses pendidikan terdapat unsur-unsur usaha (kegiatan), usaha itu bersifat
bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar, ada pendidik
atau pembimbing atau penolong, ada yang dididik atau si terdidik, dan bimbingan
itu mempunyai dasar dan tujuan (Hasbullah, 1999:3).

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik
interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, dengan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Dimana
peserta didik yang tadinya tidak bisa menjadi bisa dan dimana peserta didik yang
tadinya tidak tahu menjadi tahu. Dalam proses pembelajaran, pengembangan
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang
dilandasi

sikap

saling

menghargai

harus

perlu

secara

terus

menerus

2

dikembangkan. Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa
harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.

Peranan guru sangat penting dalam upaya membentuk watak siswa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Karenanya dalam
proses pembelajaran di kelas, guru tidak cukup hanya berbekal pengetahuan
berkenaan dengan bidang studi yang diajarkan saja, akan tetapi seorang guru perlu
memperhatikan aspek-aspek pembelajaran secara menarik untuk mendukung
terwujudnya hasil belajar siswa yang memuaskan seperti penggunaan model
pembelajaran.

Salah satu ukuran keberhasilan pencapaian pendidikan dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut Winkel”Ada tiga ranah hasil belajar,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik”Winkel (1999). Lebih terperinci lagi
dijelaskan oleh Bloom ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis
perilaku dan kemampuan internal akibat belajar, yaitu;
a. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku, yaitu penerima-an, partisipasi,
penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah Psikomotor, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian gerakan, dan kreativitas.(Bloom dalam Dimyati, 2002: 26)

Agar pencapaian 3 tujuan pembelajaran yaitu kognitif,afektif dan psikomotor
dapat tercapai dengan baik diperlukan lah suatu model pembelajaran yang
sekiranya dapat membantu dalam pencapaian 3 ranah tujuan pembelajaran
tersebut. Selain itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan memuaskan

3

siswa harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar yang
berlangsung di sekolah. Namun, pada kenyataannya, tidak semua peserta didik
dapat berhasil dengan baik, ada juga yang mengalami hambatan. Hambatanhambatan belajar yang muncul dalam diri siswa dapat disebabkan oleh faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri
siswa misalnya lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, metode yang
digunakan oleh guru sangat sedikit, guru kurang menarik dalam membuat media
pembelajaran yang baik dan lain sebagainya. Sedangkan faktor intern adalah
faktor yang berasal dari dalam diri siswa misalnya intelegensi siswa, motivasi
belajar dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Keberhasilan proses pembelajaran tidak
terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam
proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada
dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih
hasil belajar yang optimal.

Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980:1 dalam Rusman).

4

Dalam menunjang hasil belajar siswa bukan hanya guru yang perlu mendapatkan
perhatian tetapi dari pihak sekolah pun perlu mendapat perhatian. Sekolah sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan formal hendaknya memperhatikan setiap
aspek yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Misalnya, kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar mengajar, kondisi serta
situasi sekolah dan lain sebagainya.

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru
harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan caracara penyampaian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model yang
efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap
perkembangan dan kondisi siswa-siswi dikelas. Tanpa pemahaman terhadap
berbagai kondisi, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat
meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada
akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil
belajar siswa.

Dan salah satu faktor yang lain bagian dari yang perlu diperhatikan pengelolaan
kelas

yang

dilakukan

oleh

guru

sehingga

proses

pembelajaran

yang

diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan. Guru
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya belajar
mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran
dan kompetensinya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

5

lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Berdasarkan pra penelitian secara faktual yang telah penulis lakukan di SMP
Negeri 2

hasil belajar siswa di kelas belum optimal. Hal ini diduga faktor

penyebabnya adalah berkaitan dengan kompentensi guru dalam menggunakan
metode atau model pembelajaran yang kurang tepat. Berdasarkan penelitian awal
di SMP Negeri 2 Pringsewu prilaku siswa pada saat Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) antara lain:
1. Motivasi yang kurang terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru
2. Kondisi siswa yang kurang kondusif
3. Tidak adanya konsentrasi saat proses belajar mengajar
4. Tidak bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas tertulis yang
diberikan oleh guru

Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa belum tumbuh secara optimal karena
siswa belum mengikuti proses belajar mengajar secara maksimal. Dan oleh sebab
itu masalah tersebut harus segera diatasi, dan guru harus menerapkan suatu model
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa di SMP N 2
Pringsewu.

Salah satu model pembelajaran tersebut adalah Visual Auditori Kinestetik (VAK).
Menurut

Meirer

“VAK

merupakan

suatu

model

pembelajaran

yang

menggabungkan unsur visual, auditori, dan kinestetik. Model pembelajaran VAK
terdiri dari tiga unsur cara belajar meliputi: visual, auditori, dan kinestetik. Siswa

6

yang modalitas visual belajar melalui apa yang mereka lihat, Siswa yang
modalitasnya auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Siswa yang
modalitasnya kinestetik belajar melalui apa yang dapat mereka sentuh dan
gerakkan”.(Kartikasari, 2011: 18)

Berdasarkan uraian maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah model
pembelajaran visual auditori kinestetik (VAK) dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar SiswaMata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik
(VAK) terhadap hasil belajar berdasarkan ranah kognitif

pada mata

pelajaran IPS Terpadu siswa SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII
2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik
(VAK) terhadap hasil belajar berdasarkan ranah psikomotor pada mata
pelajarn IPS Terpadu siswa SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII
3. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik
(VAK) terhadap hasil belajar berdasarkan ranah afektif pada mata pelajaran
IPS Terpadu siswa SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII

7

1.3. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi masalah
pada “Pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik
(VAK) terhadap hasil belajar berdasarkan ranah kognitif pada mata pelajaran IPS
Terpadu siswa SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran
Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran IPS terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu?”
2. Sejauh mana taraf signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran
Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran IPS terpadukelas VIII di SMP Negeri2 Pringsewu?”

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar kognitif
siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2
Pringsewu?”
2. Untuk mengetahui taraf signifikansi pengaruh penggunaan model
pembelajaran Visual Auditori Kinestetik terhadap hasil belajar kognitif

8

siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2
Pringsewu?”

1.6.Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi siswa

: Membantu siswa dalam proses belajar didalam kelas guna
meningkatkan hasil belajar yang optimal dan lebih menarik.

2. Bagi guru

: Memberikan informasi tentang model pembelajaran Visual
Auditori Kinestetik (VAK) sebagai alternatif dalam
pengajaran pada peserta didik agar dapat melaksanakan
proses belajar dengan optimal didalam kelas.

3. Bagi Penulis : Memberikan pengalaman bagi peneliti untuk memperbaiki
proses belajar mengajar di dalam kelas yang menggunakan
model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami
materi pelajaran IPS yang disampaikan.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi :
1) Ruang lingkup ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan
2) Ruang lingkup subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semeter genap SMP
Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014.

9

3) Ruang lingkup objek
Objek penelitian adalah penggunaan model pembelajaran Visual Auditori
Kinestetik (VAK) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas
VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014.
4) Ruang lingkup wilayah
Tempat peneliatian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pringsewu .
5) Ruang lingkupn waktu
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013-2014

10

REFERENSI

Hasbullah. 1999.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
hlm. 3.
Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.hlm.26.
Rusman. 1980. Model-model Pembelajaran. Cetakan ke-5. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. hlm. 1.
Kartikasari, Retno. 2011. Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas V Melalui
Penerapan Model VAK Di SDN Merjosari 1 Malang. Skripsi tidak
diterbitkan Malang: Universitas Negri Malang.

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka tersusun yang melukiskan
prosedur secara sistematis dalam memberikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di dalam
kelas. Model-model pembelajaran yang dipilih guru dan dikembangkan oleh guru
hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mengembangkan potensi
yang mereka miliki secara optimal. Model-model pembelajaran dikembangkan
karena adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Siswa
memiliki berbagai karakteristik dari kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas
belajar yang bervariasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
Menurut Brady Model pembelajaran dapat diartikan sebagai bluprint yang dapat
dipergunakan

untuk

membimbing

guru

di

dalam

mempersiapkan

dan

melaksanakan pembelajaran (Brady, 1985:7 dalam Aunurrahman).
Sedangkan Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

11

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980:1 dalam
Rusman).
Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah: “ kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar” (Trianto, 2009:22).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
digunakan atau diterapkan di dalam proses pembelajaran yang disederhanakan
untuk menjadikan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajar di kelas guna
meningkatkan hasil belajar siswa.
Selanjutnya model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan
masalah, diskusi, dan learning strategi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru atau perancang pembelajaran untuk
memberikan suatu alternatif pembelajaran di dalam kelas untuk meningkatkan
aktivitas siswa.

2.1.2. Konsep Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)
Kebanyakan orang memiliki modalitas visual, auditori, dan kinestetik. Hampir
semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar yang berperan untuk
pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Siswa tidak hanya cenderung pada
satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang

12

akan memberikan bakat mereka. Bagi guru yang mempunyai siswa yang
menggunakan lebih dari satu modalitas dapat menggunakan model pembelajaran
VAK. Menurut Meier "Model VAK merupakan suatu model pembelajaran yang
menggabungkan unsur visual, auditori, dan kinestetik” (Kartikasari, 2011: 18).
Menurut Meier "Siswa dapat belajar dengan baik jika mereka dapat melihat
contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari
segala macam hal ketika mereka sedang belajar" (dalam Kartikasari, 2011: 18).
Pendapat Meier di atas didukung pendapat Deporter (2004:168). Siswa visual
membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka karena siswa visual
belajar terbaik pada saat mereka mulai dengan gambaran keseluruhan, melakukan
tinjauan umum mengenai bahan pelajaran yang akan sangat rnembantu.
Siswa belajar visual dapat dilatih dengan meminta mereka mengamati situasi
dunia nyata lalu memikirkan, membicarakan situasi tersebut, menggambarkan
proses, prinsip. Berikan dorongan pada siswa untuk menggambarkan informasi
dengan menggunakan peta, garnbar, dan warna.
Menurut Astuti cara belajar yang dilakukan siswa auditori adalah sebagai berikut:
1) Mengajak siswa untuk rnembaca dengan keras,
2) Mengajak siswa aktif saat berdiskusi dalam memecahkan masalah,
3) Meminta siswa membicarakan apa yang sudah mereka alami,
4) Meminta siswa untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau
memperagakan sesuatu sambil mengucapkan secara terperinci apa yang
sedang mereka kerjakan(dalam Kartikasari, 2011: 18-19).
Menurut Deporter (2004:85) ciri-ciri siswa auditori adalah: (1) Perhatian mudah
terpecah, (2) Berbicara dengan pola irama, (3) Belajar dengan cara mendengarkan,
menggerakkan bibir/bersuara pada saat membaca, dan (4) Berdialog secara
eksternal dan internal.

13

Berdasarkan pendapat di atas belajar auditori lebih menekankan aspek auditori
yang dimiliki siswa sehingga cara belajarnya dirancang agar siswa aktif dalam
berkomunikasi dan berdiskusi di kelas.

Belajar kinestetik adalah cara belajar yang melibatkan aktivitas fisik dan
menggerakkan/menggunakan tubuh pada saat belajar. Dalam belajar kinestetik
siswa belajar dengan menggerakkan anggota badan, dimana siswa belajar dengan
mengalami dan melakukan. Hal ini didukung pendapat Deporter (2004:86) untuk
merangsang hubungan pikiran dan tubuh, maka ciptakanlah suasana belajar yang
dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik
dari waktu ke waktu.
Jadi pembelajaran kinesterik merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran, misalnya pada pembelajaran IPS siswa dapat
melakukan demonstrasi. Melalui pengamatan, percobaan, dan demontrasi ini
siswa akan mengalami langsung rnateri pelajaran yang sedang dipelajari sehingga
siswa akan lebih memahami materi.

Tahapan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK). Tahapan model
pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) menurut Deporter (2004:85-86)
adalah sebagai berikut:
a) Model pembelajaran visual melalui siswa mengamati Iingkungan sekitar,
menyampaikan hasil pengamatan pada kartu pengamatan,demonstrasi media
benda-benda kongkret, percobaan.
b) Model pembelajaran auditorial melalui menyimak petunjuk kegiatan
percobaan, diskusi kelompok, tukar pikiran, dan memecahkan masalah.
c) Model pembelajaran kinestetik rnelalui merancang alat dan percobaan secara
berkelompok sesuai dengan petunjuk langkahpercobaan, presentasikan hasil
percobaan di depan kelas dan memberikan tanggapan pada hasil percobaan.

14

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran VAK
1. Kelebihan model pembelajaran VAK
a. Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya
belajar.
b. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki
oleh pribadi masing-masing.
c. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
d. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi,
percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
2. Kelemahan model pembelajaran VAK
Kelemahan dari model pembelajaran VAK yaitu tidak banyak orang mampu
mengkombinasikan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi
jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya
belajar yang didominasi.
(http://janghyunita.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-visualauditori.html.)
2.1.3. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

15

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3).
Hal senada juga disampaikan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006),“Hasil belajar
adalah hasil dari suatu interaksi atas tindak belajar dan tindak mengajar”.
Sukardi dalam Amali (2001: 34) menyatakan bahwa,
Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses
belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan
menggunakan pengukuran.Menurut pendapat Sukardi ini, untuk
mengetahui hasil belajar maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut
dapat dilakukan dengan cara memerintahkan siswa mengerjakan soal,
menilai kegiatan siswa dalam kegiatan praktikum, menilai hasil laporan
yang dikerjakan siswa dan cara-cara lain untuk mengukur hasil belajar
tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu tindak
belajar dan mengajar yang diakhiri evaluasi dengan menggunakan pengukuran
untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Suryosubroto (1997:2), hasil belajar adalah ”Penilaian pendidikan
tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang
menyangkut pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan
sesudah

penilaian”.

Sedangakan

menurut

Oemar

Hamalik

(2003:43),

“Menyatakan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapakan yang
dimilki murid setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar”.
Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu, pada ranah kognitif. Menurut Sudijono
(2008:50-52), “Tujuan ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :
1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang

16

2.

3.

4.

5.

6.

nama istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain mamahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
sisi. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Penerapan atau aplikasi (Application) adalah kesanggupan
seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktorfaktor yang lain.
Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan
kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau
berbentuk pola baru.
Penilaian atau evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide,
misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka
ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada”.

Perubahan hasil belajar dilihat setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik
(VAK). Hasil belajar berupa nilai yang diperoleh oleh siswa dengan mengerjakan
soal test berupa pilihan ganda pada materi IPS terpadu kelas VIII yang telah
ditentukan.

2.1.4. Konsep Pembelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu ilmu yang tidak hanya terbatas di perguruan
tinggi saja, tetapi ilmu pengetahuan sosial diajarkan mulai dari tingkat sekolah

17

dasar. Ilmu pengetahuan sosial diharapkan akan dapat membina kesadaran dan
sikap mental bahwa untuk menjaga kelestarian kehidupan dewasa ini, bahkan
kalau bisa ilmu pengetahuan sosial ini sudah harus ditanamkan dari masa prasekolah guna menanamkan sikap mental yang positif dan penuh rasa tanggung
jawab.
Menurut Nasution Sumaatmadja (2002: 123) menyatakan bahwa IPS
adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang
pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik
maupun lingkungan sosialnya yang bahannya di ambil dari berbagai ilmu
sosial seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu
politik dan psikologi.
(http:/awaliyahhasanah.blogspot.com/2013/06/definisi-pendidikan-ipsdan-pendidikan.html.)

Sedangkan menurut winataputra (2003: 132) menyatakan bahwa pendidikan IPS
adalah suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan di sajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar
menengah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah suatu
pembelajaran yang menekankan kepada sikap sosial, nilai, moralnya dan masalah
sosialnya. Ilmu pengetahuan sosial dirancang guna menjadikan setiap individu
memiliki sikap, nilai, moral yang tinggi.
Mutu materi dan penyajian IPS, sangat ditentukan oleh kemampuan dan usaha
guru

pengajarnya

dalam

meningkatkan

kecakapan

pribadinya.

Dengan

kemampuan dan kecakapan yang terus berkembang, guru IPS tidak akan
canggung menghadapi anak didik dengan segala permasalahannya,karena

18

pengetahuannya selalu segar dan relevan dengan kondisi sosial-budaya
disekitarnya (Nursid Sumaatmadja, 1980:3).

Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai ini, baik pada pendidikan dasar
maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai
dengan jenjang pendidikan masing-masing (Nursid Sumaatmadja, 1980: 9).
Dilihat dari pembelajaran IPS terdapat 14 konsep yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi
2. Ketergantungan
3. Kesinambungan dan perubahan
4. Keragaman/kesamaan/perbedaan
5. Konflik dan konsesus
6. Pola
7. Tempat
8. Kekuasaan
9. Nilai kepercayaan
10. Keadilan dan pemerataan
11. Kelangkaan
12. Kekhususan
13. Budaya
14. Nasionalisme
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaranilmu-pengetahuan-sosial-ips/)
Dilihat dari konsep diatas bahwa pembelajarn IPS adalah suatu pembelajaran yang
mengarah kepada proses interaksi menuju kesinambungan dan perubahan setiap
individu untuk mencapai suatu rasa nasionalisme yang penuh rasa tanggung
jawab.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkannya dengan
berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut.
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan

19

berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai
permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan
IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan
memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan
dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan
sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan
sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada
upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya
sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan
masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah
sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu,
rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai
dengan kondisi dan perkembangan potensi siswaagar pembelajaran yang
dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994;
Hamid Hasan, 1996).
2.2. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Judul skripsi “Pengaruh penerapan model pembelajaran VAK (Visual,
Auditory, Kinestetik) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SDN
Tanjungrejo 2 Malang”. Peneliti adalah Reni Dwi Lestari dari program
studi pendidikan guru sekolah dasar, Jurusan Kependidikan Sekolah dasar
dan prasekolah fakultas ilmu pendidikan UM . Tahun Penelitian adalah
2011. Permasalahan yang diambil adalah Bagaimanakah hasil belajar IPA
siswa kelas IIIA pada materi benda dan sifatnya dengan menggunakan
model pembelajaran VAK di SDN Tanjungrejo 2 Malang?. Hasil
penelitian adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas IIIA sebagai kelompok
eksperimen dan siswa kelas IIIB sebagai kelompok kontrol.

20

2.3. Kerangka Pikir

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil
belajar yang dicapai. Untuk mencapai hasil belajar yang yang optimal dan
memuaskan siswa harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar
yang

berlangsung disekolah, selain itu siswa perlu mendapatkan suasana

pelajaran yang menyenangkan agar dapat meningkatkan efektifitas belajar dan
motivasi belajar siswa yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa,
hasil belajar siswa dibagi menjadi 3 ranah yaitu : ranah kognitif, ranah psikomotor
dan ranah afektif, dalam penelitian ini menggunakan ranah kognitif yang terdiri
dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal dan untuk menciptakan
suasana pelajaran yang menyenangkan guru melakukan pendekatan-pendekatan
pengajaran yang baru dan menerapkan model pembelajaran yang diharapkan
sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah.

Model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Atas dasar itulah, peneliti
mengadakan penelitian pengaruh penggunaan model pembelajaran Visual
Auditori Kinestetik (VAK) terhapad peningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPS siswa kelas VIII di SMP N 2 Pringsewu dengan metode eksperimen.
Bertindak sebagai variable adalah pengaruh penggunaan pembelajaran kontekstual
melalui model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) (selanjutnya
disebut X) dan sebagai varibel terikatnya adalah hasil belajar (disebut Y).

21

2.4. Paradigma

Pembelajaran IPS terpadu

Model pembelajaran visual auditori
kinestetik (VAK)

Hasil belajar
kognitif siswa

Keterangan :
= Garis Kegiatan
=

Garis Pengaruh

2.5. Hipotesis Penelitian
Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis adalah pernyataan tentative yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya (Nasution:2000).

Zikmund (1997:112) mendefinisikan hipotesis sebagai proposisi atau dugaan yang
belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena
tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu

22

pertanyaan riset. (Http://anjas-beeblogspot.com/2012/04/variabel-dan-hipotesispenelitian.html)

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
pertanyaan atau dugaan sementara yang belum terbukti secara tentative terhadap
suatu masalah yang kebenaran nya masih perlu diuji.
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
H0

: Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam

penggunaan model

pembelajaran visual auditori kinestetik (VAK) terhadap peningkatan
hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPSTerpadu kelas VIII
di SMP Negeri 2 Pringsewu.
H1

:

Ada

pengaruh

yang

signifikan

dalam

penggunaan

model

pembelajaran visual auditori kinestetik (VAK) terhadap peningkatan
hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas
VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu.

Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua digunakan pasangan hipotesis, sebagai
berikut :
1. Ho = Taraf signifikansi dari pengaruh penggunaan model pembelajaran
Visual Auditori Kinestetik (VAK) lemah terhadap hasil belajar kognitif pada
mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu
2. H1 = Taraf signifikansi dari pengaruh penggunaan model pembelajaran
Visual Auditori Kinestetik (VAK) kuat terhadap hasil belajar kognitif pada
mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 2 Pringsewu

23

REFRENSI

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ke-4. Bandung: Alfabeta.
hlm.7.
Rusman. 2012. Model-Model

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SDN 2 BANJAR NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 46

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG

0 7 17

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IX.3 SMP NEGERI 1 WAY BUNGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 60

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS IX.3 SMP NEGERI 1 WAY BUNGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 59

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII G DI SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 74

PENG ARUH PENGGUNAAN MODEL P EMBELAJARAN VISUAL AUDITORI K INESTETIK (VAK) TER HADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS SIS WA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 PR INGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 68

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER I MATA PELAJARAN IPS TERPADU SMP NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 45 177

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGARUH PEMAMFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH, MINAT BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KETAPANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 84